Anda di halaman 1dari 9

Artikel Penelitian [TYPE THE DOCUMENT TITLE]

PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE DISKUSI DAN CERAMAH TERHADAP


PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
DI BENGKEL LAS KELURAHAN BUKIT LAMA PALEMBANG

1
Mely Sakiyah, 2*Jaji, 3Putri Widita Muharyani
1
Rumah Sakit Fatmawati Jakarta
2,3
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya
*
E-mail: jaji.unsri@gmail.com

Abstrak

Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektivitas metode diskusi dan metode ceramah terhadap
pengetahuan tentang alat pelindung diri.

Metode: Desain penelitian menggunakan quasi experimental dengan pretest posttest group designs.
Penelitian ini dilakukan pada 22 pekerja bengkel las di Kelurahan Bukit Lama Palembang. Pengambilan
sampel menggunakan total sampling. Analisis penelitian ini menggunakan uji t-test dan uji mann-whitney.

Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan ada perbedaan pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode diskusi dengan p value 0,001 dan ada perbedaan pengetahuan
responden antara sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dengan p
value 0,001. Hasil menunjukkan p value 0,349 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
metode diskusi dan metode ceramah.

Simpulan: Metode diskusi lebih efektif dalam peningkatan pengetahuan yang dilihat dari peningkatan rata-
rata skor nilai pengetahuan pekerja sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan. Diharapkan pekerja
menggunakan alat pelindung diri secara lengkap saat bekerja guna mencegah terjadinya kecelakaan saat
bekerja.

Kata Kunci: alat pelindung diri, metode diskusi, metode ceramah

Abstract

Aims: This study is carried out to know the difference of effectivenes of discussion and lecture methods on the
knowledge about PPE.

Method: This study used quasi experimental with pretest postest group designs. Samples, 22 respondents,
were obtained using total sampling technique. Data were gathered through questionnaires. Statistical tests
used were t-test and mann-whitney test.

Results: The results show that there are differences of rerspondents’ knowledge before and after health
education carried out: through lecture with p value of about 0.001 and through discussion with p value of
about 0.001. The result shows that p value is 0.349 meaning that there is no difference of increased
knowledge between discussion and lecture. However if seen from the increase of the average scores of

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 115
Artikel Penelitian [TYPE THE DOCUMENT TITLE]

workers’ knowledge before and after carrying out health education, discussion method is more effective than
lecture discussion.

Conclusion: The writer suggests workers to be fully equipped with PPE to avoid workplace injury.

Key Words: Personal Protective Equipment, Discussion Method, Lecture Method

PENDAHULUAN Angka kecelakaan kerja lima tahun terakhir


menurut PT Jamsostek cenderung naik. Pada
Keselamatan kerja bagi orang yang berada tahun 2011 terdapat 99.491 kasus kecelakaan
disekitar bengkel harus dijamin dengan aman. kerja atau rata-rata 414 kasus kecelakaan kerja
Kecelakaan kerja dapat setiap saat terjadi per hari, tahun 2010 hanya 98.711 kasus
tanpa kesengajaan dan tanpa terduga. Ada kecelakaan kerja, tahun 2009 terdapat 96.314
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk kasus, tahun 2008 terdapat 94.736 kasus, dan
meminimalkan atau menghindari tahun 2007 terdapat 83.714 kasus. Kecelakaan
kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerja sering terjadi di lokasi atau lingkungan
kecelakaan selama proses pekerjaan kerja sebanyak 65.568 kasus dari 96. 314 total
pengelasan, misalnya pengaturan tata letak kasus selama tahun 2009. Kecelakaan kerja
peralatan bengkel, pelaksanaan prosedur yang dialami tenaga kerja akibat dari kondisi
pengelasan yang benar, menghindari tindakan- berbahaya saat bekerja dan sistem
tindakan yang berbahaya, dan pemakaian 4
pengamanan yang tidak sempurna.
peralatan keselamatan kerja.1
Tujuan dari keselamatan kerja adalah untuk
Menurut International Labour Organization menjamin keselamatan pekerja baik jasmani
(ILO), Indonesia berada diurutan kedua maupun rohani, serta menjaga hasil kerja dan
kecelakaan kerja terbesar di dunia dengan budaya yang tertuju pada kesejahteraan
jumlah 65.474 orang dan sebanyak 1.451 masyarakat. Upaya dari keselamatan kerja
orang tenaga kerja yang meninggal dunia. antara lain meliputi pencegahan terhadap
Selain itu, sebanyak 5.326 pekerja cacat tetap kecelakaan atau mengurangi terjadinya
dan 58.697 pekerja sembuh tanpa cacat.2 Hasil penyakit akibat pekerjaan, mencegah
laporan PT Jamsostek pada tahun 2006 terjadinya cacat tetap, mencegah atau
menyatakan bahwa di Indonesia terdapat mengurangi kematian, dan mengamankan
kasus kecelakaan kerja sebanyak 95.624 yang material, konstruksi, pemeliharan yang
terdiri dari cacat fungsi sebanyak 4.973 semuanya itu untuk menuju pada peningkatan
kasus, cacat sebagian sebanyak 2.918 kasus, taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
cacat total sebanyak 122 kasus, jumlah Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan
kematian sebanyak 1.784 kasus dan yang kerja adalah tidak memakai alat pelindung diri
mengalami sembuh sebanyak 85.827 kasus.3 pada saat bekerja seperti penggunaan

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 116
Artikel Penelitian [TYPE THE DOCUMENT TITLE]

kacamata pengaman, sarung tangan atau Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hamzah
pelindung kepala.5 terhadap Faktor Determinan yang
Mempengaruhi Penggunaan Alat Pelindung
Alat pelindung diri harus selalu digunakan Diri (APD) pada Pekerja Las di Kecamatan
dengan menyesuaikan kondisi pekerjaan yang Kemiling menggunakan uji spearman yang
dilakukan. Tidak memakai alat pelindung diri dilakukan pada variabel pengetahuan
atau pemakaian alat pelindung diri yang didapatkan tidak terdapat hubungan antara
kurang baik berpotensi terjadinya kecelakaan tingkat pengetahuan dengan perilaku
kerja. Alat pelindung diri dapat membantu penggunaan alat pelindung diri (APD) pada
pekerja untuk mencegah kejadian yang tidak pekerja las di Kecamatan Kemiling.10
diinginkan yang dapat menimbulkan cedera
fisik, cacat seumur hidup, bahkan fatal sampai Pendidikan kesehatan memiliki beberapa
kematian serta melindungi pekerja dari kontak metode, salah satunya adalah metode
langsung dengan sumber energi diatas nilai ceramah. Metode ini sangat efektif dalam
ambang batas dari badan atau bangunan.1 peningkatan pengetahuan karena hanya
membutuhkan waktu yang singkat sehingga
Silaban menyatakan bahwa selain pengertian banyak pesan yang dapat disampaikan.9
dan pengetahuan masih terbatas, ada sebagian Metode lain yang biasa digunakan dalam
dari pekerja tidak menggunakan alat peningkatan pengetahuan adalah metode
pelindung atau mematuhi aturan yang telah diskusi kelompok. Metode ini melibatkan
ditetapkan, oleh karena itu masalah semua anggota kelompok untuk saling
keselamatan dan kesehatan kerja tidak bisa mengeluarkan pendapat sehubungan dengan
diatasi sendiri-sendiri tetapi harus dilakukan topik yang dibahas.9
secara bersama-sama yang melibatkan
berbagai pihak baik pemerintah, perusahaan Penelitian yang dilakukan oleh Setyaningrum
yang terkait, maupun tenaga kerjanya.6 terhadap Studi Komparasi Metode Ceramah
Dan Diskusi Terhadap Tingkat Pengetahuan
Penelitian yang dilakukan oleh Dasuki dalam Pencegahan Bunuh Diri Pada Warga
studi pendahuluan pada mahasiswa PPNS-ITS Padukuhan Gunung Kidul menyatakan bahwa
didapatkan 76% mahasiswa menyatakan tidak ada peningkatan pengetahuan setelah
nyaman dalam memakai APD las khususnya dilakukan pendidikan kesehatan menggunakan
face shield dan gloves, dan 73% mahasiswa metode diskusi dan ceramah. Hal ini dapat
pernah mengalami kecelakaan kerja karena dilihat dari jumlah responden sebanyak 15
tidak nyaman saat bekerja dengan memakai orang (100%) memiliki pengetahuan dalam
APD las. Jenis kecelakaan kerja pernah kategori tinggi setelah diberikan ceramah dan
dialami adalah terkena serpihan las (22%), 13 orang (87%) dalam kategori tinggi setelah
terluka kulit (20%), terpapar sinar las (13%), diberikan metode diskusi.11 Hasil wawancara
iritasi mata (13%), terpapar asap las (4%) dan yang dilakukan pada pekerja bengkel las di
lainnya (1%).7 kelurahan Bukit Lama terhadap kecelakaan

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 117
Artikel Penelitian [TYPE THE DOCUMENT TITLE]

kerja yang dialami selama bekerja dalam satu ketidaksediaannya sebagai responden yaitu
bulan terakhir didapatkan bahwa pekerja berjumlah 6 orang karena tidak memiliki
pernah mengalami kecelakaan kerja seperti waktu untuk dilakukan intervensi. Sehingga
luka gores, kejutan listrik, pusing, peneliti hanya dapat melakukan intervensi
penglihatan kabur, gangguan pendengaran, kepada 22 orang responden yang dibagi
tertusuk benda runcing, demam, dan luka menjadi dua sama rata antara kelompok
bakar. eksperimen pertama (metode diskusi) dan
kelompok eksperimen kedua (metode
Selain itu, belum pernah dilakukan pendidikan ceramah) yaitu masing-masing kelompok 11
kesehatan oleh pihak puskesmas setempat orang. Penelitian ini dilakukan di wilayah
terhadap pekerja bengkel las yang ada di Kelurahan Bukit Lama Palembang yang
kelurahan bukit lama tersebut. Pekerja dilakukan dari tanggal 26 November sampai
bengkel las hanya 7 orang dari 9 sampel studi 14 Desember 2013. Alat pengumpulan data
pendahuluan tidak mengetahui tentang yang digunakan adalah kuesioner yang
dampak bagi kesehatan jika tidak berjumlah 20 soal dalam bentuk pilihan ganda
menggunakan APD selama bekerja sedangkan yang digunakan untuk mengetahui
2 orang lagi hanya mengetahui sedikit tentang pengetahuan pekerja sebelum (pretest) dan
jenis-jenis APD seperti kacamata dan masker. setelah (posttest) dilakukan pendidikan
kesehatan baik untuk kelompok metode
METODE PENELITIAN diskusi maupun metode ceramah.

Jenis penelitian ini adalah quasi experimental Uji validitas yang dilakukan terhadap
menggunakan pendekatan pretest posttest instrumen penelitian berupa kuesioner yaitu r
group designs dimana peneliti menambahkan hitung dibandingkan dengan r tabel dengan
satu perlakuan pretest posttest yang taraf signifikan 5%, dengan r hitung > r tabel.
menekankan pada pengetahuan pekerja Uji reliabilitas ini menggunakan komputer.
tentang alat pelindung diri sebelum dan Hasil yang didapatkan adalah r hitung > r
setelah diberi intervensi. Intervensi berupa tabel dengan taraf signifikan 5% yang berarti
pendidikan kesehatan menggunakan metode item soal pengetahuan pekerja tentang alat
ceramah dan metode diskusi kelompok. pelindung diri adalah reliabel.

Populasi penelitian ini adalah pekerja bengkel Analisa data dengan menggunakan univariat
las di wilayah Kelurahan Bukit Lama dan bivariat. Sebelum dilakukan analisis data,
Palembang yang terdiri dari 7 bengkel yaitu mula-mula dilakukan uji normalitas
berjumlah 28 orang. Sampel yang digunakan menggunakan Shapiro-Wilk. Hasil yang
dalam penelitian ini adalah total sampling didapatkan adalah data berdistribusi normal
dengan syarat anggota populasi yang menolak dengan Pvalue > 0.05, sehingga dalam
dikeluarkan dari sampel. Dari 7 bengkel yang penelitian ini menggunakan uji t-test. Uji ini
akan diteliti, ada 2 bengkel yang menyatakan dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 118
Artikel Penelitian [TYPE THE DOCUMENT TITLE]

rata nilai sebelum dan sesudah pendidikan antara metode diskusi dan metode ceramah
kesehatan pada masing-masing kelompok menggunakan uji mann-whitney.
intervensi. Untuk mengetahui perbedaan

HASIL PENELITIAN

Tabel 1
Pengetahuan Pekerja Sebelum Pendidikan Kesehatan dengan Metode Diskusi Tentang Alat
Pelindung Diri di Bengkel Las Kelurahan Bukit Lama Palembang

Min-
Variabel Mean SD 95% CI
maks
Pengetahuan Sebelum
Pendidikan Kesehatan 13.18 10-17 2.442 11.54-14.82
dengan Metode Diskusi

Tabel 2
Pengetahuan Pekerja Setelah Pendidikan Kesehatan dengan Metode Diskusi Tentang
Alat Pelindung Diri di Bengkel Las Kelurahan Bukit Lama Palembang

Variabel Mean Min-maks SD 95% CI

Pengetahuan Setelah
Pendidikan Kesehatan
15.64 12-19 1.85 14.39 - 16.89
dengan Metode Diskusi

Tabel 3
Pengetahuan Pekerja Sebelum Pendidikan Kesehatan dengan Metode Ceramah Tentang
Alat Pelindung Diri di Bengkel Las Kelurahan Bukit Lama Palembang

Variabel Mean Min-Maks SD 95% CI


Pengetahuan Sebelum 2.08
Pendidikan Kesehatan 12.82 10-17 11.41 - 14.22
9
dengan Metode Ceramah

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 119
Artikel Penelitian [TYPE THE DOCUMENT TITLE]

Tabel 4
Pengetahuan Pekerja Setelah Pendidikan Kesehatan dengan Metode Ceramah Tentang
Alat Pelindung Diri di Bengkel Las Kelurahan Bukit Lama Palembang

Variabel Mean Min-Max SD 95% CI

Pengetahuan Setelah
Pendidikan Kesehatan 14.82 11-18 2.040 13.45-16.19
dengan Metode Ceramah

Tabel 5
Pengetahuan Pekerja Tentang Alat Pelindung Diri dengan Metode Diskusi

Variabel Mean SD Pvalue


Pengetahuan tentang alat pelindung
13,18 2,442
diri sebelum intervensi
Pengetahuan tentang alat pelindung
15,64 1,859 0,001
diri setelah intervensi
Selisih pengetahuan tentang alat
2,46 0,583
pelindung diri

Tabel 6
Pengetahuan Pekerja Tentang Alat Pelindung Diri dengan Metode Ceramah

Variabel Mean SD P value

Pengetahuan tentang alat pelindung


12,82 2,089
diri sebelum intervensi
Pengetahuan tentang alat pelindung
14,82 2,040 0,001
diri setelah intervensi
Selisih pengetahuan tentang alat
2 0,049
pelindung diri

Tabel 7
Peningkatan Rata-Rata Nilai Pretest dan Posttest Metode Diskusi dan Metode Ceramah

Nilai Rata-rata P
Metode
pre post peningkatan value

Diskusi 13,18 15,64 2.46 0.349


Ceramah 12,82 14,82 2

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 120
Artikel Penelitian [TYPE THE DOCUMENT TITLE]

PEMBAHASAN Metode ceramah merupakan salah satu


metode dalam pendidikan kesehatan yang
a. Pengetahuan Pekerja Sebelum dan dilakukan dengan memberikan informasi
Sesudah dengan Metode Diskusi satu arah. Pada metode ini penceramah
Tentang Alat Pelindung Diri lebih banyak memegang peran untuk
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata skor menyampaikan dan menjelaskan materi
nilai pengetahuan pekerja tentang alat penyuluhannya dengan sedikit memberikan
pelindung diri sebelum dilakukan kesempatan kepada sasaran untuk
9
pendidikan kesehatan dengan metode menyampaikan tanggapannya.
diskusi adalah 13,18 dan setelah dilakukan
pendidikan kesehatan dengan metode c. Perbedaan Nilai Rata-Rata Metode
diskusi adalah 15,64. Hasil uji t-test Diskusi dan Metode Ceramah Terhadap
menunjukkan nilai Pvalue=0,001 yang Pengetahuan Pekerja Tentang Alat
berarti ada perbedaan yang signifikan Pelindung Diri (APD)
sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan Berdasarkan hasil uji mann-whitney u
pengetahuan pekerja tentang alat pelindung perbedaan metode diskusi dan metode
diri dengan metode diskusi. Metode diskusi ceramah terhadap pengetahuan pekerja
merupakan salah satu metode pendidikan tentang alat pelindung diri didapatkan nilai
kesehatan yang di dalamnya memberikan Pvalue=0,349 yang berarti tidak ada
informasi tidak searah saja, melainkan dua perbedaan yang bermakna antara metode
arah karena peserta saling bertukar diskusi dan metode ceramah. Dari hasil
informasi dan pendapat satu sama lain analisis didapatkan selisih nilai rata-rata
sehingga informasi yang didapatkan lebih pretest dan posttest metode diskusi adalah
banyak.9 2,46 dan selisih nilai rata-rata pretest dan
posttest metode ceramah adalah 2. Dilihat
b. Pengetahuan Pekerja Sebelum dan dari peningkatan nilai rata-rata kedua
Sesudah dengan Metode Ceramah metode tersebut, maka dapat disimpulkan
Tentang Alat Pelindung Diri bahwa metode diskusi lebih efektif
Berdasarkan hasil penelitian rata-rata skor dibandingkan metode ceramah dikarenakan
nilai pengetahuan pekerja tentang alat metode diskusi dapat meningkatkan
pelindung diri sebelum dilakukan partisipasi peserta sehingga akan terjadi
pendidikan kesehatan dengan metode pertukaran informasi dan informasi yang
ceramah adalah 12,82 dan setelah didapatkan akan lebih banyak.
dilakukan pendidikan kesehatan dengan
metode ceramah adalah 14,82. Dari hasil Metode diskusi dan metode ceramah
uji t-test menunjukkan nilai Pvalue=0,001 merupakan metode yang dapat digunakan
yang berarti ada perbedaan yang signifikan dalam pendidikan kesehatan untuk
sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan mengukur pengetahuan seseorang. Metode
pengetahuan pekerja tentang alat pelindung diskusi dan metode ceramah akan efektif
diri dengan metode ceramah. dalam meningkatkan pengetahuan jika cara

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 121
Artikel Penelitian [TYPE THE DOCUMENT TITLE]

penyampaian dilakukan dengan benar. skor nilai pengetahuan pekerja sebelum dan
Perbedaan kedua metode ini dilihat dari sesudah pendidikan kesehatan, metode
cara penyampaian informasi, namun diskusi lebih efektif dalam peningkatan
keduanya sama-sama memiliki kelebihan pengetahuan dibandingkan dengan metode
yang dapat menambah pengetahuan ceramah.
seseorang.8
REFERENSI
Dilihat dari cara penyampaian informasi,
metode diskusi lebih mengembangkan 1. Daryanto. Teknik Las. Bandung: Alfabeta;
2012.
kemampuan berpikir masing-masing
2. Wibowo A. Faktor – Faktor yang
peserta dalam mengungkapkan pendapat Berhubungan Dengan Perilaku
yang dapat memicu adanya interaksi dan Penggunaan Alat Pelindung Diri di Areal
timbal balik informasi dari tiap-tiap peserta Pertambangan pt. Antam Tbkunit Bisnis
sehingga informasi yang diperoleh Pertambangan Emas Pongkorkabupaten
beragam dan semakin banyak yang dapat Bogor [internet]. 2010. [Diakses tanggal 7
menambah pengetahuan peserta. April 2013]. Dari:
perpus.fkik.uinjkt.ac.id/file_digital/Arianto
Sedangkan metode ceramah lebih banyak
%20Wibowo.pdf.
3. Depnakertrans RI. Kecelakaan kerja dan
yang memegang peranan adalah si peneliti faktor-faktor yang berhubungan di
karena komunikasi yang terjadi hanya satu Indonesia. Majalah keselamatan kerja dan
arah. Peserta lebih dituntut untuk hiperkes. 2007; Vol 40 (3): 31-45.
mendengarkan dan hanya diberikan sedikit 4. Jamsostek. 2010. [Diakses tanggal 7 Maret
kesempatan untuk bertanya jika ada yang 2013]. Dari: http://www.jamsostek.co.id
5. Daryanto. Keselamatan Kerja Peralatan
tidak dimengerti sehingga informasi yang
Bengkel Dan Perawatan Mesin. Bandung:
diperoleh juga tidak terlalu luas.9 Alfabeta. 2010.
6. Isnaini, Yesi H, Widia L. Efektifitas
SIMPULAN Pendidikan Kesehatan Pada Pekerja
Terhadap Pengetahuan Kesehatan dan
1. Rata-rata skor nilai pengetahuan pekerja Keselamatan Kerja [internet]. 2012.
[Diakses tanggal 14 April 2013]. Dari:
sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan
https://repository.unri.ac.id/.../ABSTRAK%
dengan metode diskusi adalah 13,18 dan 20PDF %20isnaini% 202.pdf.
15,64. 7. Dasuki. Evaluasi Perbaikan Rancangan
2. Rata-rata skor nilai pengetahuan pekerja APD Las (face Shield & gloves) Berbasis
sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan Studi Anthropometri dan Analisis
dengan metode ceramah adalah 12,82 dan Kelayakan Dengan Metode Benefit Cost
14,82. Ratio [internet]. 2010. Diakses tanggal 4
Mei 2013, dari: digilib.its.ac.id
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan
8. Notoatmodjo. Kesehatan MasyarakatIlmu
antara metode diskusi dan metode ceramah. dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
Namun dilihat dari peningkatan rata-rata 9. Notoadmodjo S. Promosi Kesehatan Teori

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 122
Artikel Penelitian [TYPE THE DOCUMENT TITLE]

Dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta; 2010. 11.Setyaningrum Y. 2012. Studi Komparasi
10. Hamzah RA, Fitria S. Faktor-Faktor Metode Ceramah Dengan Diskusi
Determinan yang Mempengaruhi Terhadap Tingkat Pengetahuan
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) Pencegahan Bunuh Diri Warga Padukuhan
pada Pekerja Las di Kecamatan Kemiling. Karang Duwet I Desa Karangrejek
Jurnal Kesehatan Universitas Lampung. Wonosari Gunung Kidul [internet]. 2012.
2013; Vol 2 (3): 65-66. Diakses tanggal 3 Oktober 2013, dari:
share.pdfonline.

Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 2 - Nomor 2, Juli 2015, ISSN No 2355 5459 123

Anda mungkin juga menyukai