Anda di halaman 1dari 9

,, |.

j
| ARTIKEL PENELITIAN Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

MANAJEMEN PENGEMBANGAN DAN PENYELENGGARAAN


POS KESEHATAN KELURAHAN DI KELURAHAN JATI
KECAMATAN PADANG TIMER
Reshi Wirna Noftavia* Ice Yolanda Puri ** Denas Symond**

ABSTRAK

Pos Kesehatan Kelurahan adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk di kelurahan dalam
rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mendapatkan informasi tentang analisis manajemen pengembangan dan penyelenggaraan Poskeskel di
Kelurahan Jati, Kecamatan Padang Timur. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan desain
deskriptif yang dilaksanakan di Kelurahan Jati pada bulan Januari sampai dengan Juni 2011 dengan informan
berjumlah 20 orang. Data diolah dengan menginventarisasi dalam bentuk matrik hasil wawancara dan disajikan
dalam bentuk narasi serta dinalisis dengan pendekatan analisis isi dan cara triangulasi serta dengan analisis
SWOT untuk menyusun perencanaan strategi. Hasil penelitian ini adalah tenaga pelaksana ada dan telah
mendapatkan sosialiasi dan pelatihan, dana dari masyarakat serta sarana dan prasarana khusus belum ada,
pelaksanaan manajemen menggunakan medote edukatif, bidan Poskeskel telah mengikuti pelatihan,pelaksanaan
program kegiatan selama ini hanya melaporkan dan mencatat setiap kali terjadi masalah kesehatan. Sedangkan
untuk aspek eksternal adalah peraturan daerah dan kebijakan pemerintahan tingkat kelurahan belum ada, peran
serta masyarakat belum bisa digambarkan, pengetahuan kesehatan masyarakat cukup baik tapi belum
menerapkan PHBS dengan baik, tingkat perekonomian masyarakat umumnya masih tergolong menengah ke
bawah atau kurang mampu. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa manajemen pengembangan dan
penyelenggaraan Poskeskelbelum optimal dan belum sesuai harapan.

Kata Kunci : Manajemen pengembangan dan penyelenggaraan Poskeskel

ABSTRACT

Pos Kesehatan Kelurahan is a healthy effort based on human resource that established in a sub district as
an effort to get closer and makes the serve of healthy available for the society. The purpose of this research is to get
the information about the management analysis of the development and the managing of Poskeskel at Jati sub
district, East Padang. This research is qualitative research which uses descriptive desain that done in Jati sub
district east Padang since January untilJune 20 11 with twenty informants. The data processed with inventory
the result of interview in matrix form and the data presented in a narration form and then analyze with content
analysis approach and triangulation way and also analyze with SWOT analysis to arrange the plan strategy.The
result of this research is the employee is existed and had training before, not get the contribution from the society
yet and also the special facilities. The accomplishing management uses the educative method, the midwife of
Poskeskel have followed the training, the accomplishing of this program so far just reports and note every the
healthy trouble happened. Meanwhile for the external aspect is the district's rule and policy of the government in
the district does not exist, the role of society cannot illustrated yet, the knowledge of society about healthy is quite
good but they not apply the good PHBS yet, then the economic level of society still categorize as middle to down
or able less. The result of this research can conclude that the development management and managing Poskeskel is
not optimal yet and not full the expectation yet.
Keywords : Development and the managing of Poskeskel

* Alumni PSIKM FK Unand, Tjg.Barulak, Kec.Tjg.Emas, Batusangkar, (email : ecie_scorp@yahoo.com)


** Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unand

95
Jumal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

Pendahuluan sembilan masyarakat yang mewakili sembilan RW


Poskeskel merupakan upaya kesehatan yang ada di KelurahanJati.
bersumber daya masyarakat (UKBM) yang Data penelitian berupa data primer dan
dibentuk di kelurahan dalam rangka mendekatkan sekunder yang dikumpulkan dengan cara
dan menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi wawancara mendalam, FGD terhadap informan
masyarakat yang ada di kelurahan. Poskeskel terkait
sebagai koordinator bagi UKBM-UKBM yang ada Data hasil penelitian dianalisis dengan
di kelurahan siaga yang kegiatannya dilaksanakan teknik analisis isi (content analysis) dan analisis
oleh tenaga kesehatan (bidan) dengan melibatkan SWOT.Analisis SWOT digunakan untuk menyusun
kader atau tenaga sukarela lainnya dari masyarakat, strategi pemecahan masalah, serta pengembangan
dan difasilitasi oleh puskesmas.3 Pada tahun 2009, dan atau perbaikan mutu program secara
dari 75.410 desa/kelurahan yang ada di seluruh berkelanjutan. Analisis SWOT dilakukan bersama
wilayah Indonesia, tercatat 42.295 (56.1 %) anggota CDMG (Concensus Decission Making
desa/kelurahan telah memulai upaya mewujudkan Group) yang terdiri dari bidan Kelurahan Jati dan
desa/kelurahan siaga. seorang kader.
Di Sumatera Barat program desa siaga Data yang dikumpulkan terdiri dari dua
disebut nagari siaga. Pada akhir tahun 2008 jumlah aspek, yaitu aspek lingkungan internal dan aspek
desa siaga di Provinsi Sumatera Barat adalah 797 lingkungan eksternal yang mempengaruhi
desa siaga yang tersebar di 19 kabupaten/kota. kelangsungan manajemen pengembangan dan
Jumlah ini meningkat cukup signifikan sejak tahun penyelenggaraan Poskeskel di Kelurahan Jati.
2007 yaitu hanya 209 desa yang menjadi desa Aspek lingkungan internal merupakan unsur sistem
siaga.4 Pada tahun 2010, jumlah kelurahan siaga manajemen Poskeskel Kelurahan Jati yang terdiri
aktif di Kota Padang adalah 24 kelurahan siaga aktif dari input (tenaga, dana, sarana dan prasarana,
dari 104 kelurahan yang ada.5 Pada tahun 2009, metode), process (pengembangan tim petugas,
jumlah kelurahan siaga aktif di Kota Padang adalah pengembangan tim masyarakat, pemberdayaan
40 kelurahan siaga aktif. Pencapaian cakupan masyarakat), dan output (pelaksanaan kegiatan
kelurahan siaga aktif hanya 38,46 % kelurahan dari Poskeskel).
40% target yang ditetapkan. Pada tahun 2008 Aspek lingkungan eksternal meliputi
jumlah kelurahan siaga aktif di Kota Padang adalah politik pemerintah (kebijakan pemerintah/
83 kelurahan siaga aktif dari 104 kelurahan yang perundangan), sosial dan budaya (peran serta dan
ada.6 perilaku PHBS masyarakat Kelurahan Jati),
Informasi sementara yang didapat penulis ekonomi (tingkat perekonomian masyarakat
dari petugas Puskesmas Andalas dan Bidan Kelurahan Jati), dan pengetahuan masyarakat
puskesmas pembantu (Pustu) Kelurahan Jati adalah KelurahanJati mengenai arti penting kesehatan.
bahwa di Kelurahan Jati telah dikembangkan
program pengembangan dan penyelenggaraan Hasil dan Pembahasan
Poskeskel yang dimulai pada tahun 20 10. Menurut 1. Gambaran aspek lingkungan internal
Petunjuk Teknis Pengembangan dan a. Input
Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa (2007), 1) Tenaga
seharusnya hal tersebut tidak terjadi karena inti Tenaga pelaksana manajemen
kegiatan kelurahan siaga adalah memberdayakan pengembangan dan penyelenggaraan Poskeskel di
masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Kelurahan Jati sudah ada dengan jumlah yang
mencukupi dengan jumlah 20 orang. Tenaga
Metode tersebut merupakan kader posyandu yang mewakili
Penelitian ini menggunakan jenis setiap RW yang ada di Kelurahan Jati, camat ,lurah,
penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. LPM, dan petugas puskesmas sebagai pembina.
Penelitian dilakukan di Kelurahan Jati Kecamatan 2) Dana
Padang Timur pada bulan Januari sampai dengan Pelaksanaan manajemen pengembangan
Juni 2011. Jumlah informan adalah 20 orang yang dan penyelenggaraan Poskeskel di Kelurahan Jati
ditentukan dengan purposive sampling. Informan pernah mendapatkan dana dari pemerintah pada
tersebut adalah Koordinator Promosi Kesehatan tahun 2009 berupa bantuan sosial (Bansos) pusat
Masyarakat Puskesmas Andalas, Lurah Kelurahan sebanyak dua kali.
Jati, Bidan Kelurahan Jati, satu orang tokoh 3) Sarana dan Prasarana
masyarakat, tujuh orang kader Poskeskel Jati, dan Pelayanan kesehatan masih memanfaatkan

96
f

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

puskesmas pembantu dan untuk kegiatan pertemuan 2. Gambaran aspeklingkungan eksternal


masih memanfaatkan kantor lurah. Bantuan sarana 1) PolitikPemerintah
dan prasarana yang diharapkan dari pemerintah, Pelaksanaan manajemen pengembangan
lurah, dan masyarakat belumada. dan penyelenggaraan Poskeskel di Kelurahan Jati
4) Metode berpedoman kepada Keputusan Menteri Kesehatan
Pelaksanaan manajemen pengembangan Republik Indonesia Nomor
dan Poskeskel di Kelurahan Jati menggunakan 564/MENKES/SK/2006. Pembaharuan
medote edukatif dengan cara memberikan terakhir ditetapkan pada tahun 2010 yaitu
penyuluhan, pelatihan serta sosialisasi kepada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
masyarakat dengan tujuan agar masyarakat mau Nomor 1529/MENKES/SK/20 10 .
untuk berperan serta dalam pelakasanaan 2) Ekonomi
manajemen pengembangan dan penyelenggaraan Tingkat perekonomian masyarakat
Poskeskel di Kelurahan Jati. Namun, Kelurahan Jati umumnya masih tergolong
pelaksanaannya selama ini masih belum optimal menengah ke bawah atau kurang mampu. Tingkat
karena sosialisasi dan pelatihan masih diberikan perekonomian yang umumnya rendah.
kepada kader/pengurus Poskeskel saja. 3) Pengetahuan Kesehatan
b. Process Pengetahuan masyarakat tentang arti
1) Pengembangan Tim Petugas penting kesehatan dalam kehidupan sehari-hari
Petugas kesehatan di Puskesmas Andalas telah sudahbaik.
mendapatkan sosialisasi tentang kelurahan
siaga/Poskeskel dan diberikan buku "Petunjuk Perencanaan Strategi dengan Analisis SWOT
Teknis Pengembangan dan Penyelenggaraan Data primer maupun sekunder yang
Pos Kesehatan Desa". didapatkan dari hasil penelitiandisampaikan kepada
Petugas kesehatan atau bidan Kelurahan Jati anggota CDMG untuk kemudian dianalisis bersama
juga telah mengikuti pelatihan tentang dengan menggunakan metode analisis SWOT untuk
kelurahan siaga/Poskeskel yang diberikan oleh menyusun perencanaan strategi. Analisis dilakukan.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dan sesuai dengan langkah perencanaan strategi yang
Dinas Kesehatan Kota Padang. terdiri dari tiga tahapan yaitu tahap masukan, tahap
2) PengembanganTim Masyarakat analisis, dan tahap pengambilan keputusan.
Petugas puskesmas telah memberikan 1. Tahap masukan
sosialisasi kepada kader-kader Poskeskel Jati Gambaran faktor lingkungan internal dikelompokan
termasuk tokoh masyarakat, advokasi ke dan diklarifikasi ke dalam kategori kekuatan dan
pemerintah setempat seperti camat, lurah, LSM, kelemahan. Gambaran faktor lingkungan eksternal
KUA yang bertujuan agar mendukung kegiatan dikelompokan dan diklarifikasi ke dalam kategori
kelurahan siaga/Poskeskel di Kelurahan Jati. peluang, dan ancaman. Kemudian tentukan tiga
Bukti telah dilakukan pengembangan tim variabel prioritas yang ada pada masing -masing
masyarakat di Kelurahan Jati yaitu telah adanya kategori.
struktur organisasi Poskeskel yang juga telah Penentuan prioritas dilakukan dengan
ditetapkan SK oleh lurah. Namun, rincian metode Urgensi Seriousness Growth (USG) yang
tertulis tentang pembagian tugas dan wewenang mempertimbangkan tingkat kepentingan,
setiap tenaga yang ada di dalam struktur belum keseriusan, dan perkembangan setiap variabel
ada. terhadap pelaksanaan manajemen pengembangan
Pemberdayaan masyarakat dalam dan penyelenggaraan Poskeskel di KelurahanJati.
pelaksanaan manajemen pengembangan dan
penyelenggaraan Poskeskel di Kelurahan Jati Variabel kekuatan, kelemahan, peluang, dan
dilakukan melalui upaya SMD dan MMD, namun ancaman prioritas tersebut adalah sebagai berikut :
upaya tersebut belum optimal karena yang di survei a. Kekuatan
hanya tentang PHBS saja. 1. Adanya struktur organisasi Poskeskel yang telah
c. Output ditetapkan SK dan tenaga yang telah
Pelaksanaan program kegiatan Poskeskel mendapatkan sosialisasi dan pelatihan tentang
selama ini hanya melaporkan dan mencatat setiap pengembangan kelurahan siaga/Poskeskel.
kali terjadi masalah kesehatan, namun belum rutin 2. Melakukan metode edukatif dalam upaya
tiap bulannya. pengembangan dan penyelenggaraan
Poskeskel.

97
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

3 . Adanya advokasi ke pemerintah setempat. Keterangan :


ai = bobot variabel ke-1
b. Kelemahan Xi = nilai variabel ke-1
1. Rendahnya partisipasi aktif kader. i 1?2,3,,,,,,,,,,n
2. Belum ada dana bersumber masyarakat. n = jumlah variabel
3. Belum ada sosialisasi secara kontinu yang
dilakukan oleh kader tentang kelurahan
siaga/Poskeskel kepada masyarakat. Tabel l.Matrik Urgensi Faktor Internal
c. Peluang
1. Adanya Kepmenkes tentang kelurahan Faktor Yang Lebih jotai
No Faktor Internal Urgen Bobot
siaga/Poskeskel a b c d e f
2. Pengetahuan masyarakat tentang pentingnya Kekuatan (Strength)
kesehatan cukup baik Adanya struktur
3. Tingkat perekonomian masyarakat umumnya organisasi
masih tergolong menengah ke bawah atau Poskeskel yang
kurang mampu telah ditetapkan
a SK dan tenaga
d. Ancaman yang telah
1. Belum ada peraturan daerah dan peraturan mendapatkan 3 3 2 1 1 10 0.16
tingkat kelurahan yang mendukung sosialisasi dan
pelaksanaan manajemen pengembangan dan pelatihan
tentang
penyelenggaraan Poskeskel
pengembangan
2. Peran serta masih masyarakat masih rendah kelurahan
3. Masyarakat belum menerapkan PHBS dengan siaga/Poskeskel
baik Melakukan
metode edukatif
Setelah ditentukan variabel faktor internal dalam upaya
b pengembangan 2 3 3 2 11 0.18
dan eksternal yang menjadi prioritas dan paling dan
berpengaruh terhadap pelaksanaan manajemen penyelenggaraan
pengembangan dan penyelenggaraan Poskeskel di Poskeskel
Kelurahan Jati, langkah berikutnya adalah Adanya
menentukan bobot variabel faktor internal dan advokasi ke
c 1 ÿ 3 2 2 9 0.13
pemerintah
eksternal. Bobot ditentukan dengan melakukan setempat
analisis komparatif dengan metode Paired Kelemahan (Weaknesses)
Comparison yaitu dengan membandingkan faktor Rendahnya
kritis internal dan eksternal berdasarkan tingkat d partisipasi aktif 1 1 1 1 1 2 6 0.10
kepentingan organisasi. Penentuan bobot kader
Belum ada dana
menggunakan matrik urgensi. e bersumber 3 3 13 2 12 0.20
Dalam menentukan bobot setiap variabel, masyarakat
digunakan skala 1,2,3, dalam kolom dengan Belum ada ÿ
penjelesan sebagai berikut : sosialisasi K
l=Jika indikator horizontal (basis) kurang penting secara kontinu
yang dilakukan
daripada indikator vertikal (kolom) , oleh kader
2=Jika indikator horizontal (basis) sama penting 3 3 3 3 13 0.21
tentang $
dengan indikator vertikal (kolom) kelurahan
3=Jika indikator horizontal (basis) lebih penting siaga/Poskeskel
daripada indikator vertikal (kolom) kepada
masyarakat ÿ
TOTAL 61 1
Bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan
proporsi nilai setiap variabel terhadap jumlah
keseluruhan variabel dengan rumus sebagai berikut

ai = Xi
ni=l ZXi

98
p

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

Faktor Yang Lebih


No Faktor Eksternal Urgen Total Bobot
Variabel kelemahan/Ancaman
a b c d e f 1 = sangat berpengaruh
Peluang (Opportunitiesÿ 2 = tinggi, berarti berpengaruh
Adanya 3 = sedang, berarti cukup berpengaruh
Kepmenkes 4 = rendah, berarti tidak berpengaruh
a tentang 1 1 1 1 1 5 0.09
kelurahan
siaga/Poskeskel ÿ Bobot faktor dikalikan dengan rating. Hasilnya
adalah skor pembobotan untuk masing-masing
Pengetahuan
masyarakat ÿ
1
faktor. Jumlah skor pembobotan berkisar dari 1
tentang
pentingnya
2 1 1 3 2 9 0.16 sampai 4. Jika jumlah skor pembobotan 1.0-1.99
kesehatan cukup menunjukkan posisi pelaksanaan kegiatan
baik organisasi lemah secara internal/eksternal. Skor

|
Tingkat 2.0-2.99 menunjukkan posisi rata-rata dan jika skor
perekonomi an 3.0-4.0 menunjukkan posisi yang kuat secara
masyarakat
umumnya masih
internal/eksternal.
tergolong
menengah ke
bawah atau
2
' 3 3 2 13 0.22
Tabel 3. Matrik IFE
FAKTOR
kurang mampu ÿ INTERNAL
Ancaman (Threats) KUNCI SKOR BOBOT TOTAL
Belum ada ÿ Kekuatan
peraturan daerah (Strength)
dan peraturan Adanya struktur
tingkat organisasi
kelurahan yang Poskeskel yang
mendukung telah ditetapkan
3 3 2 3 3 14 0.24 SK. dan tenaga
pelaksanaan
manajemen yang telah
1 mendapatkan 4 0.16 0.64
pengembangan
sosialisasi dan
dan
penyelenggaraan
Poskeskel I
m
pelatihan
tentang
pengembangan

1ÿ
Peran serta
kelurahan
e masyarakat 2 2 1 1 2 8 0.14 siaga/Poskeskel
masih rendah Melakukan
Masyarakat metode edukatif
belum dalam upaya

1
f menerapkan 3 2 1 1 2 9 0.15 2 pengembangan 4 0.18 0.72
PHBS dengan dan
baik penyelenggaraan
Poskeskel
Adanya
advokasi ke
Tabel 2. Matrik Urgensi Faktor Eksternal 2
pemcrintah
Q
D 0.15 0.45
Setelah menetapkan bobot setiap variabel faktor setempat
internal dan eksternal, langkah selanjutnya adalah TOTAL 1.81
mengevaluasi faktor strategis internal dan eksternal Kelemahan
(Weaknesses)
dengan mempertimbangkan pengaruh setiap Rendahnya
variabel terhadap manajemen pengembangan dan 4 Partisipasi Aktif 1 0.21 0.21
penyelenggaraan Poskeskel di Kelurahan Jati. Kader
Evaluasi menggunakan matrik IFE dan EFE. Belum ada
sosialisasi
Nilai peringkat yang digunakan adalah 1,2,3, dan 4 secara kontinu 1 0.10 0.10
dengan penjelasansebagai berikut : yang dilakukan
Variabel kekuatan/Peluang ÿ
oleh kader
1 = rendah, berarti tidak berpengaruh tentang
kelurahan
2 = sedang, berarti cukup berpengaruh
siaga/Poskeskel
3 = tinggi, berarti berpengaruh kepada
4 = sangat berpengaruh masyarakat

99
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

Total skor pembobotan variabel kekuatan adalah Total skor pembobotan variabel peluang adalah satu
satu koma delapan puluh satu, sedangkan total skor koma lima puluh tujuh, sedangkan total skor
pembobotan variabel kelemahan adalah nol koma pembobotan variabel ancaman adalah nol koma
lima puluh satu.Total skor pembobotan evaluasi sembilan puluh dua. Total skor pembobotan
faktor internal yaitu dua koma tiga puluh dua. Hal evaluasi faktor eksternal yaitu dua koma empat
ini menunjukkan bahwa posisi pelaksanaan puluh sembilan. Hal ini menunjukkan bahwa posisi
kegiatan organisasi rata-rata secara internal. pelaksanaan kegiatan organisasi rata-rata secara
eksternal.
Tabel 4. Matrik EFE
TahapAnalisis
FAKTOR Dalam tahap analisis, matrik yang digunakan adalah
EKSTERNAL matrik SWOT dan Matrik IE.
_ KUNCI_ SKOR BOBOT TOTAL
Peluang Tabel 5. Matrik SWOT
(Opportunities)
Adanya Analisa Internal
Kepmenkes _ Kekuatan (Strenght) Kelemahan ( Weakness)
1 tentang 0.09 0.27 Adanya struktur Rendahnya partisipasi
kelurahan organisasi Poskeskel aktif kader
siaga/Poskeskel yang telah ditetapkan
Pengetahuan SK dan tenaga yang
telah mendapatkan
masyarakat sosialisasi dan
tentang pelatihan tentang
2 0.16 0.64
pentingnya Analisa SWOT pengembangan
kesehatan cukup kelurahan
baik siaga/Poskeskel
Melakukan metode Belum ada sosialisasi
Tingkat edukatif dalam upaya kontinu yang dilakukan
perekonomian pengembangan dan oleh kader tentang kelu¬
masyarakat penyelenggaraan rahan siaga/Poskeskel
umumnya masih Poskeskel kepada masyarakat
2 0.22 0.66 Adanya advokasi ke Belum ada dana
tergolong
pemerintah setempat bersumber masyarakat
menengah ke Peluang
bawah atau (Opportun
kurang mampu ity)
TOTAL 1.57 Adanya
Kepmenke Melibatkan wadah- Membentuk tabungan
Ancaman s tentang wadah kegiatan siaga dengan dana
(Threats) kelurahan masyarakat di bidang bersumber dari
Belum ada siaga/Posk kesehatan dan masyarakat
peraturan daerah eskel organisasi masyarakat
Pengetahu Melakukan sosialisasi
dan peraturan
an tentang kelurahan siaga/
tingkat masyarakat Menyusun rencana Poskeskel kepada
kelurahan yang tentang program kegiatan masyarakat
Analisa
ÿ
mendukung Ekste
pentingnya yang sesuai dengan
0.24 0.48 kesehatan kebutuhan kesehatan
pelaksanaan rnal
cukup masyarakat
manajemen
baik
pengembangan Tingkat
dan perekono
penyelenggaraan mian
Poskeskel masyarakat
umumnya
Peran serta masih
masih tergolong
0.14 0.14
masyarakat menengah
masih rendah ke bawah
Masyarakat
g belum 0.15 0.30
menerapkan
PHBS dengan

100
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

Dilakukan pencocokan antara variabel faktor Melibatkan


wadah-wadah
Menyusun
rencana program
internal dengan faktor eksternal. Tujuan dari setiap kegiatan kegiatan yang
FAKTOR KUNCI masyarakat di sesuai dengan
pencocokan adalah untuk menghasilkan strategi bidang kesehatan kebutuhan
dan organisasi kesehatan
alternatif yang layak, bukan untuk memilih atau masyarakat masyarakat
menerapkan strategi yang terbaik. Oleh karena itu, Bobot AS
Total
Bobot AS
Total
tidak semua strategi dalam matriks SWOT akan AS AS
Kekuatan (Strength)
diimplementasikan. Untuk rnenentukan strategi 1 Adanya struktur
organisasi
yang akan digunakan terlebih dahulu harus Poskeskel yang
ditentukan posisi organisasi dengan menggunakan telah ditetapkan
SK dan tenaga
diagram rartesius analisis SWOT. yang telah
mendapatkan 0.16 0.48 0.16 4 0.64
Pelmng (Opp&rtimify) sosialisasi dan
pelatihan tentang
elurahan
STABUJTAS (Strategi WO) m I GROWTH (Strategi SO)
siaga/Poskeskel
2 Melakukan
i metode edukatif
<JM§> dalam upaya
i pengembangan
i dan penyeleng¬ 0.18 0.72 0.18 3 0.54
' fcL garaan Poskeskel
IdJ) 3 Adanya
advokasi ke
Kelemahan (Weakness) Kekuatan (Strenght)| pemerintah 0.15 0.45 0.15 2 0.30
setempat
DEFENCE (Strategi WT) IV n DIVERSIFIKASI(Strategi ST) Kelemahan (Weaknesses)
4 Rendahnya
partisipasi aktif q.2 1 0.63 0.21 4 0.1
Aacanun (TJt/wjtf) kader
5 Belum ada
sosialisasi
Gambar 1. Diagram Cartesius secara kontinu 0.1 0.4 0.1 3 0.3
yang dilakukan
Dilakukan analisis penetapan posisi manajemen oleh kader
6 Belum ada dana
pengembangan dan penyelenggaraan Poskeskel di bersumber 0.2 4 0.8 0.2 4 0.8
Kelurahan Jati. Hal tersebut dilakukan dengan cara masyarakat
Peluang (Opportunities)
mencari selisih antara total skor pembobotan 7 Adanya Kepmenkes
variabel kekuatan dan kelemahan yang ada pada tentang
matrik IFE, serta selisih total skor pembobotan kelurahan 0.09 2 0.18 0.09 2 0.18
siaga/Poskeskel
variabel peluang dan ancaman yang ada pada matrik 8 Pengetahuan
EFE. Sumbu X adalah selisih total skor pembobotan masyarakat
tentang penting-
variabel kekuatan dan kelemahan, sedangkan nya kesehatan 0.16 3 0.48 0.16 3 0.48
sumbu Y adalah selisih total skor pembobotan cukup baik
9 Tingkat
variabel peluang dan ancaman. Kedua nilai tersebut perekonomian
dihubungkan, sehingga dapat diketahui bahwa masyarakat
umumnya masih
posisi manajemen pengembangan dan tergolong 0.22 2 0.44 0.22 3 0.66
penyelenggaraan Poskeskel di Kelurahan Jati menengah ke
bawah atau
terletak pada kuadran I(Growth) yang berarti kuat kurang mampu
dan berpeluang serta dapat dikembangkan dengan Ancaman (Threats)
10 Belum ada
menggunakan strategi SO yang ditetapkan pada peraturan daerah
Matrik SWOT. dan peraturan
tingkat
kelurahan yang
mendukung
pelaksanaan 0.24 1 0.24 0.24 1 0.24
4.0 manajemen
Growth
pengembangan
Tinggi Growth Retrenehm ent
dan
penyelenggaraan
Poskeskel
Rata-rata
Stabilitv GrorÿK Retr eric hment li
masyarakat
masih rendah 0.14 3 0.42 0.14 3 0.42
12 Masyarakat
Rendah Growth Growth Retrenchment belum mene¬
rapkan PHBS 0.15 1 0.15 0.15 3 0.45
(2J2) dengan baik

IFE Skor SUM TOTAL 5.39 5.85


Gambar 2. Matrik IE
Attractiveness Score (AS)

101
Jumal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

Terdapat dua strategi alternatif pemecahan masalah kesehatan masyarakat. Selain itu, diharapkan agar
yang direkomendasikan untuk mengatasi strategi alternatif prioritas dapat membantu
pelaksanaan manajemen pengembangan dan mengatasi permasalahan kesehatan dasar di
penyelenggaraan Poskeskel yang belum optimal di KelurahanJati.
Kelurahan Jati. Satu dari kedua strategi tersebut
akan menjadi strategi alternatif prioritas untuk Kesimpulan dan Saran
diimplementasikan. Hal tersebut dilakukan dengan Posisi manajemen pengembangan dan
cara meneliti kembali konsistensi faktor eksternal penyelenggaraan Poskeskel di Kelurahan Jati pada
(peluang dan ancaman) dan faktor internal tahun 2011 terletak pada posisi rata-rata secara
(kekuatan dan kelemahan) terhadap strategi internal dan eksternal. Strategi alternatif yang dapat
alternatif yang hasilnya berupa Attractiveness Score dilakukan adalah menyusun rencana program
(AS) dengan ketentuan yang sudah ditentukan. kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan
Attractiveness Score (AS) dikalikan dengan bobot masyarakat. Melibatkan wadah-wadah kegiatan
setiap faktor internal dan eksternal sehingga masyarakat di bidang kesehatan dan organisasi
diperoleh total AS masing-masing strategi. Total AS masyarakat dalam setiap kegiatan yang dilakukan.
tertinggi merupakan strategi prioritas yang akan Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan
diimplementasikan terlebih dahulu. Dari tabel kepada petugas Puskesmas Andalas sebagai
tersebut disimpulkan bahwa strategi alternatif pembina manajemen pengembangan dan
prioritas yang dapat diimplementasikan untuk penyelenggaraan Poskeskel, melakukan
mengatasi pelaksanaan manajemen pengembangan pemantauan atau monitoring secara, sosialisasi
dan penyelenggaraan Poskeskel yang belum kepada masyarakat tentang pengembangan
optimal di Kelurahan Jati adalah menyusun rencana Poskeskel melalui kegiatan arisan PKK, arisan
program kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan bapak-bapak, di sekolah, majelis ta'lim,

Daftar

1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman Umum Pasaman Tahun 2008 [Skripsi], Padang :
Pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga PSIKM FKUNAND; 2008.
Aktif. Jakarta : Departemen Kesehatan RI; 9 . Novita Erni. Hasil Kegiatan Pengembangan
2010. dan Penyelenggaraan Poskeskel Jati
2. Departemen Kesehatan RI. Petunjuk Teknis kecamatan Padang Timur Tahun 2010.
Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos Padang : Puskesmas Andalas; 2010.
Kesehatan Desa. Jakarta : Departemen 10. Departemen Kesehatan RI. Perkembangan
Kesehatan RI; 2007. Program Desa Siaga di Indonesia. Jakarta :
3. Departemen Kesehatan RI. Pelatihan Kader Departemen Kesehatan RI; 2008.
Kesehatan dan Tokoh Masyarakat Dalam 11 . Departemen Kesehatan RI. Petunjuk Teknis
Pengembangan Desa Siaga. Jakarta : Pengembangan dan Penyelenggaraan Pos
Departemen Kesehatan RI; 2007 Kesehatan Desa. Jakarta : Departemen
4. Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar. Profil Kesehatan RI; 2006.
Kesehatan Provinsi. Padang : Dinas 12. Ilyas Yaslis. Manajemen Sumber Daya
KesehatanProvinsi Sumbar; 2008. Manusia Kesehatan. Jakarta : FKM-
5. Dinas Kesehatan Kota Padang. Indikator Universitas Indonesia; 1995.
Kinerja SPM Tahun 2010. Padang : DKK 13. Azwar Azrul. Pengantar Administrasi
Padang; 2010. Kesehatan.Jakarta : Bina RupaAksara; 1996.
6. Dinas Kesehatan Kota Padang. Indikator 14. "Faktor Pendorong dan Pengharnbat
Kinerja SPM Tahun 2009. Padang : DKK Pembangunan Kesehatan" dalam
Padang; 2009. www.roberthanataka.blogspot.com. 12 April
7. Dinas Kesehatan Kota Padang. Profil 2011 16.15WIB.
Kesehatan Kota Padang. Padang : DKK 15. "Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku" dalam
Padang; 2009. www.FK USU. ac.id. 12 April 2011. 15.30
8. Ane L. Rossy. Evaluasi Pelaksanaan Jorong WIB.
Siaga di Kecamatan Rao Utara Kabupaten 16. "Hubungan aspek sosial terhadap

102
f

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

pembangunan kesehatan" dalam 21. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan


www.asuhan keperawatan.com 12 April Masyarakat. Metoda Penelitian Analisa
2011. 15.45 WIB. SWOT. Jakarta :FE-UI; 2007.
17. "Pengaruh Budaya dalam Kesehatan" dalam 22. "Analisis Pemecahan Masalah dan
www.asuhan keperawatan.com. 12 April Pengambilan Keputusan" dalam www.
2011. 16.00 WIB. Fakultas Pertanian USU.ac.id. 13 April 201 1
18. "Perencanaan Strategi" dalam www. Pusat 13.00 WIB.
Pengembangan Bahan Ajar-UMB.ac.id. 12 23. Kreno Sudarti.dkk. Aplikasi Metode
April 20 11. 16.05 WIB. Kualitatif dalam Penelitian Kesehatan.
19. "Perencanaan Strategi" dalam Jakarta :FKM-UI; 2000.
www.wikipedia.org 12 April 2011 16.20 24. "Metode Penentuan Prioritas Masalah"
WIB. dalam www.kesmas.tk. 25 Mei 2011. 09.00
20. "Analisis Pangan" dalam www. Eprints WIB.
UNDIP.ac.id 12 April 20 11 16.25 WIB.

103

Anda mungkin juga menyukai