PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
pemasaran yang mana dari semua kegiatan tersebut saling berkaitan dan
Alat Gali Muat PC1250dan alat angkut Volvo FMX 370C pada
0054 dan alat angkut Volvo FMX 370Cuntuk melakukan pembongkaran dan
1
pengangkutan tanah penutup. Salah satu penentuan keberhasilan metode
itu sendiri, dalam pencapaian target produksi beberapa kegiatan yang harus
mengetahui produktifitas alat muat dan alat angkut, beserta untuk mengetahui
kerja antara alat muat dan alat angkut yang harus benar-benar
keserasian kerja alat muat dan alat angkut sehingga sasaran produksi bisa
membuat tingkat efisensi kerja menurun baik faktor teknis (lapangan : jarak,
kondisi jalan, kondisi tempat kerja), faktor mekanis (alat dan manusia) dan
2
alat dapat digunakan secara optimal serta mempunyai tingkat efisiensi yang
tinggi.
mekanis dapat bekerja sesuai dengan tingkat efisiensi kerja alat tersebut,
membuat tingkat efisensi kerja menurun baik faktor teknis (lapangan : jarak,
kondisi jalan, kondisi tempat kerja), faktor mekanis (alat dan manusia) dan
3
1.3 Perumusan Masalah
2. Apakah sinkronisasi kerja alat, baik alat muat maupun alat angkut bisa
jalan, kondisi tempat kerja), faktor mekanis( alat), dan faktor alam (hujan
Adapun batasan masalah yang dapat diuraikan dalam penelitian ini yang
1. Perhitungan keserasian kerja alat muat dan alat angkut dalam pencapaian
target produksi.
2. Mengetahui Match Factor (Keserasian Kerja) alat muat dan alat angkut.
digunakan
4
1.6 Metode Penelitian
1. Study Literatur
2. Pengamatan Di lapangan
ambil datanya.
3. Pengambilan Data
sekunder).
4. Pengelompokan Data
5. Pengolahan Data
5
BAB II
TINJAUAN UMUM
pada tahun 2004. Perusahaan ini merupakan salah satu bagian dalam
Balangan Coal Group yang terdiri dari PT. Paramitha Cipta Sarana
6
2.1.2 Sekilas Keadaan PT. Semesta Centramas
Semesta Centramas:
Semesta Centramas (PT.SCM) terletak diantara 115° 33’ 10” - 115° 36’ 18.2”
Bujur Timur dan 02° 19’ 30” - 02° 22’ 25.5” Lintang Selatan yang secara
2.500 Ha
7
Untuk mencapai lokasi WIUP PT. Semesta Centramas dari jakarta
Kabupaten Balangan.
8
Sumber :(Sumber : Engineering Balangan Coal)
Gambar 2.1
Peta Lokasi Kesampaian DaerahPT. Semesta Centramas
9
2.3Keadaan Geologi
2.3.1. Morfologi
aliran ke utara menuju Desa Sei Betung yang mengalir dari timur ke
2.3.2.Stratigrafi
Jawa.
10
batuan sedimen yang mengisi cekungan. Susunan stratigrafi dari Sub-
1. Batuan Pra-Tersier
2. Eosen
11
Di atas Formasi Tanjung diendapkan formasi Berai yang
4. Pliosen
12
Warukin. Formasi ini terdiri dari endapan danau dan kontinen
batulempng.
5. Kuarter
Gambar 2.2
13
STRATIGRAFI CEKUNGAN BARITO
(ADARO RESOURCES REPORT, 1999)
KOLOM TEBAL
UMUR STRATIGRAFI LITOLOGI FASIES
STRATIGRAFI (m)
KUARTER ALLUVIUM Deposit sungai dan rawa
ANGGOTA
Lapisan tebal dari sangat halus hingga
FORMASI kasar, batulanau, batulempung dan LOWER
PASIR 500
beberapa seam batubara, konglomerat DELTA
TENGAH PLAIN
ATAS sebagai dasar.
TENGAH
MIOSEN
WARUKIN ANGGOTA Interkalasi dan pasir halus, batulanau, LOWER
PASIR batulempung dan beberapa seam DELTA 600
BAWAH batubara tipis. PLAIN
BAWAH
ANGGOTA Serpih, kadang-kadang calcareous, DELTA
pasir halus dan marl. FRONT 450
LEMPUNG
OLIGOSEN ANGGOTA
Marl, batugamping, serpih, lanau dan
beberapa interbedded seam batubara. PRODELTA 250
MARL
BAWAH
Gambar 2.3
Stratigrafi Cekungan Barito
14
2.3.3 Iklim dan Cuaca
antara bulan Maret hingga Juli, sedangkan musim penghujan antara bulan
yang lebat dengan berbagai jenis pohon kayu serta sebagian kebun yang
fauna yang terdapat di daerah ini berupa rusa, babi, monyet, anjing dan
2014 adalah sebanyak 16.452 jiwa, terdiri dari 4.887 kepala keluarga,
memeluk agama Islam dan sebagian lainnya memeluk agama Budha dan
Kristen.
15
Sarana Pendidikan di Kecamatan Juai, sudah tersedia mulai dari
(Banjarmasin).
lampiranA.
2.3.6Proses Penambangan
Dalam proses penambangan batubara biasanya, tahap awal yang
tersebut selesai, maka proses selanjutnya adalah penguasan top soil adapun
reklamasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat (pada gambar 2.4) di bawah
ini.
16
Sumber : https//.google.sistem// penambangan.www
Gambar 2.4
Proses Penambangan
a. Persiapan
(road),stockpile acces,dll.
17
berukaran besar. Alat yang biasa digunakan adalah buldozer dan
tanah yang masih asli, sehingga tanah pucuk ini dapat digunakan dan
18
penggalian (mined out) tersebut akan di jadikan lokasi pembuangan
2. Bentuk kedua adalah dibuat rata, dimana cara ini relatif lebih
19
BAB III
DASAR TEORI
tanah/batuan yang berada diatas dan langsung menutupi lapisan bahan galian
(quick sand)
rekahan-rekahan.
20
4. Material yang keras
peledakan (blastting)
- Material yang sangat keras – masif ,tidak dapat di gali dengan alat
21
3.2 Peralatan Mekanis
Segala macam pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan
transportation)
change of volume).
5. Iklim(iklimate)
22
10. Syarat-syarat penimbunan(fill spesifications)
PTM apa yang akan dicapai, terlebih dahulu harus menghitung secara
Jenis alat ini dikenal juga dengan excavator. Beberapa alat mekanis
2004 : 2)
23
Alat ini mempunyai bagian-bagian utama, antara lain :
berukuran besar , dan bell conveyor. Sedangkan untuk jarak jauh ( > 20
24
Untuk perhitungan produktivitas alat muat dapat menggunakan
persamaan dibawah ini :
3600
P= x BC x BFF x E x SF ........................................ (3.1)
CTm
Keterangan :
25
P= 3600 x BC x n x E ................................................... ( 3.2)
CT
Keterangan :
- CT = Cycle timehauling(menit)
- BC = Bucket Capacity(m3)
muat dan alat angkut yaitu seperti : waktu siklus, efisiensi kerja, faktor
Waktu siklus untuk setiap alat tidak sama tergantung jenis alat yang
26
a. Waktu Siklus Alat Gali Muat
Terdiri dari waktu untuk menggali, waktu ayunan
Keterangan :
27
Keterangan :
(Bucket) alat gali muat sudah terisi penuh dan siap untuk
cut, Parallel cut with drive – by , dan Parallel cut with tron and back.
1. Frontal Cut
Backhoe berhadapan dengan muka jenjang atau front
28
dumpttruck sebelah kanan sampai penuh dan berangkat, setelah itu
rata – rata lebih besar dari pada sudut frontal cut, tapi waktu
tunggu bagi backhoe dan dump truck lebih kecil daripada parallel
Parallel cut with tron and back terdiri dari dua metode
truck kedua. Ketika dump truck kedua di isi dump truck ke tiga
29
1. Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukan alat
gali muat dan alat angkut pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan
posisi alat angkut untuk dimuati terhadap posisi alat gali muat yaitu :
a. Single back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuat pada
b. Double back up, yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati
pada dua tempat, kemudian alat gali muat mengisi salah satu alat
angkut sampai penuh setelah itu mengisi alat angkut kedua yang sudah
memposisikan diri di posisi lain sementara alat angkut kedua di isi alat
2. Pola Pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali muat yang berada
menempatkan diri di atas jenjang atau alat angkut berada di bawah alat
gali muat.
30
dipengaruhi oleh material yang dimuatnya. Disini dikenal istilah
3 – 2) :
Vn
BFF = x 100 % ............................................................... (3.5)
Vt
Keterangan :
Tabel 3.1
Bucket Fill Factor Standar untuk berbagai Tipe Material
hkhkjgffff
Mudah Penggalian tanah liat alami, tanah liat atau tanah lunak 1.1 – 1.2
Rata – Rata Penggalian tanah alami seperti tanah berpasir dan kering 1.0 – 1.1
Agak Sulit Penggalian tanah alami, tanah berpasir dan kerikil 0.8 – 0.9
Sulit Pemuatan hasil peledakan 0.7 – 0.8
Sumber : Anonim, 2010 : 15A – 9
31
3.6.4 Lebar Jalan Angkut
muat dan alat angkut adalah kondisi jalan tambang yang digunakan. Jalan
Medan berat yang mungkin terdapat di sepanjang rute jalan tambang harus
ditambahkan dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan
kanan jalan.
masing – masing adalah Wt dan n, maka lebar jalan angkut pada jalan
32
Keterangan :
n = Jumlah Lajur
Lebar jalan angkut pada belokan atau tikungan selalu lebih besar
daripada lebar jalan lurus. Untuk lajur ganda, maka lebar jalan minimum
Lebar juntai atau tonjolan (overhang) alat angkut bagian depan dan
minimum pada belokan, yaitu seperti terlihat di bawah ini (Suwandhi, 2004
: 3)
W = n (U + Fa + Fb + Z) + C ..................................................(3.7)
1
C=Z= (U + Fa + Fb)
2
Keterangan :
33
Fa = Lebar juntai (overhang) depan, m
(loose).
Density insitu
SF = x 100% ..........................................................(3.8)
Density loose
yang berlainan jenis, tetapi alat tersebut bekerja dalam satu sistem kerja.
Untuk menghitung penyesuaian kerja antara alat angkut dan alat muat yang
maka dapat menggunakan rumus match faktor (MF) adalah sebagai berikut:
34
MF = Na x n x Ctm..........................................................(3.9)
Nm x Ct
Dimana :
berikut :
MF < 1, berarti faktor kerja alat muat kurang dari 100%, dan kerja
sehingga tidak terdapat waktu tunggu bagi alat muat dan alat
angkut.
35
MF >1 berarti faktor alat muat = 100% dan faktor kerja alat angkut
angkut.
- Kondisi cuaca,
36
Tabel 3.2
Tabel Efisiensi Kerja Untuk Berbagai Kondisi
CT
E= x 100% ................................................................(3.10)
CT + WT
Keterangan :
E = Efesiensi Kerja (%)
37
BAB IV
pengamatan seperti menghitung waktu siklus (cycle time), alat muat dan alat
angkut yang bertujuan untuk mengetahui produktivitas alat muat dan alat
Produksi alat muat dan alat angkut dapat dilihat dari kemampuan alat
muat dan alat angkut seperti : waktu edar, efisiensi kerja, faktor pengisian,
38
Tabel 4.1
Jenis Peralatan Alat Muat KomatsuPC 1250 LC dan Alat Angkut Volvo
FMX 370C
Jumlah
Unit Merk Tipe Kapasitas Keterangan
(Unit)
OB
Alat Muat KOMATSU PC1250 6,7 m3 1
Excavation
Alat OB
VOLVO C13 2.5 m3 4
Angkut Removal
Sumber : PT. Semesta Centramas
penelitian terdiri atas beberapa jenis lapisan tanah yaitu Top Soil, sub soil,
point adalah 202.100 m3 untuk 1 tahun. Permukaan kerja alat muat dan
39
point pada PT. SEMESTA CENTRAMAS dapat di lihat pada (gambar
4.1)
Gambar 4.1
Kondisi Front LoadingPT. SEMESTA CENTRAMAS
(gambar 4.2)
40
Gambar 4.2
Kondisi Dumping point PT. SEMESTA CENTRAMAS
berat yang mungkin terdapat di sepanjang rute jalan tambang harus diatasi
keselamatan.
1
𝐿𝑚𝑖𝑛 = 𝑛. 𝑊𝑡 + (𝑛 + 1) ( . 𝑊𝑡)
2
Keterangan :
Lmin = Lebar jalan angkut minimum(meter)
n = Jumlah lajur
Wt = Lebar alat angkut (meter)
41
Sehingga diperoleh :
1
Lmin = 2.4 + (2+1) (2 . 2,175)
= 11,745 m
Wmin = n (U + Fa + Fb + Z) + C
1
C = Z = 2 (U + Fa + Fb)
Keterangan :
Sehingga diperoleh :
= 2,3 m
a. Geometri Jalan Angkut
lapisan tanah penutup dari pit ke disposal kurang lebih 1 km dalam satu
42
pit. Jalan angkut pada PT. SEMESTA CENTRAMAS merupakan jalan
angkut 2 jalur.
b. Grade
tersebut pada tanjakan, maka semakin besar pula tenaga yang diperlukan
alat angkut tersebut. Sebaliknya semakin besar kemiringan jalan pada jalan
menurun maka tenaga yang diperlukan semakin kecil grade jalan angkut.
berpengaruh pada kapasitas alat muat dan alat angkut. Material yang
hal ini disebabkan oleh rongga-rongga butiran material ada terisi oleh
udara.
43
SF = 1,00x 100%
1,25
= 0.8 x 100%
SF = 80 %
BFF = Vn x 100%
Vt
Keterangan :
Sehingga diperoleh :
F = 5.7x 100%
6.7
F = 0.8 x 100 %
BFF = 80 %
diperlukan oleh suatu alat untuk bekerja (beroperasi) dalam satu kali putaran.
Waktu siklus untuk setiap alat tidak sama tergantung jenis alat dan jenis
44
material yang ditangani. Semakin kecil waktu siklus suatu alat maka
yaitu :
tetapi waktu siklus juga tergantung dari ukuran alat muat itu sendiri.
Data tersebut dapat di lihat pada tabel 4.2. Waktu siklus alat muat
Keterangan :
Ctm : total waktu siklus unit loading, (detik)
45
Sehingga diperoleh :
= 22.72 detik
= 0.38 menit
Tabel 4.2
Cycle Time rata-rata Alat Muat Komatsu PC 1250
Waktu (rata-rata)
Siklus Kegiatan
S
Digging Time 0.15
Swing Time 0.09
Dumping Time 0.06
Swing Empty 0.05
Cycle Time 0.38
waktu edar Volvo FMX 370 dapat dilihat pada tabel 4.3.
46
Cta = Ambil posisi muatan+ Pengisian + Jalan bermuatan + Ambil
Keterangan :
Cta : Total waktu siklus unit hauling, (menit)
Ta1 : Waktu pengisian mauatan material, (menit)
Ta2 : Waktu mengangkut muatan material, (menit)
Ta3 : Waktu menumpahkan muatan (dumping), menit
Ta4 : Waktu kembali kosong, (menit)
Ta5 : Waktu untuk manuver mengatur posisi, (menit)
Sehingga diperoleh :
Cycle time = 0,21 + 1.72 + 2.93 + 0.24 + 0.25 + 2.14
= 7.5 menit
Tabel 4.3
Cycle Time rata-rata Alat Angkut Volvo FMX 370C
Waktu (rata-rata)
Siklus Kegiatan
M
Ambil posisi muatan 0.21
Pengisian 1.72
Jalan bermuatan 2.93
Ambil posisi saat dumping 0.24
Dumping 0.25
Kembali kosong 2.14
Cycle Time 7.5
Sumber : Pengambilan Data november 2015
47
4.8EfesiensiKerja
akurat. Sebagian besar harga efisiensi kerja diarahkan terhadap operator, yaitu
tidak dapat dihindari, antara lain seperti faktor teknis, faktor mekanis dan
adalah dengan menghitung berapa menit alat tersebut bekerja secara efektif
𝐶𝑇𝑚
E = 𝐶𝑇𝑚+𝑊𝑇 𝑥 100%
48
Sehingga diperoleh :
22.72
E = 22.72+16,71 𝑥 100%
E = 0,57 x 100%
E = 57 %
𝐶𝑇𝑚
E = 𝐶𝑇𝑚+𝑊𝑇 𝑥 100%
Sehingga diperoleh :
450.000
E = 450.000+0.132 𝑥 100%
E = 0,98 x 100%
E = 98 %
batubara ini dapat diketahui dari kemampuan alat muat dan angkut
49
di lapangan. Untuk perhitungan produktivitas alat muat dapat
Keterangan :
Sehingga diperoleh :
E = 3600 x 6.7 x 80 % x 57 % x 80 %
22.72
P = 387,27Bcm/jam
muat dan alat angkut berdasarkan kondisi yang dapat dicapai saat
ini.
50
P = 3600 xBC x n x E
CT
Keterangan :
-P = Produktivitasalat angkut
Sehingga diperoleh :
P= 3600 x 6.7 x 4 x 98 %
450.000
=21.0112 Bcm/jam
berikut:
51
Nilai keserasian kerja (Match Factor) dari rangkaian alat
MF = Na x CTm
Nm x Cta
Keterangan :
Sehingga diperoleh :
MF = Na x Ctm
Nm x Cta
52
MF = 1.52
7.5
= 0,21
Karena nilai MF <1, artinya alat muat bekerja kurang dari 100 %
target batubara yang ingin di capai sesuai dengan angka nisbah pengupasan
Tabel 4.4
Target Produksi Overburden
OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI MARET
(In Pit) (In Pit) (In Pit)
53
Wtd = Waktu Hambatan Yang Tidak Dapat dihindari (menit)
Whd = Waktu Hambatan Yang Dapat dihindari (menit)
Diketahui :
Wt = 20 jam x 60
= 1200 menit
Wtd + Whd = 119 menit + 15 menit
= 134 menit
We = Wt - ( Wtd + Whd)
= 1200 – 134
= 1,066 menit
nm x CTa
WTm = CTm
na
= 1 x 39,83 - 2,4
= 39,83 - 2,4
7
= 5,69 – 2,4
= 3,29 ( menit) Waktu Tunggu Alat Muat.
54
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
menit dan cycle time aktual Volvo FMX 370C sebesar 7.5 menit,
Bcm/jam.
3. Nilai faktor keserasian kerja alat (match factor) sebesar 0.21<1, artinya
alat muat bekerja kurang dari 100 % sedangkan alat angkut bekerja 100 %,
55
5.2 Saran
kontrol dan pengawasan secara continue supaya target dalam bekerja bisa
terbuang akibat adanya kerusakan dari alat muat dan alat angkut yang
tidak terduga.
pemeriksaan alat sebelum bekerja agar alat tidak sering rusak pada saat
alat beroprasi.
56
57