Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dalam Sebuah kegiatan pembangunan perumahan salah satu hal yang paling sulit dilakukan oleh mereka
yang awam adalah cara menghitung volume material yang dibutuhkan secara tepat dan efisien.
Pada kesempatan kali ini saya mencoba membahas mengenai perhitungan volume besi tulangan pada
tiap m3 beton ( satuan yang biasa digunakan untuk volume beton bertulang adalah m3 ).
Contoh kasus.
Secara prinsip kita harus bisa menterjemahkan volume 1 m3 beton dengan ukuran 15/20 cm.
(reff. perhitungan praktis berat besi per-lonjor = analisa harga satuan dan rencana anggaran biaya )
jumlah berat besi 12 dalam 1 m3 ukuran 15/20 = 10,66 kg/ljr x 11,33 ljr = 120,74 kg
Jumlah berat besi total dalam 1 m3 beton ukuran 15/20 = 120,74 + 25,63 = 146,37 kg/m3
Ini adalah contoh kasus sederhana yang mungkin bisa digunakan untuk memahami perhitungan kg besi
dalam 1 m3 beton bertulang.
Sumber : Menghitung Volume Besi per-m3 beton bertulang | Home Design and Ideas
http://www.hdesignideas.com/2012/01/menghitung-volume-besi-per-m3-beton.html#ixzz3Kxqeg7N4
Under Creative Commons License: Attribution
BERAT BESI TANPA TABEL.
Apapun namanya kalau berhubungan dengan berat maka angka koefisiennya adalah Berat Jenis (BJ).
Karena disini bicara tentang Besi maka kita pakai BJ nya besi yaitu = 7850Kg/m³
Kalo ngomongin tanah ya pake koefisien berat jenisnya tanah ...............................
Rumus
Berat Besi = Volume Besi x BJ
Untuk Besi Tulangan maka rumusnya bila diterapkan misalnya pada besi Ø16, dengan panjang 12m
= VOLUME x BJ
= 18,947657.Kg
Disini luas permukaan besi adalah lingkaran sedangkan untuk bentuk lain
silahkan hitung terlebih dahulu luas nya kemudian dikali panjang atau tingginya untuk
mendapatkan Volumenya.
Atau dapat juga menggunakan rumusan dibawah ini
Rumus :
= 0,006167 x (0,016)² x 12 m
= 18,947657 kg
Ke 2 Rumusan diatas sama saja karena angka 0,006167 didapat dari perhitungan berat besi berdiameter
1mm.
Sehingga Untuk besi d =13 --> beratnya = 0,006165 x (0,013)² x Panjang Besi
Jadi pada dasarnya menghitung berat besi harus diketahui terlebih dahulu diameter dan panjang besi . !
Coba bandingkan dengan tabel berat besi
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
PEKERJAAN PEMBESIAN
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Harga Satuan Bahan dan Upah merupakan harga asumsi, yang besarnya bisa bervariasi
tergantung dari lokasi pekerjaan, pengalaman dan keterampilan tukang, dan banyak
faktor yang lain. Untuk contoh perhitungan ini kita ambil asumsi sebagai berikut :
Material
Subtotal = 10.315
Upah
Subtotal = 1.771
SUMBER : http://watsanindo.wordpress.com/2012/03/01/berapa-banyak-kebutuhan-semen-pasir-split-
untuk-nge-cor/
Dibuat ringkasan........................................
Dasar Acuan
1 zak semen = 5 sekop pengki
1 zak semen = 1 dolak = 0,024 m3 (pendekatan ukuran zak semen 50kg = 10cm x 40cm x 60cm)
Nah sekarang misal kita ingin membuat dak dengan ukuran 10 m x 6m dengan tebal 10 cm berapa
kebutuhan materialnya jika ingin dibangun dengan mutu beton 1:2:3 ?
3. Maka kebutuhan
semen : 6 m3 x 1/6 = 1 m3 ;
Pasir : 6 m3 x 2/6 = 2m3 ;
Split : 6 m3 x 3/6 = 3 m3
Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan
Umum.
(catatan lebih lanjut : Untuk membuat spesifikasi teknis, RAB, sebaiknya digunakan angka mutu beton
yang diinginkan, semisal K-125, K-225. Hindari pencantuman komposisi semisal 1:2:3. Hal ini disebabkan
karena mutu beton yang diharapkan akan tepat dicapai melalui mix design terhadap bahan-bahan yang
akan digunakan. Perbandingan yang ada hanya merupakan pendekatan, dan bisa diterapkan untuk
kegiatan “kecil”)
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Mau kasih Saran Gan sesuai Pengalaman..(wil. Jakarta Utara)
Klo Luasan 35 m2 biaya Rp 35jt sepertinya mahal sekali Gan..
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Perbandingan Biaya Cor Dak Konvensional - Dak Keraton - Panel Lantai AAC
Estimasi Biaya Cor Dak Konvensional
Biaya cor dak konvensional tebal 12 cm.
Dak konvensional untuk lantai 2 ketebalan 12 cm
- Split =
- Pasir = 0,7m3 x Rp. 250.000=Rp. 175.000,-
- Semen = 8,75 zak x Rp. 63.000 = Rp. 551.250,-
Jadi biaya cor Dak Konvensional per m2 = Rp. 6.426.000/8 m2 = Rp. 803.000/m2 dengan dak tebal 12 cm
Jadi harga saat ini th. 2014 bisa berkisar Rp. 850.000/m2
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Harga di tingkat Pemborong Cor Plat Konvensional = Rp. 850.000,- s/d 1.200.000,- / m2
Beranda
PENGECATAN DINDING
ANALISA PEMBESIAN
Berikut analisa harga satuan pekerjaan menggali 1 m3 tanah biasa menurut beberapa macam kedalaman
penggalian tanah. menurut SNI 2835:2008 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan, menjelaskan rincian harga satuan pekerjaan galian tanah
sebagai berikut
GSL adalah team yang terdiri dari para Surveyor, Drafman, dan Engeneering.
Kami menerima borongan Dan juga mengajak para Profesional untuk bergabung
Tidak banyak yang dapat dikomentari tentang CAT , yang penting irit dan hasilnya memuaskan.Tetapi
sebagai pedoman disini akan disampaikan saduran beberapa sumber tentang CAT.
Contohnya
Agar hasilnya bagus, biasanya pada pengecatan dinding diperlukan minimal 2 (dua) kali sapuan.
Jadi jumlah cat yang dibutuhkan adalah 2 X 5 liter = 10 liter.
Rumus :
Kebutuhan Cat = Luas Dinding / luas sebaran 1 liter cat
Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang sempurna ( lapisan cat yang kuat dan warna yang
jelas) dibutuhkan minimal 2x pelapisan (tergantung Merk cat).
Selang waktu pada setiap lapis harus cukup lama. Secara teoritis adalah 2-4 jam, tetapi
sebaiknya 8 jam atau semalam
Rumus :
Untuk 2x sapuan = . . . . . . .?
Cat yang mengandung tambahan logam Mercury (Hg) dan Timah hitam atau Timbale (Pb) , dapat
mengakibatkan kerusakan system syaraf terutama terhadap anak kecil.
Pastikan permukaan dinding bersih dan kering untuk mencegah terjadinya pengelupasan.
Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan bekas percikan plesteran dengan kape dan amplas
Perbaiki bagian-bagian yang retak dan kurang rata dengan Plamir dan biarkan mengering
Haluskan permukaan dengan amplas dan bersihkan kemudian ulaskan cat tembok emulasi untuk
permukaan yang sangat menyerap,
Dinding interior.
Setelah proses pembersihan selesai, anda dapat lakukan pengecatan dinding dengan cat dasar atau
plamir
Sebelum tembok di plamir ada baiknya dilapisi dulu tembok dengan Wall Sealer, guna menetralisir
derajat keasaman semen agar sesuai dengan PH cat. Dengan wall sealer cat tidak mudah mengelupas
dan warna cat tidak akan berubah dari warna aslinya.
Harga Cat Exterior lebih mahal dibandingkan Cat Interior. Dalam hal jumlah warna Cat Exterior
lebih sedikit dibandingkan Cat Interior
.
Pemberian Cat Dasar.
Cat Dasar yaitu cat tanpa pigmen dengan dasar elmusi acrylic 100% .
Cat dasar ini biasanya disebut Wall Sealer Water Base. Wall Sealer sangat baik untuk tembok
baru yang banyak retak rambut untuk mengisi celah-celahnya dan untuk menguatkan lapisan cat
lama yang mulai mengapur.
Cat Dasar yang berupa cat tembok warna putih dengan dasar emulsi acrylic 100%
Mempunyai daya tahan alkali yang tinggi. Cat dasar ini disebut Alkali Registing Primer atau
Undercoat Wall.
Pengecatan dinding dengan cat finishing. Untuk hasil yang sempurna cat dinding jangan terlalu kental,
encerkan dengan air 10% dari total berat cat.
Bila daya lekat cat lama masih baik, cuci permukaan dengan air bersih sambil digosok dengan
kertas amplas/sikat. Bila perlu cuci dengan larutan detergent, kemudian bilas sampai bersih
dengan air bersih.
Bila permukaan cat lama masih baik daya lekatnya, tetapi berlumut/berjamur, cuci dengan
larutan kaporit sambil disikat. Bilas dengan air bersih.
Bila terjadi pengapuran, amplas atau bersihkan debu-debu pengapuran dengan lap yang dibasahi
air sampai kelapisan cat yang tidak mengapur.
Bila lapisan lama tebal atau terkelupas, kerok seluruhnya sampai ke dasar tembok.
Bila lapisan cat lama berasal dari cat berkualitas rendah dimana mudah larut dengan air
sebaiknya dikerok sampai ke dasar tembok.
Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur cuci dengan larutan kaporit 10-15%.
Proses sempurna.
Reaksi pengerasan (curing) semen pada plesteran harus sudah sempurna minimal harus
ditunggu selama 28 hari.
Periksalah kelembaban tembok. Gunakan alat Protimeter, yaitu alat pengukur kadar air.
Kadar air harus dibawah 18%.
Dinding yang masih baru dan masih basah mengandung kadar alkali semen yang tinggi sehingga
apabila langsung dicat akan beresiko dinding menjadi lembab sehingga dapat mempengaruhi cat
menjadi berjamur bahkan rontok.
Periksa kadar alkali tembok. Gunakan kertas lakmus untuk mengukur < pH 8.
Kalau lebih dari pH 8 berarti reaksi semen belum sempurna dan tembok belum layak dicat.
Kalau kadar air sudah rendah tetapi kadar alkali masih tinggi berarti masih ada semen bebas
yang belum bereaksi karena kekurangan air.
Basahkan semua tembok dengan air bersih.
Bila semua persyaratan di atas sudah terpenuhi, bersihkan permukaaan dari bekas percikan
semen, eflorescene (pengkristalan garam), pengapuran, debu, kotoran, dan minyak.
Gosok permukaan tembok dengan kertas amplas kasar atau sikat permukaan tembok yang
dibasahi dengan air bersih. Kemudian keringkan dengan kain lap yang bersih.
Cuci permukaan tembok dengan larutan Asam Chlorida (HCl) 10%-15% untuk menetralkan alkali
yang masih ada dan juga mengetching permukaan tembok agak lebih kasar sehingga daya lekat
lebih baik.
Bila permukaan tembok berlumut atau berjamur, cuci dengan larutan kaporit 10-15%.
SNI PEKERJAAN PONDASI
GSL adalah team yang terdiri dari para Surveyor, Drafman, dan Engeneering.
Kami menerima borongan Dan juga mengajak para Profesional untuk bergabung
Singkatan istilah
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
1. Memasang 1 m3 pondasi batu belah, campuran 1 PC : 3 PP
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Contoh penggunaan standar untuk menghitung harga satuan pekerjaan
233.875
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Koefisien analisa harga satuan adalah angka yang menunjukkan jumlah kebutuhan bahan atau tenaga
kerja dalam satuan tertentu. Dalam hal ini adalah bahan atau tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
membangun suatu bangunan. Angka-angka ini digunakan untuk menghitung RAB (rencana anggaran
biaya) suatu pekerjaan bangunan. Biasa yang kita gunakan adalah koefisien yang diambil dari SNI 2008.
Seperti pada artikel-artikel sebelumnya sudah kita bahas tentang penggunaan SNI 2008. Lalu dari mana
asal usul angka tersebut? Nah pada artikel ini kita akan membahas semua itu. Sebagai contoh untuk
menjelaskan kita akan menggunakan angka koefisien dari SNI 2008 yaitu pekerjaan pasangan bata merah
dengan perbandingan campuran PC: PS = 1:6.
koefisien pasangan bata merah
Dari tabel di atas dapat diketahui nilai koefisien pada kolom indeks. Untuk memasang bata
merah dengan luasan 1 m2 memerlukan 70 buah bata. Angka 70 ini tentu berdasarkan penelitian
ditambah dengan safety factornya. Berdasarkan pengalaman pribadi, sebenarnya untuk memasang 1 m2
hanya membutuhkan sekitar 60 buah. Namun pada SNI ini menjadi 70 karena sudah ditambah dengan
nilai safety factornya. Begitu juga dengan semen dan pasir, setiap pasangan 1 m2 membutuhkan 8,32 kg
semen dan 0,049 m3 pasir.
Untuk tenaga kerja menggunakan satuan OH (orang per hari) yang artinya adalah untuk memasang 1 m2
bata merah hanya memerlukan 1 pekerja dengan durasi pekerjaan 0,3 hari. Artinya dalam 1 hari pekerja
bisa menghasilkan lebih dari 1 m2 pasangan bata. 1/0.3 x 1 m2 = 3.33 m2. Sedangkan untuk tukang
batunya mempunyai produktivitas 1/0.1x 1 m2 = 10 m2 pasangan dinding.
Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk
konstruksi bangunan gedung dan perumahan adalah revisi dari SNI 03-6897-2002 Tata cara perhitungan
harga satuan pekerjaan dinding, yang disesuaikan dengan keadaan di Indonesia dengan melakukan
modifikasi terhadap indeks harga satuan. Standar ini disusun oleh Panitia Teknik Bahan Konstruksi
Bangunan dan Rekayasa Sipil melalui Gugus Kerja Struktur dan Konstruksi Bangunan pada Subpanitia
Teknis Bahan, Sains, Struktur dan Konstruksi Bangunan.
Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional 08:2007 serta telah dibahas
dalam rapat konsensus yang diselenggarakan pada tanggal 7 s/d 8 Desember 2006 oleh Subpanitia Teknis
yang melibatkan para nara sumber, pakar dan lembaga terkait.
Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan ini disusun berdasarkan pada hasil penelitian Analisis Biaya
Konstruksi di Pusat Litbang Permukiman 1988 – 1991. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama dengan melakukan pengumpulan data sekunder analisis biaya yang diperoleh dari beberapa
BUMN, Kontraktor dan data yang berasal dari analisis yang telah ada sebelumnya yaitu BOW. Dari data
sekunder yang terkumpul dipilih data dengan modus terbanyak. Tahap kedua adalah penelitian lapangan
untuk memperoleh data primer sebagai cross check terhadap data sekunder terpilih pada penelitian
tahap pertama. Penelitian lapangan berupa penelitian produktifitas tenaga kerja lapangan pada
beberapa proyek pembangunan gedung dan perumahan serta penelitian laboratorium bahan bangunan
untuk komposisi bahan yang digunakan pada setiap jenis pekerjaan dengan pendekatan
kinerja/performance dari jenis pekerjaan terkait. Berikut diagram penelitiannya.
Demikian penjelasan tentang cara menghitung koefisien analisa harga satuan. Semoga bermanfaat.