SEKSI 210
PENUNJUKAN PRAKTISI, KAP, ATAU
JARINGAN KAP
Penerimaan Klien
SEKSI 280
OBJEKTIVITAS – SEMUA JASA
PROFESIONAL
SEKSI 150
PRINSIP PERILAKU PROFESIONAL
150.1 Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap Praktisi untuk
mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta
menghindari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini
mencakup setiap tindakan yang dapat
mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang
rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan,
yang dapat menurunkan reputasi profesi.
SEKSI 200
ANCAMAN DAN PENCEGAHAN
200.4 Contoh-contoh situasi yang dapat menimbulkan ancaman kepentingan
pribadi bagi Praktisi mencakup antara lain:
SEKSI 250
PEMASARAN JASA PROFESIONAL
250.2 Setiap Praktisi tidak boleh mendiskreditkan profesi dalam memasarkan
jasa profesionalnya. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh
melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
(a) Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang
dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah
diperoleh; atau
4. Deni Sulaiman,CPA,mendirikan perusahaan pembiayaan kecil yang khusus
melayani pembiayaan untuk para eksekutif bisinis dan perusahaan kecil.Deni
tidak menghabiskan banyak waktu mengurus bisnisnya itu karena ia
menghabiskan seluruh waktunya sebagai CPA.Tidak ada pegawai KAP Deni
yang terlibat dalam perusahaan pembiayaan kecil itu.
Hasil diskusi:
Hasil diskusi kami, menunjukkan bahwa Deni Sulaiman tidak melakukan
pelanggaran kode etik berdasarkan kode etik profesi akuntan public dan
peraturan BAPEPAM LK.
5. Erlangga, CPA, memiliki sejumlah besar saham dalam sebuah perusahaan
dana investasi, yang pada akhirnya memiliki saham pada klien audit terbesar
Erlangga. Membaca dari laporan keuangan terbaru perusahaan investasi itu,
Erlangga terkejut mengetahui sahamnya di perusahaan klien meningkat
drastis.
Hasil diskusi:
Hasil diskusi kami menunjukkan bahwa Erlangga telah melakukan pelanggran
yang terkait dengan prinsip dasar etika profesi antara lain: prinsip kerahasiaan.
Dan akan melanggar prinsip perilaku professional dalam prinsip dasar etika
profesi. Prinsip kerahasiaan karena Erlangga telah membaca laporan keuangan
perusahaan investasi tersebut dan mungkin akan mempengaruhinya untuk
menggunakannya untuk kepentingan pribadi di kemudian hari. Akan
melanggar prinsip perilaku professional karena bila Erlangga pada akhirnya
akan menggunakan informasi tersebut untuk kepentingan pribadinya untuk
mendapatkan keuntungan yang besar dengan menjual sahamnya.
Bukti:
SEKSI 140
PRINSIP KERAHASIAAN
b) Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari
hubungan profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau
pihak ketiga.
SEKSI 150
SEKSI 110
PRINSIP INTEGRITAS
110.2 Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi
lainnya yang diyakininya terdapat:
(a) Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan;
(b) Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati;
atau
(c) Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan
atas informasi yang seharusnya diungkapkan.
SEKSI 130
PRINSIP KOMPETENSI SERTA SIKAP
KECERMATAN DAN KEHATI-HATIAN
PROFESIONAL
130.1 Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
mewajibkan setiap Praktisi untuk:
(b) Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan
standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa
profesionalnya.
SEKSI 150
PRINSIP PERILAKU PROFESIONAL
150.1 Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap Praktisi untuk mematuhi
setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap
tindakan yang dapat mengakibatkan terciptanya kesimpulan yang negatif oleh
pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan mengenai semua
informasi yang relevan, yang dapat menurunkan reputasi profesi.
Kasus 3-28
A
Dilema pertama yang dialami oleh Binarti Waluyo adalah dia telah melakukan
keputusan yang salah dengan mengambil 50 sampel padahal oleh Julian
Syahrin dia hanya diminta untuk mengambil 5 hingga 10 sampel di atas Rp
20.000.000.
Fakta – fakta yang Relevan. Ada 3 hal berkesinambungan yang terjadi dalam kasus
ini, yaitu :
1. Binarti Waluyo :
2. Julian Syahrin :
4. Delancey Fabrics :
Hasil laporan audit yang akan diterima kurang baik ( melanggar prinsip
kompetensi, serta sikap kecermatan dan kehati – hatian professional ).
Terjadi ketidakcocokan antara sampel kecil (tambahan) yang ada di
perusahaan dengan hasil laporan audit karena pengambilan sampel kecil
tersebut salah.
Dapat mempengaruhi jumlah persediaan yang ada di perusahaan.
Akibatnya penyajian laba rugi Delancey Fabrics bisa salah tidak sesuai
dengan hasil audit.
Dapat mempengaruhi pembagian laba dengan para investor.
Mempengaruhi pula pada kinerja perusahaan di mata investor sehingga akan
mempengaruhi keputusan investor di luar perusahaan untuk mau berinvestasi
atau tidak.
Bekerja lembur atau lebih lama lagi secara pribadi untuk membenahi
kesalahan yang dia perbuat tanpa sepengetahuan Julian Syahrin.
Tidak menaati permintaan Julian Syahrin dia mengambil 10 sampel
terkecil yang lain, tidak berasal dari 10 sampel kecil pertama.
Melakukan sesuai yang diminta oleh Julian Syahrin dan diam saja.
Mundur dari proyek yang dilakukan di Delancey Fabrics.
Konsekuensi dari setiap alternative. Ada konsekuensi jangka pendek dan jangka
panjang yang akan di hadapi dalam kasus ini, diantaranya :
Binarti Waluyo akan terbawa pada bayang – bayang kesalahan yang dilakukan
secara terus menerus bila ia mengikuti perkataan Julian Syahrin.
Hasil kinerja Binarti Waluyo dapat terpengaruh di KAP Sulaiman, Wardoyo &
Rekan sehingga dapat mempengaruhi promosi jabatan dan bonus yang ia
peroleh.
Binarti Waluyo akan melakukan hal yang sama seperti yang diminta Julian
Syahrin kepadanya jika ia nanti mengalami kasus yang serupa.
Akan mempengaruhi kinerja Binarti Waluyo menjadi kurang cermat dan hati –
hati dalam bekerja di KAP Sulaiman, Wardoyo & Rekan.
Tindakan yang tepat :
Dalam kasus yang dialami Binarti Waluyo menurut kelompok kami dia dapat
saja menuruti permintaan seniornya Julian Syahrin karena pastinya Julian
berpengalaman sehingga mengambil keputusan seperti itu dan meskipun terjadi
kesalahan dalam pengambilan sampel kecil tersebut Binarti Waluyo diam saja. Atau
Binarti tidak mengikuti permintaan Julian Syahrin dengan menambah jam lembur
sendiri akibat kesalahan yang dia lakukan untuk memperbaiknya dan Binarti Waluyo
mengambil 10 sampel kecil yang benar.
Kasus 3 – 30
Fakta – fakta yang Relevan. Ada 4 fakta kunci terkait dengan situasi tersebut :
1. Firmansyah Daud :
2. Partner :
Jika Firman memilih untuk mengikuti permintaan klien maka ini akan
menjadi contoh yang tidak baik bagi staf lain di perusahaan karena
menjadi tidak independen.
Untuk memperoleh peningkatan jabatan, bonus, ataupun gaji mereka
dapat melakukan cara apapun walau hal tersebut membuat mereka
menjadi tidak independen atau melanggar prinsip audit dan pelaporan.
Namun jika Firman memilih untuk tidak menaati permintaan partner
staf lain di perusahaan ini bisa terancam mengalami PHK masal dan
harus bersiap – siap mencari pekerjaan lain.
Staf yang dulunya pernah bertugas di PT. Teknika Utama Sejati dan
terbukti membiarkan penggunaan metode bill and hold yang tidak
sesuai dengan aturan Bapepam – LK dapat berurusan dengan hukum
pula.
Konsekuensi dari Setiap Alternatif. Ada konsekuensi jangka panjang serta jangka
pendek yang ada di hadapi dalam kasus ini, diantaranya :
Partner dapat meminta Firmansyah Daud untuk bersikap dan bertindak sama
jika terjadi kasus yang lain ataupun kasus yang sama.
Jika Firmansyah Daud menjadi partner ataupun masih menjadi manajer seperti
sekarang dan mengalami kasus yang sama , dia dapat mempengaruhi staf lain
di perusahaan untuk melakukan hal yang sama seperti yang terjadi pada kasus
ini.
Pengangkatannya sebagai partner bisa ditunda atau bahkan dibatalkan jika dia
tidak mengikuti permintaan partnernya sekarang, karena Firman
menyebabkan klien KAP Barly & Lubis yang paling bergengsi yakni PT.
Teknika Utama Sejati memutuskan hubungan kerjanya.
Karir dan masa depan Firmansyah Daud yang pada awalnya baik bisa berubah
menjadi buruk.
KAP Barly & Lubis dapat kehilangan kepercayaan public dan sikap
indepensinya karena kasus menyetujui penggunaan metode pengakuan
pendapat tersebut telah terjadi selama 10 tahun dan bahkan KAP Barly &
Lubis bisa tutup.
Tindakan yang Tepat :
Dalam kasus yang dialami Firmansyah Daud ini menurut kelompok kami
tindakan yang tepat adalah pertama dia mengikuti permintaan partnernya untuk
menyetujui/ tidak mempermasalahkan penggunaan metode pengakuan pendapatan
bill and hold apalagi Firman juga berpendapat bahwa metode ini sesuai hingga
Bapepam – LK menyatakan tidak sesuai sehingga hubungan kerjasama dengan PT.
Teknika Utama Sejati dapat terus berlanjut dan Firmansyah Daud dapat diangkat
menjadi partner dalam satu atau dua tahun lagi. Atau Firmansyah Daud juga dapat
memilih jalan sebaliknya dia tetap menuliskan bahwa ia tidak setuju dengan
pendapat partner mengenai metode pengakuan pendapatan bill and hold dalam
laporan auditnya. Namun dengan pilihan yang kedua ini karir Firman di KAP Barly &
Lubis bisa berubah menjadi buruk, dia dapat ditunda atau bahkan dibatalan dalam
pengangkatan sebagai partner atau bahkan dia dapat mengundurkan diri dari KAP
tersebut karena kasus ini.
Daftar Pustaka
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (2011). Independensi Akuntan
yang Memberikan Jasa di Pasar Modal, Jakarta: KEMENTERIAN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN
LEMBAGA KEUANGAN.
Dewan Standar Profesional Akuntan Publik (2008). Exposure Draft Kode Etik Profesi
Akuntan Publik, Jakarta: IAPI.
Dollarbieaday (2014), Cara Menuliskan Daftar Pustaka yang Benar dan Contohnya,
[Online]. Tersedia: http://dollarbieaday.blogspot.com/2014/01/cara-menuliskan-
daftar-pustaka-yang.html [22 Februari 2014].
Elder, Randal, J., Beasley, Mark, S., Arens, Alvin, A., & Jusuf, Amir, Abadi (2008).
Jasa Audit dan Assurance: Pendekatan Terpadu (Adaptasi Indonesia), Jakarta:
Salemba Empat.
Esther, Yudi (2013), Membuat Daftar Pustaka dari Internet, [Online]. Tersedia:
http://dee-belajar.blogspot.com/2013/05/membuat-daftar-pustaka-dari-
internet.html [22 Februari 2014].