Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem endokrin, bersama dengan sistem saraf, mengoordinasi, mengatur, dan


menyesuaikan fisiologi internal sebagai respons terhadap perubahan di lingkungan
eksternal. Sistem saraf cenderung bereaksi dalam situasi ketika di perlukan respon
segera, sedangkan sistem endokrin berperan dalam memperthankan fungsi tubuh
untuk periode yang lama. Sebagai contoh, menggigil di picu oleh aktifitas
neuromuskulus untuk melawan penurunan suhu lingkungan, sedangkan banyak daur
di tubuh misalnya daur haid,hampir seluruhnya di atur oleh sistem hormon. Namun,
kedua berinteraksi satu sama lain sehingga sebagaian respons cepat memiliki
komponen hormonal. sebagai contoh, pelepasan adrenalin dan refleks, serta
pengeluaran hormon sering di atur oleh jaras neuron melalui hipotalamus.

Hormon beredar bebas dalam aliran darah, menunggu untuk dikenali oleh sel
target yang menjadi tujuan mereka. Sel target memiliki reseptor yang hanya dapat
diaktifkan dengan jenis hormon tertentu. Setelah diaktifkan, sel tahu untuk memulai
fungsi tertentu, misalnya mengaktifkan gen atau memproduksi energi kembali.
Hormon dihasilkan oleh tubuh kita. Seperti hormon insulin dan glucagon yang
dihasilkan oleh pancreas. Ada juga hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus dan
hipofisis, hormon yang menghasikan kalsium dan lain-lain. Oleh karena itu, kami
membahas sistem endokrin yang berperan di dalam tubuh agar dapat lebih
mengetahui fungsi sistem endokrin tersebut.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi permasalahan adalah


sebagai berikut :

1. Apakah definisi dari sistem endokrin?


2. Bagaimanakah hubungan antara sistem saraf dan kelenjar endokrin?
3. Bagaimanakah definisi, sifat, dan jenis hormon?
4. Bagaimanakah struktur anatomi kelenjar endokrin?
5. Bagaimanakah kerja hormon?
6. Bagaimanakah penyakit dan kelainan sistem endokrin?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi dari dari sistem endokrin.
2. Untuk mengetahui hubungan antara sistem saraf dan kelenjar endokrin.
3. Untuk mengetahui definisi, sifat, dan jenis hormon.
4. Untuk mengetahui struktur anatomi kelenjar endokrin.
5. Untuk mengetahui kerja hormon.
6. Untuk mengetahui penyakit dan kelainan sistem endokrin.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sistem Endokrin


Sistem endokrin adalah sistem yang bekerja dengan perantaraan zat-zat kimia
(hormone) yang di hasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan
kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung kedalam
darah dan cairan limpe. Hasil sekresinya beredar dalam jaringan kelenjar tanpa
melewati saluran (Dukus). Permukaan sel kelenjar menempel pada dinding setenoid /
kapiler darah. Hasil sekresi dari kelenjar endokrin di sebut hormon .
Sistem endokrin terdiri atas kelenjar-kelenjar endokrin yang bekerja sama
dengan sistem saraf yang mempunyai peranan penting dalam pengendalian kegiatan
organ-organ tubuh. Sistem endokrin terdiri dari sekelompok organ (kadang disebut
sebagai kelenjar sekresi internal), yang fungsi utamanya adalah menghasilkan dan
melepaskan hormon-hormon secara langsung ke dalam aliran darah. Hormon
berperan sebagai pembawa pesan untuk mengkoordinasikan kegiatan berbagai organ
tubuh.
Kelenjar endokrin adalah kelenjar-kelenjar yang tidak mempunyai saluran
keluar, sedang hasil sekresinya bermuara dalam darah atau cairan limfe, untuk
kemudian diangkut ke bagian tubuh yang dituju (target organ). Sel-sel kelenjar
endokrin semuanya berbatasan dengan kapiler darah.
Kelenjar endokrin merupakan kelompok sel yang terdiri atas deretan sel
berbentuk lempengan atau gumpalan yang di sokong oleh jaringan ikat harus yang
banyak mengandung pembuluh kapiler sinusoid yang berasal dari embrional. Sel
endokrin berintegrasi untuk mengatur dirinya dalam berbagai macam cara yang rumit
dengan melibatkan sistem saraf.

3
B. Hubungan antara Sistem Saraf dan Kelenjar Endokrin

Sistem endokrin bersama dengan sistem saraf mengontrol dan


mengintegrasikan fungsi tubuh. Kedua sistem ini bekerja sama untuk
mempertahankan homestasis. Secara erat kaitan kedua fungsi mereka, sehingga tidak
dapat dibedakan satu dengan yang lainnya pada karakteristik tertentu. Misalnya
kelenjar medula adrenal dan kelenjar hipofise posterior berasal dari saraf. Jika
kelenjar dirusak atau diangkat, fungsi dari kelenjar-kelenjar ini akan diambil alih
sistem saraf. Sistem saraf dan sistem endokrin ini merupakan suatu sistem yang
saling berhubungan sehingga dinamakan sistem neuroendokrin. Hormon bekerja atas
perintah dari sistem saraf dan sistem yang mengatur kerjasama antara saraf dan
hormon terdapat pada daerah hipotalamus. Daerah hipotalamus sering disebut daerah
kendali saraf endokrin (neuroendocrine control).
Walaupun peran komunikasi dan integrasi dari sistem endokrine dan saraf
sama, namun cara bekerja dari masing –masing sistem berbeda. Sistem saraf
mengirim pesan melalui serat-serat saraf dan respon saraf secara cepat dan selektif.
Juga efek saraf biasanya cepat pada suatu kejadian dan berlangsung singkat. Pada
sistem endokrin pengiriman pesan melalui hormon-hormon yang disekresikan ke
dalam darah. Efek hormon terhadap suatu peristiwa lebih lambat bila dibandingkn
dengan saraf. Tetapi mempunyai efek kegiatan yang lebih lama. Kegiatan sistem
endokrin dapat terlokalisir pada suatu daerah atau menyeluruh pada semua sel-sel
tubuh.
Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak
mempunyai saluran khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar
endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai
aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi,
osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.
Sistem endokrin hampir selalu bekerja sama dengan sistem saraf, namun cara
kerjanya dalam mengendalikan aktivitas tubuh berbeda dari sistem saraf. Ada dua

4
perbedaaan cara kerja antara kedua sistem tersebut. Kedua perbedaan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Dibandingkan dengan sistem saraf, sistem endokrin lebih banyak bekerja
melalui transmisi kimia.
2. Sistem endokrin memperhatikan waktu respons lebih lambat daripada sistem
saraf. Pada sistem saraf, potensial aksi akan bekerja sempurna hanya dalam
waktu 1-5 milidetik, tetapi kerja endokrin melalui hormon baru akan
sempurna dalam waktu yang sangat bervariasi, berkisar antara beberapa menit
hingga beberapa jam. Hormon adrenalin bekerja hanya dalam waktu singkat,
namun hormon pertumbuhan bekerja dalam waktu yang sangat lama. Di
bawah kendali sistem endokrin (menggunakan hormon pertumbuhan), proses
pertumbuhan memerlukan waktu hingga puluhan tahun untuk mencapai
tingkat pertumbuhan yang sempurna.

C. Definisi, Sifat dan Jenis Hormon


1. Definisi Hormon
Hormon adalah zat kimia yang terbentuk dalam satu organ atau bagian tubuh
dan dibawa dalam darah ke organ atau bagian di mana mereka menghasilkan efek
fungsional. Hormon membawa pesan dari kelenjar kepada sel-sel untuk
mempertahankan tingkat bahan kimia dalam aliran darah yang mencapai homeostasis.
Tergantung pada efeknya masing-masing, hormon dapat mengubah aktivitas
fungsional, dan kadang-kadang struktural satu atau beberapa organ atau jaringan.
Hormon berasal dari bahasa Yunani “hormao” yang berarti menggairahkan
atau membangkitkan. Hal ini mencerminkan peran hormon yang bertindak sebagai
katalis untuk perubahan kimia lainnya pada tingkat sel yang diperlukan untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan energi. Hormon beredar bebas dalam aliran darah,
menunggu untuk dikenali oleh sel target yang menjadi tujuan mereka. Sel target
memiliki reseptor yang hanya dapat diaktifkan dengan jenis hormon tertentu. Setelah

5
diaktifkan, sel tahu untuk memulai fungsi tertentu, misalnya mengaktifkan gen atau
memproduksi energi kembali.

2. Sifat Hormon
 Suatu hormon merupakan zat kimia yang disekresi dalam cairan tubuh oleh suatu
sel atau kelompok sel dan menimbulkan efek pengaturan fisiologis pada sel-sel
tubuh lainnya.
 Hormon terbagi menjadi dua macam yaitu hormon lokal dan hormon umum.
Menurut Isnaeni (hal. 120) menyatakan bahwa semua hormon umumnya
memperlihatkan adanya kesamaan sifat. Beberapa sofat yang umum diperlihatkan
oleh hormon ialah sebagai berikut:
 Hormon polipeptida biasanya disintesis dalam bentuk prekursor yang belum aktif
(disebut sebagai prohormon), contohnya proinsulin. Prohormon memiliki rantai
yang lebih panjang daripada bentuk aktifnya.
 Sejumlah hormon dapat berfungsi dalam konsentrasi yang sangat rendah dan
sebagian hormon berumur pendek.
 Beberapa jenis hormon (misalnya adrenalin) dapat segera bereaksi dengan sel
sasaran, sedangkan hormon yang lain (contohnya estrogen dan tiroksin) bereaksi
secara lambat. Adrenalin bereaksi dengan sel sasaran hanya dalam waktu
beberapa detik, sedangkan estrogen dan tiroksin memerlukan waktu beberapa jam
sampai beberapa hari.
 Pada sel sasaran, hormon akan berikatan dengan reseptornya.
 Hormon kadang-kadang memerlukan pembawa pesan.
Meskipun masing-masing hormon unik dalam strukrtur dan fungsi yang
dimiliki, semua hormon secara umum mempunyai karakteristik seperti dibawah ini :

a. Hormon disekresikan secara siklus dan sebagai respon terhadap tubuh dan irama
lingkungan. Misalnya, kadar dari hormon adrenocortical lebih rendah pada malam
hari dan meningkat pada pagi hari. Kemudian turun kembali pada kadar yang

6
lebbih rendah pada sore hari. Pola sekresi ini disebut pola diurnal. Kadar estrogen
meningkat dan turun selama siklus menstruasi pola ini disebut pola silkus dan
pulsatil.
b. Hormon mengontrol kecepatan aktifitas sel.
c. Hormon disekresikan dalam konsentrasi yang kecil. Bagaimanapun dalam jumlah
kecil dapat lebih besar pengaruhnya terhadap struktur dan fungsi tubuh.
d. Hormon mempengaruhi setiap sel yang memiliki receptor yang sesuai.
e. Hormon secara konstan dinon aktifkan oleh hepar dan dikeluarkan oleh ginjal.

3. Jenis Hormon

a. Kortikotropin Hipotalamus-Releasing Hormone (CRH); Hormon ini merangsang


kelenjar hipofisis dan mengeluarkan hormon adrenokortikotropik (ACTH)
dimana ACTH adalah menstimulasi sintesis dan sekresi glukokoetikoid dan
androgen pada korteks adrenal melalui pencerap ganda protein-G yang
bergantung pada mekanisme cAMP.
b. Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH); berfungsi untuk merangsang kelenjar
hipofisis mengeluarkan hormon luteinizing (LH) dan follicle-stimulating hormone
(FSH). GnRH disintesis dan dilepaskan dari neuron dalam hipotalamus.
c. Pertumbuhan Hormon-Releasing Hormone (PHRH); Pertumbuhan hormon-
releasing hormone berfungsi untuk merangsang pelepasan hormon pertumbuhan
(GH) dari (peningkatan GHRH) hipofisis. Hormon pertumbuhan (GH) adalah
hormon peptida berbasis protein. Ini merangsang pertumbuhan, reproduksi sel
dan regenerasi pada manusia dan hewan lainnya.
d. Hormon Somatostatin; Hormon somatostatin berfungsi untuk menghambat
pelepasan GH dari hipofisis. Somatostatin adalah hormon peptida yang
mengendalikan sistem endokrin dan berpengaruh terhadap transmisi sinyal saraf
dan perkembangan sel tubuh.

7
e. Gastrin; Hormon ini diproduksi di duodenum (usus 12 jari), yang befungsi untuk
sekresi asam lambung oleh sel parietal. Kelebihan gastrin dapat menyebabkan
penyakit gastrinoma yaitu tumor jinak.
f. Glukagon; Hormon ini diproduksi di pankreas dan berfungsi untuk pengambilan
glukosa, glikogenesis dan glikolisis di hati dan otot dari darah. Kelebihan insulin
dapat menyebabkan kadar gula darah sangat rendah, detak jantung tidak teratur,
berkeringat, gemetaran, mual, kelaparan berat dan kecemasan. Kadang-kadang
juga menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah). kekurangan insulin dapat
menyebabkan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang dapat
mengakibatkan penyakit diabetes mellitus.
g. Hormon Dopamin; Hormon ini diproduksi di ginjal dan hipotalamus. Hormon ini
berfungsi untuk meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah, menghambat
pelepasan prolaktin dan TRH dari hipofisis anterior. Kelebihan dopamin dapat
menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, detak jantung tidak teratur, sakit dada,
kesulitan bernapas, perubahan jumlah urin, perubahan warna kulit, sakit di kaki
dan lengan. Kekurangan hormon dopamin dapat menyebabkan tertekan, motivasi
rendah, kesulitan memberikan perhatian dan berkonsentrasi, berpikir lambat,
rendah libido dan impotensi, mudah lelah, berat badan cepat naik, dan mengalami
gangguan tidur.
h. Luteinizing Hormone (LH); Luteinizing hormone (LH) pada wanita berfungsi
uintuk merangsang produksi hormon seks (yaitu, estrogen) dalam ovarium serta
selama ovulasi. Sedangkan pada pria berfungsi untuk merangsang produksi
testosteron di testis.
i. Follicle Stimulating Hormone (FSH); Follicle stimulating hormone pada wanita
berfungsi untuk merangsang perkembangan folikel. Sedadngkan pada pria,
merangsang produksi sperma.
j. Growth Hormone (GH); Hormon pertumbuhan (GH) adalah hormon peptida yang
merangsang pertumbuhan, sel reproduksi dan regenerasi pada manusia dan hewan

8
lainnya. Hormon pertumbuhan adalah asam 191-amino rantai tunggal polipeptida
yang disintesis, disimpan, dan dikeluarkan oleh somatotroph sel dalam sayap
lateral hipofisis anterior kelenjar.
k. Adrenalin; diproduksi di medula adrenal. Hormon ini berfungsi untuk
meningkatkan pasokan oksigen dan glukosa ke otak dan otot (dengan
meningkatkan denyut jantung), meningkatkan katalisis dari glikogen dalam hati,
kerusakan lipid dalam sel lemak, serta menekan sistem kekebalan.
Kekurangan hormon adrenalin dapat menyebabkan pening, pusing, kelelahan,
penurunan berat badan. Beberapa mengalami gangguan usus, peningkatan
pigmentasi kulit, depresi, nyeri otot dan sakit pinggang akut.
l. Testosteron; diproduksi di testis dan berfungsi sebagai hormon seks pria. Hormon
ini merangsang pematangan organ-organ seks pria, skrotum, pertumbuhan
jenggot, pertumbuhan massa otot dan kekuatan, dan peningkatan kepadatan
tulang. Kelebihan hormon ini dapat menyebabkan peningkatan libido berlebihan
dan mudah marah. Kekurangan testosteron dapat menyebabkan penyakit atau
kerusakan pada hipotalamus (kelenjar di bawah otak) atau testis yang
menghambat sekresi hormon dan produksi testosteron (hipogonadisme).
Kekurangan testoreton juga dapat membuat kerutan di wajah, kehilangan otot
tubuh, pinggang menggendut, kelelahan yang kronis, penurunan libido, disfungsi
ereksi dan kesulitan mencapai orgasme ini bisa terjadi pada pria juga wanita.
m. Progesteron Hormon ini diproduksi di ovarium, kelenjar adrenal dan plasenta
(saat hamil). Hormon progesteron berfungsi menaikkan faktor pertumbuhan
epidermal, meningkatkan temperatur inti selama ovulasi, mengurangi kejang dan
rileks otot polos (memperluas saluran pernapasan dan mengatur lendir), anti-
inflamasi, mengurangi kandung empedu kegiatan, normalisasi darah dan
pembekuan pembuluh darah. Hormon progesteron juga membantu fungsi tiroid
dan pertumbuhan tulang dengan osteoblast Relsilience di tulang, gigi, gusi, sendi,
tendon, ligamen dan kulit. Penyembuhan dengan mengatur fungsi kolagen saraf

9
dan penyembuhan dengan mengatur mielin, serta mencegah kanker endometrium
dengan mengatur efek estrogen. Kekurangan progesteron bisa membuat
kecemasan, susah tidur, susah beristirahat, panik, gelisah, kekurangan cairan dan
payudara membengkak.

D. Struktur Anatomi Kelenjar Endokrin


Sistem endokrin meliputi sistem dan alat yang mengeluarkan hormon atau alat
yang merangsang keluarnya hormon yang berupa mediator kimia. Sistem endokrin
berkaitan dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh. Kedua
sistem ini bekerja sama untuk mempertahankan homeostasis. Sistem endokrin
bekerja melalui hormon, maka sistem saraf bekerja melalui neurotransmiter yang
dihasilkan oleh ujung-ujung saraf.

Kelenjar terdiri dari dua tipe yaitu endokrin dan eksokrin. Kelenjar
endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah. Kelenjar endokrin terdapat
pada pulau Langerhans, kelenjar gonad (ovarium dan testis), kelenjar adrenal,
hipofise, tiroid dan paratiroid. Sedangkan kelenjar eksokrin melepaskan sekresinya ke
dalam duktus pada permukaan tubuh seperti kulit dan organ internal (lapisan traktus
intestinal-sel APUD).

Adapun yang termasuk kelenjar endokrin yang berperan dalam system endokrin,
sebagai berikut:

- hipotalamus - pulau Langerhans


- hipofisis anterior dan posterior - anak ginjal,kortex dan medula
- tiroid - gonad (ovarium dan testis)
- paratiroid - sel APUD di lambung,usus,dan
pancreas

10
Gambar 2.1: Kelenjar-kelenjar sistem endokrin

HIPOTALAMUS
Hipotalamus terletak di batang otak (enchepalon). Hormon-hormon hipotalamus
terdiri dari :

1. ACRH : Adreno Cortico Releasing Hormon


ACIH : Adreno Cortico Inhibiting Hormon

2. TRH : Tyroid Releasing Hormon

11
TIH : Tyroid Inhibiting Hormon

3. GnRH : Gonadotropin Releasing Hormon


GnIH : Gonadotropin Inhibiting Hormon

4. PTRH : Paratyroid Releasing Hormon


PTIH : Paratyroid Inhibiting Hormon

5. PRH : Prolaktin Releasing Hormon


PIH : Prolaktin Inhibiting Hormon

6. GRH : Growth Releasing Hormon


GIH : Growth Inhibiting Hormon

7. MRH : Melanosit Releasing hormon


MIH : Melanosit Inhibiting Hormon.

Hipotalamus sebagai bagian sistem endokrin mengontrol sintesa dan sekresi hormon-
hormon hipofise.

KELENJAR HIPOFISIS

Hipofisis atau disebut juga glandula pituitaria terletak di sella Tursika,


lekukan os spenoidalis basis cranii, berbentuk oval dengan diameter kira-kira 1 cm.
Terbagi menjadi lobus anterior dan posterior. Terdiri dari adenohipofisis yang berasal
dari otak dan neurohipofisis yang berasal dari mukosa mulut atau kantong Ratke.
(Ratke adalah seorang ahli anatomi asal Jerman). Hipofise dikenal sebagai master of
gland karena kemampuan hipofise dalam mempengaruhi atau mengontrol aktivitas
kelenjar endokrin lain.

KELENJAR TIROID

Kelenjar tiroid terletak di leher bagian depan tepat di bawah kartilago krikoid,
antara fasia koli media dan fasia prevertebralis. Di dalam ruang yang sama juga

12
terletak trakea, esofagus, pembuluh darah besar dan saraf. Kelenjar tiroid melekat
pada trakea dan melingkarinya dua pertiga sampai tiga perempat lingkaran. Keempat
kelenjar paratiroid umumnya terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid.
Pada orang dewasa berat tiroid kira-kira 18 gram. Terdapat dua lobus kanan
dan kiri yang dibatasi oleh isthmus. Masing-masing lobus memiliki ketebalan 2 cm
lebar 2,5 cm dan panjang 4 cm. Terdapat folikel dan para folikuler. Mendapat
sirkulasi dari arteri tiroidea superior dan inferior dan dipersarafi oleh saraf adrenergik
dan kolinergik.

Pembuluh darah besar yang terdapat dekat kelenjar tiroid adalah arteri karotis
komunis dan arteri jugularis interna. Sedangkan saraf yang ada adalah nervus vagus
yang terletak bersama di dalam sarung tertutup di laterodorsal tiroid. Nervus rekurens
terletak di dorsal tiroid sebelum masuk laring.

Kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid utama yaitu tiroksin (T4) atau
Tetra Iodotironin. Bentuk aktif hormon ini adalah triyodotironin (T3) yang sebagian
besar berasal dari konversi hormon T4 di perifer dan sebagian kecil langsung
dibentuk oleh kelenjar tiroid. Yodida inorganik yang diserap dari saluran cerna
merupakan bahan baku hormon tiroid. Yodida inorganik mengalami oksidasi menjadi
bentuk organik dan selanjutnya menjadi bagian dari tirosin yang terdapat dalam
tiroglobulin sebagai monoyodotirosin (MIT).

Sekresi hormon tiroid dikendalikan oleh kadar hormon perangsang tiroid yaitu
Thyroid Stimulating Hormon (TSH) yang dihasilkan oleh lobus anterior kelenjar
hipofisis. Kelenjar ini secara langsung dipengaruhi dan diatur aktifitasnya oleh kadar
hormon tiroid dalam sirkulasi yang bertindak sebagai umpan balik negatif terhadap
lobus anterior hipofisis dan terhadap sekresi hormon pelepas tirotropin (Thytotropine
Releasing Hormon (TRH) dari hipotalamus.

13
Kelenjar tiroid juga mengeluarkan kalsitonin dari sel parafolikuler. Kalsitonin
adalah polipeptida yang menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat
reabsorbsi kalsium dan tulang. Fungsi hormon tiroid :

1. Mengatur laju metabolisme tubuh


2. Pertumbuhan testis,saraf ,dan tulang
3. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
4. Menambah kekuatan kontraksi otot dan irama jantung
5. Merangsang pembentukan sel darah merah
6. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan,sebagai kompensasi tubuh
terhadap kebutuhan Oksigen akibat metabolisme
7. Antagonis insulin.

KELENJAR PARATIROID

Kelenjar paratiroid tumbuh di dalam endoderm menempel pada bagian


anterior dan posterior kedua lobus kelenjar tiroid yang berjumlah 4 buah terdiri dari
chief cells dan oxyphill cells. Kelenjar paratiroid berwarna kekuningan dan
berukuran kurang lebih 3 x 3 x 2 mm dengan berat keseluruhan sampai 100 mg.

Kelenjar paratiroid mensintesa dan mengeluarkan hormon paratiroid


(Parathyroid Hormon,PTH). Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium dalam
plasma. Sintesis PTH dihambat apabila kadar kalsium rendah.PTH bekerja pada tiga
sasaran utama dalam pengendalian homeostasis kalsium,yaitu di ginjal, tulang dan
usus. Di dalam ginjal PTH meningkatkan reabsorbsi kalsium. Di tulang PTH
merangsang aktifitas osteoplastik sedangkan di usus PTH meningkatkan absorbsi
kalsium.

14
KELENJAR PANKREAS

Kelenjar pankreas terletak di retroperitoneal rongga abdomen atas dan


terbentang horizontal dari cincin duodenal ke lien. Panjangnya sekitar 10-20 cm dan
lebar 2,5-5 cm. Mendapat asupan darah dari arteri mesenterika superior dan
splenikus. Kelenjar pankreas berfungsi sebagai endokrin dan eksokrin. Sebagai organ
endokrin karena di pankreas terdapat pulau-pulau Langerhans yang terdiri dari 3 jenis
sel yaitu sel beta (B) 75 %,sel alfa (A) 20 %,dan sel delta (D) 5 %.Sekresi hormon
pankreas dihasilkan oleh pulau Langerhans. Setiap pulau Langerhans berdiameter 75-
150 mikron.

Sel alfa menghasilkan glukagon dan sel beta merupakan sumber insulin,
sedangkan sel delta mengeluarkan somatostatin, gastrin dan polipeptida pankreas.
Glukagon juga dihasilkan oleh mukosa usus menyebabkan terjadinya glikogenesis
dalam hati dan mengeluarkan glukosa ke dalam aliran darah. Fungsi insulin terutama
untuk memindahkan glukosa dan gula lain melalui membran sel ke jaringan utama
terutama sel otot, fibroblast dan jaringan lemak. Bila tidak ada glukosa maka lemak
akan digunakan untuk metabolisme sehingga akan timbul ketosis dan acidosis.

Efek anabolik dari hormon insulin adalah sebagai berikut :

- Efek pada hepar : meningkatkan sintesa dan penyimpanan glukosa,


menghambat glikogenolisis, glukoneogenesis dan ketogenesis meningkatkan
sintesa trigelicerida dari asam lemak bebas di hepar.
- Efek pada otot : meningkatkan sintesis protein, meningkatkan transfortasi
asam amino dan meningkatkan glikogenesis.
- Efek pada jaringan lemak : meningkatkan sintesa trigelicerida dari asam
lemak bebas, meningkatkan penyimpanan trigelicerida dan menurunkan
lipopisis.

15
KELENJAR ADRENAL

Kelenjar adrenal terletak di kutub atas kedua ginjal. Kelenjar suprarenal atau
kelenjar anak ginjal menempel pada ginjal. Terdiri dari dua lapis yaitu bagian korteks
dan medula. Korteks adrenal mensintesa 3 hormon,yaitu :

1. Mineralokortikoid (aldosteron)
2. Glukokortikoid
3. Androgen
Mineralokortikoid (aldosteron) berfungsi mengatur keseimbangan elektrolit
dengan meningkatkan retensi natrium dan eksresi kalium. Membantu dalam
mempertahankan tekanan darah normal dan curah jantung.

Glukokortikoid (kortisol) berfungsi dalam metabolisme glukosa


(glukosaneogenesis) yang meningkatkan kadar glukosa darah, metabolisme cairan
dan elektrolit, inflamasi dan imunitas terhadap stressor. Hormon seks (androgen dan
estrogen). Kelebihan pelepasan androgen mengakibatkan virilisme (penampilan sifat
laki-laki secara fisik dan mental pada wanita) dan kelebihan pelepasan estrogen
mengakibatkan ginekomastia dan retensi natrium dan air.

KELENJAR GONAD

Kelenjar gonad terbentuk pada minggu-minggu pertama gestasi dan tampak


jelas pada minggu pertama. Keaktifan kelenjar gonad terjadi pada masa prepubertas
dengan meningkatnya sekresi gonadotropin (FSH dan LH).

Testis terdiri dari dua buah dalam skrotum.Testis mempunyai duafungsi yaitu
sebagai organ endokrin dan reproduksi.Menghasilkan hormon testoteron dan estradiol
di bawah pengaruh LH. Efek testoteron pada fetus merangsang diferensiasi dan
perkembangan genital ke arah pria.Pada masa pubertas akan merangsang
perkembangan tanda-tanda seks sekunder seperti perkembangan bentuk

16
tubuh,distribusi rambut tubuh,pembesaran laring,penebalan pita suara,pertumbuhan
dan perkembangan alat genetalia.

Ovarium berfungsi sebagai organ endokrin dan reproduksi.Sebagai organ


endokrin ovarium menghasilkan sel telur (ovum) yang setiap bulannya pada masa
ovulasi siap dibuahi sperma.Estrogen dan progesteron akan mempengaruhi
perkembangan seks sekunder, menyiapkan endometrium untuk menerima hasil
konsepsi serta mempertahankan laktasi.

KELENJAR PINEAL

Terletak pada otak tengah (midbrain), berada diantara hemisphere cerebral


otak pada bagian posterior ventikel III. Kelenjar pineal menghasilkan suatu substansi
sekresi yang disebut melatonin. Hormon ini belum banyak diketahui fungsinya,
kemungkinan berperan dalam pengaturan waktu haid dan berperan dalam pemartagan
kelenjar kelamin.

SEL APUD

Sel endokrin saluran cerna yang mengeluarkan hormon gastrointestinal atau


gastroenteropankreas,didapatkan difus di lambung, usus dan pankreas. Sel ini
termasuk kelompok sel APUD (Amine Precursor Uptake and Decarboxylation)
seperti halnya sel C tiroid, medula anak ginjal, hipofisis, hipotalamus dan melanosit.
Sel APUD saluran cerna tidak membentuk suatu kelenjar melainkan tersebar di
lambung, usus, dan pankreas.

E. Mekanisme Kerja Hormon


Berbagai hormon berfungsi mengatur tingkat aktivitas jaringan sasaran. Untuk
memberikan fungsi pengaturan ini, mereka dapat mengubah reaksi-reaksi kimia
dalam sel, mengubah permeabilitas membran sel terhadap zat-zat khusus, atau
mengaktifkan beberapa mekanisme sel spesifik lain. Berbagai hormon melakukan

17
efek ini dalam banyak cara. Akan tetapi, mekanisme umum yang penting dengan
mana banyak hormon berfungsi adalah:
1. Pengaktifan sistem AMP siklik sel yang selanjutnya menimbulkan fungsi sel
tertentu.
2. Pengaktifan gen sel yang menyebabkan fungsi sel tertentu.

AMP Siklik (Duta Kedua)

Setiap membran sel organ sasaran berisi protein reseptor yang dapat
bersenyawa dengan hormon tertentu. Hormon bertindak sebagai duta pertama.
Kompleks hormon reseptor yang terbentuk, selanjutnya akan memicu aktivitas suatu
enzim. Enzim ini akan mengubah ATP menjadi AMP siklik yang bertindak sebagai
duta kedua atau duta intraseluler. Duta kedua bergabung dengan enzim khas untuk
menghentikan aktivitas enzim lainnya. Sebagai contoh, pada sel-sel hati dan otot,
AMP siklik dipicu oleh adrenalin menghambat enzim yang dibutuhkan untuk
pembentukan glikogen dan mengaktifkan enzim yang diperlukan untuk memecah
glikogen.

18
Pengaktifan gen

Hormon-hormon lainnya bekerja pada organ sasaran dengan cara yang


berbeda. Molekul-molekul hormon menembus membran sel dan bersenyawa dengan
molekul-molekul protein reseptor tertentu di dalam sitoplasma. Kompleks hormon
reseptor yang dibentuk memasuki nukleus dan langsung bereaksi dengan DNA,
kemudian memicu transkripsi RNA dari gen tertentu. Sel sasaran membuat protein
khas yang merespons hormon tertentu. Jenis hormon yang termasuk ke dalam
kelompok ini adalah hormon-hormon steroid.

F. Penyakit dan Kelainan sistem Endokrin


1. Penyakit Addison
Terjadi karena sekresi yang berkurang dari glukokortikoid. Hal ini dapat
terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau oleh sebab autoimun.
Gejala – gejalanya berupa :
a. Berkurangnya volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume
air dari cairan tubuh.
b. Hipoglikemia dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita
mudah menjadi shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja
misalnya flu atau kelaparan.
c. Lesu mental dan fisik.
2. Sindrom Cushing

Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan


dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat disebabkan oleh
pemerian obat – obatan kortikosteroid yang berlebihan. Gejalanya berupa :
a. Otot – otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein.
b. Osteoporosis
c. Luka yang sulit sembuh
d. Gangguan mental misalnya euphoria (terasa segan)

19
3. Sindrom Adrenogenital

Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya


akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid pada kelenjar adrenal. Akibatnya
kadar ACTH meningkat dan zona retikularis dirangsang untuk mensekresi androgen
yang menyebabkan timbulnya tanda – tanda kelainan sekunder pria pada seorang
wanita yang disebut virilisme yang timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti
pria, otot – otot tubuh seperti pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris
membesar seperti penis dan kadang – kadang kebotakan.
Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu timbulnya tanda –
tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa gejala – gejala diatas
tertutup oleh tanda – tanda kelamin sekunder normal yang disebabkan oleh
testosterone. Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari estrogen dan progesterone
timbul tanda – tanda kelamin sekunder wanita antara lain yaitu ginaekomastia
(payudara membesar seperti pada wanita).

4. Hipotiroidea

Keadaan dimana terjadi kekurangan hormone tiroid. Bila terjadi pada masa
bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi pendek
karena pertumbuhan tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental karena
sel–sel otak kurang berkembang. Anak yang keratin memiliki muka bulat, perut
buncit, leher pendek, dan lidah yang besar. Kretinisme dapat diobati dengna
pemberian hormone tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi pada orang dewasa,
hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala – gejala berupa kulit tebal, muka
bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu tubuh
rendah, lamban secara fisik atau mental.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sistem endokrin semula tampaknya sebagai sistem sederhana yang terdiri atas
kelenjar yang mengeluarkan perantara kimiawi (cemical messenger), atau hormone,
ke dalam darah tempat hormone akan diangkut ke sel sasaran spesifik di tempat jauh
dan memacu timbulnya reaksi. Namun, sekarang jelas bahwa produsi hormone
relative lebih rumit. Sebagian organ yang memiliki fungsi lain juga menghasilkan
hormone. Sebagai contoh, jantung menghasilkan peptida natriuretik atrium (atrial
natriuretic peptide, ANP), yang memengaruhi reabsorpsi natrium ginjal sehingga
memengaruhi tekanan darah. Sebagian hormone dihasilkan oleh beberapa kelenjar
berbeda, misalnya somatostatin, yang diproduksi oleh hipotalamus, pancreas, dan
usus. Walaupun trofoblas adalah tempat utama pembentukan hCG, hormone ini juga
dapat dihasilkan oleh jaringan lain, walupun dalam kosentrasi yang sangat rendah.

B. Saran

Karya ilmiah ini masih banyak kekurangannya, oleh karena itu penulis
berharap sumbangsi pemikiran atau saran dari pembaca yang dapat membangun demi
perbaikan karya ilmiah kami kedepan. Selain itu pula, diharapkan dapat menambah
khazanah keilmuan kita baik bagi diri penulis sendiri maupun bagi pembaca.

Kita adalah manusia biasa yang tidak lupuk dari kesalahan dan khilaf karena
manusia adalah tempatnya salah dan khilaf. Oleh karena itu, saran maupun kritik
yang membangun sangat kami perlukan.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://endriyanieli.blogspot.co.id/2013/09/anatomi-sistem-endokrin.html
http://www.idmedis.com/2015/08/anatomi-fisiologi-sistem-endokrine.html
Irianto Koes. 2013. Anatomi dan Fisiologi. Bandung : Alfabeta.

Irianto Koes. 2014. Anatomi dan Fisiologi. Bandung : Alfabeta.

Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

22

Anda mungkin juga menyukai