Laporan praktikum Operasi Teknik Kimia ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Assisten, Praktikan,
Surya Ningrum
NPM. 13.4210.1549
INTISARI
1.2. Tujuan
Untuk memisahkan komponen dari suatu campuran zat cair atau larutan
yang mempunyai titik didih yang berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses pemisahan komponen dari suatu campuran zat cair atau larutan
yang mempunyai titik didih yang berbeda dapat dilakukan dengan cara destilasi,
yaitu dengan memanaskan larutan tersebut pada suhu didih salah satu
komponennya. Dalam operasi ini terdapat dua fasa uap dan fasa cair yang selalu
berada pada kesetimbangan. Pada keadaan ini secara simultan terjadi perpindahan
massa dari cairan ke uap dengan jalan kondensasi atau pengembunan. Pada proses
destilasi disamping terjadi perpindahan massa juga terjadi perpindahan panas.
Oleh karena itu dalam proses destilasi sebaiknya perpindahan panas dan massa
ditinjau secara bersama – sama.
Untuk mempelajari proses destilasi lebih jauh dibutuhkan data – data
hubungan antara komposisi dan enthalpy dalam keseimbangan antara fasa uap dan
fasa cair yang dapat diperoleh dari percobaan atau dari buku literature. Dalam
operasinya proses destilasi dilakukan di dalam suatu alat kontak fasa antara uap
dengan cairannya. Alat kontak fasa ini dapat berupa suatu pelat atau berupa bahan
isian. Untuk memperoleh hasil sesuai dengan keinginan diperlukan tidak hanya
sebuah alat kontak saja, karena secara teoritis pada satu alat kontak hanya terjadi
satu langkah perubahan komposisi bila menggunakan alat kontak berupa pelat.
Bila menggunakan bahan isian maka perubahan komposisi terjadi sepanjang
tinggi bahan isian. Penyusunan kontak secara berurutan akan terjadi kontak fasa
yang berulang – ulang untuk mencapai suatu kesempurnaan pemisahan. Beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap kesempurnaan pemisahan komponen –
komponen dalam campuran ialah (Sutomo, 1981) :
1. Sifat penguapan komponen yang ada dalam campuran.
2. Jumlah cairan yang dikembalikan ke dalam menara refluks dan perbandingan
refluks dan cairan yang diambil.
3. Panjang lintasan kontak fasa antara uap dan cairan dalam menara.
4. Kesempurnaan kotak fasa antara uap dan cairan dalam menara.
Khusus pada menara isian, syarat yang harus dipenuhi oleh bahan isian
agar proses pemisahan dapat berjalan dengan baik ialah :
1. Penurunan tekanan melalui bahan isian kecil (Peter, 1981)
2. Luas permukaan bidang basah (bidang aktif) bahan isian tiap satuan volume
bahan isian cukup besar (Peter, 1981)
3. Susunan bahan isian dalam kolom cukup memberikan rongga kosong sehingga
aliran fluida lebih mudah.
4. Bahan isian ringan atau “bulk density” rendah
5. Tahan terhadap suhu, tidak mudah berkarat, tidak mudah pecah, harganya
murah dan mudah diperoleh (Peter, 1981)
Pada sistem yang mendekati kondisi ideal (tekanan operasi rendah
mendekati tekanan atmosfer) berlaku :
Hukum Roult : Pi = Piº . Xi (1)
Hukum Dalton : Pi = Pt . Yi (2)
Dengan :
Pi : tekanan parsial komponen i
Piº : tekanan uap (murni) komponen i
Pt : tekanan total
Xi : fraksi komponen i dalam fasa cairan
Yi : fraksi komponen i dalam fasa uap
Dari persamaan (1) dan (2) didapat :
Piº . Xi = Pt . Yi
Pi
Yi = .Xi (3)
Pt
Untuk campuran biner (2 komponen A dan B) :
PA0 . X A
YA = (4)
Pt
PB0 . X B
YB = (5)
Pt
Persamaan (4) dibagi persamaan (5) diperoleh :
Y A PA0 . X A
(6)
YB PB0 . X B
YA XA
(7)
1 YA 1 X A
PA0
Dengan α : volatilitas relatif 0 Persamaan (7) disederhanakan menjadi :
PB
.X A
YA = (8)
1 ( 1) X A
Untuk mengetahui tekanan uap murni suatu zat (cairan) dapat dihitung dengan
persamaan Antonie (cara pendekatan) :
B
Log Pº = A - (9)
C t
Sedangkan harga α untuk mudahnya menggunakan harga α rata – rata (αav) :
αav = D . B (10)
Dengan αD dan αB adalah volatilitas relative hasil atas dan hasil bawah.
Untuk menghitung jumlah “stage” yang dibutuhkan dalam proses
pemisahan pada destilasi dapat dilakukan dengan cara grafis dan cara analisis.
Dalam percobaan ini dilakukan perhitungan dengan metode Mc Cabe-Thiele dan
metode Fenske.
1. Metode Fenske
Metode ini berlaku bila destilasi mempergunakan kondisi refluks total.
Berlaku persamaan (7) pada “stage” ke – N
YN .X N
(11)
1 YN 1 X N
Bila persamaan tersebut diturunkan sampai pada stage ke-1 (puncak kolom)
didapat :
XD XR
N AV (12)
1 X D 1 X R
X D 1 X R
log
1 X D XR
N = (13)
log V
Karena menggunakan refluks total maka harga N ini merupakan harga N
minimum (Foust, 1980)
2. Metode Mc Cabe – Thiele
Agar metode Mc Cabe-Thiele dapat diterapkan untuk menghitung jumlah
“stage”, harus dipenuhi syarat – syarat sebagai berikut :
a. Sistem campuran yang akan didestilasi mempunyai kurva uap jenuh dan
kurva cair jenuh yang bila dilukiskan dalam diagram entalphi – komposisi
berupa garis lurus dan keduanya sejajar. Keadaan semacam ini diperoleh
pada beberapa system campuran bila dipergunakan satuan kecepatan aliran
mol/waktu, komposisi dalam satuan fraksi mol dan enthalpy molar.
b. Jika persyaratan (a) dapat dipenuhi maka perbandingan jumlah cairan masuk
dan uap keluar dalam satu “stage” seimbang bernilai tetap. Keadaan
semacam ini dikenal sebagai “constant molal over flow on vaporization”.
Untuk memenuhi syarat ini ada dua asumsi yaitu :
− Kedua komponen (campuran biner) harus mempunyai panas
pencampuran molar yang identik.
− Semua efek panas, yaitu panas pencampuran dan kebocoran panas
dianggap sama dengan nol.
Dari asumsi ini maka setiap mol uap yang terbentuk berasal dari setiap mol
uap yang mengembun dalam satu “stage” sehingga tidak ada massa atau energi
yang ditambahkan atau dikeluarkan maka nilai L (cairan) dan V (uap) akan tetap.
Dari asumsi tersebut maka dapat dibuat persamaan – persamaan yang dipakai
untuk menghitung jumlah stage.
1. Metode Fenske
Untuk harga α∆V yang relative konstan dan refluks total yang terjadi selama
proses maka persamaan (13) dapat secara langsung dipakai untuk menghitung
jumlah stage teoritis yang dibutuhkan.
2. Metode Mc Cabe-Thiele
Kita tinjau pada kondisi atas dan bawah menara.
Seksi atas : Neraca massa total V = L+D
Karena D = 0 maka V = L (14)
Neraca massa komponen YNV = L . XN+1 + D XD
Karena D = 0 maka YN V = L XN+1 (15)
Substitusi persamaan (15) dalam persamaan (14) didapat :
YN = YN+1 (16)
Bila persamaan (16) ini digambarkan dalam grafik komposisi cairan (X) uap (Y)
maka garis operasi atas akan berupa garis lurus yang berhimpit dengan garis Y=X.
Seksi bawah : V = L - B
Karena B = 0 maka V = L (17)
Neraca massa komponen Ym+1 V = Xm L - B XB
Karena B = 0 maka Ym+1V = Xm L (18)
Substitusi persamaan (18) dalam persamaan (17) didapat :
Ym+1 = Xm (19)
Bila persamaan (19) ini digambarkan dalam grafik cairan (X) – uap (Y), maka
garis operasi bawah juga berupa garis lurus dari garis Y=X.
Selanjutnya untuk menghitung harga HETP (“Height Equivalent to
Theoritiaul Plate”) suatu menara yang memiliki tinggi Z cm dapat dipergunakan
persamaan :
tinggikolompemisah
HETP =
jumlah" stage" teoritisdarikolom
Z
=
N 1
Dengan prinsip yang sama, maka metode Mc Cabe-Thiele dan metode
Fenske dapat dipakai untuk menentukan jumlah stage teoritis yang dibutuhkan
dalam percobaan ini. Beberapa asumsi yang diambil yang disesuaikan dengan
kondisi percobaan adalah :
1) Sistem yang ditinjau sangat sederhana sehingga neraca panas yang terjadi pada
proses yang terjadi hanya transfer massa saja.
2) Terjadi refluks total yaitu : seluruh uap yang terjadi pada bagian atas diubah
seluruhnya menjadi cairan dan tidak ada hasil atas yang diambil sehingga L/V
= 1. Pada bagian bawah diuapkan sebagian cairan tanpa ada pengambilan hasil
sehingga L/V = 1.
3) Panas laten penguapan ( ) campuran dalam menara mendekati nilai tetap,
sehingga harga L dan V dapat dianggap konstan.
4) Tidak ada efek panas yang mempengaruhi nilai L dan V di sepanjang menara.
BAB III
PERCOBAAN
YA
av
x
1 ( av
1).x
1,9112 x
Y
1 (1,9112 1) x
1,9112 x
=
1 0,9112 x
▪ Daftar II :
Hubungan fraksi mol pada fasa cair (x) dan fasa uap (Y).
No X Y
1 0 0
2 0,1 0,18
3 0,2 0,32
4 0,3 0,45
5 0,4 0,56
6 0,5 0,66
7 0,6 0,74
8 0,7 0,82
9 0,8 0,88
10 0,9 0,95
11 1,0 1,0
▪ Daftar III :
Jumlah plate teoritis dan harga HETP hasil perhitungan dengan metode
Fenske dan metode Mc. Cabe – Thiele.
Metode Jumlah plate HETP (cm)
Fenske 5 10
Mc. Cabe – Thiele (dari percobaan) 5 10
Mc. Cabe – Thiele (dari literatur) 2 40
4.2 PEMBAHASAN
Dari hasil percobaan yang dilakukan menghasilkan jumlah stage yang
berbeda dengan literatur. Hal ini disebabkan karena dalam pengambilan
destilat untuk dianalisa kemungkinan terjadi penyimpangan dari kondisi
refluks total, yang berarti tidak sempurnanya refluks total dan adanya
kandungan etanol dalam larutan, sehingga kesetimbangan antara yang satu
dengan yang lain tidak sama.
Refluks yang digunakan adalah refluks total, dan jumlah massa etanol
dan air konstan, yang berarti secara teoritis bagian atas dan bawah menara
pada stage seimbang mempunyai suhu yang sama. Tetapi hal ini akan berbeda
dengan percobaan, dan suhu bawah lebih besar dari suhu atas menara,
disebabkan karena pengambilan destilat yang akan dianalisa. Hal ini akan
mengurangi kondisi etanol dalam residu (bagian bawah menara) akan naik.
Bila pengambilan destilat dilanjutkan maka suatu titik didih residu akan naik.
Karena proses yang dilakukan selama percobaan adalah secara
destilasi, maka tidak akan tercapai titik azeotrop, dimana pada keadaan
setimbang fasa cair sama dengan fasa uapnya.
BAB V
KESIMPULAN
Brown G.G “Unit Operation” Modern Asia Edition, 1978. John Willey and Sons
Inc. New York.
Fuoust A.S,Weneal L.A, Means L and Anderson L.B “Principles of unit
Operation” 1980, John Willey and Sons Inc. New York.
Mc. Cabe W.L ang Smith I.C, “Unit Operation Of Chemical Engineering” 5th
edition 1993, Mc. Graw Hill Kogakusha,Tokyo.
Perry R.H, Green D.W and Maloney L.D, Perry’s Chemical Engineering Hand
Book”, 6th edition 1994. Mc. Graw Hill Book Company New York.
LAMPIRAN
c. Kadar Destilat
Densitas destilat = 0,81442 gr/ ml
Dari perry, tabel 3-111 didapat :
Kadar (%) Densitas (gr/ ml)
91,3 0,81448
X 0,81442
91,4 0,81421
d. Kadar Residu
Densitas residu = 0,95699 gr/ ml
Dari Perry, tabel 3-112 didapat :
Kadar (%) Densitas (gr/ ml)
36,5 0,95700
X 0,95699
36,6 0,95685
(ii) Tekanan uap air murni (PB0), dari Perry tabel 3-7
Suhu (ºC) Tekanan (mmHg)
83 400
79,83 X
66,5 200
(ii) Tekanan uap air murni (PB0), dari Perry tabel 3-7
Pada T = 85ºC
Suhu (ºC) Tekanan (mmHg)
83 400
85 X
100 760
= (1,5792)(2,313)
= 1,9112
0,805 1 0,184
log
1 0,805 0,184
=
log 1,9112
1,263
= 4,4899 5
0,2813
Z 40
HETP = 10 cm
(N 1) (5 1)