Anda di halaman 1dari 135

ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PERALATAN

KESEHATAN DI RUMAH SAKIT


KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

SITI RAHMAH
037 012 021/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PERALATAN
KESEHATAN DI RUMAH SAKIT
KOTA MEDAN

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (Mkes)


Dalam Program Studi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

SITI RAHMAH
037 012 021/AKK

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Judul Tesis : ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN
PERALATAN KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN
Nama Mahasiswa : Siti Rahmah
Nomor Pokok : 037012021
Program Studi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
Konsentrasi : Administrasi dan Kebijakan Kesehatan

Menyetujui
Komisi Pembimbing

(Prof.dr. Burhanuddin Nasution, Sp.Pk (K) (Dra. Elly Zahara, Apt. MARS)
Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur,

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B, MSc)

Tanggal Lulus : 24 Juni 2008

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Telah diuji
Pada tanggal : 24 Juni 2008

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : Prof. dr. Burhanuddin Nasution, Sp.PK(K)
Anggota : 1. Dra. Elly Zahara, Apt. MARS
2. Dr. Dra. Ida Yustina, MSi
0. dr. Fauzi, SKM

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
PERNYATAAN

ANALISIS SISTEM PEMELIHARAAN PERALATAN KESEHATAN


DI RUMAH SAKIT KOTA MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi,

dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang

pernah dituliskan atau diterbitkan oleh lain, kecuali yang secara tertulis diacu

dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2008

( Siti Rahmah )

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
ABSTRAK

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang


memegang peranan penting dalam menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan
Kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan
peralatan yang selalu dalam kondisi siap pakai serta dapat
difungsikan dengan baik.
Derajat kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan
melalui pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah
satunya melalui upaya penyediaan alat kesehatan yang baik,
aman dan laik pakai. Agar peralatan kesehatan selalu dalam
kondisi baik, aman dan laik pakai, diperlukan pemeliharaan
preventif meliputi pemeliharaan berkala dan pelaksanaan
pengujian dan kalibrasi.
Menurut data dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan
(BPFK) Medan, jumlah rumah sakit yang mengalibrasi alat
kesehatanya pada tahun 2005 sebanyak 5 rumah sakit atau
10% dan tahun 2006 sebanyak 12 rumah sakit atau 24%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan di
rumah sakit kota Medan, yang selanjutnya disesuaikan dengan
peraturan, ketentuan atau standar dari Departemen Kesehatan.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif
dilakukan dengan sampel penelitian sebanyak 30 rumah
sakit. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
proportional stratified systematic sampling berdasarkan strata
kelas rumah sakit , analisis data dilakukan dengan univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
rumah sakit belum melaksanakan pemeliharaan alat kesehatan
dengan baik yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%,
sedangkan rumah sakit yang melakukan pengujian dan kalibrasi
beberapa peralatan kesehatannya, atau yang mempunyai
laporan dan sertifikat kalibrasi dalam kurun waktu 2005 –
2007 sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%.
Diharapkan kepada Penanggung jawab peralatan
kesehatan rumah sakit, agar dapat meningkatkan
pengawasannya terhadap petugas administrasi peralatan,
operator alat, dan teknisi peralatan kesehatan, agar supaya
pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan dapat
dilaksanakan dengan baik.

Kata kunci : Sistem Pemeliharaan Alat Kesehatan, Pengujian


dan Kalibrasi.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
ABSTRACT

Health
equipment is
one of the
factor that
play an
important role
in organizing
health service
need to be
supported
with the
equipment
which in
always in
standby
condition and
can be
functioned
well.
The
level of
community
health needs to
be improved
through a
qualified
health service.
One of the
ways to
achieve a
qualified
health services
is by the
providing
good, safe and
useable health
equipment. In
order to keep
the health
equipment in
good, safe
and useable
condition, a
preventive
maintenance
including the
implementatio
n of periodical
maintenance
and test and
calibration is
needed.
Accord
ing to the data
received from
the Balai
Pengamanan
Fasilitas
Kesehatan
(BPFK)
Medan
(Medan
Health
Facility Safety
Bureau), only
five hospitals
(10)% in 2005
and twelve
hospitals
(24%) in
2006, had
their health
equipment
calibrated.
The
purpose of this
descriptive
study is to
examine the
implementatio
n of health
equipment
maintenance
applied in the
hospitals in
Medan
whether or not
it has been
adjusted to the
regulation,
decision or
standard
determined by
the
Department of
Health.
The
samples for
this study are
30 hospitals
which where
selected
throught
proportional
stratified
systematic
sampling
technique base
on the hospital
class. The
obtained were
analyzed
through the
univariate
analysis.
The
result of this
study shows
that, generally
hospitals (26
hospitals) or
86,7% have
not maintained
their health
equipment
well. From
2005 to 2007,
there were
only 10
hospitsls
(33,3%)
which have
got the reports
or certificate
stating that
their health
equipment has
been tested
and calibrated .
It is
suggested that
those who are
responsible for
the savety of
the hospital
equipment
improve the
control on the
equipment
administrator,
equipment,
operators, and
health
equipment
technicians in
order that
implementatio
n of health
equipment
maintenance
system can be
done well.

Key words :
Health
Equipment
Maintenance
System, Test
and Calibration.

Siti Rahmah: Analisis


Sistem
Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan
Di Rumah Sakit Kota
Medan, 2008. USU
e-Repository © 2008
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat

dan Karunia-Nya serta bimbingan dan ridho-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini.

Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu persyaratan untuk

mencapai gelar Magister Kesehatan pada program studi Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dengan

judul “Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan di Rumah Sakit

kota Medan”.

Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima

kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi tingginya kepada

Bapak Prof.dr. Burhanuddin, Sp.PK(K) selaku ketua Komisi Pembimbing serta

Bapak Ir.Torang Panyusunan Batubara, MARS, MMR dan Ibu Dra. Elly Zahara,

Apt. MARS selaku anggota komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktu,

tenaga dan fikiran dalam membimbing mulai dari penyusunan proposal hingga

selesai penulisan tesis ini, demikian juga penulis mengucapkan terima kasih

kepada Ibu Dr.Dra.Ida Yustina MSi dan Bapak dr. Fauzi SKM atas kesediaan

waktu, tenaga dan fikiran sebagai Tim penguji tesis ini.

Dalam penyelesaiaan pendidikan dan penulisan tesis ini banyak pihak telah

membantu penulis dengan tulus dan ikhlas, untuk itu penulis menyampaikan

terimakasih kepada :

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
1. Ibu Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr.Drs. Surya Utama, MS selaku Ketua Program Studi

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU.

3. Ibu Dr.Dra.Ida Yustina MSi, selaku Sekretaris Program Studi

Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU.

4. Seluruh Direktur dan staf rumah sakit yang turut berpartisipasi dalam

penulisan tesis ini.

5. Ibu Minaria, SE. MKes, selaku .Kepala BPFK Medan beserta seluruh

stafnya, yang memberikan kesempatan dan waktu kepada penulis untuk

mengambil data.

6. Seluruh Dosen dan staf Administrasi Program Studi Administrasi dan

Kebijakan Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU.

0. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Administrasi dan Kebijakan

Kesehatan Sekolah Pascasarjana USU tahun 2003, serta semua pihak yang

telah memberikan sumbangan pikiran dan dorongan dalam menyelesaikan

tesis ini..

1. Almarhum suami tercinta Ir. H. Suryanto, yang telah memberikan

izin kuliah dan dorongan untuk menyelesaikan penulisan tesis ini, serta

anakanak tercinta Dzia Ur Ridha, Luqmanul Hakim dan Avisienna yang

telah banyak membantu, memberikan pengertian serta doanya

selama pendidikan dan penyelesaian tesis ini.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Penulis berharap tesis ini dapat bermanfaat bagi rumah sakit, Dinas

Kesehatan kota Medan dan bagi penelitian selanjutnya. Penulis menyadari bahwa

dalam penulisan ini masih banyak kekurangan oleh karena itu penulis

mengharapkan kriik dan saran yang bermanfaat untuk perbaikan tesis ini.

Medan, Juni 2008

Penulis

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-
Repository © 2008
RIWAYAT HIDUP

Nama : SITI RAHMAH


Tempat / Tanggal Lahir : Bogor, 28 Desember 1949
Agama : Islam
Status : Janda
Alamat : Jl. Sidodadi No. 22A LK. VII Kel. Deli Tua
Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang

RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1961 : Lulus SR Negeri no 23 Bogor
Tahun 1964 : Lulus SMP Taman Siswa Bogor
Tahun 1968 : Lulus STM Negeri Bogor
Tahun 1975 : Lulus Akademi Teknik Rontgen, Depkes RI. Jakarta
Tahun 1999 : Lulus Fakultas Tenik Elektro UPMI Medan
Tahun 2003 : Lulus Akta IV Universitas Medan

RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun 1976 - 1982 : Staf Sub. Dit. Instalasi Kesehatan
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Tahun 1982 - 1994 :StafSeksiInstalasiKesehatan,BidangYankes.
Kanwil Depkes RI. Prop. Sumatera Utara
Tahun 1994 – 2000 :StafSeksiInstalasiKesehatan,BidangRegdit.
Kanwil Depkes RI. Prop. Sumatera Utara
Tahun 2000 - 2005 :KepalaBalaiPengamananFasilitasKesehatan Medan
Departemen Kesehatan RI.
Tahun 2006 - sekarang : Tenaga Pengajar Akademi Teknik Rontgen
Yayasan Amal Bhakti Medan

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK................................................................................................. i
ABSTRACT............................................................................................... i i
KATA PENGANTAR.................................................................................. i i i
RIWAYAT HIDUP........................................................................................ vi
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL........................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xi
DAFTAR ISTILAH.................................................................................... xii

BAB 1. PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.........................................................................
1.2. Permasalahan ........................................................................... 1
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................
1.4. Manfaat Penelitian................................................................... 6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 6


2.1. Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan...........................
2. 1. 1. Dokumentasi .......................................................................... 6
2.1.2. Pengoperasian .........................................................................
2.1.3. Pemeliharaan........................................................................... 8
2.2. Peralatan Kesehatan................................................................ 8
13
2.3. Pengukuran Pengujian dan Kalibrasi Peralatan Kesehatan......... 15
2.4. Biaya Pemeliharaan Alat Kesehatan........................................... 16
2.5. Tugas dan Fungsi BPFK Medan................................................ 17
2.6. Prosedur Pelayanan Kalibrasi................................................... 18
2.7. Teknisi dan Alat Ukur Kalibrasi................................................ 19
2.8. Prosedur Tetap Pengujian / Kalibrasi Alat Kesehatan................. 20
2.9. Penelitian Terdahulu................................................................ 21
2.10. Landasan Teori........................................................................ 22
2.11. Kerangka Konsep...................................................................... 23
24
BAB3. METODE PENELITIAN...........................................................
3.1. Jenis Penelitian........................................................................ 24
3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian..................................... 24
3.3. Populasi dan Sampel................................................................ 24
3.4. Metoda Pengumpulan Data....................................................... 27
3.5. Definisi Operasional................................................................ 27
3.6. Metoda Pengukuran................................................................. 29
3.6. 1. Unsur Input ........................................................................... 29
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008

3.6.2. Unsur Proses / Pelaksanaan ......................................................... 31


3.6.3. Unsur Output / Kinerja................................................................. 32
33
3.7. Metoda Analisis Data...................................................................
BAB 4. HASIL PENELITIAN................................................................ 34

34
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................................
35
4.2. Deskripsi KarakteristikResponden............................................
36
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................
36
4.3.1. Input Sistem Pemeliharaan.........................................................
40
4.3.2. Proses/Pelaksanaan Sistem Pemeliharaan ..................................
41
4.3.3. Output/Kinerja Sistem Pemeliharaan.........................................
BAB 5. PEMBAHASAN....................................................................... 47
47
5.1. Input Sistem Pemeliharaan......................................................
5.1.1. Sumber Daya Manusia............................................................. 47
50
5.1.2. Dana / Biaya ...........................................................................
51
5.1.3. Sarana......................................................................................
53
5.1.4. Pedoman..................................................................................
5.2. Proses/Pelaksanaan Sistem Pemeliharaan................................... 56
5.2.1. Inventaris Peralatan................................................................... 56
5.2.2. Jadwal Pemeliharaan.................................................................. 58
5.2.3. Pelaksanaan Pemeliharaan.......................................................... 60
60
5.3. Output / Kinerja Sistem Pemeliharaan........................................
5.3.1. Kartu Pemeliharaan dan Laporan Kerja....................................... 60
5.3.2. Laporan Pengujian dan Kalibrasi................................................. 61
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 64
64
6.1. Kesimpulan..................................................................................
65
6.2. Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 67
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1 Daftar Nama Rumah Sakit yang Mengalibrasi Peralatan
Kesehatannya di Medan dari Tahun 2002 s/d Tahun
2006.................................................................... 5

3.1. Tabel Kerja Menghitung Nh, Wh, Ph, dan Besar Sampel tiap
Kelompok......................................................... 26

4.1. Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin,


Pendidikan,
Masa Kerja, Tugas dalam Bidang Alkes/Jabatan,
Lama Tugas,
dan Tempat Tugas................................................ 35

4.2. Distribusi Kategori Tenaga Teknisi Pemelihara Alat


Kesehatan......................................................................... 37

4.3. Distribusi Kategori Dana Pemelihara Alat Kesehatan


37

4.4. Distribusi Kategori Sarana Pemelihara Alat


Kesehatan......................................................................... 38

4.5. Distribusi Kategori Pedoman (Dokumen, Protap


Pengoperasian,
Dan Protap Pemeliharaan)................................... 39

4.6. Distribusi Kategori Pelaksanaan Sistem (Membuat


Inventaris Alat,
Membuat Jadwal, dan Pelaksanaan Pemeliharaan
Alat) ...................................................................41

4.7. Distribusi Kategori Kinerja (Kartu Pemeliharaan / Laporan


Kerja
Pemeliharaan, dan Laporan Kalibrasi Alat Kesehatan)
...........................................................................42

4.8. Data Output Pelaksanaan Sistim Pemeliharaan Peralatan


Kesehatan
di Rumah Sakit Kota Medan tahun 2005 - 2007 ......43
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah
Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
DAFTAR GAMBAR

Nomor
Judul
Halaman

1. Kriteria
P e m e l i h a r a a n . 13

2. Kerang
k a K o n s e p ..... 23
Siti Rahmah: Analisis Sistem
Pemeliharaan Peralatan
Kesehatan Di Rumah Sakit
Kota Medan, 2008. USU e-
Repository © 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman

1. Daftar Pertanyaan Penelitian....................................................... 69

2. Formulir Cek List....................................................................... 72


3.
Hasil Rekap Unsur Input, Proses, dan Output Sistm Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan..................................................................... 74

4. Daftar Nama Rumah Sakit di kota Medan.................................... 75

5. Daftar Nama Rumah Sakit yang menjadi Sampel Penelitian........... 77

6. Protap Pelayanan Kalibrasi Alat Kesehatan................................... 78

7. Kemampuan Pelayanan Kalibrasi BPFK Medan tahun 2006........... 80

8. Daftar Alat yang waj ib diuj i dan dikalibrasi................................. 81

9. Prosedur Tetap Pengujian & Kalibrasi Alat ECG........................... 83


10.
Daftar Peralatan Kerja untuk pemeliharaan peralatan Listrik dan
Peralatan Kesehatan (Elektromedik).............................................. 87

11. Prosedur Tetap Pengoperasian alat ECG ............................................ 88

12. Prosedur Tetap Pemeliharaan alat ECG........................................... 89

13. Formulir Inventaris Alat kesehatan (Elektromedik)......................... 90

14. Kartu Pemeliharaan Alat Kesehatan................................................ 91

15. Lembar Laporan Pemeliharaan (Preventif) .................................... 92


16. Nilai Ambang batas Pada Keselamatan Listrik Nilai Penyimpangan
yang Diizinkan pada Keluaran Kinerja........................................... 93

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
DAFTAR ISTILAH

Akurasi (accuracy) = ketelitian, kecermatan, ketepatan.


Andal, handal = dapat dipercaya

ATEM = Akademi teknik Elektromedik

Bahan pemeliharaan (consumable parts for maintenance) adalah komponen yang


mempunyai usia pakai tertentu digunakan untuk keperluan pemeliharaan (contoh :
filter, oli, vaselin, belt).

IPSRS = Instalasi Sarana dan Prasarana Rumah Sakit.


Kalibrasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional
penunjukkan suatu instrumen ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan
terhadap standar ukurnya yang tertelusur (treaceble) ke standar nasional atau
internasional.

Operating manual adalah buku yang berisi petunjuk mengenai pengoperasian alat
sesuai dengan prosedur yang benar.

Service manual adalah buku yang berisi petunjuk cara pemeliharaan alat sesuai
dengan prosedur yang benar.

Wiring / Schematic diagram adalah gambar hubungan listrik atau perkabelan


antara masing-masing komponen / bagian alat.

Pengukuran adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui ”besaran fisis” dari
suatu alat.

Laik pakai adalah suatu kondisi alat kesehatan yang telah memenuhi persyaratan,
fisik baik, norma keselamatan kerja, keandalan keluaran dan memiliki ijin
operasional yang dikeluarkan oleh instansi berwenang.

Uji coba adalah pengujian alat yang dilakukan setelah uji fungsi, yaitu pengujian
dengan dicobakan beban sebenarnya.

Uji fungsi adalah pengujian alat secara keseluruhan, melalui uji bagian-bagian alat
dengan kemampuan maksimum (secara teknis saat itu) tanpa beban sebenarnya,
sehingga dapat diketahui apakah secara keseluruhan suatu alat dapat dioperasikan
dengan baik.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Uji kinerja (performance test), adalah pengujian alat untuk mengetahui
kemampuan keluaran sesuai dengan kondisi pemakaian.
Sertifikat kalibrasi adalah tanda dan atau keterangan bahwa suatu alat telah
memenuhi kriteria kalibrasi.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-
Repository © 2008
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peralatan kesehatan merupakan salah satu faktor yang memegang peranan

penting dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Pelayanan kesehatan yang berkesinambungan perlu didukung dengan peralatan yang

selalu dalam kondisi siap pakai serta dapat difungsikan dengan baik (Depkes, 2001).

Peralatan kesehatan yang aman, akurat dan handal sangat diperlukan untuk

mendukung pelayanan medik prima kepada masyarakat agar visi Departemen

Kesehatan, yaitu Indonesia sehat 2010 dapat terwujud.

Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan pasal 39 berbunyi :

Pemerintah melindungi masyarakat dari adanya alat kesehatan yang tidak memenuhi

keamanan, mutu dan manfaat. Alat kesehatan yang dimaksud adalah instrument,

apparatus, mesin yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis menyembuhkan

dan meringankan penyakit, merawat orang sakit serta memulihkan kesehatan kepada

manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki fungsi tubuh.

Penggunaan alat-alat medik yang berteknologi oleh rumah sakit secara

signifikan terlihat semakin bertambah jumlahnya baik dalam hal jenisnya maupun

dalam hal variasinya. Oleh karena itu Departemen Kesehatan berupaya

menyempurnakanan peraturan-peraturan yang berkenaan dengan pengadaan peralatan

kesehatan, yang antara lain menganjurkan kepada pihak rumah sakit atau pembeli alat

agar pada setiap pengadaan / pembelian alat kesehatan mencantumkan syarat

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
pelaksanaan pengujian dan kalibrasi oleh perusahaan penjual terhadap alat kesehatan

yang baru dibeli sebelum diserahkan kepada pembeli, sehingga alat kesehatan yang

sudah dibeli dapat digunakan dengan baik, aman, dan laik pakai. Penyempurnaan

peraturan pengadaan khusus alat kesehatan tersebut disebabkan pengalaman yang

telah terjadi selama ini seperti adanya kasus alat kesehatan yang masih baru tidak

dapat digunakan padahal alat kesehatan tersebut sangat diperlukan untuk menunjang

pelayanan kesehatan, dan dana yang dikeluarkan untuk pembelian alat kesehatan

tersebut cukup mahal.

Menurut penelitian Janahar (1991) tentang tentang Sistem Monitoring Efek

Pengamanan Alat Kesehatan, alat kesehatan yang bermasalah 63 persen, sedangkan

alat kesehatan yang rusak 10 persen. Pada penelitian tersebut dilaporkan bahwa

peralatan kesehatan yang seringkali mengalami kerusakan misalnya tensimeter sering

macet waktu dipakai, akibatnya hasil yang didapat tidak tepat sehingga akan

mempengaruhi pemberian obat. Alat bedah listrik kadang kadang menyebabkan kulit

terbakar waktu digunakan selama operasi. Alarm dan signal pada alat bantu

pernafasan terganggu akibat perubahan tegangan. Elektrokardiograf yang tidak

pernah dilakukan kalibrasi hasilnya sukar dipercaya. Contoh lain yang ada di bagian

radiologi, alat ultrasonograf baru 6 bulan dipakai gambarnya sudah tidak jelas lagi.

Kasus-kasus tersebut terjadi karena pada umumnya selama ini rumah sakit

membeli atau menerima peralatan kesehatan dengan hanya melihat fisiknya dalam

keadaan baik, spesifikasinya lengkap dan dapat berfungsi dengan baik, padahal

penunjukannya atau kinerja dari peralatan tersebut belum tentu sesuai dengan

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian terhadap

peralatan kesehatan yang baru dibeli meliputi tahapan uji fungsi, uji coba dan

pengukuran unjuk kerja dan keamanan alat kesehatan tersebut. Demikian juga dalam

upaya mempertahankan fungsi dan keandalannya diperlukan pemeliharaan dan

pengalibrasian / peneraan secara terprogram yang berkesinambungan untuk

mendukung jaminan mutu pelayanan kesehatan.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1981 tentang Metrologi

Legal (UUML) yang dalam penjelasan pembukaannya berbunyi sebagai berikut :

“Pengaturan tentang Metrologi menjadi semakin penting karena tertib ukur, disegala

bidang menyangkut juga segi keamanan bagi manusia sendiri, antara lain dosis obat-

obatan, penyinaran, pengukuran tekanan darah, suhu manusia, suara, polusi,

pengukuran dalam navigasi dan lain sebagainya”.

Hal ini berarti dengan sangat jelas dinyatakan bahwa alat-alat ukur kesehatan

merupakan alat ukur yang “WAJIB DITERA DAN DITERA ULANG”, dijamin

kebenarannya dan memiliki kepastian aspek legalitas dan perlindungan hukumnya.

Undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen pasal 4

berbunyi : Hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan

dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa. Jasa dalam hal ini termasuk jasa

pelayanan yang dilakukan di rumah sakit. Kasus-kasus mengenai kegagalan diagnosa

dan pengobatan suatu penyakit oleh tenaga medis (dokter) akhir-akhir ini sering

terjadi, hal ini kemungkinan dapat terjadi akibat alat yang digunakan tidak pernah

dikalibrasi atau diuji kehandalannya.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Berkaitan dengan tuntutan global yaitu adanya ISO 9000 series, maka

diperlukan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan secara berkala, unsur pemeriksaan

dan pengujian ini merupakan salah satu unsur sistim mutu ISO 9000 yang wajib

dipenuhi oleh rumah sakit atau suatu perusahaan.

Derajat kesehatan masyarakat perlu ditingkatkan melalui pelayanan

kesehatan yang berkualitas. Salah satunya melalui upaya penyediaan alat kesehatan

yang baik, aman dan laik pakai. Agar peralatan kesehatan selalu dalam kondisi baik,

aman dan laik pakai, diperlukan pemeliharaan preventif termasuk pengujian dan

kalibrasi.

Berdasarkan data pelayanan kalibrasi di Balai Pengamanan Fasilitas

Kesehatan (BPFK) Medan jumlah rumah sakit di kota Medan yang mengalibrasi alat

kesehatannya pada tahun 2002 sebanyak 15 rumah sakit (30%) tahun 2003, 2004 dan

2005 masing-masing sebanyak 5 rumah sakit (10%) dan tahun 2006 sebanyak 12

Rumah Sakit (24%), dari jumlah rumah sakit yang ada di kota Medan sebanyak 50

rumah sakit, dari data tersebut jumlah rumah sakit yang mengalibrasi peralatannya

masih rendah yaitu dibawah 50 %.

Dalam kurun waktu 5 tahun mulai tahun 2002 sampai dengan 2006 kegiatan

kalibrasi peralatan kesehatan di Medan, terdapat 1 rumah sakit yang mengalibrasi

peralatan kesehatannya sebanyak 5 kali dan 1 rumah sakit. mengalibrasi 4 kali atau

masing-masing 4,35% dari 23 rumah sakit , 3 rumah sakit mengalibrasi 3 kali atau

13,04%, 6 rumah sakit mengalibrasi 2 kali atau 26,08% dan 13 rumah sakit

mengalibrasi peralatannya 1 kali atau 56,52%, sebagaimana terlihat pada Tabel 1.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 1. Daftar nama rumah sakit di kota Medan yang mengalibrasi peralatan
kesehatannya dari tahun 2002 - 2006
NAMA Thn Thn Thn Thn Thn Jumlah
RUMAH SAKIT 2002 2003 2004 2005 2006 (kali)
1 RS. Adam Malik V V V 3
2 RS. Haji Medan V V 2
3 RS. St. Elisabeth Medan V V V V V 5
4 RS. Sundari V V V 3
5 RS. Herna V V 2
6 RS.Martha Friska V 1
7 RS.PTPN II. Tembakau Deli V V 2
8 RS.Islam Malahayati V 1
9 RS.Advent Medan V V V V 4
10 RS. Methodis Medan V V 2
11 RS. Materna V V V 3
12 RS. Permata Bunda V V 2
13 RS. Estomihi V 1
14 RS. Melati V 1
15 RS. Wulan Windi V 1
16 RS. Sri Ratu V 1
17 RS. Maya Sari V 1
18 RS. Sarah V V 2
19 RSK Rasyida V 1
20 RS Imelda V 1
21 RSU. Dr. Pirngadi V 1
22 RS. Gleneagles V 1
23 RS. Sari Mutiara V 1
Jumlah 15 5 5 5 12 xxxxx
Sumber BPFK Medan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada umumnya rumah sakit tidak

mengalibrasi peralatan kesehatan setiap tahunnya sebagaimana dianjurkan

permenkes 363/MENKES/PER/1998 tentang Pengujian dan kalibrasi alat kesehatan

pada sarana pelayanan kesehatan.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
1.2. Permasalahan

Sebagaimana telah diuraikan pada latar belakang diatas, dapat disimpulkan

bahwa jumlah pemakai jasa pelayanan kalibrasi alat kesehatan rumah sakit relatif

masih sedikit dibandingkan dengan jumlah rumah sakit yang ada di Medan yaitu di

bawah 50 %. Keadaan ini dapat mempengaruhi jaminan keamanan dalam

pemanfaatan peralatan kesehatan dan tingkat mutu pelayanan kesehatan rumah sakit

di kota Medan. Rumusan masalah perlu diketahui adalah : Bagaimana pelaksanaan

sistem pemeliharaan peralatan kesehatan dapat diselenggarakan dengan baik oleh

rumah sakit di kota Medan, sehingga peralatan kesehatan selalu dalam kondisi baik

dan laik pakai, dan faktor apa yang menjadi kendala dalam penyelenggaraan sistem

pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan sistem

pemeliharaan peralatan kesehatan di rumah sakit kota Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Pimpinan dan staf bagian administrasi atau tata usaha rumah sakit untuk dapat

memperhatikan lebih baik lagi serta ikut serta dalam menangani sistem

pemeliharaan peralatan kesehatan khususnya dalam segi administrasi

peralatan kesehatan.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
2. Operator alat kesehatan untuk dapat melaksanakan tugas pengoperasian alat

kesehatan dengan baik sesuai prosedur tetap pengoperasian alat.

0. Teknisi alat kesehatan untuk dapat melaksanakan tugas pemeliharaan

alat kesehatan dengan baik sesuai jadwal pemeliharaan yang telah dibuat.

1. Penanggung jawab alat untuk dapat meningkatkan pengawasannya

terhadap pelaksanaan sistem pemeliharaan alat kesehatan.

3. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-
Repository © 2008
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan

Manajemen Pemeliharaan Peralatan Kesehatan merupakan suatu sistem

rancangan yang disusun untuk membantu personil biomedic rumah sakit dan atau

teknisi rumah sakit dalam mengembangkan, memonitor dan mengatur (manage)

pemeliharaan peralatan kesehatan (American Hospital Association, 1996).

Pelaksanaan manajemen pemeliharaan peralatan kesehatan, yang selanjutnya dalam

penelitian ini disebut sebagai sistem pemeliharaan peralatan kesehatan, meliputi

pekerjaan dokumentasi, pengoperasian, dan pemeliharaan.

2.1.1. Dokumentasi

Dokumentasi disini adalah dokumen pemeliharaan (POPPK, Depkes, 2001),

yang terdiri dari dokumen teknis dan data atau laporan hasil pemeliharaan. Dokumen

teknis peralatan yaitu dokumen yang menyertai peralatan pada waktu pengadaannya,

meliputi: brosur, installation manual, installation report, operating manual, service

manual, yang mencakup schematic diagram, part list, recommended parts, Prosedur

tetap pengoperasian, prosedur tetap pemeliharaan dan sertifikat kalibrasi juga

merupakan dokumen teknis.

Data atau hasil pemeliharaan yaitu dokumen yang berisi data yang

berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan peralatan meliputi inventaris peralatan,

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
yang berisi data setiap peralatan yang dimiliki rumah sakit, disertai aspek teknis,

yaitu nama alat, merk, model/type, tahun pembelian, nama perusahaan yang

mengageninya, apakah mempunyai operating manual dan service manual, kalau tidak

memilikinya maka perlu diusahakan kepada agen atau instansi lainnya agar dapat

dipenuhi, berapa jumlahnya alat yang type/modelnya sama. Selain Inventaris

peralatan, setiap peralatan mempunyai kartu pemeliharaan alat, catatan pemeliharaan

alat, dan pelaporan dan evaluasi.

2.1.2. Pengoperasian

Operasionalisasi peralatan kesehatan harus didukung dan memenuhi berbagai

aspek, yaitu :

a. Alat dalam keadaan laik pakai berfungsi dengan baik dan

aman digunakan.

b. Aksesori alat lengkap dan baik.

c. Ruangan pelayanan memenuhi syarat untuk menunjang

pengoperasian alat

d. Prasarana listrik, air, gas dan lain-lain memadai.

e. Sumber daya manusia (SDM) siap.

f.Bahan operasional tersedia.

g. Prosedur tetap pelayanan tersedia, dipahami dan dilaksanakan.


h. Prosedur tetap pengoperasian tersedia, dipahami dan
dilaksanakan.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Untuk menjamin operasionalisasi peralatan kesehatan,maka aspek-aspek tersebut

diatas perlu diupayakan keberadaannya. (Depkes, 2001)

Operasionalisasi peralatan dalam menunjang penyelenggaraan pelayanan

kesehatan terhadap masyarakat, memerlukan prosedur yang baku mengenai

pengoperasian dan pemeliharaan peralatan kesehatan. Prosedur yang baku tersebut

adalah “Prosedur tetap (Protap) Pengoperasian” dan “Prosedur tetap (Protap)

Pemeliharaan”, (Depkes, 2001).

2.1.3. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan untuk menjaga

suatu alat agar mencapai suatu kondisi yang bisa diterima, yaitu kondisi alat dapat

berfungsi normal (Depkes, 1992).

Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan

untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya, sampai pada kondisi yang bisa

diterima (Corder, 1992).

Pemeliharaan adalah seluruh kegiatan yang berlangsung dalam dan sekitar

fungsi pemeliharaan biasanya mencakup salah satu diantara kategori sebagai berikut

yaitu : Teknik-teknik manajemen, prosedur-prosedur administratif, praktek teknologi,

manajemen personalia dan pengendalian atas aspek pelaksanaannya. Jika kelima

unsur fungsi pemeliharaan tersebut dikombinasikan, barulah akan didapatkan sistem

yang paling sesuai dengan kebutuhan (Priel, 1974).

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Pemeliharaan yang sistematik merupakan pengembangan suatu pelayanan

yang didasarkan atas tata urutan operasi yang terinci, sedangkan rincian operasinya

sendiri dalam implementasinya dapat dipilih dengan mencocokan dengan kondisi dan

lingkungan yang ada. (Priel, 1974).

Pemeliharaan peralatan tersebut dapat dilaksanakan oleh petugas operator

alat, tenaga pemeliharaan sarana rumah sakit, oleh tehnisi yang mempunyai

pengetahuan khusus tentang peralatan yang bersangkutan atau oleh tenaga ahli yang

mempunyai pengetahuan khusus (WHO, 1994).

Menurut Corder (1992), tujuan utama dari pemeliharaan adalah :

1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset. Hal ini penting terutama

di Negara berkembang karena kurangnya sumber daya modal untuk

penggantian.

2. Untuk menjamin ketersediaan yang optimum peralatan yang dipasang

untuk produksi (jasa) dan mendapatkan laba investasi ( return of

investment) semaksimal mungkin.

3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang

diperlukan dalam keadaan darurat seperti peralatan cadangan dan pemadam

kebakaran.

4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan atau

sarana tersebut.

Dalmy Iskandar (1998) mengatakan bahwa salah satu dari kewajiban umum

Rumah Sakit adalah, memelihara peralatan dengan baik dan agar selalu dalam

keadaan siap pakai dan merujuk kepada Rumah Sakit lain jika tidak tersedia.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Pemeliharaan peralatan kesehatan elektromedik merupakan suatu upaya yang

dilakukan agar supaya peralatan kesehatan selalu dalam kondisi laik pakai, dapat

difungsikan dengan baik dan menjamin usia pakai lebih lama. Aspek-aspek yang

berkaitan dalam pelaksanaan pemeliharaan yaitu Sumber daya manusia (SDM),

fasilitas dan peralatan kerja, dokumen pemeliharaan, suku cadang dan bahan

pemeliharaan. Aspek-aspek ini pada umumnya memerlukan pembiayaan. (POPPK,

Depkes 2001).

Terdapat dua kriteria pemeliharaan dalam pemeliharaan peralatan yaitu

pemeliharaan terencana dan pemeliharaan tidak terencana, seperti terlihat pada bagan

kriteria pemeliharaan (Depkes 200 1).

Pemeliharaan terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan

terhadap alat sesuai dengan jadwal yang telah disusun. Pemeliharaan terencana

meliputi pemeliharaan preventif / pencegahan dan pemeliharaan korektif / perbaikan.

Pemeliharaan tidak terencana adalah kegiatan pemeliharaan yang bersifat darurat

berupa perbaikan terhadap kerusakan alat yang tidak terduga dan harus segera

dilaksanakan mengingat alat sangat dibutuhkan dalam pelayanan.

Pemeliharaan tidak terencana dapat ditekan serendah mungkin apabila pihak

rumah sakit membuat jadwal kegiatan pemeliharaan terencana dan disiplin

melaksanakan kegiatan tersebut. Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan,

termasuk pemeliharaan terencana yaitu pemeliharaan preventif, pada saat inspection

seperti terlihat pada gambar 1.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
PEMELIHARAAN

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
TERENCANA TIDAK TERENCANA

PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN


PREVENTIF KOREKTIF DARURAT

Pemeliha raan Pemeliharaan Perbaikan Overhaul Perbaikan terhadap


Waktu Operasional Waktu Tidak terhadap kerusakan alat yang
(Running Maintenance) Operasional kerusakan alat mendadak/tidak
(Shut Down yang terencana terduga
Maintenance) (Bersifat Korektif)

Inspection:
Lihat, rasakan,
dengarkan, Pembersihan, Pelumasan
Tanpa/dengan alat ukur Penyetelan, Penggantian
Bahan pemeliharaan

Pel
um
asa
n,
Pe
ny
ete
lan

Sumber Pedoman Operasional dan Pemeliharaan Peralatan Kesehatan, 2001

Gambar 1. Kriteria Pemeliharaan

2.2. Peralatan Kesehatan


Permenkes nomor : 1184/MENKES/PER/X/2004 tentang pengamanan

alat kesehatan dan perbekalan rumah tangga pada bab 1 ayat 2, bahwa alat

kesehatan adalah instrument, apparatus, mesin, alat untuk ditanamkan,

reagens/produk diagnostic invitro atau barang lain yang sejenis atau yang terkait

termasuk komponen, bagian dan perlengkapannya yang ;


Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota
Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
a. Disebut dalam farmakope Indonesia, ekstra farmakope Indonesia

dan formularium nasional atau suplemennya dan atau;

b. Digunakan untuk mendiagnosa penyakit, menyembuhkan,

merawat, memulihkan, meringankan atau mencegah penyakit pada manusia

dan atau;

c. Dimaksudkan untuk mempengaruhi struktur dan fungsi tubuh

manusia dan/atau:

d. Dimaksudkan untuk menopang atau menunjang hidup atau mati;

e. Dimaksudkan untuk mencegah kehamilan dan atau;

f. Dimaksudkan untuk pensucihamaan alat kesehatan dan atau;

g. Dimaksudkan untuk mendiagnosa kondisi bukan penyakit yang

dalam mencapai tujuan utamanya;

0. Memberi informasi untuk maksud medis dengan cara pengujian

invitro terhadap specimen yang dikeluarkan dari tubuh manusia;

i. Dan tidak mencapai target dalam tubuh manusia secara farmakologis,

imunologis dan atau cara metabolisme tetapi mungkin membantu fungsi

tersebut;

j . Digunakan, diakui sebagai alat kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu

Pengetahuan dan teknologi.

Pada babVI pasal 71 disebutkan bahwa untuk menjamin mutu, manfaat dan

keamanan Alat Kesehatan Elektromedik dan Radiologi perlu dilakukan kalibrasi alat

secara periodik sesuai ketentuan yang berlaku.


Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.3. Pengukuran Pengujian dan Kalibrasi Peralatan Kesehatan

Permenkes 363/MENKES/PER/1998 tentang Pengujian dan kalibrasi alat

kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan, antara lain menyatakan bahwa setiap alat

kesehatan wajib dilakukan pengujian dan atau kalibrasi untuk menjamin kebenaran

nilai keluaran dan keselamatan pemakai, dan dianjurkan untuk melaksanakan

kalibrasi setiap satu tahun sekali. jumlah alat kesehatan yang wajib diuji dan / atau

dikalibrasi adalah 125 alat dan pembinaan serta pengawasan terhadap segala kegiatan

yang berhubungan dengan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan diarahkan untuk

meningkatkan mutu dan cakupan

Manfaat dari pengujian dan atau kalibrasi terhadap peralatan kesehatan

dimaksud antara lain :

1. Mengetahui sejauh mana peralatan yang diuji / dikalibrasi mempunyai

tingkat keakurasian (ketepatan).

2. Mengetahui seberapa besar penyimpangan pada output yang

dihasilkan dibandingkan dengan spesifikasi alat kesehatan yang diuji dan

dikalibrasi.

3. Untuk menjamin keamanan terhadap pasien, operator dan lingkungan

sekitar, dari bahaya yang ditimbulkan dari peralatan kesehatan tersebut.

4. Dengan diketahui nilai keluaran sebenarnya, maka akan membantu

proses diagnosa dan terapi yang tepat.

5. Sebagai data yang menunjang program pemeliharaan peralatan kesehatan.

Dalam prakteknya pengukuran dan kalibrasi peralatan kesehatan tersebut

meliputi
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
1. Pengukuran nilai keluaran : Tegangan, frekwensi, putaran,

temperature, tekanan, kecepatan, dan lain-lain.

2. Pengukuran Keamanan : Arus bocor, pelindung radiasi, timer,

mekanik, balance dan otomatisasi.

3. Penilaian performance : kelengkapan, hasil pembacaan, kenyamanan

operasional.

2.4. Biaya Pemeliharaan Alat Kesehatan

Menurut Gani (1991), biaya pemeliharaan rumah sakit adalah biaya yang

fungsinya untuk mempertahankan / memperpanjang kapasitas barang investasi terdiri

atas biaya pemeliharaan gedung, alat medis (alat kesehatan) dan alat non medis serta

latihan personil.

Biaya pemeliharaan alat kesehatan merupakan biaya pemeliharan preventif

atau pencegahan dan biaya pemeliharaan korektif atau perbaikan. Biya pemeliharaan

preventif meliputi biaya pemeliharaan berkala sampai dengan pengukuran unjuk kerja

alat dan keamanan alat atau pengujian dan kalibrasi alat kesehatan.

Biaya pemeliharaan berkala adalah biaya pembelian bahan pemeliharaan dan

material bantu seperti pembelian cairan pembersih, kain lap, contact cleaner, oli

untuk pelumasan atau pemeliharaan suction pump, pergantian bagian dari alat seperti

manset dan balon untuk tensimeter, filter anti bakteri untuk inkubator perawatan.

Biaya pengujian dan kalibrasi Alat kesehatan adalah biaya untuk pelaksanaan

pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang dilakukan oleh BPFK Medan.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Biaya (tarif) pengujian dan kalibrasi alat kesehatan telah ditetapkan dalam

Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun 2001 tentang tarif atas jenis penerimaan

Negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan

Sosial.

2.5. Tugas dan Fungsi Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Medan

Untuk melaksanakan pengujian dan kalibrasi alat kesehatan, Departemen

Kesehatan telah mendirikan Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) dengan

surat keputusan yang baru nomor : 530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi

dan tata kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) sebagai pengganti surat

keputusan nomor 1164/MENKES/SK/VIII/2000, yang menetapkan 4 BPFK yaitu :

1. BPFK Jakarta sebagai BPFK tipe A dengan jumlah wilayah kerja 9


Provinsi.

2. BPFK Surabaya sebagai BPFK tipe A dengan wilayah kerja 7 Provinsi.

3. BPFK Makasar sebagai BPFK tipe B dengan wilayah kerja 10 Provinsi.

4. BPFK Medan sebagai BPFK tipe B dengan wilayah kerja 7 Provinsi

meliputi Nangro Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau

Daratan, Riau Kepulauan, Jambi dan Bengkulu.

Dalam Permenkes 530 disebutkan bahwa tugas BPFK melaksanakan

pengamanan fasilitas kesehatan meliputi sarana, prasarana dan peralatan kesehatan

melalui pengujian, kalibrasi dan proteksi radiasi di lingkungan pemerintah maupun

swasta.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Dalam melaksanakan tugasnya BPFK menyelenggarakan fungsi :

a. pengujian dan kalibrasi alat kesehatan;

b. pengujian dan kalibrasi sarana dan prasarana kesehatan;

c. pengamanan dan pengukuran paparan radiasi;

d. pelayanan monitoring dosis radiasi personil;

e. pengukuran luaran radiasi terapi;

f. pengendalian mutu dan pengembangan teknologi

pengamanan fasilitas kesehatan;

g. pelaksanaan kegiatan monitoring dan evaluasi pengujian,

kalibrasi, proteksi radiasi, sarana dan prasarana kesehatan;

h. pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan;

i. pelaksanaan bimbingan teknis dibidang pengamanan

fasilitas kesehatan;

j. pelaksanaan ketatausahaan.

2.6. Prosedur Pelayanan Kalibrasi

Prosedur pelayanan kalibrasi meliputi : prosedur permintaan pelayanan

pengujian dan kalibrasi, prosedur pelaksanaan pengujian dan kalibrasi, pembuatan

laporan, pembuatan sertifikat dan label /stiker laik pakai atau tidak laik pakai sampai

dengan pengiriman laporan, sertifikat dan label ke rumah sakit pelanggan. Untuk

pelayanan pengujian dan kalibrasi, BPFK Medan telah membuat prosedur tetap

(protap) permintaan pelayanan kalibrasi, yaitu protap untuk permintaan pelayanan

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
kalibrasi di rumah sakit dan protap permintaan pelayanan kalibrasi yang dilakukan di

BPFK Medan, yang dapat dilihat pada Lampiran 6.

2.7. Teknisi dan Alat ukur Kalibrasi

Teknisi kalibrasi adalah petugas yang melaksanakan kalibrasi peralatan

kesehatan.Alat ukur kalibrasi adalah alat untuk mengukur unjuk kerja (kinerja) dan

keamanan alat kesehatan.

Teknisi kalibrasi Laboratorium kalibrasi BPFK Medan bertugas

melaksanakan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, mempunyai persyaratan

sebagai berikut :

1. Berlatar pendidikan D3 Teknik Elektromedik (ATEM), atau D3

Teknik Instrumentasi atau S 1 Teknik Fisika Medik, atau Teknik Fisika atau

Teknik Elektronika atau Teknik Elektro.

2. Telah mengikuti kegiatan pelatihan kalibrasi alat kesehatan yang

diselenggarakan Depkes atau BPFK Jakarta.

0. Telah mengikuti pelatihan kalibrasi salah satu atau semua parameter

antara lain parameter kelistrikan, suhu, volume, gaya dan massa yang

diselenggarakan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) atau Badan

Standar Nasional (BSN).

3. Telah mengikuti pelatihan ketidak pastian salah satu atau semua

parameter (kelistrikan, suhu, volume, gaya dan massa) yang diselenggarakan

LIPI atau B SN.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
5. Mengikuti pelatihan-pelatihan lain yang berkaitan dengan

peningkatan pelayanan mutu laboratorium (sistim mutu laboratoriun SNI- 19-

17025-2000).

6. Mengikuti proses sertifikasi teknisi kalibrasi yang

diselenggarakan Depertemen Kesehatan, sehingga semua teknisi

Kalibrasi mempunyai sertifikat.

Alat ukur kalibrasi (kalibrator) yang dimiliki Laboratorium Kalibrasi BPFK

Medan pada tahun 2006 sebanyak 38 unit yang mampu mengkalibrasi sebanyak 44

jenis alat kesehatan seperti terdapat pada Lampiran 7. Dalam rangka memenuhi

ketentuan dalam Permenkes 363 tahun 1998 yaitu jumlah alat yang wajib dikalibrasi

adalah 125 jenis alat kesehatan (Lampiran 8), maka BPFK Medan setiap tahunnya

selalu menambah jumlah alat kalibrator secara bertahap. Pemeliharaan terhadap

peralatan ukur (kalibrator) dilakukan sesuai prosedur tetap agar kalibrator tersebut

dapat berfungsi dengan baik, dan berumur panjang, salah satu tindakan dari

pemeliharaan tersebut adalah mengalibrasi alat ukur ke institusi / laboratorium yang

telah diakui Komite Akreditasi Nasional (KAN) seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia (LIPI) dan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).

2.8. Prosedur Tetap Pengujian / Kalibrasi Alat Kesehatan

Setiap Tehnisi kalibrasi yang melaksanakan kegiatan pengujian dan kalibrasi

alat kesehatan, mengacu kepada prosedur tetap pengujian / kalibrasi yang telah

disusun BPFK Medan (Departemen Kesehatan) berdasarkan pedoman standar acuan

nasional yaitu Standar Nasional Indonesia (SNI), dan atau standar internasional
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
seperti ECRI (Emergency Care Research Institute) dan IEC (International Elactrical

Commision). Salah satu prosedur tetap pengujian dan kalibrasi Alat kesehatan, dapat

dilihat pada Lampiran 9, yaitu prosedur tetap pengujian dan kalibrasi alat ECG,

2.9. Penelitian Terdahulu

Penelitian analisis sistem pemeliharaan alat kesehatan di rumah sakit kota

Medan belum pernah dilaksanakan, terdapat penelitian sejenis yang dilaksanakan di

tempat lain seperti yang dilakukan oleh :

1. Solehudin (1999), dengan judul ”Pengembangan rancangan sistem

pemeliharaan alat-alat medis di rumah sakit Tanggerang”. Penelitian ini

merupakan penelitian dalam bidang manajemen pemeliharaan sarana rumah

sakit. Dilakukan dengan menganalisa bagian-bagian yang terkait dengan

pelaksanaan upaya pemeliharaan sarana rumah sakit. Lingkup penelitian

dibatasi hanya pada pelaksanaan pemeliharaan alat medis dengan

pertimbangan keberadaan dan kesiapan alat-alat medis di rumah sakit sangat

erat hubungannya terhadap keberhasilan pengobatan dan kualitas pelayanan

rumah sakit secara umum. Selain itu dampak kerusakan alat-alat medis di

rumah sakit sangat besar pengaruhnya terhadap pendapatan dan citra rumah

sakit. Diharapkan penelitian ini mampu menemukan suatu rancangan

pemeliharaan alat-alat medis yang sesuai dengan kondisi rumah sakit

Tangerang.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
2. Supardjo (2003), dengan judul ”Upaya peningkatan pelaksanaan manajemen

teknologi peralatan medik guna pencapaian kesesuaian mutu pelayanan

medik, studi kasus di Perusahaan Jawatan RSAB. Harapan Kita Jakarta”.

Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang manajemen pemeliharaan

sarana rumah sakit. Dilakukan dengan menganalisa bagian-bagian yang terkait

dengan pelaksanaan upaya peningkatan pelaksanaan manajemen teknologi

peralatan medik untuk mencapai kesesuaian mutu pelayanan medik dengan

Instrumen Akreditasi Surveyor Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Diharapkan

penelitian ini dapat memberikan masukan pada penyempurnaan sistem

manajemen teknologi peralatan medik guna peningkatan kesesuaian mutu

pelayanan Perjan RSAB. Harapan Kita dari segi jaminan mutu dalam

pemanfaatan pelayanan medik.

2.10. Landasan Teori


Sistem pemeliharaan peralatan di rumah sakit merupakan suatu kegiatan yang

perlu dilakukan dengan baik, karena berfungsi tidaknya , dan laik tidaknya peralatan

kesehatan dapat mempengaruhi kapasitas, kinerja dan mutu pelayanan rumah sakit.

Menurut Bronzuny (1992) dan Emergency Care Research Institute (ECRI)

(1996), menyebutkan bahwa banyak hal yang mempengaruhi pemeliharaan tetapi

yang terbesar pengaruhnya adalah pendidikan, pengetahuan tentang pemeliharaan,

fasilitas bengkel, spare part, pemeliharaan korektif / pencegahan dan anggaran/dana

yang tersedia.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Kinerja (Lembaga Administrasi Negara, 2000) adalah gambaran mengenai

tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program dan kebijaksanaan dalam

mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. dengan memperhatikan

indikator masukan / input, proses, keluaran / output (hasil), dan dampak. Sementara

untuk mendapatkan indikator keluaran yang merupakan kinerja dari sistem

pemeliharaan peralatan kesehatan, diperlukan indikator masukan yaitu sumber

daya manusia , dana / biaya, sarana, pedoman, dan proses sebagai pelaksanaan sistem

pemeliharaan alat kesehatan, sedangkan dampaknya adalah mutu pelayanan

kesehatan.

2.11. Kerangka Konsep

INPUT PROSES OUTPUT

Pelaksanaan
- Sumber daya
sistem
Manusia Kinerj a sistem
pemeliharaan pemeliharaan
- Dana/biaya - Sarana aran Peralatan kes.
peralatan kes. (laporan
- Pedoman (dokumentasi, pemeliharaan alat,
pemeliharaan & laporan
kalibrasi)
preventif,
korekti, darurat)

Gambar 2. Kerangka Konsep

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian

dilakukan dengan mempelajari pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan

di rumah sakit kota Medan.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di 30 rumah sakit umum meliputi rumah sakit

pemerintah, rumah sakit BUMN, dan rumah sakit swasta di kota Medan.

Penelitian dimulai dengan kegiatan penelusuran pustaka, konsultasi dengan

pembimbing, mempersiapkan proposal penelitian, seminar kolokium, dilanjutkan

dengan penelitian lapangan untuk pengumpulan data serta melakukan pengolahan dan

analisa data, menyusun laporan penelitian dan penulisan tesis, seminar hasil

penelitian dan ujian komprehensif yang membutuhkan waktu selama 10 bulan,

mulai bulan Pebruari sampai dengan Desember 2007.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah rumah sakit umum yang ada di kota

Medan sebanyak 60 rumah sakit (Lampiran 4). Besar sampel dihitung berdasarkan

metode alokasi proporsional dengan rumus di bawah ini (Ariawan, 1998) :

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Z 2
1−α/2 N h Ph(1 Ph)/Wh
2

n
∑ −

N D 2
2 + Z2 1−α/2 ∑ N P h (1 P h )
h

Dimana : n = Ukuran (total) sampel yang dicari


N = Ukuran total populasi
N h = Ukuran sampel tiap strata / kelompok rumah sakit
D = Kesalahan yang bisa ditolerir = 5%
Z2 1 α/2 − = Nilai distribusi normal baku pada 0,5
Wh = Proporsi populasi tiap strata/kelompok rumah sakit
Ph = Presisi mutlak

Cara pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

1. Menentukan rumah sakit berdasarkan kelas rumah sakit. Rumah salit

kelas A dan B sebagai rumah sakit kelompok I, rumah sakit kelas C sebagai

rumah sakit kelompok II, dan kelompok III adalah rumah sakit kelas D.

2. Menghitung jumlah sampel berdasarkan strata/kelompok rumah sakit


(N ).h

0. Menghitung proporsi tiap strata/kelompok rumah sakit berdasarkan

ukuran populasi (Wh).

1. Menghitung ukuran N Ph (1 -Ph) total, untuk menghitung besar sampel.


h

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-
Repository © 2008
Tabel 3.1. Tabel Kerja Menghitung Nh, Wh, Ph, dan Besar Sampel
Tiap Kelompok

No. Strata Nh Wh N h 2
Ph NhPh NhPh(1- N Hph(1- 2

Rumah sakit . Ph) Ph/Wh

1. RS.Kelas A&B 3 9
0,05 0,7 2,1 0,63 37,8

2. RS. Kelas C 14 0,23 196 0,68 9,52 3,05 185,4

3. RS. Kelas D 43 0,72 1849 0,8 34,4 6,88 410,88

Jumlah 60 1,00 10,56 633,82

Z 1 α /2 N h Ph(1 Ph)/Wh
2
− ∑
2

n=
N D
2 2
+ Z 2
1−α/2 ∑ N P (1 Ph)
h h −

1,96 (633,82)2

n 60 (0,1) 2 (1,96)2(10,56)
=
2 +

2433,87
n=
76,55
31,79 Sampel
n=

Berdasarkan perhitungan rumus maka besar sampel (n) = 31

rumah sakit, selanjutnya jumlah sampel yang diambil adalah 30 rumah sakit.

Teknik sampling dalam penelitian ini adalah sistematik berstrata (berdasarkan

kelas rumah sakit), berperbandingan (proportional stratified sytematic/ordinal

sampling), (Amirin, 2000). Daftar rumah sakit yang menjadi sampel penelitian

dapat dilihat pada Lampiran 5.

Dengan menggunakan alokasi proporsional, maka diperlukan sampel untuk masing-

masing strata/kelompok dengan kriteria tempat tidur adalah sebagai berikut :

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
a. Rumah sakit kelas A dan B adalah 0,05 x 30 = 2 rumah sakit.

b. Rumah sakit kelas C adalah 0,23 x 30 = 7 rumah sakit.

c. Rumah sakit kelas D adalah 0,72 x 30 = 21 rumah sakit.

3.4. Metoda Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti, data yang terkumpul

berasal dari data primer dan sekunder.

Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan

responden yaitu Pimpinan rumah sakit / wakil pimpinan / personil yang menangani

masalah peralatan kesehatan di rumah sakit. Alat untuk mengumpulkan data adalah

daftar pertanyaan tentang sistem pemeliharaan alat kesehatan.

Data sekunder diperoleh dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK)

Medan, dan Dinas Kesehatan Kota Medan berupa :

1. Data rumah sakit yang ada di kota Medan.

2. Laporan pelaksanaan Pengujian dan Kalibrasi tahun, 2003, 2004, 2005, 2006.

3. Data lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.5. Definisi Operasional

1. Sumber Daya Manusia adalah personil / teknisi yang melaksanakan

pemeliharaan terhadap peralatan kesehatan yang termasuk dalam daftar alat

kesehatan yang wajib diuji dan atau dikalibrasi (Permenkes 363, tahun 1998).

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
2. Dana adalah biaya yang disediakan khusus untuk biaya

pemeliharaan peralatan kesehatan meliputi biaya pemeliharaan preventif,

korektif maupun darurat.

0. Sarana adalah alat pendukung untuk pelaksanakan sistem

pemeliharaan peralatan elektromedis yang meliputi ruangan/workshop,

peralatan kerja, dan bahan pemeliharaan.

0. Pedoman adalah panduan/petunjuk untuk melaksanakan pemeliharaan

yang meliputi dokumen teknis, prosedur tetap pengoperasian peralatan

kesehatan, dan prosedur tetap pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai dengan

peralatan yang ada.

0. Proses adalah pelaksanaan kegiatan sistem

pemeliharaan peralatan kesehatan dimulai dengan membuat daftar inventaris

peralatan kesehatan dengan data yang lengkap, menyusun jadwal pemeliharaan

korektif dan preventif peralatan kesehatan termasuk jadwal pengujian dan

kalibrasi peralatan kesehatan, dan pelaksanaan pemeliharaan korektif,

preventif termasuk pelaksanaan

pengujian dan kalibrasi alat kesehatan.

6. Kinerja sistem pemeliharaan peralatan kesehatan adalah hasil dari

pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan, dapat dilihat dari

laporan hasil pemeliharaan yang meliputi, inventaris peralatan, kartu

pemeliharaan alat, catatan pemeliharaan alat, laporan pengujian dan kalibrasi,

sertifikat kalibrasi.
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.6. Metoda Pengukuran

Dalam penelitian ini cara pengukuran yang dilakukan adalah dengan

menghadapkan lembar kuesioner yang berisi pertanyaan terbuka dan cek list

mengenai sistem pemeliharaan peralatan kesehatan, yang terdiri dari unsur input yang

meliputi variabel Sumber Daya Manusia (SDM), dana / biaya, sarana dan pedoman,

unsur proses meliputi penyusunan inventarisasi, penyusunan jadwal, dan pelaksanaan

pemeliharaan, untuk unsur output yang merupakan kinerja / hasil pelaksanaan

pemeliharaan yang berupa laporan kerja pemeliharaan dan laporan kalibrasi

peralatan.

3.6.1. Unsur input

3.6. 1. 1. Sumber daya manusia

1. Baik apabila ada petugas/teknisi yang melaksanakan pemeliharaan

peralatan kesehatan berpendidikan D3 ATEM, atau STM yang berpengalaman

minimal 5 tahun dalam pemeliharaan alat kesehatan (yang termasuk dalam

daftar alat kesehatan dalam permenkes 363 tahun 1998, sebaimana

terdapat pada Lampiran 8).

0. Kurang baik apabila tidak ada petugas/teknisi yang

melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-
Repository © 2008
3.6.1.2. Dana / biaya

1. Ada apabila tersedia dana untuk pemeliharaan korektif,

preventif (pelaksanaan pengujian dan kalibrasi), dan pemeliharaan darurat

(emergency maintenance).

2. Tidak ada apabila tidak tersedia dana untuk pemeliharaan korektif,

preventif (pelaksanaan pengujian dan kalibrasi), dan pemeliharaan darurat.

3.6.1.3. Sarana (Ruangan, Peralatan kerja, Bahan pemeliharaan)

Ruangan /workshop

1. Baik apabila ada ruangan/tempat khusus untuk pelaksanaan

pemeliharaan, untuk menyimpan peralatan kerja dan dokumen teknis.

2. Kurang baik apabila tidak ada ruangan/tempat khusus untuk

pelaksanaan pemeliharaan, untuk menyimpan peralatan kerja dan dokumen

teknis Peralatan kerja

1. Baik apabila tersedia peralatan kerja sesuai dengan peralatan yang ada.

2. Kurang baik apabila tidak tersedia peralatan kerja, sesuai dengan

peralatan yang ada.

Bahan pemeliharaan

1. Baik apabila tersedia bahan pemeliharaan peralatan kesehatan sesuai

dengan peralatan yang ada.

2. Kurang baik apabila tidak tersedia bahan pemeliharaan peralatan

kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.6.1.4. Pedoman (Dokumen teknis, Protap pengoperasian, Protap pemeliharaan)

Dokumen teknis

1. Baik apabila mempunyai / menyimpan dokumen teknis dengan baik

sekitar 30% – 100% dari peralatan yang dimiliki.

2. Kurang baik apabila mempunyai / menyimpan dokumen teknis

peralatan dibawah 30% dari peralatan yang dimiliki.

Prosedur tetap pengoperasian

1. Baik apabila tersedia prosedur tetap pengoperasian peralatan kesehatan

sesuai dengan peralatan yang ada.

2. Kurang baik apabila tidak tersedia prosedur tetap pengoperasian

peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada.

Prosedur tetap pemeliharaan

1. Baik apabila tersedia prosedur tetap pemeliharaan peralatan kesehatan

sesuai dengan peralatan yang ada.

2. Kurang baik apabila tidak tersedia prosedur tetap pemeliharaan

peralatan kesehatan sesuai dengan peralatan yang ada.

3.6.2. Unsur proses / pelaksanaan

3.6.2.1. Membuat inventaris peralatan

1. Baik apabila mempunyai / membuat daftar inventaris peralatan


kesehatan.

2. Kurang baik apabila tidak mempunyai / membuat daftar inventaris

peralatan kesehatan.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.6.2.2. Membuat j adwal pemeliharaan

1. Baik apabila mempunyai / membuat jadwal pemeliharaan peralatan


kesehatan.

2. Kurang baik apabila tidak mempunyai / membuat jadwal

pemeliharaan peralatan kesehatan.

3.6.2.3. Pelaksanaan pemeliharaan

1. Baik apabila melaksanakan pemeliharaan sesuai jadwal

pemeliharaan peralatan kesehatan (termasuk pengujian dan kalibrasi

peralatan kesehatan).

2. Kurang baik apabila tidak melaksanakan pemeliharaan sesuai

jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan.

3.6.3. Unsur output / kinerj a

3.6.3. 1. Laporan pemeliharaan

1. Baik apabila ada laporan kerja pemeliharaan alat kesehatan / kartu

peliharaan setelah selesai melaksanakan pemeliharaan

2. Kurang baik apabila tidak ada laporan kerja pemeliharaan alat

kesehatan / kartu pemeliharaan) setelah selesai melaksanakan pemeliharaan

3.6.3.2. Laporan kalibrasi dan sertifikat kalibrasi

1. Baik apabila ada laporan dan atau sertifikat kalibrasi alat kesehatan

dari BPFK Medan

2. Kurang baik apabila tidak ada laporan dan atau sertifikat kalibrasi

alat kesehatan dari BPFK Medan.


Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
3.7. Metoda Analisis Data
Data primer dan data sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui proses

pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

a. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari

kesalahan atau kemungkinan adaya kuesioner yang belum terisi.

0. Coding, pemberian kode/ tanda pada formulir cek list untuk


~

memudahkan proses entry data.

c. Cleaning , sebelum analisa data dilakukan pengecekan dan perbaikan

terhadap data yang sudah masuk.

Analisis data dilakukan analisis data univariat, untuk mengetahui frekwensi hasil

wawancara dengan menggunakan kuesioner dan formulir cek list untuk menganalisis

pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan yang terdiri dari input (petugas,

dana, sarana, pedoman), proses / pelaksanaan sistem (dokumentasi, menyusun

prosedur tetap operasional, prosedur tetap pemeliharaan, jadwal pemeliharaan, dan

pelaksanaannya), output / kinerja pelaksanaan sistem pemeliharaan (inventaris alat,

laporan pemeliharaan alat, laporan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan).

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-
Repository © 2008
BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Kota Medan adalah kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan

Surabaya, letak geografis kota berada di pesisir timur pulau Sumatera bagian utara

dengan luas wilayah 265,10 Km2. Daerah yang berbatasan langsung dengan kota

Medan adalah sebelah utara Selat Malaka, sebelah timur Percut Sei Tuan (kabupaten

Deli Serdang), sebelah selatan Tanjung Morawa dan Pancur Batu (kabupaten Deli

Serdang), sebelah barat Sunggal dan Hamparan Perak (kabuaten Deli Serdang).

Secara administratif kota Medan terbagi atas 21 kecamatan definitif yang

meliputi 151 kelurahan dan 1887 lingkungan.

Menurut data dari BPS Propinsi Sumatera Utara 2006, jumlah penduduk kota

Medan tahun 2006 adalah 2.067.288 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata

7798/km2. jumlah penduduk laki-laki sebanyak 1.027.607 jiwa (49,71%), jumlah

penduduk perempuan dengan jumlah 1.039.681 jiwa (50,29%) sedangkan dengan

angka rasio j enis kelamin 9 8,84%.

Menurut data dari Departemen Kesehatan RI. dan Kantor Dinas Kesehatan

Kotamadya Medan tahun 2007, kota Medan memiliki 76 rumah sakit umum dan

khusus, dengan perincian rumah sakit umum 60 unit, rumah sakit jiwa 5 unit.dan

rumah sakit khusus lainnya 1 1 unit. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah

rumah sakit (Rumah sakit umum) di kota Medan dalam kurun waktu 2 tahun, yaitu

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
dari 50 menjadi 60 rumah sakit. Peningkatan jumlah rumah sakit ini pada umumnya

disebabkan meningkatnya status beberapa Balai pengobatan, klinik bersalin yang

beralih menjadi rumah sakit umum.

4.2 Deskripsi Karakteristik Responden


Karakteristik informan/responden berumur antara 24 sampai dengan 54 tahun,

sebagian besar adalah laki-laki, berlatar pendidikan dari D2 sampai S2, masa kerja

berkisar antara 1 sampai 28 tahun, lama tugas jabatan berkisar antara 1 sampai 15

tahun, seperti terlihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan,


Masa Kerja, Tugas dalam Bidang Alkes / Jabatan, Lama Tugas,
dan Tempat Tugas

Umur Jenis Pend Masa Tugas bid Alkes Lama Tempat Tugas
(thn) Kel. Kerja / Jabatan Tugas .

1 2 3 4 5 6 7
54 Lk S1 28 14 RSUP. H.A.Malik
Penanggung jawab alat
/ Ka.Sie IBEM
39 Pr S1 15 Administrator alat 7 RS. St. Elisabeth
50 Lk D2 30 Administrator alat 10 RSPTPN II T. Deli
50 Lk S1 16 Penanggung jawab alat 5 RS. Haji Medan
/Ka.Sie. PenMed.
41 Lk dr 12 Penanggung jawab alat 10 RS. Deli
/ Wa.Dir.PenMed.
42 Lk dr 22 Penanggung jawab alat 10 RS. Methodist
/Wa.Dir.PenMed
43 Lk S1 13 Penanggang jawab alat 3 RSI. Malahayati
/ Ka.Sie PenMed
56 Lk dr 22 Penanggung jawab alat 5 RS. Wulan Windi
/ Direktur
41 Pr S1 15 Administrator alat 10 RS .SariMutiara
53 Lk dr 15 Penanggung jawab alat 13 RS. Bakti
/ Direktur
40 Lk S2 15 Penanggung jawab alat 10 RS. Martha Friska
/Wa.Dir.
36 Pr S1 10 Penanggug jawab alat 5 RS. Bina Sejahtera

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4. 1.

1 2 3 4 5 6 7
38 Lk S1 3 Administrator alat 1 RS. Sarah

26 Pr S1 7 Administrator alat 5 RS. Advent


26 Pr S1 5 Administrator alat 4 RS. Sundari
27 Pr D3 4 Administrator alat 4 RS. Estomihi
43 Lk drg 7 Penanggung jawab alat 5 RSAU.Dr.A.Malik
/ Ka.Rumkit.
27 Pr D3 7 Administrator alat 7 RS. Pel. Medan
24 Pr D3 4 Administrator alat 3 RS. Martondi
24 Pr D3 4 Administrator alat 3 RS. Bandung
51 Lk S1 3 Penanggung jawab alat 3 RS.Vina Estetika
/ Wa.Dir
24 Pr S1 2 Adminisrator alat 2 RS. Methodist SW
24 Pr D3 3 Administrator alat 3 RS. Mitra Sejati
26 Lk dr 2 Penanggung jawab alat 2 RS. Delima
/ Direktur
35 Pr D3 2 Penanggung jawab alat 2 RS. Sufina Azis
40 Lk S1 3 Administrator alat 3 RS. Ibnu Saleh
22 Pr S1 2 Administrator alat 2 RS. Adenin Adnan
24 Lk dr 2 Penanggung jawab alat 2 RS. Mitra Persada
/ Direktur
27 Lk S1 2 Penanggung jawab alat 2 RS. Mandiri
/ Menejer Kesehatan
54 Pr dr 2 Penanggung jawab alat 2 RS. Farigul
/ Wa.Dir.
Sumber data primer, 2007

4.3. Dekripsi Hasil Penelitian

4.3.1. Input sistem pemeliharaan

4.3. 1. 1. Sumber Daya Manusia (teknisi)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar rumah sakit responden

mempunyai kategori kurang baik dalam hal tenaga teknisi pemelihara alat kesehatan,

yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, dan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%,

mempunyai kategori baik. seperti terdapat pada Tabel 4.2.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Tabel 4.2. Distribusi Kategori Tenaga Teknisi Pemelihara Alat Kesehatan

No. Kategori Teknisi N %

1. Baik 4 13,3
2. Kurang baik 26 86,7

Jumlah 30 100

Sumber data primer 2007

4.3.1.2. Dana pemeliharaan peralatan kesehatan

Pada umumnya semua rumah sakit sebanyak 30 rumah sakit (100%)

mempunyai dana untuk pemeliharaan alat kesehatan, seperti pada terdapat Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Dana Pemelihara Alat Kesehatan

No. Dana/biaya N %

1. Ada 30 100
0. Tidak ada 0 0

Jumlah 30 100
Sumber data primer 2007

4.3.1.3. Sarana Pemelihara Peralatan Kesehatan


(Ruangan/Workshop, Peralatan Kerja, Bahan Pemeliharaan)
Sarana pemelihara peralatan kesehatan adalah faktor pendukung untuk

pelaksanakan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan yang meliputi ruangan /

workshop, peralatan kerja, dan bahan pemeliharaan.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Sebagian besar rumah sakit responden mempunyai kategori kurang baik

dalam hal ruangan/workshop yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, dan yang

mempunyai kategori baik sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%.

Rumah sakit yang mempunyai kategori baik dalam hal peralatan kerja

sebanyak 15 rumah sakit atau 50%. Rumah sakit yang mempunyai kategori kurang

baik dalam hal peralatan kerja sebanyak 15 rumah sakit atau 50%.

Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori baik dalam hal penyediaan

bahan pemeliharaan yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%. Rumah sakit yang

mempunyai kategori kurang baik sebanyak 1 1 rumah sakit atau 36,7%, seperti

terdapat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Kategori Sarana Pemelihara Alat Kesehatan

No. Kategori Sarana N %

Ruang Pemeliharaan
A 1 . 2. Baik 4 13,3
Kurang baik 26 86,7
Jumlah 30 100

B Peralatan Kerj a
3. Baik 15 50
4. Kurang baik 15 50

Jumlah 30 100

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.4.

N %

C Bahan Pemeliharaan
5. B a i k 19 63,3
6. Kurang baik 11 36,7
Jumlah 30 100
Sumber data primer 2007

4.3.1.4. Pedoman Pemeliharaan Alat Kesehatan

Pedoman adalah merupakan buku atau berkas yang berisi petunjuk untuk

melaksanakan pemeliharaan yang meliputi dokumen teknis dari pabrik pembuat alat,

prosedur tetap (protap) pengoperasian alat, dan protap pemeliharaan alat.

Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori baik dalam hal dokumen

teknis dari pabrik yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3% dan yang mempunyai

kategori kurang baik sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7% seperti terdapat pada

Tabel 4.5.

Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam hal

prosedur tetap pengoperasian alat sebanyak 20 rumah sakit atau 66,7%, dan yang

mempunyai kategori baik sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%. seperti terdapat pada

Tabel 4.5.

Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam hal

prosedur tetap pemeliharaan peralatan kesehatan yaitu sebanyak 26 rumah sakit atau

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
86,7%, dan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%, mempunyai kategori baik seperti
terdapat pada Tabel 4.5

Tabel 4.5. Distribusi Kategori Pedoman (Dokumen, Protap Pengoperasian,


dan Protap Pemeliharaan)

No. Kategori Pedoman N %

A Dokumen Teknis Alat


1. Baik 19 63,3
2. Kurang baik 11 36,7
Jumlah 30 100
B Protap Pengoperasian
3. Baik 10 33,3
4. Kurang baik 20 66,7
Jumlah 30 100
C Protap Pemeliharaan
5. Baik 4 13,3
6. Kurang baik 26 86,7
Jumlah 30 100
Sumber data primer 2007

4.3.2. Proses/pelaksanaan sistem pemeliharaan

Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori baik dalam hal inventaris

peralatan kesehatan yaitu sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%, dan yang mempunyai

kategori kurang baik sebanyak 1 1 rumah sakit atau 36,7% seperti terdapat pada

Tabel 4.6.

Pada umumnya rumah sakit mempunyai mempunyai kategori kurang baik

dalam hal jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan, yaitu sebanyak 26 rumah sakit

atau 86,7%, dan yang mempunyai kategori baik sebanyak 4 rumah sakit (13,3%), dan

yang (tabel 4.6).

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Sebagian besar rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam

melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan, yaitu sebanyak 20 rumah sakit atau

66,7%, dan sebanyak 10 rumah sakit (33,3%), mempunyai kategori baik seperti

terdapat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6. Distribusi Kategori Pelaksanaan Sistem (Membuat Inventaris Alat,


Membuat Jadwal, dan Pelaksanaan Pemeliharaan Alat)

No. Kategori Pelaksanaan N %


A Membuat Inventaris Alat
1. Baik 19 63,3
2. Kurang baik 11 36,7
Jumlah 30 100
B Jadwal Pemeliharaan
3. Baik 4 13,3
4. Kurang baik 26 86,7
Jumlah 30 100
C Pelaksanaan Pemeliharaan
5. Baik 10 33,3
6. Kurang baik 20 66,7
Jumlah 30 100
Sumber data primer 2007

4.3.3. Output/kinerja sistem pemeliharaan

Kinerja sistem pemeliharaan alat kesehatan dapat dilihat dari kartu

pemeliharaan atau laporan kerja pemeliharaan peralatan kesehatan dan laporan

pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan.

Pada umumnya rumah sakit mempunyai kategori kurang baik dalam hal

kartu pemeliharaan atau laporan kerja pemeliharaan peralatan kesehatan, yaitu

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
sebanyak 26 rumah sakit atau 87,7%, dan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%,
mempunyai kategori baik seperti terdapat pada Tabel 4.7.
Sebagian besar rumah sakit yang mempunyai kategori kurang baik dalam hal
laporan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan, yaitu sebanyak 20 rumah sakit
atau 66,7%, dan sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3% mempunyai kategori baik
seperti terdapat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Distribusi Kategori Kinerja (Kartu pemeliharaan / Laporan kerja


Pemeliharaan, dan Laporan Kalibrasi Alat Kesehatan)

No. Kategori Kinerja N %


Kartu Pemeliharaan Alat
A
1. Baik 4 13,3
2. Kurang baik 26 86,7
Jumlah 30 100

B Laporan Kalibrasi Alat


3. Baik 10 33,3
4. Kurang baik 20 66,7
Jumlah 30 100
Sumber data primer 2007
Menurut data dari BPFK Medan mengenai Rumah sakit yang mempunyai

laporan kalibrasi peralatan kesehatannya dari tahun 2005 sampai 2007 adalah

sebagaimana terdapat pada Tabel 4.8.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-
Repository © 2008
Tabel 4.8. Data Output Pelaksanaan Sistem Pemeliharaan Peralatan
Kesehatan di Rumah Sakit Kota Medan Tahun 2005-2007

No. Nama Rumah Sakit Kalibrasi Jenis/Nama Alat Jumlah Keterangan


Terakhir (Unit)
1 2 3 4 5 6
1. RSUP.H.Adam Malik Juni 2005 2
1. General Purpose X-ray Laporan
2. Mobile X-ray 1 kalibrasi
3. CT Scan 2 &
4. Sphygmomanometer 48 Sertifikat
5. Electro Surgery Unit 2
6. Bed side monitor 2
7. Blood pressure monitor 1
8. Elecrtocardiograph 1
9. Vap. Anaesthesi 9
10. Ventilator 6
11. Analitical Balance 2
12. Cetrifuge 2

Jumlah 78
2. Januari 1
RS. Haji Medan 1. Spirometer Lap. kal
2005 2.Electro Surgery Unit 1 &
3.UV.sterilizer 2 Sertifikat

Jumlah 4
3. RS. Santa Elisabeth Oktober 1
1.Automatic proces film Laporan
2006 2.General Purpose X-ray 2 kalibrasi
3.Mobile X-ray 1 &
4.CT Scan 1 Sertifikat
5.Ultra Sono Graph 1
6.Electro Surgery Unit 1
7.Bed side monitor 3
8.Anesthesia Unit 2
9.Deffibrillator 1
10.Electrocardiograph 4
11.Sphygmomanometer 13
12.Centrifuge 2

Jumlah 39

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota
Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8.

1 2 3 4 5 6
4. RS. Herna Pebruari 1. General Purpose X-ray 1 Lap.kal. &

2006 2. Mobile X-ray 1 Sertifikat

Jumlah 2
5. RS. Materna April 1. Elecrtocardiograph 2 Laporan

2006 2. Blood pressure monit 1 kalibrasi


3 .Sphygmomanometer 1 &
4 .General Purpose X-ray 2 Sertifikat
5. Mobile X-ray 1
6. Nebulizer 1
7. Pulse Oximeter 1

Jumlah 9
6. RS. Martha Friska April 1. General Purpose X-ray 1 Laporan
2006 2. Mobile C-Arm 1 kalibrasi
3. Angiograph 1 &
4. Autoclave 1 Sertifikat
5. Treadmill 1
6. Ventilator 1

Jumlah 6
7. RS. Sarah April 1. General Purpose X-ray 1 Lap.kal.&

2006 0. Mobile X-ray 1 Sertifikat

Jumlah 2
8. RS. Dr. Pirngadi April 1. Mobile X-ray 1 Lap.kal. &

2006 0. CT. Scan 1 Sertifikat

Jumlah 2
9. RS. Sundari April 1. Centrifuge 1 Lap.kal. &

2006 2. General Purpose X-ray 1 Sertifikat

Jumlah 2

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8.

1 2 3 4 5 6
10. RS. Advent 2
April 1. Alat hisap medik Lap.kal
2006 2. Electrocardiograph 1 &
3. Defibrillator 1 Sertifikat
4. Sphygmomanometer 5
5. Centrifuge 2
6. Autoclave 1
7. General Purpose X-ray 1
8. Electro Surgery Unit 1

Jumlah 14
11 RS. Methodist April 1. Electrocardiograph 1 Lap.kal. &

2006 0. Sphygmomanometer 3 Sertifikat


3. CT Scan 1

Jumlah 4
12. RS. Sari Mutiara Mei 1. General Purpose X-ray 1 Lap.kal. &

2006 2. CT Scan 1 Sertifikat

Jumlah 2
13. Juni 2
RS. Gleneagles 1. General Purpose X-ray
2006 2. Mobile X-ray 1 Lap. kal
1. Mobile C-Arm 1 &
2. CT Scan 1 Sertifikat
5. Mamograph 1
6 Angiograph 1

Jumlah 7
14. RS.PTPN II Juni 1
1. Alat hisap medik Lap.kal
Tembakau Deli 2006 0. Electrocardiograph 1 &
1. Sphygmomanometer 9 Sertifikat
2. Inkubator perawatan 1
5. Infusion pump 1
6. Syringe pump 2
7. Nebulizer 2
8. General Purpose X-ray 1

Jumlah 18

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lanjutan Tabel 4.8.

1 2 3 4 5
15. RS. Mitra Sejati April Mobile X-ray 1

2006
16. RS. Imelda April Mobile X-ray 1
2007
Sumber data primer
2007. (Sumber BPFK
Medan)
Siti Rahmah: Analisis
Sistem Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan Di
Rumah Sakit Kota Medan,
2008. USU e-Repository
© 2008
BAB 5

PEMBAHASAN

5.1. Input Sistem Pemeliharaan

Hasil penelitian dari lembar kuesioner yang merupakan komponen input,

meliputi sumber daya manusia, dana, sarana, dan pedoman.

5.1.1. Sumber daya manusia

Dari hasil penelitian, rumah sakit responden yang mempunyai teknisi

pemelihara alat kesehatan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%. Rumah sakit kelas A

milik Departemen Kesehatan memiliki jumlah teknisi yang paling banyak yaitu

sebanyak 12 orang, 1 1 orang berlatar pendidikan Akademi Teknik Elektromedik

(ATEM), 1 orang berlatar pendidikan STM berpengalaman 20 tahun menangani

peralatan laboratorium. Rumah sakit lain yang mempunyai tenaga teknisi ATEM

merupakan rumah sakit kelas A milik swasta mempunyai 1 orang teknisi, dan dua

rumah sakit kelas B masing-masing milik BUMN mempunyai 1 orang teknisi, dan

milik suatu yayasan memiliki 2 orang teknisi.

Jumlah rumah sakit yang belum mempunyai teknisi pemelihara alat kesehatan

sebanyak 26 rumah sakit atau 86,7%, terdiri dari 2 kelompok, kelompok pertama

adalah rumah sakit yang mempunyai teknisi dengan latar belakang pendidikan STM

sebanyak 1 1 rumah sakit atau 3 6,7%, dan kelompok kedua adalah rumah sakit yang

tidak memiliki teknisi sebanyak 15 rumah sakit atau 50%.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Rumah sakit kelompok pertama pada umumnya adalah rumah sakit kelas C,

yang mana tenaga teknisinya mempunyai tugas untuk menangani instalasi sarana dan

prasarana rumah sakit (IPSRS) yaitu instalasi bangunan, air, listrik, gas tidak untuk

menangani pemeliharaan peralatan kesehatan.

Rumah sakit kelompok kedua adalah rumah sakit yang tidak mempunyai

teknisi sebanyak 15 rumah sakit atau 50%, pada umumya rumah sakit kelas D dan

belum lama beroperasi.

Menurut World Health Organization (1994), pemeliharaan peralatan tersebut

dapat dilaksanakan oleh petugas operator alat, tenaga pemeliharaan sarana rumah

sakit, oleh teknisi yang mempunyai pengetahuan khusus tentang peralatan yang

bersangkutan atau oleh tenaga ahli yang mempunyai pengetahuan khusus.

Pernyataan WHO tersebut diatas menunjukkan pentingnya pemeliharaan

peralatan kesehatan, pemeliharaan yang dimaksud WHO adalah pemeliharaan

preventif sebatas pemeliharaan berkala, yaitu pemeliharaan rutin yang harus

dilakukan pada saat-saat tertentu, tidak termasuk pelaksanaan pengujian dan kalibrasi.

Pelaksanaan pemeliharaan oleh petugas operator yang dimaksud WHO adalah

melaksanakan pengoperasian alat sesuai dengan protap, dimulai dari persiapan

sampai dengan pengemasan dan penyimpanan alat hal ini dapat dilihat pada contoh

protap pengoperasian alat ECG yang terdapat pada Lampiran 11. Sedangkan tindakan

pemeliharaan yang dilakukan oleh teknisi yang mempunyai pengetahuan khusus

tentang peralatan kesehatan, adalah tindakan pemeliharaan yang sesuai protap

pemeliharaan alat, yang dimulai dari persiapan alat sampai dengan pelaporan kecuali

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
pelaksanaan pengujian dan kalibrasi (pelaksanaan point 3.6 sampai dengan 3.9)

sebagaimana terdapat pada Lampiran 12, tentang protap pemeliharaan alat ECG.

Hasil penelitian Solehudin (1999), yang berjudul ”Pengembangan rancangan

sistem pemeliharaan alat-alat medis di rumah sakit Tanggerang”, menyebutkan

bahwa peralatan medis yang pemeliharaannya cukup dilakukan oleh operator adalah

peralatan medis yang terbuat dari bahan logam, karet dan bahan lainnya, yang tidak

mengandung unsur listrik, mekanik dan elektronik (elektromedik) yang tidak

memerlukan penyetelan, penggantian komponen (komponen elektronik) dan kalibrasi

dalam pemeliharaannya. Peralatan medis yang pemeliharaannya dilakukan oleh

tenaga IPSRS adalah peralatan yang didalamnya mengandung unsur listrik dan

mekanik dan tidak mengandung unsur elektronik (elektromedik), memerlukan

tindakan penyetelan atau penggantian beberapa bagian/komponen dalam

pemeliharaannya tetapi tidak memerlukan tindakan kalibrasi.

Teknisi Instalasi Prasarana Rumah Sakit (IPSRS), dapat melakukan

pemeliharaan alat kesehatan dimaksud, dengan anjuran agar teknisi IPSRS tersebut

terlebih dahulu mendapat pelatihan tentang pemeliharan peralatan kesehatan

dimaksud, atau dengan mengikuti pelatihan/magang di rumah sakit terdekat seperti

RSUP.H. Adam Malik sebagai rumah sakit umum pusat dan pendidikan di propinsi

Sumatera Utara, sehingga teknisi IPSRS tersebut dapat diandalkan minimal

melaksanakan pemeliharaan preventif alat sederhana.

Menurut standar kebutuhan tenaga minimal teknisi elektromedik (ATEM)

untuk rumah sakit pemerintah kelas A adalah 12 orang, kelas B, 8 orang, kelas C, 2

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
untuk rumah sakit pemerintah kelas A adalah 12, kelas B, 8 orang, kelas C, 2orang

dan kelas D, 1 orang (Depkes, 2003). Standar kebutuhan tenaga minimal tersebut

ditujukan untuk rumah sakit pemerintah, tetapi seyogyanya rumah sakit swasta atau

rumah sakit lain khususnya rumah sakit yang sudah memiliki jumlah peralatan yang

banyak dan memiliki peralatan kesehatan yang canggih, sudah saatnya memiliki

teknisi khusus peralatan kesehatan (teknisi elektromedik).

5.1.2. Dana / Biaya

Dana merupakan unsur penting yang harus ada dalam suatu kegiatan sistem

pemeliharaan, karena ketersediaannya dana pemeliharaan alat akan mempengaruhi

kondisi peralatan yang baik dan laik dan akan mempengaruhi kinerja rumah sakit

dalam segi pelayanan maupun segi finansial. Berdasarkan hasil penelitian bahwa

semua rumah sakit responden sebanyak 30 rumah sakit (100%) mempunyai dana

untuk pemeliharaan alat.

Sebagaimana disebutkan dalam Pedoman Operasional Pemeliharaan

Peralatan Kesehatan Depkes (2001), bahwa ”Pemeliharaan peralatan kesehatan

elektromedik merupakan suatu upaya yang dilakukan agar supaya peralatan kesehatan

selalu dalam kondisi laik pakai, dapat difungsikan dengan baik dan menjamin usia

pakai lebih lama. Aspek-aspek yang berkaitan dalam pelaksanaan pemeliharaan

yaitu Sumber daya manusia (SDM), fasilitas dan peralatan kerja, dokumen

pemeliharaan, suku cadang dan bahan pemeliharaan. Aspek-aspek ini pada umumnya

memerlukan pembiayaan”.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Biaya pemeliharaan meliputi biaya pemeliharaan preventif, korektif dan

darurat. Biaya pemeliharaan preventif antara lain biaya pembelian bahan

pemeliharaan dan bahan penggantian bagian alat (manset, balon, air raksa, oli, dsb.),

biaya pengujian unjuk kerja dan keamanan alat (kalibrasi). Biaya pemeliharaan

korektif antara lain biaya perbaikan overhaul suction pump (pembelian oli, klep,

membran). Biaya pemeliharaan darurat adalah biaya perbaikan mendadak atas

kerusakan alat, pada mumnya perbaikan darurat dilaksanakan oleh teknisi luar (pihak

ketiga.

Pada umumnya beberapa responden mengatakan besar dana pemeliharaan

yang disetujui biasanya tidak selalu mencukupi untuk pemeliharaan peralatan setiap

tahunnya, untuk itu diambil kebijakan dengan skala prioritas, diutamakan untuk

pemeliharaan peralatan yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan.

5.1.3. Sarana

Sarana adalah alat pendukung untuk kegiatan pemeliharaan yang meliputi

tempat atau ruangan kerja (workshop), peralatan kerja dan bahan pemeliharaan.

Rumah sakit yang mempunyai ruangan kerja / workshop sebanyak 4 rumah

sakit atau 13,3%. Selain untuk kegiatan pemeliharaan peralatan kesehatan, workshop

tersebut dimanfaatkan untuk menyimpan peralatan kerja, bahan-bahan pemeliharaan,

suku cadang, dokumen teknis termasuk inventaris peralatan dan laporan

pemeliharaan.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Rumah sakit yang belum memiliki ruangan kerja sebanyak 26 rumah sakit

atau 86,7%, hal ini mengingat kegiatan pemeliharaan alat dilakukan oleh operator

alat yang bersangkutan cukup di ruang dimana alat dipasang, untuk perbaikan alat

atau pemeliharaan darurat dilaksanakan oleh teknisi suplier alat atau teknisi dari luar

rumah sakit di ruang dimana alat disimpan.

Menurut standar luas ruangan workshop atau ruang IPSRS untuk rumah sakit

pemerintah kelas C adalah 130 m2, dan untuk rumah sakit kelas D adalah 70m2,

(Depkes 1982).

Rumah sakit yang mempunyai peralatan kerja sebanyak 15 rumah sakit atau

50 % yang dimaksud peralatan kerja disini adalah peralatan kerja untuk mendukung

pelaksanaan pemeliharaan alat kesehatan, minimal memiliki peralatan kerja listrik

sederhana, seperti tool set dan alat ukur listrik (AVO meter), sedangkan peralatan

kerja yang dimiliki RSUP. H.Adam Malik adalah peralatan kerja dan alat ukur yang

paling sederhana sampai peralatan dan alat ukur yang digunakan untuk kegiatan

pemeliharaan preventif alat elektromedik menengah seperti alat ukur KVP meter,

ECG simulator, dan yang lainnya, sampai dengan tahun 2006 RSUP. H. Adam Malik

mempunyai 49 unit peralatan kerja.

Rumah sakit yang belum mempunyai peralatan kerja, disebabkan rumah sakit

tersebut belum mempunyai teknisi, belum mempunyai ruangan / workshop, dan

pemeliharaan yang dilakukan adalah pemeliharaan darurat, yaitu pemeliharaan yang

dilakukan karena terjadi kerusakan mendadak, dan perbaikannya dilakukan oleh

teknisi alat dari luar.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Menurut standar peralatan, ruang dan tenaga kesehatan rumah sakit kelas C

Depkes (1994), bahwa jumlah peralatan kerja listrik & AC, dan peralatan kerja

elektromedik & laboratorium masing-masing adalah 41 j enis (Lampiran 10).

Rumah sakit yang menyediakan bahan pemeliharaan sebanyak 19 rumah sakit

atau 63,3%. Bahan pemeliharaan ialah bahan-bahan yang diperlukan untuk

pemeliharaan sebagai contoh cairan pembersih (soapy solution) untuk membersihkan

lampu operasi, kain pembersih/lap, desinfecting solution untuk membersihkan

inkubator perawatan, oli untuk pemeliharaan suction pump dan bahan lainnya.

Rumah sakit yang telah melaksanakan pemeliharaan preventif sendiri seperti

RSUP.H.Adam Malik mengelompokkan bahan habis pakai atau bagian alat yang

frekwensi penggatiannya tinggi sebagai bahan pemeliharaan, seperti manset, balon,

air raksa merupakan bahan pemeliharaan untuk alat tensimeter.

Bahan pemeliharaan dan peralatan kerja setiap alat dapat dilihat dalam

dokumen teknis dari masing-masing pabrik pembuat alat (Depkes, 2001).

5.1.4. Pedoman

Pedoman adalah merupakan buku atau berkas yang berisi petunjuk untuk

melaksanakan pemeliharaan yang meliputi dokumen teknis dari pabrik pembuat alat,

prosedur tetap (protap) pengoperasian alat, dan protap pemeliharaan alat. Rumah

sakit yang mempunyai dokumen teknis (dan menyimpannya dengan baik) adalah

sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%, lebih banyak dibandingkan dengan rumah sakit

yang mempunyai dokumen teknis dibawah 30%. Jumlah rumah sakit yang

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
mempunyai dokumen teknis umumnya memiliki dokumen teknis antara sekitar 30

sampai 50% dari peralatan yang ada, hal ini disebabkan dokumen teknis alat yang

sudah lama tidak dapat ditemukan, sedangkan beberapa dokumen teknis peralatan

yang baru ada yang belum diberikan oleh suplier alat.

Dokumen teknis adalah dokumen yang menyertai alat pada waktu pembelian

alat kesehatan (elektromedis), yang meliputi brosur, installation manual, installation

report, operating manual, sevice manual yang mencakup schematic diagram, part

list, recomended parts. (Depkes, 2001). Mengingat isi dari berkas dokumen teknis

tersebut sangat diperlukan dalam pelaksanaan pengoperasian dan pemeliharaan alat ,

dianjurkan kepada rumah sakit untuk mencantumkan persyaratan kelengkapan

dokumen teknis dalam setiap kontrak pengadaan alat kesehatan (elektromedik),

menyimpan dokumen teknis dengan baik, agar dapat dipergunakan pada saat

diperlukan.

Rumah sakit yang mempunyai prosedur tetap (protap) pengoperasian alat

sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%, dan yang belum sebanyak 20 rumah sakit atau

66,7%.

Protap pengoperasian peralatan adalah prasyarat atau urutan kerja yang harus

dipenuhi dan dilakukan, sehingga suatu alat dapat difungsikan dengan baik dan

menghasilkan keluaran sesuai dengan fungsinya (Depkes, 2001). Protap

pengoperasian alat dapat membantu operator dalam melaksanakan pengoperasian

alat, dan untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengoperasian, yang dapat

mengakibatkan terjadinya kerusakan alat.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Prosedur tetap (protap) pengoperasian alat kesehatan dibuat pihak rumah sakit

berdasarkan petunjuk dari dokumen teknis alat dari pabrik pembuat alat, atau dapat

mengacu kepada protap pengoperasian alat yang telah dibuat Depkes. Protap

peralatan dimaksud dianjurkan dipasang pada dinding di ruang alat berada, dan

rangkap yang lain disimpan sebagai arsip. Contoh salah satu protap pengoperasian

alat yang dibuat Depkes adalah protap pengoperasian alat ECG, seperti terdapat pada

Lampiran 11.

Rumah sakit yang mempunyai protap pemeliharaan peralatan elektromedik

sebanyak 4 rumah sakit (13,3%), dan yang belum sebanyak 26 rumah sakit atau

86,7%.

Prosedur tetap pemeliharaan adalah prasyarat dan urutan kerja yang harus

dipenuhi dan dilakukan agar pemeliharaan suatu alat dapat dilaksanakan dengan

sebaik-baiknya, sehingga alat tersebut selalu dalam keadaan siap dan laik

pakai.(Depkes, 2001).

Sesuai rekomendasi The American Society for Health care Engineering,

standar prosedur pemeliharaan terdiri dari 3 kegiatan yaitu pemeliharaan berkala,

inspeksi unjuk kerja dan inspeksi keamanan alat, yang semuanya itu merupakan

pemeliharaan preventif. Dengan demikian ada 3 jenis protap pemeliharaan, yaitu

protap pemeliharaan berkala, protap inspeksi keamanan alat dan protap inspeksi

keamanan alat.

Pemeliharaan berkala adalah pemeliharaan yang harus dilakukan setiap kurun

waktu tertentu, sebagai contoh memberikan pelumasan (oli) untuk peralatan yang

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
mempunyai bagian yang berputar atau bergerak menghidupkan alat (untuk

pemanasan) apabila alat tidak digunakan dalam waktu relatif lama. Penyusunan

protap pemeliharaan alat secara berkala dapat mengacu kepada dokumen teknis

(service manual) alat, atau protap pemeliharaan yang disusun Depkes.

Inspeksi unjuk kerja dan keamanan alat adalah kegiatan pengujian dan

kalibrasi. Protap pengujian dan kalibrasi dimiliki oleh rumah sakit yang mempunyai

peralatan kerja untuk kalibrasi yaitu RSUP. H. Adam Malik, dimana RSUP.H.Adam

Malik mempunyai beberapa peralatan kerja untuk kalibrasi. Pelaksanaan pengujian

dan kalibrasi peralatan kesehatan bagi rumah sakit yang tidak memiliki peralatan

kerja untuk kalibrasi dilakukan oleh BPFK Medan.

Sebagai contoh protap pemeliharaan yang dibuat Depkes adalah seperti

terdapat pada Lampiran 12 yaitu protap pemeliharaan alat ECG.

5.2. Proses/Pelaksanaan Sistem Pemeliharaan

Pelaksanaan sistem pemeliharaan atau proses meliputi penyusunan

inventarisasi alat, menyusun jadwal pemeliharaan, dan pelaksanaan pemeliharaan

sesuai jadwal.

5.2.1. Inventaris peralatan

Rumah sakit yang mempunyai inventaris peralatan sebanyak 19 rumah sakit

(63,3%), dan yang belum mempunyai sebanyak 11 rumah sakit atau 36,7%. Pada

umumnya daftar inventaris peralatan yang dibuat adalah semua peralatan kesehatan

yang dimiliki rumah sakit, sedangkan yang dimaksud dengan inventaris pada sistem

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
pemeliharaan alat elektromedik adalah inventaris khusus alat medik dan elektromedik

(Depkes, 2001), hal ini untuk membantu teknisi atau petugas pengelola alat dalam

memonitor kondisi peralatan kesehatan (elektromedis) yang dimiliki rumah sakit.

Daftar inventaris alat medik menurut Depkes, 2001, terdiri dari Nomor, nama

alat, merek, type, jumlah alat, nama agen, operating manual, service manual dan

keterangan. Nomor adalah nomor urut dari urutan peralatan yang dimiliki rumah

sakit, nama alat adalah nama alat medik dan atau elektromedik.

Merek pada umumnya adalah pembuat alat, karena terdapat beberapa pembuat

alat atau merek untuk satu jenis alat misalnya tensimeter, ada tensimeter merek

Nova, merek ABN. Pesawat Elektrokardiograph merek Fukuda, merek Cardimax,

Pesawat sinar-X, merek Hitachi, merek siemens dan lain sebagainya.

Type pada umumnya menunjukkan ciri khusus alat tersebut yang

berhubungan degan kapasitas dari alat atau ada juga yang berhubungan dengan

karakteristik dari alat. Untuk data merek dan type alat, memudahkan pemilik alat atau

teknisi untuk pemesanan spare part apabila terjadi kerusakan pada alat tersebut.

Jumlah alat menunjukkan berapa unit atau set alat yang dimiliki rumah sakit,

berapa unit/set alat yang jenisnya sama. Dengan melihat jumlah alat memudahkan

pemilik alat atau tenisi untuk mengecek keberadaan alat tersebut. Satuan alat disebut

unit apabila alat tersebut merupakan satu kesatuan dalam pengoperasiannya seperti

pesawat sinar-X, EKG, tensimeter. Satuan set diperuntukkan untuk alat medik seperi

alat bedah (minor surgery set) yang terdiri dari beberapa jenis alat, pisau, pinset dan

sebagainya.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Nama Agen disertai alamat agen diperlukan untuk keperluan apabila terjadi

kerusakan teknis alat atau pengadaan bahan pendukung operasional, apabila alat

memerlukan bahan tersebut dalam pengoperasiannya.

Operating manual dan service manual yaitu dokumen teknis alat yang

menyertai alat pada waktu pengadaannya atau pembeliannya dan sangat penting

keberadaannya, bila belum ada diupayakan unuk mendapatkannya dengan

menghubungi agen alat.

Keterangan dapat diisi dengan tambahan data penting tentang alat yang tidak

terdapat pada kolom sebelumnya, misalnya tahun pembelian/tahun mulai digunakan,

kondisi alat baik atau rusak. Tahun pembelian alat penting untuk dicatat untuk

mengetahui umur pemakaian alat sebagai bahan pertimbangan dalam hal apakah alat

tersebut sudah saatnya diganti dengan yang baru. Selain untuk memudahkan teknisi

atau pemilik alat dalam mengelola peralatan medik di rumah sakit, inventaris alat

juga diperlukan untuk permohonan izin atau permohonan akreditasi rumah sakit.

Daftar Inventaris alat elektromedik menurut Depkes, 2001, dapat dilihat pada

Lampiran 13.

5.2.2. Jadwal pemeliharaan

Jadwal pemeliharaan bagi setiap alat, sangat diperlukan untuk melaksanakan

pemeliharaan peralatan kesehatan yang terencana (Depkes, 2001). Penyusunan /

pembuatan jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan dilakukan pada saat sebelum

pelaksanaan pemeliharaan dilakukan, atau disusun pada tahun sebelum tahun

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
pelaksanaan berjalan. Jadwal pemeliharaan disusun bersamaan dengan penyusunan

program pemeliharaan alat kesehatan untuk setiap tahunnya.

Rumah sakit yang mempunyai jadwal pemeliharaan peralatan kesehatan

sebanyak 4 rumah sakit (13,3%), dan yang tidak mempunyai jadwal 26 rumah sakit

atau 86,7%.

Jadwal pemeliharaan merupakan pedoman waktu kapan saatnya melakukan

pemeliharaan terhadap suatu peralatan kesehatan. Penyusunan jadwal disesuaikan

dengan kondisi masing-masing rumah sakit, dengan mengingat unsur-usur penting

dalam menyusun jadwal antara lain nomor urut, nama alat, jenis pemeliharaan

(pemeliharaan berkala, dan kalibrasi) yang dilakukan, tanggal pelaksanaan

pemeliharaan dan petugas atau nama petugas yang melaksanaan pemeliharaan.

Menurut Solehudin (1999), mengingat banyaknya jumlah dan jenis alat yang

dimiliki rumah sakit, perlu adanya pemilahan alat kesehatan , yang dikelompokkan

menurut petugas pemeliharanya, yaitu peralatan yang pemeliharaannya dilakukan

petugas operator, peralatan yang pemeliharaannya dilakukan oleh teknisi IPSRS,

teknisi elektromedik, dan peralatan yang dilakukan oleh teknisi dari luar atau pihak

ketiga.

Dokumentasi atau dokumen pemeliharaan merupakan bahan pendukung yang

penting dalam menyusun jadwal pemeliharaan, seperti daftar inventaris alat

kesehatan, dokumen teknis, kartu pemeliharaan alat atau laporan kerja pemeliharaan

peralatan, dan laporan kalibrasi alat. Data yang terdapat dalam dokumen tenis, kartu

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
pemeliharaan dan laporan kalibrasi digunakan sebagai dasar penentuan tanggal

pelaksanaan pemeliharaan selanjutnya.

5.2.3. Pelaksanaan pemeliharaan

Rumah sakit yang melaksanakan pemeliharaan peralatan kesehatan sebanyak

10 rumah sakit atau 33,3%, dan yang belum melaksanakan sebanyak 20 rumah sakit

atau 66,7%.

Pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan oleh rumah sakit yang

mempunyai kategori baik meliputi pemeliharaan yang dilakukan oleh operator

berpedoman pada protap pengoperasian, dan pemeliharaan berkala yang dilakukan

teknisi elektromedik, dengan berpedoman pada protap pemeliharaan dan jadwal

pemeliharaan alat, sedangkan pemeliharaan inspeksi unjuk kerja dan keamanan alat

(pengujian dan kalibrasi alat kesehatan) dilakukan BPFK Medan.

Pelaksanaan pemeliharaan yang dilakukan rumah sakit lain pada umumnya

melaksanakan pemeliharaan darurat (emergency maintenance), yaitu pemeliharaan

atau perbaikan dilakukan pada waktu terjadi kerusakan alat.

5.3. Output / Kinerja Sistem Pemeliharaan

Kinerja sistem pemeliharaan dapat dilihat dari kartu pemeliharaan alat, atau

laporan kerja pemeliharaan alat, dan laporan pengujian & kalibrasi.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
5.3.1. Kartu pemeliharaan dan laporan kerja
Rumah sakit yang mempunyai kategori baik dalam hal kartu pemeliharaan

dan laporan kerja pemeliharaan ada 4 rumah sakit (13,3%), dan yang mempunyai

kategori kurang baik 26 rumah sakit atau 86,7%.

Kartu pemeliharaan dan laporan kerja pemeliharaan alat sangat bermanfaat

bagi teknisi, operator dan penangung jawab alat dalam monitoring kondisi alat

tersebut, dan juga sebagai bahan laporan tahunan, yang selanjutnya dievaluasi untuk

perencanaan kegiatan pemeliharaan dan atau pembelian alat baru pada tahun yang

akan datang.

Kartu pemeliharaan alat dan laporan kerja pemeliharaan alat menurut Depkes

(2001) seperti terdapat pada lampiran 14 dan 15, dalam kartu pemeliharaan terdapat

uraian kegiatan, hasil dan pelaksanaan pemeliharaan.

5.3.2. Laporan pengujian dan kalibrasi

Pelaksanaan pengujian dan kalibrasi peralatan kesehatan sebagai pelaksanaan

unjuk kerja dan inspeksi keamanan alat dapat dilihat dari laporan pengujian &

kalibrasi, dan sertifikat kalibrasi alat dari BPFK Medan. Rumah sakit yang

mempunyai laporan kalibrasi dan sertitifikat kalibrasi sebanyak 10 rumah sakit atau

33,3%, dan yang mempunyai kategori kurang baik 20 rumah sakit atau 66,7%.

Laporan kalibrasi berisi laporan hasil pengukuran kondisi lingkungan,

kondisi fisik alat dan pengukuran unjuk kerja (kinerja) alat sesuai dengan jenis

keluaran alat, pengukuran keamanan alat dari bahaya listrik untuk peralatan

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
elektromedis, untuk pesawat radiologi keamanan dari bahaya listrik dan radiasi.

Hasil pengukuran tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai standar, apabila

hasil unjuk kerja alat sesuai dengan standar atau dalam daerah toleransi standar, maka

alat tersebut dinyatakan laik pakai, kemudian diberi sertifikat kalibrasi dan stiker laik

pakai untuk ditempekan pada alat yang bersangkutan. Apabila hasil unjuk kerja alat

tidak sesuai atau diluar batas toleransi, maka alat tersebut dinyatakan tidak laik pakai,

diberi stiker tidak laik pakai. Khusus peralatan radiologi dilakukan pengukuran

paparan radiasi untuk mengetahui keamanan ruangan dan lingkungan ruang radiologi

terhadap bahaya radiasi.

Pada umumnya rumah sakit mengalibrasi peralatan kesehatannya disesuaikan

dengan dana yang tersedia di rumah sakit, setiap rumah sakit menyusun terlebih

dahulu skala prioritas peralatan mana yang perlu dikalibrasi atau diukur unjuk

kerjanya dan keamanannya seperti terlihat pada Tabel 4.8.

Beberapa rumah sakit mengalibrasi peralatan tertentu disebabkan pentingnya

atau tinggiya frekwensi penggunaan alat,.sehingga kalibrasi peralatan lain ditunda

pelaksanaannya untuk dilaksanakan pada tahun berikutnya.

Beberapa rumah sakit mengalibrasi pesawat X-ray untuk mendapatkan

laporan unjuk kerja / kalibrasi dan laporan unjuk keamanan / laporan pengukuran

paparan radiasi sebagai salah satu syarat untuk melengkapi permohonan /

perpanjangan izin pengunaan pesawat X-ray dari Badan Pengawasan Tenaga Nuklir

(BAPETEN). Beberapa rumah sakit mengalibrasi peralatan kesehatannya dalam

rangka persiapan akreditasi rumah sakit.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Bagi rumah sakit yang tidak atau belum pernah melakukan kalibrasi

peralatannya di BPFK disebabkan beberapa hal :

1. Beberapa responden rumah sakit mengatakan bahwa, peralatan

laboratoriumnya telah dikalibrasi oleh supplier alat.

0. Beberapa responden rumah sakit mengetahui manfaat dan kewajiban

dari pelaksanaan kalibrasi peralatan, tetapi tidak dapat

melaksanakannya disebabkan dana yang tersedia untuk pemeliharaan alat

tidak mencukupi setiap tahunnya.

3. Beberapa rumah sakit belum mengetahui adanya permenkes 363 tahun 1998

Mengenai kewajiban rumah sakit untuk mengalibrasi peralatan kesehatannya.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-
Repository © 2008
BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis sitem pemeliharaan peralatan kesehatan

di rumah sakit kota Medan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Sebanyak 86,7% atau 26 rumah sakit belum mempunyai tenaga /

teknisi pemelihara peralatan kesehatan / elektromedik.

b. Dana pemeliharaan khusus peralatan kesehatan yang tersedia di rumah-

rumah sakit tidak dapat mencukupi untuk pemeliharaan peralatan kesehatan

sampai dengan pengujian dan kalibrasi (pemeliharaan preventif secara

keseluruhan).

0. Rumah sakit yang belum mempunyai sarana ruangan untuk

pemeliharaan peralatan kesehatan / elektromedik (bengkel) yaitu sebanyak 26

rumah sakit atau 86,7%. Rumah sakit yang mempunyai sarana peralatan kerja

sebanyak 15 rumah sakit atau 50%, dan rumah sakit yang

menyediakan bahan pemeliharaan sebanyak 19 rumah sakit atau 63,3%.

a. Rumah sakit yang mempunyai dokumen teknis sebanyak 19 rumah sakit

atau 63,3%. Rumah sakit yang mempunyai protap pengoperasian sebanyak

10 rumah sakit atau 33,3%, dan rumah sakit yang mempunyai protap

pemeliharaan sebanyak 4 rumah sakit atau 13,3%.

e. Rumah sakit yang mempunyai daftar inventaris peralatan kesehatan sebanyak

19 rumah sakit atau 63,3%, yang mempunyai jadwal pemeliharaan sebanyak


Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
4 rumah sakit atau 13,3%, rumah sakit yang melaksanaan pemeliharaan

sebanyak 10 rumah sakit atau 33,3%

f. Rumah sakit yang mempunyai laporan kerja pemeliharaan sebanyak 4 rumah

sakit atau 13,3%, dan rumah sakit yang mempunyai laporan kalibrasi dan

sertifikat kalibrasi sebanyak 10 rumah sakit tau 33,3%.

6.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan untuk menata sistem pemeliharaan peralatan

kesehatan yang baik di rumah-rumah sakit kota medan, diharapkan kepada :

a. Rumah sakit agar mempunyai teknisi khusus pemelihara alat

kesehatan / elektromedik berlatar belakang pendidikan ATEM. Menurut

standar kebutuhan tenaga minimal dari Depkes, teknisi elektromedik (ATEM)

sebagai teknisi pemelihara peralatan kesehatan/elektromedik untuk rumah

sakit pemerintah kelas D sebanyak 1 orang teknisi, untuk rumah sakit

pemerintah kelas C, 2 orang teknisi, untuk rumah sakit permerintah kelas B

8 orang teknisi, dan untuk rumah sakit pemerintah kelas A 12 orang teknisi.

b. Rumah sakit agar membuat perencanaan pelaksanaan pemeliharaan

peralatan kesehatan setiap tahunnya disertai besar dana yang diperlukan

untuk pemeliharaan peralatan tersebut, dengan demikian diharapkan

pemeliharaan peralatan kesehatan dapat dilaksanakan dengan baik.

c. Rumah sakit agar mempunyai sarana ruangan khusus pemeliharaan, peralatan

kerja dan bahan pemeliharaan. Menurut standar luas ruang pemeliharaan /

ruang IPSRS untuk rumah sakit pemerintah kelas C adalah 130 mz, dan rumah

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
sakit pemerintah kelas D adalah 70 m . Peralatan kerja dan bahan
2

pemeliharaan yang perlu dimiliki rumah sakit dapat dilihat dalam dokumen

teknis alat yaitu brosur mengenai service manual.

d. Rumah sakit agar dapat melaksanakan manajemen peralatan kesehatan

dengan baik, yang dimulai dengan perencanaan, pelaksanaaan (penyimpanan

dokumen teknis peralatan, dan pelaksanaan pemeliharaan) sampai dengan

pelaporan dan evaluasi.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-
Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA

Amirin, Tatang, 2000, Menyusun Rencana Penelitian, Raja Grafindo Perkasa, cetakan
keempat, Jakarta.

American Society for Health Care Engineering of the American Hospital Association
1996), Maintenance Management for medical Equipment. (USA: The
American Hospital Associatiun One North Franklin Chicago,IL. 60606.

Ariawan,I, 1998, Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan, Jakarta,
FKM-UI.

Bronzuy, Joseph P, 1992, Management of Medical Technology, A primer for clinical


Engineering, Butter Worth Heinemann.

Corder,P, 1992, Teknik Manajemen Pemeliharaan cetakan kedua, edisi Indonesia,


PT. Gelora Aksara Pratama, Jakarta.

Dalmy Iskandar dr.H (1998), Rumah Sakit, Tenaga Kesehatan dan Pasien Jakarta,
Penerbit Sinar Grafika.

Departemen Kesehatan & Sosial RI, 2001, Pedoman Operasional dan Pemeliharaan
Peralatan Kesehatan, Jakarta.

Departeman Kesehatan RI., 1992, Pedoman Pemeliharaan Elektrokardiograf,


Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Direktorat Instalasi Medik.

Direktorat Metrologi, 2000, Metrologi melindungi kebenaran dan kepastian hukum


pengukuran kepentingan umum dalam hal jaminan (Seminar Nasional .

Penanganan Peneraan Alat Ukur Kesehatan dan Meter pulsa telepon).

Gani,Ascobat, 1991, Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajerial Rumah Sakit,


(Pelatihan Sistim Akuntansi Rumah Sakit untuk Pimpinan RSU se Jawa
Barat, Bandung 29 Juni 1991).

Janahar, 1991. Penelitian Sistem Monitoring Efek Pengamanan Alat Kesehatan. Pusat
Penelitian dan PengembanganFarmasi.Badan Pengembangan Depkes RI.
Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara, 2000, Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah, Jakarta.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Priel VZ, 1974, Systematic Maintenance Organization, alih bahasa, Lembaga
Manajeman PPM,Mc Donald & Evans LTD.

Permenkes nomor :363/MENKES/PER/1998 tentang Pengujian dan Kalibrasi Alat


Kesehatan pada Sarana Palayanan Kesehatan.

Permenkes nomor : 1184/MENKES/PER/X/2004 tentang Pengamanan Alat


Kesehatan dan Perbekalan Rumah Tangga.

Permenkes nomor : 530/MENKES/PER/IV/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja


Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan.

Permenkes nomor : 1164/ MENKES/PER/VIII/2000 tentang Organisasi dan Tata


Kerja Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan.

Solehudin, Pengembangan Rancangan Sistim Pemeliharaan Alat-Alat Medik di


RSUD Tanggerang, 1979.

Suparjo, Upaya Peningkatan Pelaksanaan Manajemen Teknologi Peralatan Medik


Guna Pencapaian Kesesuaian Mutu Pelayanan Medik, Study Kasus di
Perusahaan Jawatan Rumah Sakit Anak dan Bersalin Harapan Kita, 2003.

Undang-undang No. 8 tahun 1999, tentang Perlindungan Konsumen, Jakarta.

Undang-undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, Jakarta.

Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 tahun 1981 tentang Metrologi Legal.

World Health Organization, 1994 Maintenance and repair of laboratory, diagnostic


,

Imaging, and Hospital Equipment, Geneva.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-
Repository © 2008
Lampiran 1

DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN

Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan


di Rumah Sakit Kota Medan

1. NOMOR FORMULIR
2. TANGGAL/BULAN/TAHUN
3. NAMA RESPONDEN
4. UMUR
5. JABATAN (DALAM PERALATAN
KESEHATAN)
6. JENIS KELAMIN
7. LAMA TUGAS
8. NAMA RS. TEMPAT TGS/KLS RS.
PENYELENGGARA /PEMILIK RS.
9. ALAMAT TEMPAT TUGAS

A. Sumber Daya Sistem (Input)

1. Sumber Daya Manusia


Apakah ada petugas khusus / teknisi yang melakukan pemeliharaan alat kesehatan
berapa jumlahnya, dan apa latar belakang pendidikannya,

2. Dana / Biaya
a. Apakah rumah sakit mempunyai dana khusus untuk pemeliharaan alat
kesehatan? (dana pemeliharaan preventif, korektif, dan darurat) ?
b. Apakah dana pemeliharaan yang tersedia mencukupi setiap tahunnya?

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 1

3. Sarana
a. Apakah ada ruangan kerja khusus untuk pelaksanaan pemeliharaan alat kesehatan
menyimpan dokumen teknis, inventarisasi alat kesehatan, peralatan kerja, bahan
pemeliharaan?
b. Apakah rumah sakit menyediakan peralatan kerja untuk pemeliharaan alat
kesehatan?
c. Apakah rumah sakit mempunyai bahan pemeliharaan sesuai kebutuhan alat?

4. Pedoman
a. Apakah rumah sakit mempunyai / menyimpan dokumen teknis alat dari pabrik
pembuat alat ?
(dokumen teknis meliputi Brosur, installation manual, installation report,
operating manual, sevice manual yang mencakup schematic diagram, part list,
recomended part)
b. Berapa % jumlah dokumen yang dimiliki/disimpan dari jumlah alat yang dimiliki
rumah sakit ?
c. Apakah rumah sakit mempunyai prosedur tetap pengoperasian alat kesehatan?
d. Apakah rumah sakit mempunyai prosedur tetap pemeliharaan alat kesehatan?

B Pelaksanaan sistem Pemeliharaan Alat Kesehatan (Proses)


1. Apakah rumah sakit sudah mempunyai/menyusun inventaris alat kesehatan ?
2 Apakah rumah sakit sudah mampunyai/menyusun jadwal pemeliharaan alat
kesehatan ( preventif dan krektif) ?
3. Apakah petugas/teknisi rumah sakit (bila mempunyai teknisi) sudah / selalu
melaksanakan tugasnya sesuai jadwal pemeliharaan preventif peralatan
kesehatan?

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 1

4 Apakah rumah sakit sudah melakukan pengukuran unjuk kerja dan inspeksi
keamanan. (pengujian/kalibrasi) peralatan kesehatannya?.
Kalau sudah peralatan apa saja yang pernah diuji/dikalibrasi, dan kapan terakhir
kali dilaksanakan? Dan institusi mana yang melaksanakan ( supplier alat, BPFK
Medan, rumah sakit sendiri).

C. Kinerja pelaksanaan sistem pemeliharaan peralatan kesehatan (output)


1. Peralatan kesehatan (elektromedik) rumah sakit terpelihara dengan baik.
Apakah rumah sakit membuat / mempunyai kaporan kerj a pemeliharaan dan kartu
pemeliharaan alat)

2. Peralatan kesehatan (lektromedik) rumah sakit terpelihara dengan baik,


dalam kondisi baik dan laik pakai.
Apakah rumah sakit mempunyai laporan pengujian & kalibrasi, dan sertifikat
kalibrasi ?

3. Pemeliharaan darurat / perbaikan dilaksanakan oleh pihak ketiga (teknisi suplier


alat, atau teknisi dari luar rumah sakit), (laporan pelaksanaan perbaikan).

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-
Repository © 2008
Lampiran 2

FORMULIR CEK LIST


Penelitian Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan
di Rumah Sakit Kota Medan

1. Nomor formulir

A. Sumber Daya Sistem (Input) Ada Tidak ada

1. Sumber Daya Manusia


- Teknisi untuk pemeliharaan alkes, ATEM /
STM berpengalaman minimal 5 thn bidang teknik
Alat kesehatan (elektromedik)
- Jumlah

2. Sarana dan prasarana.


- Ruang khusus/workshop untuk pemeliharaan alat.
- Tool kit / alat penunjang pemeliharaan
- Bahan pemeliharaan

3. Dana pemeliharaan
- Dana pemeliharaan preventif, kalibrasi, darurat

4. Pedoman
- Dokumen teknis . . . . . . . .

- Jumlah dokumen teknis ..............................................................%


- Protap pengoperasian alat . . . . . . . .

- Protap pemeliharaan alat . . . . . . . .

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 2

Ada
Tidak
ada
B Pelaksanaan sistem Pemeliharaan Alat Kesehatan (Proses)
- Inventarisasi alat
- Penyusunan jadwal pelaksanaan pemeliharaan
- Pelaksanaan pemeliharaan

C. Kinerja Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan (Output)

- Laporan pelaksanaan pemeliharaan

- Laporan pengukuran kinerj a /


pelaksanaan pengujian dan kalibrasi
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan,
2008. USU e-Repository © 2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 4

DAFTAR NAMA RUMAH SAKIT DI KOTA MEDAN

NAMA K JML
No ALAMAT PENYELENGGARA
RUMAH SAKIT L TT
KELOMPOK I S
1 RSUP.H.Adam Malik A 600 Jl.Bunga Lau no. 17 Medan DEPKES RI.
2
RSU.Dr. Pirngadi
B 701
Jl.Prof.HM Yamin no 47 Pemkot. Medan
Medan
3 RS. St.Elisabeth B 259 Jl.Haji Misbah no.7 Medan Yy. Santa Elisabeth
KELOMPOK II
4 RS. Dam II Medan C 246 Jl. Putri Hijau no 17 Medan Kesdam I B. Barisan
5
RSPTPN II Tembakau C 275
Jl.Putri Hijau no. 15 Medan PTPN II
Deli
6 RS. Herna C 168 Jl. Majapahit 118 A Medan Yy.TD. Pardede
7 RS. Haji Medan C 116 Jl. RS. Haji Medan Estate PemProp Sumut
RS. Polda Sumut Jl. KH.Wahid Hasyim no 1 Diskesjas Polda Sumut
8 C 127
Medan
9 RS. Deli C 85 Jl. Merbabu no 18 medan Yayasan Deli
10 RS. Materna C 75 Jl. Teuku Umar no 9-11 Medan Yayasan Materna
11 RS. Methodist C 74 Jl. Thamrin no. 105 Medan Yy. RS.GMI. Gloria
12 RS. Imelda C 70 Jl. Bilal no 24 Medan Yy. Imelda
13 RS. Islam Malahayati C 83 Jl. Diponegoro no 4 Medan Yys RSI Malahati
14 RS. Permata Bunda C 126 Jl.S. Mangaraja 17 Medan Yayasan Kasih Bunda
15 RS. Sari Mutiara Medan C 147 Jl.Kapt. Muslim no. 79 Medan Yy.Sitanggang Purba
RS. Gleneagles Medan Jl. Listrik no 6 Medan PT. Nusa Utama
16 C 50
Medicalindo
RS. Martha Friska Jl. Yos Sudarso Km 6 Medan PT. Karya Utama Sehat
17 C 116
Sejahtera
KELOMPOK III
RS. Glugur Jl. Adam Malik 221-223 Yy.dr.Rusdi
18 D 138
Medan
19 RS. Bakti D 79 Jl. HM. Joni no 64 Medan Yayasan Amal Bhakti
20 RS. Hisarma D 143 Jl. Gatot Subroto 108 Medan Yayasan Hisarma

RS. Wulan Windi Jl. Raya Marelan No. 17 Yayasan Wulan Windi
21 70 Medan
22 RS. Maya Sari D 95 Jl. Raya Marelan Medan Yy. Mayasari Medan
23 RS. Bina Sejahtera D 72 Jl. Simpang Kantor Medan l Yy. Bina Sejahtera
RS. Mongonsidi Jl. Monginsidi no 1 1 Medan Yy.Prof.Dr.Boloni
24 D 100
Marpaung
25 RS. Sarah D 69 Jl. Baja Raya no 10 Medan Yayasan Sarah
RS.Renata Sakti Jl.Pesantren S.Sikambing Yayasan Renata Sakti
26 D 60 Medan
27 RS. Advent Medan D 47 Jl. Gatot Subroto Km 4 Medan Yayasan Advent
28 RS. Amal Mulya D 50 Jl.Dolok Sanggul no 5 Medan Yy. RS. Amal mulya
29 RS. Sundari D 50 Jl. Pinang baris Medan Yayasan Sundari

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
30 RS. Bahagia Medan D 50 Jl. Bahagia no.85 Medan Yayasan Bahagia
31 RS. Estomihi D 52 Jl.S. Mangaraja 235 Medan Yayasan Letare
32 RS. AL Belawan D 31 Jl. Bengkalis Belawan Medan Diskes Lantamal
RS. TNI AU.Dr. Jl.Imam Bonjol no 50 Medan Jankes TNI AU
33 D 30
Abdul Malik
34 RS. Samaria D 23 Jl.Sumatera 88 Belawan Yy.. RS Samaria
RS. Pelabuhan Medan Jl. Sumatera Belawan Medan PT. PELINDO I
35 D 54 Medan
36 RS. Alqadri D 47 Jl. Binjai Km 7 no 23 Medan Yayasan Alqadri
RS. Martondi Jl.Letda Sujono no 80-82 Yayasan. Al Hamidi
37. D 46 Medan
RS. Sehat Jl. Letda Sujono no.20 E Yy. Sehat Medan
38 D 30
Medan
39 RS. Bandung D 50 Jl. Mistar Medan Yayasan Bandung
40 RS. Dewi Maya D 50 Jl. Surakarta Medan
41 RS. Vina Estetica D 50 Jl. Iskandar Muda Medan Yy. Vina Estetica
42 RS. Siti Hajar D 50 Jl. Jamin Ginting Medan
43 RS. Methodis SW D 50 Jl. Setia Budi Psr 2 Medan Yy. Gereja Methodist
44 RS. Melati D 50 Il. Timor no 27 Medan
45 RS. Mitra Sejati D 50 Jl. Karya Jasa Medan Johor Yy. Mitra Sejati
46 RS. Sri Ratu D Jl Nibung Raya
RS. Delima Jl. KL.Yos Sudarso Km.36 Yy. Delima
47 D 50 Martubung Medan
48 RS. Harapan Mama D 50 Jl. Manda;la By Pass Medan
RS. Sufina Azis Jl. Karya Baru no. 1
49 D 50
Medan Barat
RS. Bina Kasih Jl. TB. Simatupang 148 Medan
50 D 50
Sunggal
51 RS. Ibnu Saleh D 50 Jl. HM. Joni Medan Yy. Ar-Rahman
52 Rs. Sari Cipta D 30 Jl. Simpang kantor Medan
53 RS. Adenin Adenan D 50 Jl. S. Mangaraja no.8 Medan Prof. Adenin Adenan
54 RS. Mitra Medika D 50 Jl. Kol.Yos Sudarso Medan
55 RS. Mitra Persada D 50 Jl. Jamin Ginting Medan
RS. Fajar Jl. Cempaka no.35 Medan
56 D 50 Polonia
57 RS. Mandiri D 50 Jl. Cendana no.2 Medan Timur PT. PJKA
58 DRS. Al Umah D 50 Jl. Utama no. 211 Medan
59 RS. Farigul D 50 Jl. Karya Wisata Medan
60 RS. Ar Ridho D 30 Jl. Karya Jaya Medan

Sumber BPFK Medan, 2005, dan Dinkes Kota Medan, 2007.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan,
2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 5

DAFTAR NAMA RUMAH SAKIT YANG MENJADI SAMPEL PENELITIAN

No NAMA KL JMLH ALAMAT PENYELENGGARA


RUMAH SAKIT S TT
1 RSUP.H.Adam Malik A 600 Jl.Bunga Lau No. 17 Medan DEPKES RI.
2 RS. St.Elisabeth Medan B 259 Jl. Haji Misbah No. 7 Medan Yy. Santa Elisabeth
RSPTPN II Jl. Putrii Hijau No. 15 Medan PTPNII
3 C 275
Tembakau Deli
4 RS. Haji Medan C 250 Jl. RS. Haji Medan Estate Yayasan
5 RS. Deli C 85 Jl. Merbabu no 18 medan Yayasan Deli
6 RS. Methodist C 74 Jl. Thamrin no. 105 Medan Yy. RS.GMI. Gloria
7 RS. Islam Malahayati C 83 Jl. Diponegoro no 4 Medan Yy. RSI Malahati
8
RS. Sari Mutiara C 147
Jl.Kapt. Muslim no. 79 Medan Yy.Sitanggang Purba
Medan
9 RS. Martha Friska C 116 Jl. Yos Sudarso Km 6 Medan PT.Karya Utama SS.
10 RS. Bhakti D 79 Jl. HM. Joni no 64 Medan Yayasan Amal Bhakti
RS. Wulan Windi Jl. Raya Marelan No. 17 Yayasan Wulan
11 D 70 Medan Windi
12 RS. Bina Sejahtera D 72 Jl. Simpang Kantor Medan Yy. Bina Sejahtera
13 RS. Sarah D 69 Jl. Baja Raya no 10 Medan Yayasan Sarah
14 RS. Advent Medan D 47 Jl. Gatot Subrato Km 4 Medan Yayasan Advent
15 RS. Sundari D 50 Jl. Pinang baris Medan Yayasan Sundari
16 RS. Estomihi D 52 Jl.S. Mangaraja 235 Medan Yayasan Letare
17 RS. Dr. Abd. Malik D 30 Jl. Imam Bonjol no 50 Medan Jankes TNI AU
18 RS. Pelabuhan Medan D 54 Jl. Sumatera Belawan Medan PT. PELINDO I Mdn
RS. Martondi Jl.Letda Sujono no 80-82 Yayasan. Al Hamidi
19 D 46 Medan
20 RS. Bandung D 50 Jl. Mistar Medan Yayasan Bandung
21 RS. Vina Estetica D 50 Jl. Iskandar Muda Medan Yy. Vina Estetica
22 RS.Methodist SW. D 50 Jl. Setia Budi Medan Yy. Gereja Methodist
23 RS. Mitra Sejati D 50 Jl. Karya Jasa Medan Johor Yy. Mitra Sejati
RS.Delima
Jl. KL. Yos Sudarso Km. 36
24 D 0
No. 23 Martubung Medan
RS. Sufina Azis Jl. Karya Baru no. 1 Yayasan
25 D 50 Medan Barat
26 RS. Ibnu Saleh D 50 Jl. HM. Joni Medan Yy. Ar-Rahman
27 RS. Adenin Adenan D 50 Jl. S. Mangaraja no.8 Medan Prof.Adenin Adenan
28 RS. Mitra Persada D 50 Jl. Jamin Ginting Medan
29 RS. Mandiri D 50 Jl. Cendana no.2 Medan PT. PJKA
30 RS. Farigul D 50 Jl. Karya Wisata Medan

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 6

PROSEDUR TETAP PELAYANAN PENGUJIAN DAN KALIBRASI

1. Prosedur Tetap Pelayanan Kalibrasi di Rumah sakit

1. Rumah sakit yang akan mengalibrasi alat kesehatannya membuat


surat permohonan /permintaan pelayanan kalibrasi yang ditujukan ke
BPFK Medan, disertai daftar alat yang akan dikalibrasi. Pada umumnya
surat permintaan pelayanan kalibrasi ini didahului dengan adanya surat dari
BPFK Medan yang mengingatkan bahwa masa kalibrasi alat Rumah Sakit
tersebut sudah / akan berahir, atau karena rumah sakit memerlukan pelayanan
kalibrasi dalam rangka akreditasi rumah sakit, atau adanya alat kesehatan
yang baru.
0. BPFK Medan membuat surat penawaran harga dan sekalian menentukan
tanggal pelaksanaan kalibrasi.
1. Rumah Sakit membuat surat jawaban bahwa Rumah Sakit menyetujui
pelaksanaan kalibrasi sesuai penawaran dari BPFK Medan.
2. Tehnisi kalibrasi melaksanakan kalibrasi di Rumah Sakit sampai selesai.
2. Hasil pengukuran diproses / dihitung di Laboratorium BPFK Medan, hasil
pengukuran tersebut dibandingkan dengan nilai standar atau ketentuan standar
nasional atau internasional.yang selanjutnya dibuat laporannya, apabila alat
yang dikalibrasi serta masih dalam ambang batas yang ditentukan atau laik
pakai, maka dibuat sertifikat dan label/stiker laik pakai.
3. Hasil laporan, sertifikat dan label laik pakai dikirimkan ke Rumah Sakit
disertai penagihan biaya kalibrasi.

2. Prosedur Tetap Pelayanan Kalibrasi di BPFK Medan

1. Rumah Sakit mengirimkan surat permintaan kalibrasi disertai daftar alat yang
akan dikalibrasi,atau memberi kabar via telepon.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
2. BPFK Medan memberikan penawaran harga yang dikirimkan ke Rumah Sakit dengan melalui
fax atau via pos.
3. Setelah Rumah Sakit menyetujui penawaran tersebut, maka staf Rumah Sakit akan
membawa alatnya ke laboratorium kalibrasi pada waktu yang telah disepakati bersama antara
Laboratorium dan pihak Rumah Sakit.
4. Laboratorium akan memberikan surat tanda terima disertai tanggal alat terserbut selesai
dikalbrasi.
0. Teknisi kalibrasi melaksanakan kalibrasi alat dilaboratorium kalibrasi BPFK Medan, sampai
dengan pembuatan laporan, apabila hasil pengukuran alat tersebut masih dalam nilai
ambang batas, atau laik pakai maka dibuat sertifikat kalibrasi dan label laik pakai.
5. Pemberitahuan ke rumah sakit bahwa alat telah selesai di kalibrasi.
6. Pemilik alat (rumah sakit) akan mengambil alat pada atau setelah waktu yang dijanjikan.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 7

KEMAMPUAN PELAYANAN KALIBRASI BPFK MEDAN TAHUN 2006

NO NAMA ALAT NO NAMA ALAT


1. Alat Hisap Medic / Suction pump 23. Centrifuge
2. Ultrasonogrph 24. Angiography
3. Anesthesi tanpa liquid 25. Dental panoramic
4. Anesthesia dengan liquid 26. Dental X-Ray
5. Ventilator 27. Mobile Unit X-Ray
6. Ultrasoud therapy 28. Mobile C-Arm
7. Defibrillator 29. Mammography
8. Electrocardiograph (ECG) 30. CT- Scan
9. Infusion pump 31. General Purpose X-Ray
10. Syringe pump 32. Tread mill
11. Inkubator perawatan 33. Light Source (Lampu operasi)
12. Spectrophotometer 34. ECG Monitor
13. Analytical Balance (timbangan) 35. Sphygmomanometer (Tensimeter)
14. Automatic processing film 36. Electro Surgery Unit (ESU)
15. Bed side Monitor 37. Ultra Violet Sterilizer
16. Central Monitor 38. Electro Encephalograph (EEG)
17. Nebulizer 39. Spirometer
18. Water Bath 40. Audiometer
19. Autoclave 41. Vacum Extractor
20. Photo therapy 42. Stirer
21. Pulse Oximetri 43. Fetal Detector
22. Blood Pessure Monitor 44. Diathermy
.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository © 2008
Lampiran 8

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Kutipan Lampiran
Peraturan Menteri Kesehatan RI.
Nomor : 363/Menkes/PER/IV/1998
Tanggal : 08 April 1998.

DAFTAR ALAT KESEHATAN


YANG WAJIB DIUJI DAN / ATAU DIKALIBRASI

NO NAMA ALAT NO NAMA ALAT


1. After Loading 37. Echocardiograph
2. Alat Bedah Frek. Tinggi (elektrosurgery) 38. Electrocardiograph Monitor
3. Alat Hisap Medik (Suction Pump) 39. Elektrocardiograf
4. Anaesthesia Unit 40. Electroconvulsion Therapy
5. Audiometer 41. Electrolite Analyzer
6. Arrytmia Monitor 42. Electromyograph
7. Autoclave Table 43. Electristimulator
8. Ama Bronchial 44. Endoscopy Unit
9. Amnioscope 45. ENT Treatment
10. Automatic Film Processing 46. Examination Lamp
11. Accupuncture Therapy 47. Electro country treatment
12. Analgesia 48. Elactrogravimetri
13. Analitical Balance 49. Foetal Detector
14. Automatic Microplate Laser 50. Finger Muscle Therapy
15. Blood Chemistery Analyzer 51. Flame Photometer
16. Blood Gas Analyzer 52. Tele Gama Therapy
17. Blood Pressure Monitor 53. Gas Cromatograph
18. Blood Solution Warmer 54. Haemodialysia
19. Bed Side Monitor 55. Hydrotubator
20. Bronchoscope 56. Haed Lamp
21. Blood Cell Counter 57. Horizontal Sterilizer
22. Cardiac Stress Test 58. Hydro Extractor
23. Cardotocograph 59. Infusion Pump
24. Central Monitor 60. Inkubator Perawatan
25. Centrifuge 61 Instrument Washer
26. CT.Scanner Whole Body 62. Infra Red Lamp
27. CT.Scanner Head 63. Iso Enzym Electrophoresis
28. Central Gas Medik 64. Imno Electrophoresis
29. Cough Examination 65. Laboratory Incubator
30. Cardio Pulmonary 66. Laboratory Refrigerator
31. CO2 Analyzer 67. Laser Coagulator
32. Defibrillator 68. Laser Surgical Unit
33. Defirillator Monitor 69. Ligth Source
34. Dental Unit 70. LINAC
35. Diathermy 71. Laser Lithotripsy
36. Duadone Fiberscope Therapy 72. Laser Therapy

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NO NAMA ALAT NO NAMA ALAT
73. Limphatic Physiotherapy 100. Stirer
74. Microscope Laboratory 101. Suction Thorax
75. Microtome 102. Thyroid Up Take
76. Mobile Operating Lam- 103. Trombelastrograph
77. Magnetic Resonant Imaging 104. TL. Cromatograph
78. Nebulizer 105. Ultrasonic Cleaner
79. Nesofaringoscope 106. Ultrasonography
80. Operating Lamp Ceiling Type 107. Ultrasonic Pachymeter
81. Operating Microscope 108. Ultra Violet Unit
82. Oxygen Tent 109. UV. Sterilizer
83. Pace Maker 110. Vacum Extractor
84. PH Meter 111. Vector Cardiograph
85. Photo Therapy Unit 112. Ventilator
86. Protombln Meter 113. Viscometer
87. Pulse Oximeter 114. Water Bath
88. Phonocardiograph 115. Water Destillator
89. Pleurel Biopsy 116. X-Ray Angiography
90. Photo Fundus Unit 117. X-Ray Dental Panoramic
91. Preceslon Balance 118. X-Ray Dental Unit
92. Photo Meter 119. X-Ray Mobile C Arm
93. Respiration Apparatus 120. X-Ray Mobile Unit
94. Resuscitator 121. X-Ray General Purpose
95. Refractometer 122. X-Ray stimulator
96. Retinoscope 123. X-Ray Therapy
97. Refrigerator 124. X-Ray Tomography
98. Spectrophotometer 125. X-Ray Mamography
99 Spirometer

Ditetapkan : Di Jakarta
Pada tanggal : 08 April 1998
Menteri Kesehatan RI.,

Dto.

Prof. Dr. F.A. MOELOEK

2 dari 2

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 9

PROSEDUR TETAP PENGUJIAN / KALIBRASI ELECTROCARDIOGRAPH (ECG)

Electrocardiograph (ECG) adalah alat untuk menditeksi jantung, dengan

menempelkan beberapa elektroda pada posisi tertentu pada permukaan kulit Pasien.

1. Melakukan pendataan dan pengujian


1. 1. Pendataan Administrasi,
1.2. Data Sarana pelayanan kesehatan / Rumah Sakit
1.3. Data Alat
1.4. Uji Kualitatif
1.4.1. Pengukuran kondisi lingkungan
1.4.2. Pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi alat
1.5. Uji Kuantitatif
1.5.1. Pengujian keselamatan listrik
1.5.2. Pengujian Kinerj a

2. Peralatan Ukur
1. ECG Simulator LH-3
2. Electrical Safety Analyzer
3. Parameter Tester
4. Dial Calipper

3. Standard Acuan
3. 1. Buku Pengoperasian alat ECG Simulator LH - 3
3.2. ECRI
3.3. IEC 601

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
4. Metode Pengujian Menggunakan :
4.1. Instruksi Kerja Kalibrasi Electrocardiograph .
4.2. Petunjuk Pengujian dari IEC 601
4.3. Petunjuk Pengujian dari ECRI 410—05

5. Prosedur Pengujian Keselamatan Listrik


5.1. Persiapkan alat Electrical Savety Analyzer
5.2. Lakukan pengukuran sesuai urutan dari format 7.1.

6. Prosedur pengujian/kalibrasi kinerja


Electrocardiograph Persiapkan alat ECG Simulator
LH-3 Biotek
Persiapkan alat ECG Yang akan diuji hubungkan masing – masing
elektroda pada ECG Simulator LH- 3, hidupkan ECG.
Untuk Pengukuran BPM tekan tombol No. 2 ( ECG Rate ) tekan Enter
pilih BPM yang terendah, Misalnya 30 BPM tekan start pada ECG untuk
melakukan perekaman.
Lakukan dengan beberapa tingkat frekuensi hingga maksimal, rekam
/cetak masing – masing pengukuran BPM.
Untuk Sensitivity tekan tombol No. 3 ( ECG Ampl ) lakukan perekaman
untuk masing – masing sensitivity.
Untuk pengujian paper speed tekan tombol 125 lakukan perekaman untuk
kecepatan kertas 25mm/sec dan 50mm/sec.
Berikan tanda pada masing – masing hasil pengujian/pengukuran yang
direkam / dicetak untuk analisa data.

7. Telaah Teknis

7.1. Keselamatan listrik ( Mengacu pada IEC 601 )


Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
No. Parameter Uraian Ambang Batas
1. Tegangan jala - jala 10 ± %

2. Tahanan isolasi Terhadap pembumian 50 M > Ù

catudaya
3. Arus bocor pada Polaritas normal dengan 1 0 0 A ≤ ì

selungkup pembumian
Polaritas normal tanpa pembumian 500 A ≤ ì

Polaritas terbalik dengan 100 A ≤ ì

pembumian
Polaritas terbalik tanpa pembumian ≤ 500 A ì

4. Arus bocor pada RA dengan pembumian ≤ 10 A


ì

electrode LA dengan pembumian ≤ 10 A


ì

C dengan pembumian ≤ 10 A
ì

RL dengan pembumian ≤ 10 A
ì

RA tanpa pembumian ≤ 50 A
ì

LA tanpa pembumian ≤ 50 A
ì

C tanpa pembumian ≤ 50 A
ì

RL tanpa pembumian ≤ 50 A
ì

RA terhadap semua elektroda ≤ 10 A


ì

LA terhadap semua elektroda ≤ 10 A


ì

RL terhadap semua elektroda ≤ 10 A


ì

LL terhadap semua elektroda ≤ 10 A


ì

7.2. Kinerj a ( Mengacu pada ECRI)

No. Parameter Toleransi


1. Calibrasi 1 mV ± 5 %

2. Heart Rate Calibration pulse ± 5 BPM


3. Paper Speed ± 2%

7.3. Fisik dan Fungsi ( Mengacu pada ECRI )

No. Komponen Batasan


1. Badan dan permukaan Bersih, utuh, kuat, tidak ada tanda kesalahan
pemakaian
0. Kabel catu daya Tidak rusak, isolasi kabel tidak terkelupas/lapuk
dan sambungan kabel tidak putu
1. Kabel – kabel Isolasi kabel tidak patah pada setiap gerakan
(lekukan dan putaran )
2. Tusuk kontak Tidak rusak dan tidak ada baut kendur. Konduktor
tidak cacat, koneksi 3 kabel terhubung

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
No. Komponen Batasan
5. Tombol dan saklar Tidak ada cacat akibat jari atau pena. Kedudukan
tidak bergeser dan bantalannya aman.
6. Indikator dan tampilan Saat saklar bekerja lampu menyala, meter
menunjuk dan tampilan visual terlihat khusus tujuh
segmen, semua segmennya bekerja.
7. Electroda Kondisi fisik bersih dan tidak berkarat, tidak ada
sisa gel atau cairan yang menempel.
8. Batery/Charger Kondisi fisik dan konektor baik, jika di- hubungkan
kekontak hubung lampu indicator menyala dan
charger bekerja. Alat tetap bekerja walaupun
hubungan ke kontak hubung dilepas.
9. Alarm Alarm berbunyi, volume dapat diatur, fungsi silent
alarm dan reset bekerja.

8. Penyajian Hasil Kalibrasi


Hasil kalibrasi disajikan menggunakan formulir ( Electrocardiograph ).
9. Kesimpulan
9.1. Lulus Pengujian, diberikan :
9.1.1. Sertifikat
9.2.1. Hasil Pengujian
9.2.2. Label lulus pengujian
9.2. Tidak lulus pengujian, diberikan
9.2.1. Laporan
9.2.2. Label tidak lulus pengujian
0. Saran
Berisi anjuran kepada pemilik alat.
0. Masa berlaku
Sertifikat dan label lulus pengujian berlaku dalam kurun waktu 1 ( satu )
tahun, terhitung mulai tanggal, bulan dan tahun pengujian. ( SK,Menkes No.
363 tahun 1998).

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 10
DAFTAR PERALATAN KERJA LISTRIK & AC dan
PERALATAN KERJA ELEKTROMEDIK & LAB. Untuk RSU KELAS C

No. Peralatan Kerja listrik &AC Jumlah No. Peralatan Kerja Jumlah
elektromedik&Lab
1. AVO meter 2 buah 1. Oscilloscope, dual chanel 1 buah
2 Megger 1 buah 2 Signal generator 1 buah
3. Electric engineer toolkit 2 set 3 DC. power supply 1 buah
4. Bor listrik tangan 1 buah 4. Voltage regulator 1 buah
5. Kunci pas 1 set 5 AVO Meter 2 buah
6. Kunci Inggris besar 1 buah 6 Ground tester 1 buah
7. Kunci Ingris kecil 1 buah 7 Solder (15,20,30 watt) @ 1 bh
8. Kunci L 1 set 8 Soldering suction 2 buah
9. Kunci Shock 1 set 9 Pinset 1 buah
10. Kunci ring 1 set 10 Obeng + 1 set
11 Tang ampere 1buah 11 Obeng - 1 set
12. Tang kombinasi 2 buah 12 Obeng trimer 1 set
13 Tang potong 2 buah 13 Obeng jam 1 set
14. Tang pengupas kabel 2 buah 14 Obeng L 1set
15. Tang lancip 2 buah 15. Tang kupas kabel 2 buah
16. Tang lancip bengkok 2 buah 16. Tang potong 2 buah
17. Press sepatu kabel 4-50 mm 1 buah 17. Tang lancip lurus 2 buah
18. Solder listrik 1 buah 18. Tang lancip bengkok 2 buah
19. Pisau kupas kabel 2 buah 19. Tang kombinasi 2 buah
20. Obeng + 1 set 20. Ring holder 2 buah
21. Obeng - 1 set 21. Kunci pas (cm) 1 set
22. Obeng L 1 set 22. Kunci pas (inch0 1 set
23. Kikir halus 1 set 23. Kunci L (cm) 1 set
24. Test pen 2 buah 24. Kunci L (inch) 1 set
25. Roll meter 2m & 5 m @ 2 buah 25. Kunci Inggris besar 1 buah
26. Sigmat 1 buah 26. Kunci Inggris kecil 1 buah
27. Meja kerja 1 buah 27. Kikir halus 1 set
28. Winding machine manual 1 buah 28. Vaccum cleaner 1 buah
29. High voltage tester 1 buah 29. Ragum kecil 1 buah
30. Isolation tester 1 buah 30. Bangku kerja 1 buah
31. Isolation stick 1 buah 31. ECG Simulator 1 buah
32. High voltage hand glove 2 buah 32. Frekwensi generator 1 unit
33. Lampu senter 2 buah 33. Rak komponen 1 set
34. Tangga aluminium 2 buah 34. Patern generator 1 buah
35. Tangga sandar 4 meter 2 buah 35. Oven 1 buah
36. Sabuk pengaman 3 buah 36. Martil karet (besar, kecil) 1 buah
37. Press sepatu kabel (hidrolic) 1 unit 37. Martil plastic (besar,kecil) 1 buah
38. Pistol paku beton 1 unit 38. Electronic tool 2 buah
39. Baterry charger 1 unit 39. Iron soldering (20,30,40W 3 buah
40. Extention cable with ground 1 unit 40. Extention cable & ground 1 set
41. Phase tester 1 unit 41. Rack of drawer for 1 set
electronic componet

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 11

PROSEDUR TETAP PENGOPERASIAN


ELEKTROCARDIOGRAPH (ECG)

1.PRASYARAT.
1.1. SDM terlatih dan siap.
1.2. Catu daya sesuai dengan kebutuhan alat.
1.3. Kotak kontak dilengkapi dengan hubungan pembumian.
1.4. Alat laik pakai.
1.5. Aksesories alat lengkap dan baik.
1.6. Bahan operasional tersedia.

2. PERSIAPAN.
2.1. Tempatkan Alat pada ruang pemeriksaan/tindakan.
2.2. Lepaskan penutup debu.
2.3. Siapkan patient cable,strapnelectrode, chest electrode, kertas perekam dan jelly
2.4. Pasang patient cable, kertas rekam pada alat.
2.5. Hubungkan alat ke terminal pembumian.

0. PEMANASAN.
3.1. Hubungkan alat dengan catu daya.
3.2. Cek baterai untuk alat yang menggunakan catu daya DC.
3.3. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON.
3.4. Lakukan pemanasan secukupnya.
3.5. Atur selector pada posisi STD, lakukan kalibrasi dengan menekan tombol kalibrasi berulang
ulang dan atur switch RUN paper speed pada posisi RUN, kemudian amatilah bentuk pulsa
pada kertas rekam (bentuk pulsa segi empat / square wave).

3. PELAKSANAAN.
4.1. Perhatikan protap pelayanan.
4.2. Oleskan jelly pada pasien secukupnya.
4.3. Pasang strap pada electrode, chest electrode pada patien cable.
4.4. Pasang strap pada electrode, chest electrode pada pasien.
4.5. Masukkan data pasien.
4.6. Pilih program (auto atau manual).
4.7. Lakukan pemeriksaan.

4. PENGEMASAN/PENYIMPANAN.
5.1. Atur kembali selector ke psisi STD.
5.2. Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF
. 5.3. Lepaskan hubungan alat dari catu daya.
5.4. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian.
5.5. Lepaskan strap electrode, chest electrode dari pasien.
5.6. Lepaskan strap electrode, chest electrode dari patien cable.
5.7. Bersihkan patien cable, strap electrode dan chest electrode.
5.8. Simpan patien cable, strap electrode dan chest electrode pada tempatnya.
5.9. Pasang penutup debu.
5.10. Kembalikan alat dan aksessoris ke tempat semula.
5.11. Catat beban kerja alat dan jumlah pasien per bulan.

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 12
PROSEDUR TETAP PEMELIHARAAN
ELEKTROCARDIOGRAPH (ECG)

1.PRASYARAT.
1. 1. SDM, teknisi terlatih.
1.2. Peralatan kerja lengkap.
1.3. Dokumen teknis penyerta lengkap.
1.4. Bahan pemeliharaan, Bahan operasional dan bahan materialbantu tersedia.
1.5. Mekanisme kerja jelas.

2. PERSIAPAN.
2. 1. Siapkan perintah kerja.
2.2. Siapkan Formulir Laporan Kerja.
2.3. Siapkan dokumen teknis penyerta : Service manuall, dan Wiring diagram.
2.4. Siapkan peralatan kerja Tool set electronic, Multi meter. Simulator ECG, Leakage current meter
2.5. Siapkan bahan pemeliharaan, bahan operasional, material bantu :
Contact cleaner, Baterai, Kertas perekam, Cairan pembersih, Kain lap/kertas tissue, kuas, dan
Lampu indicator.
2.6. Pemberitahuan kepada user.

3. PELAKSANAAN.

No. Kegiatan Pemeliharaan Periode


3.1. Cek dan bersihkan seluruh bagian alat 1 bulan
3.2. Cek dan bersihkan tombol/switch , perbaiki bilaperlu 3 bulan
3.3. Cek baterai, lampu indikator, ganti bila perlu 3 bulan
3.4. Cek semua fitting dankonektor dari semua hubungan listrik, bersihkan bila perlu 3 bulan
3.5. Cek kondisi electroda, bersihkan bila perlu 1 bulan
3.6. Cek step response dengan menekan tombol 1 mV 1 bulan
3.7. Cek fungsi Alarm, perbaiki bila perlu 3 bulan
3.8. Cek kecepatan kertas dan ketajaman rekaman 3 bulan
3.9. Lakukan pelumasan pada roda gigi motor dan roll kertas perekam 3 bulan
3.10. Lakukan pengukuran arus bocor 1 tahun
3.11. Lakukan pengukuran tahanan kabel pembumian alat 1 tahun
3.12. Lakukan Uji Kinerja 3 bulan

4. PENCATATAN
4. 1. Isi kartu pemeliharaan alat.
4.2. Isi formulir Laporankerja.
4.3. User menanda tangani laporan kerja dan alat diserahkan kembalikepada user.

5. PENGEMASAN ALAT KERJA DAN DOKUMEN TEKNIS PENYERTA


5. 1. Cek alat kerja dan sesuaikan dengan catatan
5.2. Cek dan rapihkan dokumen teknis penyerta
. 5.3. Kembalikan alat kerja dan dokumen tekis penyerta ke tempat semula

6. PELAPORAN
6. 1. Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 14

KARTU PEMELIHARAAN ALAT

Nama RS :
Instalasi/UPF :
Nama Alat :
Merek/Type/ Model :
No. Serie
Tahun pengadaan :
Nilai pengadaan
No.Inventaris :

TANGGAL URAIAN KEGIATAN, HASIL KETERANGAN


DAN PELAKSANAAN
1 2 3

Catatan : 1. Kartu ini agar digantungkan pada alat.


2. Perhatikan petunjuk pengisian kartu

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 15

LAPORAN KERJA PEMELIHARAAN PERALATAN (PREVENTIF)

No. : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

No NAMA ALAT MERK No. URAIAN HASIL BIAYA TGL


TYPE/ SERI KEGIATAN PELAK-
MODEL LOKASI SANAAN
1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui / Menyaksikan :

Pengguna Alat : Pelaksana Pemeliharaan :

1 . ............................................................................................1 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

..
2 . ............................................................................................2.

Catatan : Perhatikan petunjuk pengisian

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
Lampiran 16
TABEL
NILAI AMBANG BATAS PADA KESELAMATAN LISTRIK
NILAI PENYIMPANGAN YANG DIIZINKAN PADA KELUARAN KINERJA

No Nama Alat Keselamatan & jenis Nilai Nilai Standar


keluaran Ambang Penyimpangan
batas yang diizinkan
1. Electrocardiograph a.Arus bocor pada < 500 µA - IEC 161-1-1
kabel pembumian Clas II,Type
b.Arus bocor < 100 µA - CF
pada
selungkup.
c.Arus bocor electrode < 10 µA -
d.Calibration 1 mV - ±5%
e.Heart rate calibration - ± 5%
- (0,5bpm)
f.Frequency response - 0,7 cm
g.Linieritas - ±5%
h.Paper speed ±2%
2. Infusion Pump a.Arus bocor < 500 µA - ECRI
pada kabel 436-0595
b.Arus bocor pada < 100 µA -
selungkup.
cAkurasi flow - ±5%
d.Akurasi flow - ± 10 %
(dengan non critical)
3. Inkubator a.Arus bocor pada < 500 µA IEC 601-1-1
Perawatan kabel pembumian Clas I, Type
b.Arus bocor < 100 µA BF
pada
selungkup.
c.Patient probe - ±3° C ECRI 415-
d.Hood air - ±1° C 05995
temperature
4. Defibrilator a.Arus bocor pada < 500 µA - IEC601-1-1
kabel pembumian Clas II,Type
b.Arus bocor < 100 µA - CF
pada
selungkup
c.Arus bocor pada < 10 µA -
elektroda
d.Internal paddle - < 50J
energy
e.Output energy setelah - ± 4J or 15 %
60 sec.
f.Jumlah energy - >_ 85 %
g.Waktu pengisian s/d - < 15 sec.
maximum
h.Energy max. pada 10 - ± 15%
kali pengisian
5 Sphygmomanome a.Leakage pressure - ± 10% ECRI 458-
r b.Akuration pressure - ±3mmHg 0595

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008.
USU e-Repository © 2008
No Nama Alat Keselamatan & jenis Nilai Nilai Standar
keluaran Ambang batas Penyimpangan
yang diizinkan
6 X-Ray General a.Arus bocor pada :5 500 µA - IEC 601-1-1
purpose kabel pembumian Clas I,Type
b.Arus bocor :5 100 µA - B
pada
selungkup.
c.Akurasi KVP - ±5% ECRI
pada kondisi
d.Linieritas ± 10 % 472-0595
mA/MAS pada
e.Akurasi timer - 1 m Sec or 5%
f.Voltage drop - ±7%
7 Centrifuge a.Arus bocor pada :5 500 µA - IEC 601-1-1
kabel pembumian Clas I,Type
b.Arus bocor :5 100 µA - B
pada
selungkup.
cAkurasi - ± 10 % ECRI
setting -
d.Akurasi timer ± 10 % 456-0595

Siti Rahmah: Analisis Sistem Pemeliharaan Peralatan Kesehatan Di Rumah Sakit Kota Medan, 2008. USU e-Repository ©
2008

Anda mungkin juga menyukai