Anda di halaman 1dari 1

Palang Merah Indonesia (PMI) adalah sebuah organisasi sosial yang bergerak di bidang pelayanan

kesehatan. PMI mendapat mandat dari pemerintah untuk mengadakan upaya kesehatan tranfusi darah
melalui PP No 18 Tahun 1980 tentang tranfusi darah. Sebagai pelaksana maka dibentuklah unit donor
darah (UDD) di setiap PMI tingkat cabang. UDD bertanggungjawab atas ketersediaan stok darah di setiap
daerah untuk mencukupi kebutuhan darah di daerah tersebut.

Penelitian ini berfokus pada strategi komunikasi pemasaran sosial yang digunakan PMI Kabupaten
Banyumas dalam menarik masyarakat agar melakukan donor darah guna mencukupi kebutuhan darah di
Banyumas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif dimana data
didapatkan melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik pemilihan informan yang
digunakan adalah purposive sampling. Untuk validasi data, peneliti menggunakan teknik triangulasi data.

Dalam penelitian ini dihasilkan kesimpulan bahwa terdapat faktor internal yang mempengaruhi
organisasi berupa kekuatan dan kelemahan. Kekuatan yang dimiliki oleh PMI Kabupaten Banyumas
berupa sejarah dan nama besar PMI, jaringan PMI di tiap kabupaten dan staf yang terdidik dan terlatih.
Selain memiliki kekuatan, PMI juga memiliki kelemahan yang dapat menghambat kinerja berupa
lemahnya koordinasi antar seksi dan kurangnya staf yang dimiliki. Selain faktor internal, faktor eksternal
yang berupa peluang dan ancaman juga mempengaruhi kondisi organisasi. Peluang yang dimiliki yaitu
banyaknya lembaga pendidikan di Purwokerto, adanya kepercayaan dari masyarakat dan adanya
kerjasama yang aktif dengan institusi lain. Ancaman yang dapat menjadi masalah bagi eksistensi PMI
adalah adanya unit tranfusi darah rumah sakit.

Berdasarkan analisis SWOT yang telah dijabarkan, maka dihasilkan strategi komunikasi pemasaran sosial
yang dapat digunakan PMI Kabupaten Banyumas dalam memenuhi kebutuhan darah di Banyumas yaitu
meningkatkan promosi donor darah dengan memanfaatkan kerja sama yang ada, membuat program
yang menarik, merekrut tenaga penyuluh dari korps suka rela (KSR) serta selalu menjaga hubungan baik
dengan KDDS maupun pendonor perorangan.

Anda mungkin juga menyukai