2 Dasar Hukum
Dengan alasan untuk melindungi para tenaga kerja dan pengembangan usaha demi
tercapainya tidak adanya kecelakaan dan penyakit akibat kerja maka ada beberapa landasan
yang digunakan oleh perusahaan, sebagai berikut :
A. UU No.I tahun 1970 tentang kesehatan dan keselamatan kerja
B. UU No 13 tahun 2003 pasal 86 dan 87 tentang ketenagakerjaan
C. UU No.23 tahun 1992 tentang kesehatan
D. UU No 3 tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja
E. Permenakertrans No.03/Men/1982 tentang pelayanan kesehatan kerja
F. Kepres RI No.22 tahun 1993 tentang penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja
G. Kepmenakertrans No.68 tahun 2004 tentang pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS di tempat kerja
H. Permenakertrans No.11/Men/VI/2005 tentang pencegahan penyalahgunaan
narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja
I. Permenakertrans No.01/Men/1976 tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi
dokter perusahaan
J. Permenakertrans No.01/Men/1979 tentang kewajiban pelatihan hiperkes bagi
paramedic perusahaan
K. Permenakertrans No.Per 02/Men/1980 tentang pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja dalam penyelanggaraan keselamatan kerja
L. Permenakertrans No.Per 03/Men/1983 tentang pelayanan kesehatan kerja.
M. SE.Menakertrans No.SE.01/Men/1979 tentang pengadaan kantin dan ruang makan
N. SE.Dirjen binawas No.SE.86/BW/1989 tentang perusahaan catering yang
mengelola makanan bagi tenaga kerja
O. Permenakertrans No.Per 05/MEN/VIII/2008 tentang pertolongan pertama pada
kecelakaan di tempat kerja.
2. Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja
dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri
barat dan timur.
4. Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan,
punggung, dll. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
3
Penyakit-penyakit di tempat Kerja yang Berkaitan dengan Ergonomi
Semua pekerja secara kontinyu harus mendapat supervisi medis teratur. Supervisi
medis yang biasanya dilakukan terhadap pekerja antara lain :
1. Pemeriksaan sebelum bekerja
Bertujuan untuk menyesuaikan dengan beban kerjanya.
2. Pemeriksaan berkala
Bertujuan untuk memastikan pekerja sesuai dengan pekerjaannya
danmendeteksibila ada kelainan.
3. Nasehat
Harus diberikan tentang hygiene dan kesehatan, khususnya pada wanita muda
danyang sudah berumur.
KESEHATAN KERJA
Kesehatan kerja adalah upaya penyeserasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan
lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya
sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal
(UU Kesehatan 1992 Pasal 23). Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan
yang setinggi – tingginya, baik fisik, mental dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat
yang berada di lingkungan perusahaan. Aplikasi kesehatan kerja berupa upaya promotif,
preventif, kuratif, rehabilitatif.
Promosi kesehatan merupakan ilmu pengetahuan dan seni yang membantu seseorang
untuk mengubah gaya hidup menuju kesehatan yang optimal, yaitu terjadinya keseimbangan
kesehatan fisik, emosi, spiritual dan intelektual. Tujuan promosi kesehatan di tempat kerja
adalah terciptanya perilaku dan lingkungan kerja sehat juga produktivitas yang tinggi. Tujuan
dari promosi kesehatan adalah:
● Mengembangkan perilaku kerja sehat
● Menumbuhkan lingkungan kerja sehat
● Menurunkan angka absensi sakit
● Meningkatkan produktivitas kerja
● Menurunnya biaya kesehatan
● Meningkatnya semangat kerja
Upaya preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja yang
disebabkan oleh alat/ mesin dan masyarakat yang berada di sekitar lingkungan kerja ataupun
4
penyakit menular umumnya yang bisa terjangkit pada saat melakukan pekerjaan yang
diakibatkan oleh pekerja. Upaya preventif diperlukan untuk menunjang kesehatan optimal
pekerja agar didapat kepuasan antara pihak pekerja dan perusahaan sehingga menimbulkan
keuntungan bagi kedua belah pihak.Aplikasi upaya preventif diantaranya pemakaian alat
pelindung diri dan pemberian gizi makanan bagi pekerja.
Salah satu aspek yang harus diimplementasikan dalam kesehatan kerja adalah adanya
pemeriksaan kesehatan bagi tenaga kerja, baik sejak awal sebelum bekerja, selama bekerja,
maupun sesudah bekerja. Tujuan dari pemeriksaan kesehatan ini ditujukan agar selain tenaga
kerja yang diterima di awal berada dalam kondisi kesehatan setinggi-tingginya, juga untuk
memantau status kesehatan pekerja dan juga meminimalisir dan mendeteksi dini apakah ada
penyakit akibat kerja yang ditimbulkan akibat proses produksi.
Pemeriksaan kesehatan di UD AISHA :
a. Pemeriksaan Kesehatan Awal (Pre-Employment)
UD AISHA tidak melakukan pemeriksaan kesehatan awal bagi para pekerjanya.
b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
- UD AISHA tidak melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi para pekerjanya.
- Apabila ditemukan kelainan atau gangguan kesehatan pada pekerja, pekerja berobat
ke pusat pelayanan kesehatan secara mandiri.
c. Pemeriksaan Kesehatan Khusus
UD AISHA tidak melakukan pemeriksaan kesehatan khusus.
5
Ruang P3K juga diatur standarnya, salah satunya meliputi lokasi yang harus dekat
dengan toilet/kamar mandi, jalan keluar, mudah dijangkau, dan dekat dengan tempat parker
kendaraan.
Kotak P3K juga harus memenuhi persyaratan sebagai berikut, yaitu terbuat dari bahan
yang kuat dan mudah dibawa, berwarna dasar putih dengan lambang P3K berwarna putih
dengan lambang P3K berwarna hijau dengan isi kotak sesuai dengan Permenakertrans yang
mengatur. Penempatan kotak P3K juga harus pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau
dengan diberi tanda arah yang jelas dan cukup cahaya serta mudah diangkat apabila digunakan
dan disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja yang ada, dan dalam hal tempat kerja dengan unit
kerja berjarak 500 meter atau lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak P3K
sesuai jumlah pekerja/buruh.
6
UD AISHA tidak menyediakan sarana P3K. Tidak ada kotak P3K. Tidak ada petugas
P3K. Jika terjadi kecelakaan kerja pekerja akan dibawa pemilik usaha ke sarana pelayanan
kesehatan terdekat.
Gizi kerja adalah gizi /nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerja tambahan. Gizi kerja menjadi
masalah disebabkan beberapa hal yaitu rendahnya kebiasaan makan pagi, kurangnya perhatian
pengusaha, kurangnya pengetahuan tenaga kerja tentang gizi, tidak mendapat uang makan,
serta jumlah, kapan dan apa dimakan tidak diketahui. Efek dari gizi kerja yang kurang bagi
pekerja adalah :
● Pekerja tidak bekerja dengan maksimal
● Pertahanan tubuh terhadap penyakit berkurang
● Kemampuan fisik pekerja yang berkurang
● Berat badan pekerja yang berkurang atau berlebihan
● Reaksi pekerja yang lamban dan apatis,
● Pekerja tidak teliti
● Efisiensi dan produktifitas kerja berkurang
Jenis pekerjaan dan gizi yang tidak sesuai akan menyebabkan timbulnya berbagai
penyakit seperti obesitas, penyakit jantung koroner, stroke, penyakit degenerative,
arteriosklerotik, hipertensi, kurang gizi dan mudah terserang infeksi akut seperti gangguan
saluran nafas. Ketersediaan makanan bergizi dan peran perusahaan untuk memberikan
informasi gizi makanan atau pelaksanaan pemberian gizi kerja yang optimal akan
meningkatkan kesehatan dan produktivitas yang setinggi – tingginya.
7
UD AISHA tidak menyediakan fasilitas kantin maupun ruang makan.. Menurut
keterangan, beberapa pekerja membawa bekal dari rumah atau membeli di lingkungan sekitar
perusahaan. Di lingkungan tempat usaha ada warung yang menjual makanan dan minuman.