Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

BANCHMARKING KE BESTPRACTICE
KELOMPOK : KELOMPOK III

SKPD YANG DIKUNJUNG : BADAN PELAYANAN PERIZINAN


TERPADU DAN PENANAMAN MODAL
KOTA SALATIGA.

NAMA ANGGOTA KELOMPOK


1. ANANG PERDHANA PUTRA, S.STP
2. H. GETRI ARDENIS S.Ag, MA
3. GUSWARDI, SH, MM
4. YURNAWATI, SH
5. LOLI ENNY, S.Pt, M.Si
6. Dr. PINTAR MANIHURUK
7. Drs. DIRJON HUTASOIT
8. ROSDIANA BERUTU, SS
9. INDRIANASARI, SE
10. NIVO RIANTO, S.Pt, M.Si
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT III ANGKATAN 2
PUSDIKLAT KEMENDAGRI REGIONAL BUKITTINGGI
2015

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 12
Tahun 2013 tentang Pedoman penyelenggaraan diklat pim Tk.III, bahwa
salah satu mata diklat dari agenda tahap III Merancang perubahan dan
membangun tim salah satunya adalah benchmarking ke best practice.
Dalam rangka mengembangkan kompetensi kepemimpinan taktikal pada
pejabat struktural eselon III yang akan berperan dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi kepemerintahan di Instansi masing-masing. Untuk mencapai
tujuan tersebut maka kompetensi yang dibangun pada Diklat
Kepemimpinan tingkat III adalah kompetensi kepemimpinan taktikal yaitu
kemampuan menjabarkan Visi dan Misi instansi kedalam program instansi
dan memimpin keberhasilan pelaksanaan program tersebut yang
diindikasikan dengan kemampuan:

1. Mengembangkan karakter dan sikap perilaku integritas sesuai dengan


peraturan perundang undangan dan kemampuan menjunjung tinggi
etika, taat pada nilai-nilai, norma, moralitas dan bertanggung jawab
dalam memimpin unit instansinya.
2. Menjabarkan visi dan misi instansinya kedalam program-program
instansi.
3. Melakukan kalaborasi secara internal dan eksternal dalam mengelola
program-program instansi kearah efektifitas dan efisiensi pelaksanaan
program.
4. Melakukan Inovasi sesuai bidang tugasnya guna mewujudkan program
program instansi yang lebih efektif dan efisien.
5. Mengoptimalkan seluruh potensi sumber daya internal dan eksternal
organisasi dalam implementasi program unit instansinya.

Salah satu cara untuk mencapai tujuan diatas, maka diadakanlah mata
diklat Pim tingkat III merancang perubahan dan membangun tim, salah
satunya adalah Benchmarking ke best Practice yaitu dengan membekali
peserta diklat dengan kemampuan mangadopsi dan mengadaptasi
keunggulan organisasi daerah lain yang memiliki best practice dalam
pengelolaan kegiatan.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan benchmarking adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kunci suskes dari organisasi pesaing
2. Mengadopsi dan mengadaptasi keunggulan organisasi yang memiliki
best practice dalam pengelolaan kegiatan.
3. Sebagai media dalam sharing komunikasi tentang pelaksanaan
pemerintahan dan pelayanan publik yang efektif
BAB II
DESKRIPSI

2.1 Gambaran Umum Best Practice

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT dan


PM) Kota Salatiga dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Salatiga
Nomor 9 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah
Kota Salatiga Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu dan Satuan
Polisi Pamong Praja Kota Salatiga.

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPT dan


PM) sebagai Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
melaksanakan kegiatan penyelenggaraan perizinan yang proses
pengelolaannya mulai dari tahap permohonan sampai tahap terbitnya
dokumen dilakukan secara terpadu dalam satu tempat sedangkan kegiatan
penyelenggaraan pelayanan perizinan bidang penanaman modal yang
pengelolaannya terintegrasi dengan BKPM dan PDPPM menggunakan
SPIPISE.

Oleh karena itu selain berdasarkan pada Peraturan Daerah tersebut diatas,
dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan berdasarkan pada Peraturan
Walikota Salatiga Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pelimpahan Sebagian
Kewenangan Pengelolaan Perizinan Secara Terpadu Satu Pintu serta
Peraturan Walikota Salatiga Nomor 26 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu di Bidang
Penanaman Modal.

Dasar hukum Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal


Kota Salatiga adalah sebagai berikut :

1. Kelembagaan
Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 9 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 11
Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Dan Satuan Polisi
Pamong Praja Kota Salatiga.
2. Tugas Pokok dan Fungsi
Peraturan Walikota Salatiga Nomor 55 Tahun 2011 tentang Tugas
Pokok, Fungsi, dan Uraian Tugas Pejabat Struktural pada Lembaga
Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja
3. Pelimpahan Wewenang
a. Peraturan Walikota Salatiga Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pelimpahan Sebagian Kewenangan Pengelolaan Perizinan Secara
Terpadu Satu Pintu, Tanggal 28 April 2011
b. Peraturan Walikota Salatiga Nomor 26 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Bidang
Penanaman Modal, Tanggal 1 Mei 2012
4. Standar Pelayanan
Peraturan Wali Kota Salatiga Nomor 47 Tahun 2011 tentang Standard
Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu.
5. Standar Operasional Prosedur
a. Keputusan Walikota Salatiga Nomor : 503/765/206/2012 tentang
Standar Operasional Prosedur (SOP) Kesekretariatan
b. Keputusan Walikota Salatiga Nomor : 503/766/206/2012 tentang
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Perizinan
c. Keputusan Walikota Salatiga Nomor : 503/767/206/2012 tentang
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Perizinan
Tertentu
d. Keputusan Walikota Salatiga Nomor : 503/768/206/2012 tentang
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan Pengaduan
e. Keputusan Walikota Salatiga Nomor : 503/769/206/2012 tentang
Standar Operasional Prosedur (SOP) Penanaman Modal

2.1 Visi dan Misi


Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan yang
ingin dicapai BPPT dan PM melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Visi dan misi harus
jelas menunjukkan apa yang menjadi cita-cita layanan terbaik BPPTdanPM
baik dalam upaya mewujudkan visi dan misi kepala daerah maupun dalam
upaya mencapai kinerja pembangunan daerah pada aspek kesejahteraan,
layanan, dan peningkatan daya saing daerah dengan mempertimbangkan
permasalahan dan isu strategis yang relevan, maka visi Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Salatiga pada periode
2011-2016 adalah:

’Terwujudnya pelayanan perizinan

terpadu satu pintu dalam rangka mendukung ramah investasi’.

Visi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal cukup


ringkas, tetapi mengandung makna yang sangat mendalam, yakni:

1. Pelayanan: adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka


pelayanan administrasi yang disediakan oleh Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal;

2. Perizinan: adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku


usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar
usaha;

3. Pelayanan Terpadu Satu Pintu: adalah kegiatan penyelenggaraan


perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari
tahap permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan
dalam satu tempat;

4. Iklim Investasi: adalah semua kebijakan, kelembagaan dan


lingkungan, baik yang sedang berlangsung maupun yang diharapkan
terjadi di masa mendatang, yang bisa mempengaruhi tingkat
pengembalian dan resiko suatu investasi;

5. Iklim Investasi yang baik adalah iklim investasi yang mampu


memberikan manfaat kepada masyarakat secara keseluruhan tidak
hanya bagi badan usaha saja.
Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan
untuk mewujudkan visi. Rumusan misi yang baik membantu lebih jelas
penggambaran visi yang ingin dicapai, serta menguraikan upaya-upaya apa
yang harus dilakukan oleh BPPT dan PM. Dalam suatu dokumen perencanaan,
rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan
sasaran yang ingin dicapai, dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk
mencapai visi BPPT dan PM.

Rumusan misi dalam dokumen Renstra BPPT dan PM dikembangkan dengan


memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal
yang mempengaruhi (kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan)
pembangunan daerah. Misi disusun untuk memperjelas jalan, atau langkah yang
akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi BPPT dan PM, maka
misi BPPT dan PM Kota Salatiga pada periode 2011-2016 adalah :

1. Meningkatkan Tata Kelola Pelayanan Terpadu Satu Pintu dengan


Prinsip prinsip Good Governance;
Hal ini mengandung maksud melalui Badan Pelayanan Perizinan
Terpadu dan Penanaman Modal, Pemerintah Kota Salatiga
menegaskan komitmennya untuk melaksanakan prinsip
penyelenggaraan PTSP sebagai berikut:

a. Kesederhanaan, prosedur pelayanan harus dilaksanakan secara


mudah, cepat, tepat, lancar, tidak berbelit-belit, mudah dipahami
dan mudah dilaksanakan;
b. Kejelasan dan kepastian dalam hal:
1) prosedur / tata cara pelayanan;
2) persyaratan, baik persyaratan teknis maupun persyaratan
administratif;
3) unit kerja atau pejabat yang bertanggung jawab;
rincian biaya / tarif pelayanan termasuk tata cara
pembayarannya
c. Kepastian waktu, pemrosesan permohonan perizinan dan non-
perizinan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditetapkan
tanpa memperhatikan skala usaha pemohon;
d. Kepastian hukum, proses, biaya dan waktu wajib mengikuti aturan
yang berlaku, sehingga dokumen perizinan yang dihasilkan
memiliki kekuatan hukum yang menjadi jaminan hukum dan rasa
aman bagi pemiliknya;
e. Kemudahan akses, ditunjukkan dengan:
1) Ketersediaan informasi yang dapat dengan mudah dan
langsung diakses oleh masyarakat;
2) Pelayanan aparat yang responsif;
f. Kenyamanan, PTSP harus memiliki ruang pelayanan dan sarana
pelayanan lainnya yang memadai sehingga memberikan rasa
nyaman bagi para pemohon;
g. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan:
1) Setiap petugas pelayanan memberikan pelayanan kepada
pemohon dengan memperhatikan etika dan kesopanan dalam
berkomunikasi baik dalam hal tutur kata, raut muka maupun
bahasa tubuh;
2) Setiap petugas memberikan pelayanan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan;

Petugas penilai teknis memberikan penilaian secara obyektif


berdasarkan keahliannya dan memberikan masukan kepada pengambil
keputusan berdasarkan pandangan keahliannya tersebut, secara jujur
dan bertanggung jawab termasuk memberikan rekomendasi apakah
izin yang dimohon dapat disetujui atau harus ditolak.

2. Meningkatkan Kegiatan Investasi;


Hal ini mengandung maksud bahwa dalam rangka meningkatkan
kegiatan investasi sebagai langkah tindak lanjut percepatan penerapan
standar pelayanan minimal di bidang penanaman modal yang
merupakan salah satu kebijakan prioritas nasional yang perlu
mendapat perhatian dan ditindaklanjuti oleh Pemerintah Daerah
melalui kegiatan :

a. Kebijakan penanaman modal


b. Kerjasama penanaman modal
c. Promosi penanaman modal
d. Pelayanan penanaman modal
e. Pengelolaan data dan system informasi penanaman modal
f. Penyebarluasan, pendidikan dan pelatihan penanaman modal

2.2 Strategi dan Kebijakan

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan


komprehensif tentang bagaimana SKPD mencapai tujuan dan sasaran
dengan efektif dan efisien. Dengan pendekatan yang komprehensif,
strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan
tranformasi, reformasi, dan perbaikan kinerja birokrasi. Perencanaan
strategik tidak saja mengagendakan aktivitas pembangunan, tetapi juga
segala program yang mendukung dan menciptakan layanan masyarakat
tersebut dapat dilakukan dengan baik, termasuk di dalamnya upaya
memperbaiki kinerja dan kapasitas birokrasi, sistem manajemen, dan
pemanfaatan teknologi informasi.

Perumusan Strategi
Rumusan strategi merupakan pernyataan-pernyataan yang menjelaskan
bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai serta selanjutnya dijabarkan
dalam serangkaian kebijakan. Rumusan strategi juga harus menunjukkan
keinginan yang kuat bagaimana SKPD menciptakan nilai tambah (value
added) bagi stakeholder layanan. Di sini penting untuk mendapatkan
parameter utama yang menunjukkan bagaimana strategi tersebut
menciptakan nilai (strategic objective). Melalui parameter tersebut, dapat
dikenali indikasi keberhasilan atau kegagalan suatu strategi sekaligus
untuk menciptakan budaya “berpikir strategik” dalam menjamin bahwa
transformasi menuju pengelolaan pemerintah daerah yang lebih baik,
transparan, akuntabel dan berkomitmen terhadap kinerja, strategi harus
dikendalikan dan dievaluasi (learning process).

Perencanaan sekaligus dimaksudkan untuk menerjemahkan visi dan misi


Kepala Daerah ke dalam rencana kerja yang actionable. Segala sesuatu
yang secara langsung dimaksudkan untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
RPJMD maka dianggap strategis.

2.3 Program dan kegiatan

NO PROGRAM KEGIATAN

1. Program Pelayanan Administrasi 1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat


Perkantoran
2. Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya
Air, Listrik.

3. Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor

4. Penyediaan ATK

5. Penyediaan Barang Cetak dan Penggandaan

6. Penyediaan Komponen instalasi Listrik

7. Penyediaan Peralatan Rumah Tangga

8. Penyediaan bahan-bahan bacaan dan


peraturan undang-undangan

9. Penyediaan makanan dan minuman

10. Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Keluar


Daerah

2. Program Peningkatan 1. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor


Sarana/Prasarana Aparatur
2. Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor

3. Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan


dinas/operasional
4. Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan
gedung kantor

5. Pemeliharaan rutin/berkala peralatan kantor

3. Program Peningkatan Disiplin 1. Pengadaan Pakaian Khusus


Aparatur
2. Penyediaan tunjangan khusus

4. Program Peningkatan Promosi 1. Peningkatan fasilitasi terwujudnya kerjasama


dan Kerjasama Investasi strategis antar usaha besar dan usaha kecil
menengah

2. Pengembangan potensi unggulan daerah

3. Koordinasi antar lembaga dalam pengendalian


pelaksanaan investasi PMA/PMDN

4. Peningkatan koordinasi dan kerjasama di


bidang penanaman modal dengan instansi
pemerintah dan dunia usaha

5. Peningkatan kegiatan pemantauan, pembinaan


dan pengawasan pelaksanaan penanaman
modal

6. Peningkatan kualitas SDM guna peningkatan


pelayanan penanaman modal

7. Penyelenggaraan pameran investasi

5. Program Peningkatan Iklim 1. Penyusunan kebijakan investasi bagi


Investasi dan Realisasi Investasi pembangunan infrastruktur

2. Penyusunan cetak biru (master plan)


pengembangan penanaman modal

3. Pengembangan system informasi penanaman


modal

4. Penyederhanaan prosedur perizinan dan


peningkatan pelayanan penanaman modal
6. Program Persiapan Potensi 1. Kajian potensi sumberdaya yang terkait dengan
Sumber Daya, Sarana dan investasi
Prasarana Daerah.

7. Program Peningkatan 1. Pembinaan Penyelenggaran Pelayanan


Pelayanan Perizinan Terpadu Perizinan.

2. Pengadaan/Pengembangan Aplikasi

3. Sosialisasi Penyelenggaraan PTSP

4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan


penyelenggaraan PTSP

5. Penerapan ISO
BAB III
RUMUSAN BEST PRACTICE

3.1 Best Practice yang Ditemukan


Hasil dari kunjungan kelompok kami pada lokasi best practice yang dalam
hal ini adalah Badan Pelayanan Perizinan Terpadu perizinan dan
penanaman Modal Kota Salatiga adalah sebagai berikut :

 Percepatan proses perizinan dengan penandatangan


rekomendasi teknis di lapangan oleh tim teknis SKPD.
Percepatan proses perizinan dilaksanakan dengan memperpendek
waktu pengurusan dengan cara setiap proses izin yang membutuhkan
pemeriksaan lapangan yang dilaksanakan oleh tim teknis SKPD dan
secara langsung tim teknis dimaksud menandatangani hasil
pemeriksaan sekaligus rekomendasi teknis sebagai persyaratan
perizinan.

 Penyusunan jadwal pembahasan perizinan dengan SKPD teknis.


Untuk mempermudah pembahasan pelaksanaan proses perizinan
yang melibatkan SKPD teknis dilaksanakan terjadwal untuk
mempermudah koordinasi dengan SKPD teknis.

 Pelayanan perizinan keliling dengan sistem mobil keliling.


Untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh pelayanan
perizinan, BPPTPM Kota Salatiga dilengkapi dengan satu unit mobil
pelayanan keliling yang mampu menjangkau wilayah kerja BPPTPM
Kota Salatiga.

 SMS gateway sebagai sarana layanan pengaduan dan informasi.


Untuk memudahkan masyarakat menyampaikan pengaduan terhadap
proses pelayanan dan sebagai media informasi dari BPPTPM Kota
Salatiga, SMS gateway diselenggarakan untuk mampu memenuhi
kebutuhan tersebut dengan memanfaatkan teknologi komunikasi
seluler.
 Penggunaan Pakaian Khusus bagi pegawai Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal.
Untuk meningkatkan profesionalitas pegawai BPPTPM menggunakan
seragam khusus yang dirancang berbeda dengan PNS lainnya untuk
memberrikan rasa percaya diri, tanggung jawab dan kebanggaan
tersendiri bagi pegawai BPPTPM dalam memberikan pelayanan.

 Anjungan Informasi Elektronik bagi masyarakat.


Untuk memberikan fasilitas informasi bagi masyarakat sebagai
pelanggan di BPPTPM Kota Salatiga, maka saat ini telah diberikan
anjungan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat dalam
mengetahui sejauh mana proses perizinannya.

 Pelayanan perizinan secara online.


Untuk memudahkan pelanggan dalam mengakses perizinan, maka
BPTPPM Kota Salatiga telah memiliki pelayanan secara online
dengan memanfaatkan website resmi BPPTPM Kota Salatiga.

 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi bulanan penyelenggaraan


pelayanan perizinan.
Untuk menjamin terciptanya pelayanan yang memiliki kualitas serta
kuantitas yang baik, maka setiap bulan dilaksanakan monitoring dan
evaluasi proses perizinan dengan melibatkan SKPD teknis.

 Pelaksanaan standarisasi proses pelayanan melalui sertifikasi


ISO
Untuk menjamin terciptanya proses pelayanan yang memenuhi kriteria
pelayanan prima, maka dilaksanakn proses standrisasi melalui
sertifikasi ISO.
 Pelaksanaan pelayanan pengaduan melalui sarana loket
pengaduan, kotak pengaduan, layar sentuh dan website serta e
mail dan fax, saluran hotline
Untuk memudahkan akses masyarakat dalam menyampaikan
keluhannya saat ini BPPTPM Kota Salatiga telah melengkapi saluran-
saluran pengaduan.

3.2 Analisa Mewujudkan Best Practice


Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka dapat dilakukan analisis
terhadap best practice yang ditemukan pada lokasi benchmarking yang
dirumuskan kedalam lima kategori yaitu Proses, Kebijakan, Strategi,
Pengembangan Kebijakan dan kelembagaan, berdasarkan diskusi
kelompok kami, maka dapat dikelompokkan best parctice yang ada
sebagai berikut :

1. STRATEGI
 Pelayanan perizinan keliling dengan sistem mobil keliling.
Untuk mempermudah masyarakat dalam memperoleh pelayanan
perizinan, BPPTPM Kota Salatiga dilengkapi dengan satu unit mobil
pelayanan keliling yang mampu menjangkau wilayah kerja BPPTPM
Kota Salatiga

 SMS gateway sebagai sarana layanan pengaduan dan informasi.


Untuk memudahkan masyarakat menyampaikan pengaduan terhadap
proses pelayanan dan sebagai media informasi dari BPPTPM Kota
Salatiga, SMS gateway diselenggarakan untuk mampu memenuhi
kebutuhan tersebut dengan memanfaatkan teknologi komunikasi
seluler.

 Anjungan Informasi Elektronik bagi masyarakat.


Untuk memberikan fasilitas informasi bagi masyarakat sebagai
pelanggan di BPPTPM Kota Salatiga, maka saat ini telah diberikan
anjungan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat dalam
mengetahui sejauh mana proses perizinannya
 Pelayanan perizinan secara online.
Untuk memudahkan pelanggan dalam mengakses perizinan, maka
BPTPPM Kota Salatiga telah memiliki pelayanan secara online
dengan memanfaatkan website resmi BPPTPM Kota Salatiga.

 Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi bulanan penyelenggaraan


pelayanan perizinan.
Untuk menjamin terciptanya pelayanan yang memiliki kualitas serta
kuantitas yang baik, maka setiap bulan dilaksanakan monitoring dan
evaluasi proses perizinan dengan melibatkan SKPD teknis.

 Penyusunan jadwal pembahasan perizinan dengan SKPD teknis.


Untuk mempermudah pembahasan pelaksanaan proses perizinan
yang melibatkan SKPD teknis dilaksanakan terjadwal untuk
mempermudah koordinasi dengan SKPD teknis.

 Pelaksanaan pelayanan pengaduan melalui sarana loket


pengaduan, kotak pengaduan, layar sentuh dan website serta e
mail dan fax, saluran hotline
Untuk memudahkan akses masyarakat dalam menyampaikan
keluhannya saat ini BPPTPM Kota Salatiga telah melengkapi saluran-
saluran pengaduan.

2. PROSES
 Percepatan proses perizinan dengan penandatangan
rekomendasi teknis di lapangan oleh tim teknis SKPD.
Percepatan proses perizinan dilaksanakan denan memperpendek
waktu pengurusan dengan cara setiap proses izin yang membutuhkan
pemeriksaan lapangan yang dilaksanakan oleh tim teknis SKPD dan
secara lansgung tim teknis dimaksud menandatangani hasil
pemeriksaan sekaligus rekomendasi teknis sebagai persyaratan
perizinan.
 Pelaksanaan standarisasi proses pelayanan melalui sertifikasi
ISO
Untuk menjamin terciptanya proses pelayanan yang memenuhi
kriteria pelayanan prima, maka dilaksanakan proses standarisasi
melalui sertifikasi ISO.

3. PENGEMBANGAN KEBIJAKAN
 Penggunaan Pakaian Khusus bagi pegawai Badan Pelayanan
Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal.
Untuk meningkatkan profesionalitas pegawai BPPTPM menggukanan
seragam khusus yang dirancang berbeda dengan PNS lainnya untuk
memberikan rasa percaya diri, tanggung jawab dan kebanggaan
tersendiri bagi pegawai BPPTPM dalam memberikan pelayanan.

Dalam melaksanakan inovasinya, BPTPPM melibatkan seluruh komponen


yang ada di organisasinya serta dengan sebuah komitmen yang kuat.
Dengan menjalin kerjasama dan koordinasi yang baik antara BPPTPM
Kota Salatiga dengan SKPD teknis terkait. Hal tersebut dapat dilihat
dengan prestasi yang telah diraih Kota Salatiga, khususnya di bidang
PTSP-PM (Pelayanan Terpadu Satu Pintu-Penanaman Modal) yang telah
memperoleh peringkat terbaik ke tiga pada tahun 2012 pada event
Investment Award yang dilaksanakan oleh BKPM Republik Indonesia.

Dalam pelaksanaan proses pelayanan, keterlibatan SKPD teknis dapat


terlihat dengan adanya simplifikasi pada proses pelayanan dengan
memudahkan masyarakat melalui percepatan proses pelayanan dimana
rekomendasi teknis dapat ditandatangani oleh tim teknis SKPD
berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan serta dengan adanya
monitoring dan evaluasi penyelenggaraan proses pelayanan perizinan
setiap bulan untuk menjamin, kualitas pelayanan memenuhi kriteria
palayanan prima dan untuk meminimalisir adanya gangguan koordinasi
antara BPPTPM dan SKPD teknis lainnya.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan paparan yang telah diperoleh dan hasil diskusi dan analisa
terhadap lokasi best pratctice yang dikunjungi yaitu BPPTPM Kota
Salatiga, terdapat komitmen yang kuat dari seluruh stake holder yang ada
pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya memberikan pelayanan perizinan
kepada masyarakat melalui terobosan-terobosan yang ada pada BPPTPM,
maka dapat dilihat ada sebuah keinginan untuk selalu menjadi yang terbaik
dan senantiasa berinovasi.

4.2 Saran

Pada kesempatan ini, dapat kami sampaikan saran-saran sebagai berikut :


1. Agar inovasi yang telah ada saat ini dapat ditingkatkan dan
dilaksanakan secara terus menerus yang sejalan dengan tingkat
kebutuhan masyarakat akan pelayanan perizinan yang semakin
meningkat.
2. Agar dalam memberikan pelayanan terus meningkatkan kapasitas
aparatur dengan membekali pengetahuan yang berhubungan dengan
pelayanan perizinan.
3. Agar penataan ruangan pelayanan ditata dengan lebih baik.

Demikianlah laporan hasil benchmarking ini kami susun, dengan harapan


memberikan masukan bagi rekan-rekan dalam menyusun proyek
perubahannya.

Anda mungkin juga menyukai