Anda di halaman 1dari 26

PROGRAM LAYANAN

BIMBINGAN DAN KONSELING


SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019

Disusun Oleh :
Tim Bimbingan dan Konseling
SMA Muhammadiyah 5 Yogyakarta
PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

A. Rasional
Paradigma bimbingan dan konseling dewasa ini lebih berorientasi pada pengenalan potensi, kebutuhan,
dan tugas perkembangan serta pemenuhan kebutuhan dan tugas-tugas perkembangan tersebut. Alih-alih
memberikan pelayanan bagi peserta didik yang bermasalah, pemenuhan perkembangan optimal dan
pencegahan terjadinya masalah merupakan fokus pelayanan. Atas dasar pemikiran tersebut maka
pengenalan potensi individu merupakan kegiatan urgen pada awal layanan bantuan. Bimbingan dan
konseling saat ini tertuju pada mengenali kebutuhan peserta didik, orangtua, dan sekolah.
Bimbingan dan konseling di sekolah memiliki peranan penting dalam membantu peserta didik dalam
mencapai tugas-tugas perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Kemandirian
Peserta Didik dan Kompetensi Dasar (SKKPD). Dalam upaya mendukung pencapaian tugas perkembangan
tersebut, program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara utuh dan kolaboratif dengan seluruh
stakeholder sekolah.
Dewasa ini, layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh SMA MUHAMMADIYAH 5
YOGYAKARTA memiliki banyak tantangan baik secara internal maupun eksternal. Dari sisi
internal, problematika yang dialami oleh sebagian besar peserta didik bersifat kompleks. Beberapa
diantaranya adalah problem terkait penyesuaian akademik di sekolah, penyesuaian diri dengan pergaulan
sosial di sekolah, ketidakmatangan orientasi pilihan karir, seta kurangnya dukungan system. Fakta ini sejalan
dengan hasil asesmen permasalahan yang telah dilakukan, yakni sebagian besar peserta didik di kelas XII
belum melakukan penyesuaian kemampuan belajar untuk mencapai target rata- rata Ujian Nasional (UN)
sebesar 0,5, budaya kelompok teman sebaya yang seringkali tidak mendukung bagi terbentuknya iklim
belajar kelompok, dan masih terdapat kecenderungan ekstrim dari beberapa kelompok-kelompok tertentu
yang berpotensi memicu terjadinya perkelahian dan tawuran.
Dari sisi eksternal, peserta didik yang notabene berada dalam rentang usia perkembangan remaja juga
dihadapkan dengan perubahan-perubahan cepat yang terjadi dalam skala global. Perkembangan teknologi
informasi yang begitu cepat dan massif seringkali memberikan dampak negatif bagi perkembangan pribadi-
sosial peserta didik di sekolah. Sebagai contoh, akses tak terbatas dalam dunia maya seringkali melahirkan
budaya instan dalam mengerjakan tugas, maraknya pornografi, dan problem lainnya.
Namun demikian, pada dasarnya setiap individu memiliki kecenderungan untuk menata diri dan
mencapai tujuan hidup yang lebih bermakna, tidak terkecuali peserta didik di sekolah.
Dari berbagai problem yang ada, masih terdapat harapan yang besar terhadap keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh peserta didik. Beberapa peserta didik memiliki potensi untuk dikembangkan
bakat dan minatnya, seperti kemampuan penulisan karya ilmiah remaja, aktif dalam kegiatan olahraga,
berbakat dalam bidang penalaran mata pelajaran tertentu dan lain- lainnya. Di samping itu, daya dukung yang
tersedia di SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA dapat dikatakan berlimpah. Hal ini didukung oleh fakta
bahwa sebagian besar orang tua/wali peserta didik memiliki profesi beragam dan telah menyatakan
kesediaan untuk turut berkontribusi dengan kemampuan profesionalnya masing-masing. Kondisi ini
merupakan modal yang luar biasa dalam mendukung keberhasilan layanan bimbingan dan konseling di
sekolah. Begitu pula dari segi daya dukung sarana dan prasarana yang dimiliki, SMA MUHAMMADIYAH 5
YOGYAKARTA memiliki kecukupan fasilitas untuk menopang kegiatan pengembangan bakat dan minat
peserta didik melalui berbagai wadah kegiatan intra maupun ekstrakurikuler
Oleh karena itu, dengan berbagai keunggulan yang dimiliki sekaligus beberapa problematika yang
tengah dihadapi, layanan bimbingan dan konseling yang akan diselenggarakan di SMA
MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA berkomitmen untuk membantu penyelesaian berbagai problem yang
dialami oleh peserta didik, termasuk pula memfasilitasi pencapaian optimal dari bakat dan minat yang dimiliki
peserta didik. Rancangan program yang dideskripsikan secara rinci dalam dokumen ini merupakan bukti
dari komitmen untuk memberikan layanan bimbingan dan konseling yang profesional bagi peserta didik di
SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

B. Dasar Hukum
Dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling, guru bimbingan dan konseling atau konselor
hendaknya mempelajari, memahami, dan menerapkan landasan kinerja profesi berupa perundangan yang
berlaku. Landasan perundang-undangan yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran
Negara Republik IndonesiaNomor 5410);
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4941);
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2009 tentang Program
Pendidikan Profesi Guru prajabatan;
7. Perturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun
2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2013 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2013 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 160 tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 tahun 2014 tentang
Kegiatan pendidikan Kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 64 tahun 2014 tentang
Peminatan pada Pendidikan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2015 tentang
Kriteria Kelulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian Nasional, dan Penyelenggaraan Ujian
Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang Sederajat dan SMA/MA/SMK
atau yang Sederajat;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2015 tentang
penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah,
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional, dan Penilaian Hasil Belajar oleh
Satuan Pendidikan Melalui Ujian Sekolah/Madrasah/Pendidikan Kesetaraan pada SMP/MTs atau yang
Sederajat dan SMA/MA/SMK atau yang Sederajat;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2015 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Sekolah.

C. Visi dan Misi Sekolah dan Bimbingan dan Konseling


1. Visi Sekolah
“Terwujudnya Sekolah Entrepreneur Terkemuka Di DIY Membentuk Insan Bertaqwa, Berakhlaq Mulia,
Unggul dalam Prestasidan Cinta Lingkungan.”
2. Visi Bimbingan dan konseling
“Terwujudnya layanan bimbingan dan konseling yang profesional dalam memfasilitasi perkembangan
peserta didik/konseli yang Bertaqwa, Berakhlaq Mulia, Unggul dalam Prestasidan Cinta Lingkungan”
3. Misi Sekolah
a. Membentuk kepribadian tangguh, berakhlak mulia, berjiwa entrepreneur, nasionalis yang dilandasi
oleh iman dan taqwa;
b. Menyelenggarakan pembelajaran yang kreatif, islami, berkarakter, dan berwawasan global;
c. Meningkatkan kesejahteraan warga sekolah melalui upaya yang proporsional dan kompetitif.
d. Meningkatkan prestasi dalam bidang akademik dan non akademik berwawasan lingkungan
4. Misi Bimbingan dan Konseling
a. Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang memandirikan peserta didik/konseli
berdasarkan pendekatan yang humanis dan multikultur.
b. Membangun kolaborasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, dunia usaha dan
industry, dan pihak lain dalam rangka menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling.
c. Meningkatkan mutu guru bimbingan dan konseling atau konselor melalui kegiatan pengembangan
keprofesian berkelanjutan.

D. Deskripsi Kebutuhan (berdasarkan analisis data MLM)


Bidang Layanan Hasil Asesmen Kebutuhan Rumusan Kebutuhan
Pribadi Selalu merasa tertekan dalam Kemampuan mengelola stres
kehidupan
Tidak percaya diri Kepercayaan diri yang tinggi
Sosial Interaksi dengan lawan jenis Interaksi dengan lawan jenis sesuai
dengan etika dan norma yang
berlaku.
Konflik dengan teman Mengelola emosi dengan baik
Belajar Sulit memahami mata pelajaran Keterampilan belajar yang efektif
Bosan dalam belajar Motivasi belajar yang tinggi
Karir Bingung memilih jurusan di perguruan Pemahaman mengenai jurusan di
tinggi perguruan tinggi
Belum punya cita-cita Mengidentifikasi profesi yang sesuai
dengan dirinya
*Data analisis asessement terlampir

E. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Secara umum tujuan penyusunan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tercermin
pada tugas perkembangan perserta didik, tugas perkembangan peserta didik/konseli yang telah
teridentifikasi sebelumnya perlu dikembangkan lebih lanjut dalam bentuk standar kompetensi. Dalam
layanan bimbingan dan konseling, standar kompetensi tersebut dikenal dengan istilah Standar Kompetensi
Kemandirian Peserta Didik (SKKPD). Berbagai aspek perkembangan yang terdapat dalam SKKPD pada
dasarnya dirujuk dari tugas perkembangan yang akan dicapai oleh peserta didik/konseli. Dengan demikian,
antara tugas perkembangan dan aspek perkembangan yang terdapat dalam SKKPD memiliki keterkaitan
yang sangat erat. Tabel berikut ini mendeskripsikan keterkaitan antara keduanya.
Hubungan antara Tugas Perkembangan dengan Aspek Perkembangan dalam Standar Kompetensi
Kemandirian Peserta Didik (SKKPD)
No Tugas Perkembangan Aspek Perkembangan SKKPD
1 Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan Landasan Hidup Religius
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2 Mengenal sistem etika dan nilai-nilai bagi pedoman hidup sebagai Landasan Perilaku Etis
pribadi, anggota masyarakat, dan minat manusia
3 Mengenal gambaran dan mengembangkan sikap tentang Kematangan Emosi
kehidupan mandiri secara emosional, sosial, dan ekonomi
4 Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan Kematangan Intelektual
kebutuhannya untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran
dan/atau mempersiapkan karier serta berperan dalam kehidupan
masyarakat
5 Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima Kesadaran Tanggung Jawab Sosial
dalam kehidupan sosial yang lebih luas
6 Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam Kesadaran Gender
peranannya sebagai pria atau wanita
7 Mempersiapkan diri, menerima dan bersikap positif serta dinamis Pengembangan Pribadi
terhadap perubahan fisik dan psikis yang terjadi pada diri sendiri
untuk kehidupan yang sehat
8 Memiliki kemandirian perilaku ekonomis Perilaku Kewirausahaan/
Kemandirian Perilaku Ekonomis
9 Mengenal kemampuan, bakat, minat, serta arah Wawasan dan Kesiapan Karir
kecenderungan karier dan apresiasi seni
10 Mencapai kematangan hubungan dengan teman sebaya Kematangan Hubungan dengan
Teman Sebaya
11 Mencapai kematangan dalam kesiapan diri menikah dan hidup Kesiapan Diri untuk Menikah dan
Berkeluarga Berkeluarga

Aspek-aspek perkembangan dalam SKKPD selanjutnya menjadi rumusan kompetensi yang dirujuk
oleh konselor/guru bimbingan dan konseling dalam mempersiapkan rancangan pelaksanaan dari berbagai
kegiatan layanan bimbingan dan konseling. Rumusan kompetensi tersebut dikembangkan lebih rinci
menjadi tugas-tugas perkembangan yang harus dicapai oleh peserta didik/konseli dalam berbagai tataran
internalisasi tujuan, yaitu pengenalan, akomodasi, dan tindakan.
Yang dimaksud dengan tataran internalisasi tujuan, yaitu: (1) pengenalan, untuk membangun
pengetahuan dan pemahaman peserta didik/konseli terhadap perilaku atau standar kompetensi yang harus
dipelajari dan dikuasai; (2) akomodasi, untuk membangun pemaknaan, internalisasi, dan menjadikan
perilaku atau kompetensi baru sebagai bagian dari kemampuan dirinya; dan (3) tindakan, yaitu mendorong
peserta didik/konseli untuk mewujudkan perilaku dan kompetensi baru itu dalam tindakan nyata sehari-hari.
Rincian tugas-tugas perkembangan tersebut sebagaimana terdeskripsi dalam Tabel berikut ini :
Memperhatikan Tabel 3 tersebut dan dikaitkan dengan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Layanan (RPL) Bimbingan Klasikal maka aspek perkembangan merupakan rumusan
kompetensi, tahap internalisasi berkaitan dengan perumusan tujuan, dan rincian tugas perkembangan
berkaitan dengan perumusan topik materi layanan bimbingan.

F. Komponen Program
1. Layanan Dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan kepada semua siswa (for all) melalui
kegiatan-kegiatan klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis. Layanan dasar dilaksanakan
dalam rangka membantu perkembangan siswa memperoleh perkembangan yang optimal, memiliki mental
yang sehat, dan mencapai tugas-tugas perkembangan.
Tujuan layanan ini secara rinci dirumuskan untuk membantu siswa agar a) memiliki kesadaran diri
tentang diri dan lingkungan, b) mampu mengembangkan ketrampilan dan tingkah laku yang baik bagi
penyesuaian diri dengan lingkungan, c) mampu memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalah yang
dihadapi, dan d) mampu mengembangkan diri dalam rangka mencapai tujuan hidup.
Strategi layanan dalam layanan dasar adalah sebagai berikut.
1) Bimbingan Klasikal
Layanan bimbingan klasikal adalah bentuk layanan bimbingan dan konseling yang berupa
pemberian materi layanan secara klasikal. Bimbingan klasikal ini diperuntukkan kepada semua siswa
yang dilakukan secara terjadwal. Dalam Permendikbud No 111 tahun 2014 dijelaskan bahwa
layanan bimbingan klasikal dilaksanakan selama dua jam pelajaran perkelas dalam satu minggu.
Kegiatan layanan klasikal dilaksanakan melalui pemberian layanan orientasi dan layanan
informasi tentang berbagai hal yang dipandang bermanfaat bagi siswa. Layanan orientasi pada
dilaksanakan pada awal pelajaran yang diperuntukkan bagi siswa baru.
Layanan orientasi dimaksudkan agar para siswa baru memiliki pengetahuan yang utuh
tentang sekolah yang dimasuki, baik tentang kurikulum sekolah, personel, jadwal pelajaran,
perpustakaan, laboratorium, tata tertib sekolah, jurusan, kegiatan ekstrakurikuler, dan fasilitas
sekolah yang lain. Sedangkan layanan informasi merupakan proses bantuan yang diberikan kepada
siswa tentang berbagai aspek kehidupan yang dipandang penting bagi mereka, baik melalui
komunikasi langsung maupun menggunakan media seperti buku, leaflet,booklet, majalah, intenet,
dan lain-lain.
2) Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah bentuk layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan secara
kelompok-kelompok kecil yang umumnya beranggotakan lima sampai dengan 10 orang. Bimbingan
ini ditujukan untuk merespon minat dan kebutuhan siswa. Pada bimbingan ini permasalahan yang
dibahas adalah permasalahan yang bersifat umum dan tidak rahasia seperti cara-cara belajar efektif,
mengelola stress, kiat-kiat menghadapi ujian, dan lain-lain.
2. Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada semua siswa yang memiliki kebutuhan dan
masalah yang memerlukan pertolongan segera. Tujuan layanan ini adalah untuk membantu pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan oleh siswa serta membantu siswa dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam upaya memahami kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh
siswa adalah melalui rangkaian kegiatan need assessment atau analisis kebutuhan. Asesmen dalam
bimbingan dan konseling menurut Komalasari dkk (2011: 23) terbagi kedalam asesmen teknik tes dan
asesmen teknik nontes.
Berbagai jenis dalam asesmen teknik tes adalah tes kecerdasan, tes bakat, tes minat, tes kepribadian,
tes kemampuan kerja, tes kematangan sosial, dan lain-lain. Sedangkan asesmen teknik nontes yang sering
digunakan antara lain pedoman wawancara, pedoman observasi, angket, Daftar Cek Masalah (DCM), Media
Lacak Masalah (MLM), Alat Ungkap Masalah Umum (AUM-U), Alat Ungkap Masalah Belajar (AUM-PTSDL),
Sosiometri, Inventori Tugas Perkembangan (ITP), dan lain-lain.
Beberapa strategi layanan dalam layanan responsif adalah sebagai berikut.
1) Konseling
Layanan konseling ditujukan untuk membantu para siswa yang menghadapi masalah (baik
masalah pribadi, sosial, belajar, atau karir) atau yang mengalami hambatan dalam pencapaian tugas
perkembangan. Dalam kegiatan konseling, siswa diberikan bantuan untuk mengidentifikasi masalah
yang dihadapi, penyebab timbulnya masalah, penemuan alternatif pemecahan masalah, serta
pengambilan keputusan secara tepat.
Konseling dapat diberikan secara individu ataupun kelompok. Konseling individu merupakan
layanan yang diberikan kepada siswa melalui tatap muka secara langsung untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi sehingga siswa mampu mengembangkan potensi yang dimiliki.
Sedangkan konseling kelompok adalah upaya pemberian bantuan kepada siswa dalam memecahkan
masalah yang dihadapinya melalui dinamika kelompok.
2) Referral (Alih Tangan)
Referral merupakan layanan bimbingan dan konseling yang berupa mengalihtangankan siswa
kepada pihak lain yang lebih ahli atau berwenang. Hal ini disebabkan masalah yang ditangani konselor
dirasa kurang mampu untuk diselesaikan. siswa yang direferralkan adalah siswa yang memiliki
masalah seperti depresi, kecanduan narkoba, kasus kriminalitas, dan penyakit kronis.
3) Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance)
Bimbingan teman sebaya merupakan bimbingan yang dilakukan oleh siswa yang sebelumnya
telah mendapatkan pelatihan kepada siswa yang mengalami masalah. Siswa yang mejadi pembimbing
memiliki fungsi sebagai mentor yang akan membantu konseli dalam memecahkan masalah, baik
masalah akademik atau masalah non-akademik. Selain itu, fungsi lain siswa yang menjadi
pembimbing adalah sebagai mediator yang memberikan informasi kepada konselor tentang kondisi
atau perkembangan siswa yang membutuhkan bantuan bimbingan dan konseling.
4) Konferensi Kasus
Konferensi kasus merupakan suatu bentuk pertemuan oleh berbagai pihak yang dapat
memberikan informasi, kemudahan, dan komitmen mambantu siswa atau pihak yang berwenang dan
mempunyai keterlibatan langsung dengan proses pemecahan masalah siswa seperti kepala sekolah,
guru mata pelajaran, konselor, dan orang tua. Pertemuan ini dilakukan untuk membahas dan
mengatasi permasalahan pada konseli.
5) Kunjungan Rumah (Home Visit)
Kunjungan rumah merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk memperoleh data atau informasi
tentang siswa dan kondisi lingkungan keluarga siswa secara langsung guna membantu siswa dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa.

3. Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual Peserta Didik/Konseli


Layanan peminatan dan perencanaan individual merupakan proses pemberian bantuan kepada
semua peserta didik/konseli dalam membuat dan mengimplementasikan rencana pribadi, sosial, belajar,
dan karir. Tujuan utama layanan ini ialah membantu peserta didik/konseli belajar memantau dan memahami
pertumbuhan dan perkembangannya sendiri dan mengambil tindakan secara proaktif terhadap informasi
tersebut. Pelayanan peminatan mulai dari pemilihan dan penetapan minat (kelompok matapelajaran,
matapelajaran, lintas minat), pendampingan peminatan, pengembangan dan penyaluran minat, evaluasi
dan tindak lanjut. Strategi layanan peminatan meliputi bimbingan klasikal, bimbingan kelompok, konseling
kelompok, dan konseling individual serta layanan konsultasi. Guru bimbingan dan konseling atau konselor
memimpin kolaborasi dengan pendidik pada satuan pendidikan, berperan mengkoordinasikan layanan
peminatan dan memberikan informasi yang luas dan mendalam tentang kelanjutan studi dan dunia kerja,
sampai penetapan dan pemilihan studi lanjut.

4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen manajemen yang secara tidak langsung memberikan
bantuan atau memfasilitasi kelancaran perkembangan siswa. Program ini memberikan dukungan kepada
konselor dan pesonel sekolah lainnya untuk memperlancar penyelenggaraan program pendidikan
disekolah. Dukungan sistem meliputi dua aspek antara lain:
1) Pemberian layanan konsultasi dan kolaborasi
Kegiatan ini menyangkut kegiatan konselor yang meliputi konsultasi dengan guru-guru,
kolaborasi dengan orang tua siswa atau masyarakat, kerjasama dengan personel sekolah lain,
partisipasi dalam merencakan kegiatan-kegiatan sekolah, dan melakaukan penelitian tentang
masalah-masalah yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling.
2) Kegiatan manajemen
Kegiatan manajemen merupakan upaya dalam memantapkan, memelihara, dan meningkatkan
mutu program bimbingan dan konseling di sekolah melalui kegiatan-kegiatan pengembangan program,
pengembangan staf, pemanfaatan sumberdaya, dan pengembangan penataan kebijakan.
Beberapa kegiatan dalam strategi dukungan sistem adalah sebagai berikut.
a) Pengembangan staf yang berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan secara terus
menerus melaui in-service teainging, aktif dalam organisasi profesi, aktif dalam kegiatan-
kegiatan ilmiah seperti seminar, lokakarya, atau melanjutkan keprogram studi lebih lanjut.
b) Konsultasi dan kolaborasi, strategi ini berkaitan dengan upaya sekolah dalam meningkatkan
kerjasama dengan unsur-unsur masyarakat yang dipandang relevan dalam peningkatan mutu
layanan bimbingan. Pihak yang diajak kerjasama misalnya instansi pemerintah, instansi
swasta, organisasi profesi, para ahli dalam bidang tertentu, MGBK, dan Depnaker. Selain itu
kegiatan ini juga dilakukan kepada antara konselor kepada orang tua siswa dan personel
sekolah baik guru, wali kelas, dan pimpinan sekolah.
c) Manajemen program
Manajemen program bimbingan dan konseling diartikan sebagai proses perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengontorolan, dan evaluasi terhadap suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan tertentu. Menurut Stone (dalam Yusuf, 2009: 93) manajemen diartikan sebagai
Process of planning, organizing, leading and contolling the effort of organizing members and of
using all other organizational resources to achieve stated organizational goal.
Aspek-aspek dalam sistem manajemen program layanan bimbingan dan konseling diantaranya
adalah a) Kesepakatan manajemen, dimaksudkan untuk menjamin implementasi pelaksanaan
program bimbingan dan konseling melalui proses meyakinkan dan mengembangkan komitmen semua
pihak, b) Keterlibatan stakeholder, yang mencakup masyarakat, siswa, guru, pimpinan sekolah, dan
orang tua siswa, c) Menejemen pengumpulan data, berkaitan dengan proses pengumpulan,
penyimpanan, dan pemanfaatan data siswa.

G. Bidang Layanan
Bimbingan dan konseling pada satuan pendidikan mencakup empat bidang layanan yang
memfasilitasi perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir. Pada hakikatnya perkembangan tersebut
merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dalam setiap diri individu peserta didik/konseli.
Materi layanan bimbingan dan konseling disajikan secara proporsional sesuai dengan hasil asesmen
kebutuhan 4 (empat) bidang layanan.
1. Pribadi
Proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta
didik/konseli untuk memahami, menerima, mengarahkan, mengambil keputusan, dan merealisasikan
keputusannya secara bertanggung jawab tentang perkembangan aspek pribadinya, sehingga dapat
mencapai perkembangan pribadi yang optimal dan mencapai kemandirian, kebahagiaan, kesejahteraan dan
keselamatan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangkan meliputi
: (1) memahami potensi diri dan memahami kelebihan dan kelemahannya, baik kondisi fisik maupun psikis,
(2) mengembangkan potensi untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupannya, (3) menerima kelemahan
kondisi diri dan mengatasinya secara baik, (4) mencapai keselarasan perkembangan antara cipta-rasa-
karsa, (5) mencapai kematangan/kedewasaan cipta-rasa-karsa secara tepat dalam kehidupanya sesuai
nilai- nilai luhur, dan (6) mengakualisasikan dirinya sesuai dengan potensi diri secara optimal berdasarkan
nilai-nilai luhur budaya dan agama.
2. Sosial
Proses pemberian bantuan dari guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta
didik/konseli untuk memahami lingkungannya dan dapat melakukan interaksi sosial secara positif, terampil
berinteraksi sosial, mampu mengatasi masalah-masalah sosial yang dialaminya, mampu menyesuaikan diri
dan memiliki keserasian hubungan dengan lingkungan sosialnya sehingga mencapai kebahagiaan dan
kebermaknaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan peserta didik/konseli yang dikembangka
meliputi (1) berempati terhadap kondisi orang lain, (2) memahami keragaman latar sosial budaya, (3)
menghormati dan menghargai orang lain, (4) menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku, (5)
berinteraksi sosial yang efektif, (6) bekerjasama dengan orang lain secara bertanggung jawab, dan (8)
mengatasi konflik dengan orang lain berdasarkan prinsip yang saling menguntungkan.
3. Belajar
Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/
konseli antara lain adalah mengenali potensi diri untuk belajar, memiliki sikap dan keterampilan belajar,
terampil merencanakan pendidikan, memiliki kesiapan menghadapi ujian, memiliki kebiasaan belajar teratur
dan mencapai hasil belajar secara optimal sehingga dapat mencapai kesuksesan, kesejahteraan, dan
kebahagiaan dalam kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi;(1) menyadari
potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan belajar; (2) memiliki sikap dan
kebiasaan belajar yang positif; (3) memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat; (4) memiliki
keterampilan belajar yang efektif; (5) memiliki keterampilan perencanaan dan penetapan pendidikan
lanjutan; dan (6) memiliki kesiapan menghadapi ujian.
4. Karir
Proses pemberian bantuan guru bimbingan dan konseling atau konselor kepada peserta didik/
konseli untuk memahami pertumbuhan, perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan keputusan
karir sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan realistis berdasar informasi potensi diri dan
melihat kesempatan yang tersedia di lingkungan. hidupnya untuk mencapai kesuksesan dalam
kehidupannya. Aspek perkembangan yang dikembangkan meliputi; (1) memiliki pemahaman diri
(kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan; (2) memiliki pengetahuan mengenai
dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir; (3) memiliki sikap positif
terhadap dunia kerja; (4) memahami relevansi kemampuan menguasai pelajaran dengan persyaratan
keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karir di masa depan; (5) memiliki
kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, persyaratan
kemampuan yang dituntut, lingkungan sosio-psikologis pekerjaan, prospek kerja, kesejahteraan kerja;
memiliki kemampuan merencanakan masa depan, berupa kemampuan merancang kehidupan secara
rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan
sosial ekonomi; membentuk pola-pola karir; mengenal keterampilan; serta memiliki kemampuan atau
kematangan untuk mengambil keputusan karir.
H. Pengembangan Tema /Topik
RANCANGAN PENGEMBANGAN BAHAN DAN MEDIA BIMBINGAN DAN KONSELING

NO MASALAH PRIBADI BAHAN / MATERI METODE/TEKNIK/MEDIA BIMBINGAN

1. IPD
IPL
SCT
NO MASALAH SOSIAL BAHAN / MATERI METODE/TEKNIK/MEDIA BIMBINGAN
2. IPD
IPL
SCT
NO MASALAH BELAJAR BAHAN / MATERI METODE/TEKNIK/MEDIA BIMBINGAN
3. IPD
IPL
SCT
NO MASALAH KARIR BAHAN / MATERI METODE/TEKNIK/MEDIA BIMBINGAN
4. IPD
IPL
SCT
Keterangan :
Masalah pribadi, sosial, belajar, dan karier = dipilih yang prosentasenya paling tinggi
IPD = Informasi Pemahaman Diri
IPL = Informasi Pemahaman Lingkungan
SCT = Strategi Cara Tips dan Trik
I. Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut
1. Evaluasi
a. Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan bimbingan dan konseling (BK) di
Sekolah Menengah Atas (SMA). Evaluasi adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan
derajat kualitas kemajuan kegiatan bimbingan dan konseling dengan mengacu pada kriteria atau patokan-
patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan dan konseling yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan
evaluasi, upaya atau proses yang dilakukan mencakup mengumpulkan dan menganalisis informasi tentang
efisiensi, efektivitas, dan dampak dari program dankegiatan layanan bimbingan dan konseling terhadap
perkembangan pribadi, sosial, belajar, dan karir peserta didik. Dari hasil evaluasi akan diketahui dan
diidentifikasi keberhasilan keterlaksanaan program dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan.
b. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan kegiatan dan
ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara menelaah
program bimbingan dan konseling yang telah dan sedang dilaksanakan hasilnya dapat menjadi dasar bagi
guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk mengembangkan dan memperbaiki program selanjutnya.
Selain itu hasil evaluasi dapat digunakan untuk kepentingan penyediaan umpan balik bagi pelaksana
program bimbingan dan konseling dalam rangka perbaikan atau peningkatan implementasi program
selanjutnya.
c. Jenis-jenis Evaluasi
Dalam evaluasi program bimbingan dan konseling, terdapat 2 (dua) jenis evaluasi, yaitu evaluasi
proses dan evaluasi hasil.
1) Evaluasi proses adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan melalui analisis hasil penilaian proses selama
kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling berlangsung. Fokus penilaian adalah keterlibatan unsur-
unsur dalam pelaksanaan kegiatan.bimbingan dan konseling. Dalam evaluasi ini, guru bimbingan dan
konseling atau konselor juga membandingkan keberhasilan pelaksanaan program dengan standar-
standar program yang telah ditetapkan sebelumnya.
2) Evaluasi hasil adalah kegiatan evaluasi yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang
keefektifan layanan bimbingan dan konseling dilihat dari hasilnya. Evaluasi hasil pelayanan bimbingan
dan konseling ditujukan pada hasil yang dicapai oleh peserta didik yang menjalani pelayanan
bimbingan dan konseling. Pencapaian ini diorientasikan pada tingkat pengentasan masalah dan tugas
perkembangan peserta didik/konseli, oleh karena itu fokus penilaian dapat diarahkan pada
berkembangnya :
1) Pemahaman diri, sikap, dan perilaku yang diperoleh berkaitan dengan materi/topik/masalah yang
dibahas.
2) Perasaan positif sebagai dampak dari proses atau materi/topic/masalahi yang dibahas.
3) Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pasca layanan dalam rangka mewujudkan upaya
pengembangan potensi dan pengentasan masalah.
d. Langkah-langkah Pelaksanaan
Evaluasi program bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan
sebagai suatu siklus yang tidak berhenti sampai terkumpulnya data atau informasi. Data atau informasi itu
digunakan sebagai dasar kebijakan atau keputusan dalam pengembangan program bimbingan dan
konseling selanjutnya. Prosedur evaluasi program bimbingan dan konseling dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1) Penyusunan Rencana Evaluasi
Dalam kegiatan penyusunan rencana evaluasi, terdapat beberapa langkah awal yang harus
dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor meliputi:
a) Menentukan tujuan evaluasi
b) Menetapkan kreteria dan standar keberhasilan
c) Menentukan jenis data atau informasi yang dibutuhkan
d) Menentukan alat pengumpul data yang digunakan
e) Menetapkan waktu pelaksanaan .

Penyusunan rencana evaluasi sangat penting karena memberikan arah kegiatan yang akan
dilaksanakan.
2) Pengumpulan Data
Kegiatan pengumpulan data dan informasi dapat menggunakan metode-metode, seperti
observasi, angket, wawancara, dan lainnya. Pemilihan metode pengumpulan data sangat tergantung
pada data dan informasi yang diharapkan. Secara umum, metode angket merupakan metode yang
paling sering digunakan, karena dapat menjangkau responden dalam jumlah banyak.
3) Analisis dan Interpretasi Data
Data dan informasi yang telah diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis. Tahapan analisis ini
sangat tergantung pada jenis data dan informasi yang telah diperoleh selama proses pengumpulan
data. Data dan informasi yang diperoleh dari hasil angket biasanya dianalisis secara kuantitatif dan
disajikan dalam bentuk frekuensi, prosentase, dan grafik. Sedangkan data dan informasi yang didapat
dari observasi dan wawancara biasanya dianalisis secara kualitatif.
Data dan informasi yang telah disajikan kemudian diinterpretasi dan disimpulkan, sehingga deskripsi
akurat tentang pencapaian keberhasilan program bimbingan dan konseling dapat dipahami dengan
baik oleh seluruh pihak yang berkepentingan.
4) Pengambilan Keputusan dan Rekomendasi
Hasil analisis data yang telah di buat kemudian dibandingkan dengan kreteria dan standar
keberhasilan dalam rangka mengambil keputusan mengenai keterlaksanaan dan ketercapaian tujuan
program bimbingan dan konseling. Keputusan yang diambil dapat berbentuk kategori; berhasil, kurang
berhasil dan tidak berhasil. Setelah keputusan dibuat langkah selanjutnya membuat rekomendasi
terhadap kelanjutan program.
2. Pelaporan
a. Pengertian
Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih bersifat
mendeskripsikan dan memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dalam kegiatan
evaluasi sebelumnya. Pelaporan pada hakikatnya merupakan kegiatan menyusun dan mendeskripsikan
seluruh hasil yang telah dicapai dalam evaluasi proses maupun hasil dalam format laporan yang dapat
memberikan informasi kepada seluruh pihak yang terlibat tentang keberhasilan dan kekurangan dari
program bimbingan dan konseling yang telah dilakukan.
Terdapat tiga aspek pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan, yaitu; a) sistematika
laporan hendaknya logis dan dapat dipahami, b) deskripsi laporan yang disusun hendaknya memperhatikan
kaidah penulisan dan kebahasaan yang telah dibakukan, dan c) laporan pelaksanaan program bimbingan
dan konseling harus dilaporkan. secara akurat dan tepat waktu. Akurasi laporan yang dibuat
menggambarkan detil keseluruhan layanan yang telah dilakukan. Bersifat tepat waktu berarti laporan harus
diserahkan kepada pihak terlibat dan berkepentingan sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama.
b. Tujuan
Tujuan yang diharapkan dari pelaporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling ini secara
umum adalah:
a. Memberikan informasi perkembangan kemajuan, dinamika permasalahan dan keunggulan, serta
capaian akhir program bimbingan dan konseling kepada seluruh pihak yang terlibat dan berkepentingan
b. Menyediakan mekanisme umpan balik bagi pihak yang terlibat dan berkepentingan terhadap program
bimbingan dan konseling dalam rangka modifikasi dan pengembangan
c. Memberikan jaminan akuntabilitas kepada publik bahwa program bimbingan dan konseling yang telah
dilaksanakan dan dievaluasi telah memenuhi prinsip program yang efektif, efisien, dan berkualitas.
c. Langkah-langkah Penyusunan Laporan
Langkah-langkah penyusunan laporan pelaksanaan program bimbingan dan konseling dibagi dalam
tiga tahap, yaitu persiapan, pengumpulan dan penyajian data, dan penulisan laporan.
1) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini guru bimbingan dan konseling atau konselor menetapkan: 1) Informasi
yang akan dilaporkan, 2) Alasan penyusunan laporan, 3) Waktu pelaporan.
2) Penyajian Data
Langkah berikutnya dalam penyusunan laporan penyelenggaraan program bimbingan dan konseling
adalah penyajian data.Data yang sajikan adalah data dan informasimengenai keterlaksanaan dan
ketercapaian tujuan program bimbingan dan konseling. Data yang disajikan adalah data yang diperoleh
dari hasil evaluasi.
3) Penulisan Laporan
Penulisan laporan penyelenggaraan program bimbingan dan konseling harus mengacu pada
sistematika yang telah ditetapkan sehingga laporan tersebut dapat tersaji secara runtut dan mudah
dipahami.
3. Tindak lanjut
a. Pengertian
Istilah tindak lanjut dalam evaluasi program bimbingan dan konseling dapat diklasifikasi menjadi 2
(dua), yaitu tindak lanjut sebagai bagian utuh dari pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dan tindak
lanjut sebagai tahap akhir dari kegiatan evaluasi. istilah tindak lanjut dalam pelaksanaan layanan dapat
dimunculkan sebagai bentuk respon cepat terhadap refleksi yang dilakukan oleh koselor atau guru
bimbingan dan konseling atas permasalahan-permasalahan yang teridentifikasi selama proses pemberian
layanan. Adapun tindak lanjut yang akan diuraikan pada bagian ini adalah tindak lanjut sebagai bagian dari
evaluasi program bimbingan dan konseling.
Tindak lanjut dalam kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menindaklanjuti hasil
pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari hasil
evaluasi, guru bimbingan dan konseling atau konselor dapat memikirkan ulang keseluruhan program yang
telah dilaksanakan dengan cara membuat desain ulang atau merevisi seluruh program atau beberapa
bagian dari program yang dianggap belum begitu efektif. Jika hasil evaluasi secara keseluruhan disimpulkan
baik, maka tindak lanjut dapat dilakukan dalam bentuk pengembangan atau peningkatan program menuju
pencapaian tujuan dengan target yang lebih tinggi dan kompleks.
Tindak lanjut pelaksanaan program bimbingan dan konseling akan menjadi alat penting untuk
mengambil keputusan apakah program dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, meningkatkan program, serta
digunakan untuk mendukung perubahan-perubahan dalam sistem sekolah.
b. Tujuan
Kegiatan tindak lanjut dilakukan berdasarkan temuan yang diperoleh dalam evaluasi program
bimbingan dan konseling. Tindak lanjut tersebut dipergunakan oleh guru bimbingan dan konseling atau
konselor untuk tujuan:
1) memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau kurang relevan dengan tujuan yang akan
dicapai;
2) mengembangkan program dengan menambah atau merubah beberapa hal yang dapat meningkatkan
kualitas pelayanan atau efektifitas program.
c. Langkah-langkah Tindak Lanjut
Kegiatan tindak lanjut dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini, yaitu:
1) menentukan aspek-aspek perbaikan atau peningkatan yang akan dilakukan. Perbaikan dan
peningkatan sangat tergantung pada hasil evaluasi. Aspek-aspek dimaksud dapat mencakup;
perbaikan/pengembangan terhadap standar perkembangan peserta didik, perbaikan/pengembangan
layanan-layanan yang diberikan, dan perbaikan/ pengembangan isi materi dari layanan bimbingan dan
konseling
2) menyusun ulang desain program secara umum atau layanan bimbingan dan konseling tertentu dalam
rangka perbaikan atau pengembangan. Penyusunan ulang ini dapat dilakukan seperti ketika
merencanakan program bimbingan dan konseling.
3) melaksanakan kegiatan tindak lanjut sesuai dengan aspek-aspek yang akan diperbaiki atau
dikembangkan dan alokasi waktu yang telah ditentukan. Tindak lanjut yang dilakukan juga perlu
memperhatikan pihak-pihak yang akan dilibatkan. Keterlibatan pihak lain dapat memberikan jaminan
kepercayaan yang tinggi bagi guru bimbingan dan konseling atau konselor bahwa program dan
kegiatan layanan yang dilakukan telah dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

J. Sarana dan Prasarana


Selain rumusan dalam bentuk perilaku, hasil analisis asesmen kebutuhan juga digunakan untuk
mengidentifikasi kebutuhan infrastruktur program Bimbingan dan konseling. Standar infrastruktur mengacu pada
lampiran Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah. Rancangan kebutuhan sarana dan prasarana disesuaikan dengan dukungan kebijakan
dan dana serta kemanfaatannya, rincian rencanan anggaran terlampir.
PIMPINAN DAERAH MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA
MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH SEKOLAH MENENGAH ATAS
SMA MUHAMMADIYAH 5 YOGYAKARTA

TERAKREDITASI : A
Alamat : Purwodiningratan Ng. I/902 a Yogyakarta 55261 Telp (0274) 562292 , 7490716

A. PROGRAM SEMESTER GANJIL

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2018/2019


BIDANG
BIMBINGAN FUNGSI SASA WAK
NO JENIS KEGIATAN/LAYANAN TUJUAN
BK RAN TU
P S B K
A. PERSIAPAN
Pembagian tugas guru Tercapainya efektivitas
1 KLS X Juli
BK/konselor layanan BK

2 Assesmen kebutuhan Terungkapnya kebutuhan KLS X Juli


(Angket Masalah Siswa) peserta didik/konseli
Layanan bimbingan dan
3 Menyusun program konseling lebih terarah dan KLS X Juli
bimbingan dan konseling tetap sasaran

4 Konsultasi program Mendapat dukungan dari KLS X Juli


bimbingan dan konseling Kepala dan Komite Sekolah
Terpenuhinya kebutuhan
5 Pengadaan sarana / sarana yang menunjang KLS X Juli
prasarana BK keberhasilan layanan BK
B. LAYANAN BK
1. LAYANAN DASAR
a. Bimbingan Klasikal
Peserta didik/konseli dapat
mengenal aspek-aspek
Penyesuaian Diri Remaja Pemah penyesuaian diri serta dapat
V KLS X Juli
di Sekolah Baru aman menerapkan sikap dan
kebiasaan dengan
lingkungannya
Peserta didik/konseli mampu
memahami pentingnya iman
Implementasi Iman dan
Pemah dan taqwa pada Tuhan YME
Taqwa dalam kehidupan V KLS X Juli
aman serta dapat hidup rukun,
modern
damai dan saling menghormati
antar umat beragama
Peserta didik/konseli dapat
menjadi individu yang memiliki
Pemah integritas diri serta dapat
Kejujuran dan Integritas V KLS X Agst
aman memancarkan kepercayaan
diri dan sikap yang tidak
mementingkan diri sendiri
Konseli mampu membedakan
perilaku agresif dan asertif,
Sikap dan Perilaku Pemah menerapkan prilaku asertif
V KLS X Agst
Asertif aman dengan teman-temannya serta
mengembangkan sikap asertif
untuk menunjang prestasi
Peserta didik/konseli dapat
memahami dan menemukan
Pemah unsur-unsur konsep diri serta
Konsep diri remaja V KLS X Sept.
aman memahami dan menerima
kelebihan dan kekurangan
secara wajar dan penuh syukur
Peserta didik/konseli dapat
mengenal dan menggali
Pemah
Potensi diri remaja V potensi diri serta berusaha KLS X Sept.
aman
mengoptimalkannya untuk
meraih sukses masa depan
Peserta didik/konseli mampu
mengenal ciri-ciri
perkembangan remaja, dapat
Psikologi remaja dan Pemah
V memahami tugas KLS X Oktb
permasalahannya aman
perkembangan, mengatasi
masalah yang dihadapi dalam
perkembangan
Peserta didik/konseli mampu
mengenal tipe-tipe
Pemah kepribadian manusia,
Kepribadian Manusia V KLS X Oktb.
aman mengenal kepribadian yang
dimiliki serta dapat tumbuh
menjadi pribadi yang matang
Peserta didik/konseli dapat
memahami ciri-ciri pribadi
Membangun Rasa Pemah yang memiliki rasa percaya diri
V KLS X Novb.
Percaya Diri aman serta dapat meningkatkan
percaya diri dengan baik untuk
mencapai tujuan hidupnya
Peserta didik/konseli mampu
Pemah memahami pentingnya polah
aman hidup bersih dan sehat serta
Pola Hidup Bersih dan
V dan dapat melakukan kebiasaan KLS X Novb.
Sehat
Penceg hidup bersih dan sehat sehari-
ahan hari yang dapat
mempengaruhi kesehatan
Konseli mampu memiliki
perasaan positif untuk
Menjadi pribadi yang Pemah membangun pribadi yang
V KLS X Desb.
berkarakter aman berkarakter yang akan
berkontribusi pda peningkatan
mutu karakter bangsa
b. Bimbingan Kelompok
Pemah
Peserta didik/konseli dapat
Kebiasaan mencontek aman-
V menjadi individu yang memiliki KLS X Agt
dan akibatnya Penceg
sikap yang tidak mencontek
ahan
Peserta didik/konseli mampu
Jadwal kegiatan sehari- Pemah
V mengatur jadwal kegiatan KLS X Sept
hari aman
sehari-hari dengan baik
Juli -
c. Papan Bimbingan
Desb
Pemah
Tips dan Trik Sukses
aman- Peserta didik/konseli Juli -
dalam Pengembangan V V V V KLS X
pence memperoleh informasi melalui Desb
diri
gahan media tulis

Pemah Peserta didik/konseli Juli -


d. Pengemb. Media BK V V V V memperoleh informasi yang KLS X
aman Desb
bermanfaat bagi dirinya
Pemah Peserta didik/konseli
e. Leafleat V V V V memperoleh informasi melalui KLS X
aman
media cetak
2. LAYANAN RESPONSIF
Terbantunya peserta didik
Pengen dalam mengatasi Juli -
1. Konseling Individual KLS X
tasan hambatan/memecahkan Desb
masalah yang dialaminya
Pengen Terbantunya memecahkan Juli -
2. Konseling Kelompok masalah peserta didik melalui KLS X
tasan Desb
kelompok
Pemah
aman
Juli -
3. Konsultasi dan Terbantunya memberikan KLS X
pengen informasi yang dibutuhkan
Desb
tasan oleh peserta didik
Pengen Diperolehnya kesepakatan Juli -
4. Konferensi Kasus bersama mengenai masalah KLS X
tasan Desb
peserta didik
Terentaskannya masalah
Pengen konseli yang terkait dengan Juli -
5. Advokasi KLS X
tasan pihak lain agar hak-hak konseli Desb
tetap terlindungi

Pengen Terselenggaranya layanan Juli -


6. Konseling elektronik Bimbingan dan Konseling yang KLS X
tasan Desb
lebih efektif
Pemah
aman
Juli -
7. Kotak masalah dan Tertampungnya masalah KLS X
pengen peserta didik/konseli yang
Desb
tasan introvert
3. PEMINATAN DAN Pema Terentaskannya masalah
haman- konseli yang terkait dengan
PERENC. INVIDIVUAL pengen pemilihan jurusan dan rencana
tasan karir masa depan
4. DUKUNGAN SISTEM
a. Melaksanakan dan
Pengumpulan data dan
menindaklanjuti
kebutuhan peserta didik
assesmen
Mengetahui langsung kondisi
b. Kunjungan rumah peserta didik di lingkungan
rumah
c. Menyusun dan
melaporkan program Pertanggungjawaban kinerja
bimbingan dan kepada kepala sekolah
konseling
Penilaian ketercapaian
d. Membuat evaluasi program layanan bimbingan
dan konseling
e. Melaksanakan
administrasi Bukti fisik pelaksanaan
bimbingan dan bimbingan dan konseling
konsleing
f. Pengembangan
Pengembangan diri / profesi
keprofesian konselor
B. PROGRAM SEMESTER GENAP

SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2018/2019


BIDANG
BIMBINGAN FUNGSI SASA WAK
NO JENIS KEGIATAN/LAYANAN TUJUAN
BK RAN TU
P S B K
A. PERSIAPAN
Pembagian tugas guru Tercapainya efektivitas
1 bimbingan dan layanan bimbingan dan Jan
konseling/konselor konseling
Tercapainya keberhasilan
2 Konsultasi program layanan bimbingan dan Jan
bimbingan dan konseling konseling
Pengadaan sarana / Terpenuhinya kebutuhan
3 prasarana BK serta sarana yang menunjang Jan
Perangkat BK keberhasilan layanan BK
B. LAYANAN BK
1. LAYANAN DASAR
a. Bimbingan Klasikal
Peserta didik/konseli dapat
Pemah
mengetahui bentuk atau jenis
aman
Kenakalan Remaja dan kenakalan remaja, dampak KLS
V dan Feb
Cara Menghindarinya terhadap pribadi dan 10
Penceg
lingkungan serta berusaha
ahan
untuk menghindarinya
Peserta didik/konseli memiliki
Pemah pemahaman tentang bahaya
aman dan dampak rokok bagi KLS
Bahaya rokok dan
V dan kesehatan tubuh dan 10 Feb
dampaknya
Penceg lingkungan serta cara untuk
ahan menolak ajakan untuk
merokok dalam bentuk apapun
Peserta didik/konseli mampu
memahami pentingnya
berprilaku sosial yang baik, KLS
Prilaku sosial yang Pemah
V serta memiliki sikap untuk 10 Feb
bertanggung jawab aman
hidup bersosial yang
bertanggung jawab dalam
sebuah masyarakat
Peserta didik/konseli mampu
Pemah
memahami tentang bullying,
aman KLS
bahaya prilaku bullying, sebab
Stop Bullying ! V dan 10 Mar
dan dampak bullying, serta
Penceg
berani cara melawan tindakan
ahan
bullying
Peserta didik/konseli mampu
memahami norma-norma
KLS
Etika pergaulan dengan Pemah dalam masyarakat serta dapat
V 10 Mar
teman sebaya aman bersosialisasidan bergaul
dengan teman sebaya sesuai
dengan etika yang baik
Peserta didik/konseli mampu
memahami nilai-nilai dan cara KLS
Sikap sopan santun Pemah
V bertingkah laku sopan santun 10 Mar
dalam kehidupan aman
dalam kehidupan di luar
kelompok teman sebaya
Pemah
Peserta didik/konseli dapat
aman KLS
Dampak handphone memahami dampak positif dan
V dan 10 Apr
(medsos) negatif bermain handphone
Penceg
atau media sosial
ahan
Peserta didik/konseli dapat
mengenal sikap dalam belajar
serta menerapkan sikap dan KLS
Kiat sukses belajar di Pemah
V kebiasaan dalam belajar yang 10 Apr
SMK-MA aman
baik di SMK-MA hingga
mencapai prestasi yang lebih
luas
Peserta didik/konseli mampu
memahami pengertian
KLS
Pemah motivasi berprestasi,
Motivasi berprestasi V 10 Apr
aman mengetahui dan menerapkan
cara untuk meningkatkan
motivasi berprestasi
Peserta didik/konseli dapat
memahami dan mengetahui
KLS
Strategi belajar sesuai Pemah tentang gaya belajar serta
V 10 Mei
dengan gaya belajar aman strategi belajarnya untuk
masing-masing gaya belajar
tersebut
Peserta didik/konseli mampu
memahami pentingnya
perencanaan karir, langkah- KLS
Perencanaan Karir Masa Pemah
V langkah dalam merencanakan 10 Mei
Depan aman
karir serta mililiki sikap positif
dalam meraih kesuksesan
masa depan
b. Bimbingan Kelompok
KLS
Peserta didik/konseli mudah
Kiat mencari teman V 10 Feb
mencari dan disenangi teman

Peserta didik/konseli dapat KLS


Belajar kelompok yang
V belajar kelompok dengan 10 Mar
efektif
temannya

c. Papan Bimbingan
Pemah
Tips dan Trik Sukses aman
KLS Jan-
dalam Pengembangan V V V V dan Peserta didik/konseli
10 Jun
diri penceg memperoleh informasi melalui
ahan media tulis
Peserta didik/konseli KLS
Pemah Jan-
d. Pengemb. Media BK V V V V memperoleh informasi yang 10
aman Jun
bermanfaat bagi dirinya
Peserta didik/konseli KLS
Pemah Jan-
e. Leafleat V V V V memperoleh informasi melalui 10
aman Jun
media cetak
2. LAYANAN RESPONSIF
Terbantunya peserta didik
KLS
Pengen dalam mengatasi
1. Konseling Individual 10
tasan hambatan/memecahkan
masalah yang dialaminya
Terbantunya memecahkan KLS
Pengen
2. Konseling Kelompok masalah peserta didik melalui 10
tasan
kelompok
Pemah
KLS
aman- Terbantunya memberikan
3. Konsultasi 10
pengen informasi yang dibutuhkan
tasan oleh peserta didik
Diperolehnya kesepakatan KLS
Pengen
4. Konferensi Kasus bersama mengenai masalah 10
tasan
peserta didik
Terentaskannya masalah KLS
Pengen konseli yang terkait dengan
5. Advokasi 10
tasan pihak lain agar hak-hak konseli
tetap terlindungi
Terselenggaranya layanan KLS
Pengen
6. Konseling elektronik Bimbingan dan Konseling yang 10
tasan
lebih efektif
Tertampungnya masalah KLS
Pengen
7. Kotak masalah peserta didik/konseli yang 10
tasan
introvert
3. PEMINATAN DAN Pema Terentaskannya masalah
KLS
haman- konseli yang terkait dengan
pengen pemilihan jurusan dan rencana 10
PERENC. INVIDIVUAL
tasan karir masa depan
4. DUKUNGAN SISTEM
a. Melaksanakan dan KLS
Pengumpulan data dan Jan-
menindaklanjuti 10
kebutuhan peserta didik Jun
assesmen
Mengetahui langsung kondisi KLS
Jan-
b. Kunjungan rumah peserta didik di lingkungan 10 Jun
rumah
c. Menyusun dan
KLS
melaporkan program Pertanggungjawaban kinerja Jan-
bimbingan dan kepada kepala sekolah 10 Jun
konseling
Penilaian ketercapaian KLS
Jan-
d. Membuat evaluasi program layanan bimbingan 10 Jun
dan konseling
KLS
e. Melaksanakan Bukti fisik pelaksanaan Jan-
administrasi BK bimbingan dan konseling 10 Jun

KLS
f. Pengembangan Jan-
Pengembangan diri / profesi 10
keprofesian konselor Jun
Lampiran Analisis Assesment Kelas X

NO MASALAH PRIBADI JUMLAH % KATEGORISASI


1 Boros 13 27 48.15 BERMASALAH
15 Kurang percaya diri 11 27 40.74 BERMASALAH
19 Mempunyai banyak keinginan 9 27 33.33 BERMASALAH
24 Mudah bosan 8 27 29.63 BERMASALAH
3 Ceroboh 7 27 25.93 CUKUP BERMASALAH
30 Pelupa 7 27 25.93 CUKUP BERMASALAH
12 Kurang fokus 6 27 22.22 CUKUP BERMASALAH
44 Sulit meluapkan amarah 6 27 22.22 CUKUP BERMASALAH
5 Egois 5 27 18.52 CUKUP BERMASALAH
17 Malas 5 27 18.52 CUKUP BERMASALAH
8 Kadang saya pesimis 4 27 14.81 CUKUP BERMASALAH
22 Merasa terlalu dikekang 4 27 14.81 CUKUP BERMASALAH
18 Manja 3 27 29.63 BERMASALAH
4 Cuek 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
10 Kurang bertanggung jawab dengan amanah 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
11 Kurang cekatan 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
14 Kurang Motivasi 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
27 Merasa terlalu banyak kegiatan 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
26 Mudah putus asa 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
42 Sering terburu-buru 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
43 Suka melebih-lebihkan sesuatu 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
25 Mudah galau 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
27 Mudah stres 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
31 Penakut 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
34 Plin plan 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
6 Emosional 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
7 Homesick 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
9 Kurang bersyukur 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
20 Mengalami penurunan semangat dan keimanan 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
23 Moody 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
33 Pendiam 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
Saya merasa tidak ada orang yang mengerti saya
37 selain keluarga 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
37 Saya sering merasa sangat berbeda dari orang lain 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
38 Sensitif 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
37 Sering bermasalah dengan teman 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
40 Sering melamun 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
45 Tertutup 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
32 Pendendam 1 27 7.41 AGAK BERMASALAH
2 Cengeng 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
13 Kurang kritis 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
16 Kurang pergaulan 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
28 Negative Thinking 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
29 Pelit 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
41 Sering sakit-sakitan 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
36 Saya selalu memforsir diri saya dalam mencapai tujuan 0 27 7.41 AGAK BERMASALAH

NO MASALAH SOSIAL JUMLAH % KATEGORISASI


10 Merasa risih kalau masalah pribadi dibicarakan 12 27 44.44 BERMASALAH
3 Ingin selalu berkumpul dengan keluarga 6 27 22.22 CUKUP BERMASALAH
11 Mudah terpengaruh lingkungan 4 27 14.81 CUKUP BERMASALAH
13 Orang tua membatasi pergaulan 4 27 14.81 CUKUP BERMASALAH
1 Belum bisa bagi waktu untuk organisasi 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
19 Menghindari orang yang tidak disukai/ dikenal 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
20 Sulit berkenalan dengan orang baru 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
27 Sulit percaya dengan orang lain 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
22 Tidak betah di rumah 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
9 Masalah dengan pacar 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
12 Mudah tersinggung 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
15 Sering tidak mudah mengontrol ekspresi 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
25 Tidak suka dengan etnis tertentu 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
4 Kurang bersosialisasi 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
6 Kurang nyaman di rumah 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
17 Sulit beradaptasi dengan lingkungan 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
2 Dibully/dihina 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
5 Kurang empati 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
7 Masalah dengan guru disekolah 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
8 Masalah dengan keluarga 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
14 Sering dipandang "berbeda" karena masuk aksel 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
16 Suka mencari perhatian 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
18 Sulit bercanda 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
23 Tidak gampang memaafkan orang lain 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
24 Tidak punya teman dekat 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH

NO MASALAH BELAJAR JUMLAH % KATEGORISASI


6 Cepat bosan/jenuh belajar 10 27 37.04 BERMASALAH
16 Menunda-nunda mengerjakan tugas 10 27 37.04 BERMASALAH
4 Belum bisa mengatur waktu belajar 9 27 33.33 BERMASALAH
19 Sudah belajar dan usaha tapi nilai pas-pasan 9 27 33.33 BERMASALAH
3 Belum bisa fokus dalam belajar 8 27 29.63 BERMASALAH
24 Takut nilai turun 8 27 29.63 BERMASALAH
7 Cepat mengantuk kalau sedang belajar 7 27 25.93 CUKUP BERMASALAH
Dalam memahami materi harus membacanya lebih dari
8 7 27 25.93 CUKUP BERMASALAH
1 kali,
18 Resah tentang Ujian Nasional 7 27 25.93 CUKUP BERMASALAH
2 Banyak godaan belajar 5 27 18.52 CUKUP BERMASALAH
11 Kesulitan disalah satu pelajaran 5 27 18.52 CUKUP BERMASALAH
9 Daya ingat rendah 4 27 14.81 CUKUP BERMASALAH
12 Kurang ada motivasi 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
27 Sulit mengejar materi kalau ketinggalan 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
5 Belum mampu menetapkan tujuan belajar 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
10 Fasilitas kurang memadai 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
14 Kurang waktu belajar 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
22 Sulit menuangkan pikiran dalam kata-kata 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
1 Belajar karena terpaksa 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
13 Kurang paham dengan materi pelajaran 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
15 Lingkungan kurang kondusif 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
17 Menyepelekan pelajaran 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
20 Sulit menganalisis masalah 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
23 Susah belajar 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
25 Tidak bisa belajar mandiri 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH

NO MASALAH KARIR JUMLAH % KATEGORISASI


20 Sulit mengambil keputusan 7 27 25.93 CUKUP BERMASALAH
4 Belum mandiri 5 27 18.52 CUKUP BERMASALAH
10 Ingin sekolah sambil bekerja 5 27 18.52 CUKUP BERMASALAH
27 Takut menghadapi resiko 5 27 18.52 CUKUP BERMASALAH
24 Tidak yakin dengan kemampuan yang dimiliki 5 27 18.52 CUKUP BERMASALAH
1 Belum ada niat untuk bekerja 4 27 14.81 CUKUP BERMASALAH
13 Masih ingin bersenang-senang 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
23 Tidak yakin bekerja sesuai harapan 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
25 Tidak yakin visi akan tercapai 3 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
3 Belum dewasa 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
11 Kurang wawasan terhadap masa depan 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
16 Orang tua masih menentukan karier saya 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
19 Sering gagal dalam seleksi 2 27 7.41 AGAK BERMASALAH
2 Belum berfikir jangka panjang 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
5 Belum memiliki cita-cita 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
6 Belum memiliki kemantapan karir 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
9 Bingung menentukan masa depan 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
12 Masalah keungan untuk melanjutkan studi 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
15 Merasa tidak aka berhasil di masa depan 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
17 Pasrah menerima keadaan apa adanya 1 27 11.11 CUKUP BERMASALAH
18 Pesimis tentang cita-cita 1 27 3.70 AGAK BERMASALAH
7 Belum menemukan potensi diri 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
8 Belum punya pandangan karir 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
14 Merasa salah mengambil jurusan 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH
22 Tidak akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi 0 27 0.00 TIDAK BERMASALAH

Anda mungkin juga menyukai