Anda di halaman 1dari 8

UPACARA PERINGATAN “HARI SANTRI NASIONAL”

HARI, TANGGAL : MINGGU, 22 OKTOBER 2017


PUKUL : 06:30 WIB S.D SELESAI
TEMPAT : HALAMAN YDU

PEMBINA UPACARA : H. MUHAMMAD SULHAN, M.Pd.

PEMBACAAN DO’A : KH. ABD. LATIF QODIM

PROTOCOLER : MISYATI NINGSIH

PEMIMPIN UPACARA : MOH. ZAINUL HASAN

PANCASILA : ABDUL AZIZ

UNDANG-UNDANG : ABD. GHANI

IKRAR SANTRI : ABDUS SYAKUR FANANI

PEM. PALING KANAN : ABDUL RAZEK

PENGIBAR BENDERA : JAMILA, MIKE, & NABILA

DRIGEN : NOOVIYATUR RIZQIYAH

MARS SANTRI : MELI KHOTIM DLL

PESERTA UPACARA : SEMUA GURU & SISWA

MI, MTs & SMK D.U.


KETENTUAN SERAGAM PESERTA UPACARA :
GURU PUTRA & SISWA : BAWAH : SARUNG
ATAS : TAKWA PUTIH
KOPIAH : PUTIH
GURU PUTRI & SISWI : BAWAH : ROK HITAM
ATAS : BAJU PUTIH
KRUDUNG : PUTIH
SUSUNAN UPACARA

UPACARA PERINGATAN “HARI SANTRI NASIONAL”

MINGGU, 22 OKTOBER 2017, SIAP DIMULAI

1. PERSIAPAN UPACARA DISIAPKAN OLEH PEMIMPIN PASUKAN MASING-MASING


2. PEMIMPIN UPACARA MEMASUKI LAPANGAN
3. PENGHORMATAN KEPADA PEMIMPIN UPACARA DIPIMPIN OLEH PEMIMPIN
PASUKAN PALING KANAN
4. PEMIMPIN UPACARA MENGAMBIL ALIH PEMIMPIN PASUKAN, DAN PASUKAN
DISIAPKAN
5. PEMBINA UPACARA MEMASUKI LAPANGAN
6. PENGHORMATAN KEPADA PEMBINA UPACARA DIPIMPIN OLEH PEMIMPIN
UPACARA
7. LAPORAN PEMIMPIN UPACARA KEPADA PEMBINA UPACARA, UPACARA SIAP
DIMULAI
8. PENGIBARAN BENDERA OLEH PETUGAS
9. PENGHORMATAN KEPADA BENDERA MERAH PUTIH DIPIMPIN OLEH PEMIMPIN
UPACARA DENGAN DIIRINGI LAGU INDONESIA RAYA
10. MENYANYIKAN MARS SANTRI
11. MENGHENINGKAN CIPTA DIPIMPIN OLEH PEMBINA UPACARA DENGAN
MEMBACA SURAT AL-FATIHAH
12. PEMBACAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 OLEH PATUGAS
13. PEMBACAAN TEKS PANCASILA OLEH PEMBINA DIIKUTI PESERTA UPACARA
14. PEMBACAAN IKRAR SANTRI DI IKUTI SEMUA PESERTA UPACARA
15. MENYANYIKAN MARS SANTRI DIIKUTI PESERTA UPACARA:
Pertama : Syubbanul Wathon, Karya: KH. Abdul Wahab Chasbullah Tahun
1934, Ijazah: KH. Maemon Zubair Tahun 2012
Kedua : Mars Hari Santri Nusantara Karya M. Ridwan Taiyeb
Ketiga : Mars Ayo Mondok, Pesantrenku Keren
16. AMANAT PEMBINA UPACARA, PASUKAN DIISTIRAHATKAN OLEH PEMIMPIN
UPACARA
17. PASUKAN DISIAPKAN OLEH PEMIMPIN UPACARA
18. PEMBACAAN DOA OLEH KH. ABD. LATIF QODIM
19. LAPORAN PEMIMPIN UPACARA KEPADA PEMBINA UPACARA, UPACARA TELAH
SELESAI
20. PENGHORMATAN KEPADA PEMBINA UPACARA, DIPIMPIN OLEH PEMIMPIN
UPACARA
21. PEMBINA UPACARA BESERTA STAF DEWAN GURU MENINGGALKAN LAPANGAN
22. PENGHORMATAN KEPADA PEMIMPIN UPACARA DIPIMPIN OLEH PEMIMPIN
PASUKAN PALING KANAN
23. PEMIMPIN UPACARA MENINGGALKAN LAPANGAN UPACARA
24. PASUKAN DAPAT DIBUBARKAN
IKRAR SANTRI

Kami Santri Negara Kesatuan Republik Indonesia berikrar:

1. Berpegang teguh pada aqidah, ajaran, nilai dan tradisi Islam


Ahlus Sunnah Wal Jama'ah.

2. Bertanah air satu tanah air Indonesia, berideologi negara satu


ideologi Pancasila, berkonstitusi satu Undang Undang Dasar
Republik Indonesia tahun 1945, berkebudayaan satu kebudayaan
Bhineka Tunggal Ika.

3. Selalu bersedia dan siap siaga, menyerahkan jiwa dan raga,


membela tanah air dan bangsa Indonesia, mempertahankan
persatuan dan kesatuan nasional serta mewujudkan perdamaian
abadi.

4. Ikut berperan aktif dalam pembangunan nasional, mewujudkan


kesejahteraan lahir dan batin, untuk seluruh rakyat Indonesia
yang berkeadilan sosial.

5. Pantang menyerah dan putus asa, serta akan berdiri di depan,


melawan semua pihak yang ideologinya bertentangan dengan
semangat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dan
Resoloesi Jihad Nahdlatoel Oelama serta merongrong Pancasila.
Amanat Ketua Umum PBNU pada Peringatan Hari Santri
Tanggal 22 Oktober 2017

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


‫الحمد هلل رب العالمين اللهم صل وسلم على سيدنا‬
‫وموالنا محمد وعلى اله وصحبه أجمعين‬

‫أما بعد‬

Hari ini tahun ketiga Keluarga Besar Nahdlatul Ulama dan seluruh rakyat Indonesia
memperingati Hari Santri. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2015
tentang Hari Santri tanggal 22 Oktober 2015 yang bertepatan dengan tanggal 9 Muharram
1437 Hijriyah merupakan bukti pengakuan negara atas jasa para ulama dan santri dalam
perjuangan merebut, mengawal, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan. Pengakuan
terhadap kiprah ulama dan santri tidak lepas dari Resolusi Jihad yang dikumandangkan
Hadlaratus Syeikh KH. Hasyim Asy’ari, Rais Akbar Nahdlatul Ulama, pada 22 Oktober
1945. Di hadapan konsul-konsul Nahdlatul Ulama seluruh Jawa-Madura, bertempat di
Kantor Hoofdbestuur Nahdlatoel Oelama di Jl. Boeboetan VI/2 Soerabaja, Fatwa Resolusi
Jihad NU digaungkan dengan pidato Hadlaratus Syeikh yang menggetarkan:

“..Berperang menolak dan melawan pendjadjah itoe fardloe ‘ain (jang haroes dikerdjakan
oleh tiap-tiap orang Islam, laki-laki, perempoean, anak-anak, bersendjata ataoe tidak) bagi
jang berada dalam djarak lingkaran 94 km dari tempat masoek dan kedoedoekan moesoeh.
Bagi orang-orang jang berada diloear djarak lingkaran tadi, kewadjiban itoe djadi fardloe
kifayah (jang tjoekoep kalaoe dikerdjakan sebagian sadja…).”

Tanpa Resolusi Jihad NU dan pidato Hadlaratus Syeikh yang menggetarkan ini, tidak akan
pernah ada peristiwa 10 November di Surabaya yang kelak diperingati sebagai Hari
Pahlawan.

Kiprah santri teruji dalam mengokohkan pilar-pilar NKRI berdasarkan Pancasila yang
bersendikan Bhinneka Tunggal Ika. Santri berdiri di garda depan membentengi NKRI dari
berbagai ancaman. Pada 1936, sebelum Indonesia merdeka, kaum santri menyatakan
Nusantara sebagai Dârus Salâm. Pernyataan ini adalah legitimasi fikih berdirinya NKRI
berdasarkan Pancasila. Tahun 1945, kaum santri setuju menghapuskan tujuh kata dalam
Piagam Jakarta demi persatuan dan kesatuan bangsa. Tahun 1953, kaum santri memberi
gelar Presiden Indonesia, Ir. Soekarno, sebagai Waliyyul Amri ad-Dlarûri bis Syaukah,
pemimpin sah yang harus ditaati dan menyebut para pemberontak DI/TII sebagai bughat
yang harus diperangi. Tahun 1965, kaum santri berdiri di garda depan menghadapi
rongrongan ideologi komunisme. Tahun 1983/1984, kaum santri memelopori penerimaan
Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan berbangsa-bernegara dan menyatakan
bahwa NKRI sudah final sebagai konsensus nasional (mu’âhadah wathaniyyah). Selepas
Reformasi, kaum santri menjadi bandul kekuataan moderat sehingga perubahan konstitusi
tidak melenceng dari khittah 1945 bahwa NKRI adalah negara-bangsa—bukan negara
agama,bukan negara suku—yang mengakui seluruh warga negara memiliki hak dan
kewajiban yang sama, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, ras, agama, dan golongan.
Kenyataan ini perlu diungkapkan untuk menginsyafkan semua pihak, termasuk kaum santri
sendiri, tentang saham mereka yang besar dalam berdiri dan tegaknya NKRI. Tanpa kiprah
kaum santri, dengan sikap-sikap sosialnya yang moderat (tawassuth), toleran (tasâmuh),
proporsional (tawâzun), lurus (i’tidâl), dan wajar (iqtishâd), NKRI belum tentu eksis sampai
sekarang. Negeri-negeri Muslim di Timur Tengah dan Afrika sekarang remuk dan porak
poranda karena ekstremisme dan ketiadaan komunitas penyangga aliran Islam wasathiyyah.

Momentum Hari Santri hari ini perlu ditransformasikan menjadi gerakan penguatan paham
kebangsaan yang bersintesis dengan keagamaan. Spirit “nasionalisme bagian dari iman”
(‫ )حب الوطن من االيمان‬perlu terus digelorakan di tengah arus ideologi fundamentalisme agama
yang mempertentangkan Islam dan nasionalisme. Islam dan ajarannya tidak bisa
dilaksanakan tanpa tanah air. Mencintai agama mustahil tanpa berpijak di atas tanah air,
karena itu Islam harus bersanding dengan paham kebangsaan. Hari Santri juga harus
digunakan sebagai revitalisasi etos moral kesederhaan, asketisme, dan spiritualisme yang
melekat sebagai karakter kaum santri. Etos ini penting di tengah merebaknya korupsi dan
narkoba yang mengancam masa depan bangsa. Korupsi dan narkoba adalah turunan dari
materialisme dan hedonisme, paham kebendaan yang mengagungkan uang dan kenikmatan
semu. Singkatnya, santri harus siap mengemban amanah, yaitu amanah kalimatul haq.
Berani mengatakan “iya” terhadap kebenaran walaupun semua orang mengatakan “tidak”
dan sanggup menyatakan “tidak” pada kebatilan walaupun semua orang mengatakan “iya”.
Itulah karakter dasar santri yang bumi, langit dan gunung tidak berani memikulnya,
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzaab ayat 72.

Hari ini santri jugahidup di tengah dunia digital yang tidak bisa dihindari. Internet adalah
bingkisan kecil dari kemajuan nalar yang menghubungkan manusia sejagat dalam dunia
maya. Ia punya aspek manfaat dan mudharat yang sama-sama besar. Internet telah
digunakan untuk menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan dakwah Islam, tetapi juga
digunakan untuk merusak harga diri dan martabat seseorang dengan fitnah dan berita hoaks.
Santri perlu ‘memperalat’ teknologi informasi sebagai media dakwah dan sarana
menyebarkan kebaikan dan kemaslahatan serta mereduksi penggunaannya yang tidak
sejalan dengan upaya untuk menjaga agama (‫)حفظ الدين والعقل‬, jiwa (‫)حفظ النفس‬, nalar ( ‫حفظ‬
‫)العقل‬, harta (‫)حفظ المال‬, keluarga (‫)حفظ النسل‬, dan martabat(‫ )حفظ العرض‬seseorang. Kaidah
fikih: al-muhâfadhah ala-l qadîmis shâlih wa-l akhdzu bi-l jadîdi-l ashlah senantiasa
relevan sebagai bekal kaum santri menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.

Selamat Hari Santri 2017. Santri kuat, NKRI hebat.

‫شكرا ودمتم في الخير والبركة والنجاح‬


‫وهللا الموفق إلى أقوم الطريق‬

‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬


Lirik Syubbanul Wathon (Cinta Tanah Air) – Yaa Lal
Wathon – Hubbul Wathon Minal Iman

Karya: KH. Abdul Wahab Chasbullah (1934)


(Ijazah KH. Maemon Zubair Tahun 2012)

‫يا َ لَ ْل َو َط ْن يا َ َل ْل َو َطن يا َ َل ْل َو َط ْن‬


Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon Ya Lal Wathon
ْ ‫ب ا ْل َو َط ْن ِمنَ اْ ِإلي َم‬
‫ان‬ ُّ ‫ُح‬
Hubbul Wathon minal Iman
‫َوالَتَك ُْن ِمنَ ا ْل ِح ْرما َ ْن‬
Wala Takun minal Hirman
‫َضوا أ َ ْه َل ا ْل َو َط ْن‬
ُ ‫اِ ْنه‬
Inhadlu Alal Wathon

‫اِندُون ْيسِيا َ بِالَدى‬


Indonesia Biladi
ُ َ‫أ َ ْنت‬
َ ‫ع ْنواَنُ ا ْلفَ َخاما‬
Anta ‘Unwanul Fakhoma
َ ‫ُك ُّل َم ْن َيأ ْ ِت ْيكَ َي ْوما‬
Kullu May Ya’tika Yauma
ِ ‫َط‬
‫امحا ً َي ْلقَ ِحما َ ًما‬
Thomihay Yalqo Himama

Pusaka Hati Wahai Tanah Airku


Cintamu dalam Imanku
Jangan Halangkan Nasibmu
Bangkitlah Hai Bangsaku

Pusaka Hati Wahai Tanah Airku


Cintamu dalam Imanku
Jangan Halangkan Nasibmu
Bangkitlah Hai Bangsaku

Indonesia Negeriku
Engkau Panji Martabatku
Siapa Datang Mengancammu
Kan Binasa di bawah durimu

Mars Hari Santri Nusantara


Mars Ayo Mondok, Pesantrenku Keren

(LirikTaiyeb
Karya M. Ridwan oleh KH Luqman Harits & Hammam
Arr & Vocal Nova DS dan Tim Fathullah HB)

Gerakan nasional Ayo Mondok


Sungguh telah nyata
Pesantrenku keren jadi semboyan kami
Kemerdekaan Indonesia
Bergembiralah dan Menjunjung tinggi ilmu akhlak karimah
bersyukurlah
Selamanya Banggalah menjadi santri nusantara

Butuh perjuangan Ooo... Ooo... Ooo...


Dengan darah dan kepedihan
Butuh pengorbanan Reff (2x):
Dengan jiwa dan raga terpenjara
Ayo Mondok… Ayo Mondok
Miliki jiwa suci mulia bahwa kami santri nusantara
Lantangkan
Jiwa kebangsaan Ayo Mondok.. Ayo Mondok
Ikhlas berkhidmah
Bhakti kami dari santri untuk negeri
Berjuang dan berkorban secara nyata
(2x)
Khidmahkan diri untuk perjuangan
Demi bangsa dan negara
Khidmahkan diri untuk perjuangan
Demi bangsa dan negara

Merdekalah Indonesia Raya!

Butuh perjuangan
Dengan darah dan kepedihan
Butuh pengorbanan
Dengan jiwa dan raga terpenjara

Demi kemerdekaan!

Miliki jiwa suci mulia


Jiwa kebangsaan
Ikhlas berkhidmah
Berjuang dan berkorban secara nyata

Khidmahkan diri untuk perjuangan


Demi bangsa dan negara
Khidmahkan diri untuk perjuangan
Demi bangsa dan negara

Jagalah dan isi kemerdekaan


Tegakkan demokrasi
Wujudkan keadilan sosial dan
Kemakmuran negeri

Khidmahkan diri untuk perjuangan


Demi bangsa dan negara
Khidmahkan diri untuk perjuangan
Demi bangsa dan negara

Semoga Allah
Membalas segala khidmah
Syuhada . . .
Kemerdekaan . .

Anda mungkin juga menyukai