Anda di halaman 1dari 5

Bapak-bapak jamaah shalat zuhur yang semoga dirahmati oleh Allah Ta'ala, sebelum memulai kultum kali ini

marilah kita sama-sama bersyukur kepada Allah 'azza wa jalla atas ni'mat yang Allah berikan kepada kita
sehingga kita dapat menunaikan shalat zuhur berjamaah di tempat mulia ini dan mempunyai waktu untuk
mendengarkan kultum yang in syaa Allah disampaikan pada waktu singkat ini.

Kemudian, shalawat dan salam marilah kita haturkan kepada nabi sang teladan kita, nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam, beserta para keluarga dan sahabatnya, tabi'in, tabiut tabi'in, dan para
pengikutnya hingga hari kiamat nanti.

Izinkanlah saya menyampaikan kultum singkat yang berjudul jauhilah sifat malas dan lemah. Semoga kita
terhindar dari sifat-sifat tersebut. Aamiin.

Seorang muslim yang ideal tidak akan pernah pernah bertemu dengan sifat lemah dan malas. Seorang muslim
yang baik adalah seorang yang rajin beribadah, rajin bekerja dengan sangat giat. Mengapa? Karena ia telah
mengetahui bahwa sang teladannya yaitu nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam selalu memohon
perlindungan kepada Allah dari akhlak yang tercela ini yaitu lemah dan malas.

Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sering berdoa:

َّ‫ك أَع ُْو َّذُ إِنِّي اللّ ُهم‬


ََّ ِ‫ن ب‬
ََّ ِ‫ل ََّو العَجْ َِّز م‬ َ ‫ن ََّو ال َك‬
َِّ ‫س‬ َِّ ‫الب ُْخ‬
َِّ ‫ل ََّو ال َه َر َِّم ََّو ال ُجَّْب‬

Allahumma innii a'uudzubika minal 'ajzi wal kasal wal jubni wal harami wal bukhli

Ya Allah sesungguhnya aku memohon perlindungan kepadaMu dari kelemahan, kemalasan, pengecut,
penyakit tua, dan kekikiran. (1)

Selain berdoa dengan doa tadi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda yang saya sebutkan
berupa potongan hadits yaitu:

َّْ‫علَى أِحْ ِرص‬ ََّ ُ‫ِن يَ ْنفَع‬


َ ‫ك َما‬ َّ ‫ت َ ْع َج َّْز‬
َّْ ‫لَ َوَّ ّللاَِّ بِا َوا ْستَع‬

Ihrish 'ala maa yanfa'uka was ta'in billah wala ta'jaz

Bersungguh-sungguhlah terhadap apa-apa yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan Allah, dan
janganlah lemah....... (2)

Dari dua hadits di atas, maka teranglah seterang sinar matahari di siang hari bahwa Rasulullah menyuruh kita
ummatnya agar giat/rajin beramal dan bekerja, dan menjauhi sifat lemah dan malas.
Orang yang beriman adalah orang yang membenarkan perkataan nabi, dan setelah itu diwujudkan dengan
amal perbuatan. Oleh karena itu maka di dalam diri seorang muslim yang beriman tidak akan ditemukan sifat
lemah dan malas, sebagaimana pula tidak ditemukan sifat tercela lainnya yaitu kikir dan pengecut.

Maka mana mungkin kita menemukan seorang muslim yang beriman hanya duduk berpangku tangan,
melamun dan menunggu hujan uang jatuh dari langit. Yang meninggalkan semangatnya dalam bekerja untuk
sesuatu yang bermanfaat baginya dan bermanfaat bagi keluarganya. Tidak akan kita temukan seorang muslim
yang beriman sifat panjang angan-angan, hanya bersandar di kursi empuknya namun berkhayal ingin masuk
surga tanpa melakukan amal kebaikan.

Ayat ke 26 di dalam surat Al-Muthaffifiin semakin membuat orang beriman giat dalam beramal untuk
kebaikannya di dunia dan di akhirat. Dengarkanlah baik-baik ayat ini.

A'uudzubillahi minasy syaithaanir rajiim. Bismillahir rahmaanir rahiim.


‫ِك َوفِى‬ َّ ِ َ‫ن فَ ْليَتَنَاف‬
ََّ ‫س ذَال‬ ُ ِ‫ال ُمتَنَاف‬
ََّ ‫س ْو‬

Wa fii dzaalika fal yatanaafasil mutanaa fisuun.

Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.

Untuk mendapatkan surga yang seluas langit dan bumi, maka hendaknya orang berlomba-lomba. Semakin giat
beramal, semakin giat bekerja, menjauhkan diri dari sifat malas.

Saya akan memberikan contoh sifat lemah dan malas pada kehidupan sehari-hari. Perhatikanlah bapak-
bapak yang semoga dirahmati Allah.

1. Seseorang mendengar seruan adzan untuk shalat, namun ia tidak menjawabnya. Ia disibukkan oleh
kerjaannya, dilalaikan oleh tidurnya, mengutamakan obrolan atau pekerjaan yang tidak penting lainnya. Ia
terus begitu sampai waktu shalat hampir habis, barulah ia mengerjakan shalat sendirian di akhir waktu.

2. Seseorang yang menghabiskan waktu berjam-jam nongkrong di kedai kopi padahal ia memiliki tugas yang
harus diselesaikan dengan segera. Namun ia lemah dan tidak punya kekuatan untuk mengusir rasa malas, ia
lebih memilih menunda pekerjaan.

3. Seseorang yang meninggalkan pekerjaan yang bermanfaat, seperti menuntaskan pekerjaan yang
diembannya, belajar ilmu pertanian, belajar ilmu bisnis untuk diterapkan dalam perdagangannya, dan
seterusnya yang pada dasarnya itu adalah bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhiratnya.

Ia malas untuk berusaha dengan berdalih usianya sudah lanjut, sudah terlambat untuk memulai, belajar ilmu
baru itu memerlukan waktu yang lama, dan alasan yang dibuat-buat lainnya. Akhirnya tanpa terasa hari demi
hari berlalu, berganti tahun, dan waktu meninggalkannya dengan cepat, namun tiada satupun pekerjaan yang
ia amalkan dan ilmu yang bermanfaat yang ia dapat baik dalam urusan dunia maupun urusan akhiratnya
hingga ajal menjemputnya.

4. Seseorang yang diberikan waktu luang, kesehatan, dan harta yang cukup, namun ia tidak melaksanakan
kewajiban haji atau minimal umrah. Ia selalu berfikir nanti saja, terus saja begitu hingga ketika hartanya tidak
ada atau ia diberikan sakit barulah ia menyesal kenapa dahulu ia tidak mengerjakan haji dan umrah.

5. Seseorang yang mendiami rumah kumuh, sempit, dan kotor. Namun ia tidak berusaha sekuat tenaga untuk
berdoa meminta kepada Allah dan bekerja atau berdagang agar dapat pindah ke rumah yang lebih layak untuk
dirinya dan keluarganya, agar dapat menjaga agama dan kehormatannya.

Itulah contoh sifat malas dan lemah dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita terhindar dari sifat malas dan
lemah. Saya akan menguraikan kiat-kiat mengusir atau membuang rasa malas pada kultum selanjutnya. In
syaa Allah.

Kesimpulan kultum kali ini adalah:


1. Rasulullah mencontohkan kita untuk selalu berdoa meminta perlindungan dari sifat tercela diantaranya
yaitu sifat lemah dan malas. Untuk itu marilah kita hafalkan doa ini, dan seringlah berdoa di waktu mustajab
sehingga kita menjadi manusia yang rajin beramal dan giat bekerja.

2. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyuruh kita untuk bersungguh-sungguh kepada apa-apa yang
bermanfaat bagi kita baik di dunia terlebih lagi untuk akhirat.

3. Janganlah bersifat lemah, oleh karena itu mintalah pertolongan Allah agar kita kuat dan terhindar dari sifat
lemah.

4. Jangan menunda-nunda pekerjaan. Kerjakan pekerjaan yang diamanahkan kepada kita dengan baik dan
tuntas. Jangan menunggu waktu siang, sore, atau besok. Jika kita bisa selesaikan sekarang, tuntaskan sekarang
(tentu dengan melihat skala prioritas mulai dari yang terpenting, penting, dan selebihnya).

5. Jangan panjang angan-angan. Jika mempunyai impian, maka lakukan tindakan nyata, berbuatlah, bekerjalah,
berdoalah agar kita dapat meraih hasilnya.

6. Selalu latihan mengusir rasa malas dan lemah. Berusaha untuk lebih giat dan rajin. Berusaha untuk menjadi
orang yang lebih baik lagi, jangan cepat puas. Berusaha menjadi yang terbaik. Ingatlah ayat di dalam surat al-
Muthaffifin tadi "untuk yang demikian itu, hendaklah orang berlomba-lomba".

Itulah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Mohon dimaafkan bila ada kekurangan. Semoga
kita semua dapat mengamalkan apa-apa yang sudah kita ketahui. Aamiin.

Wa billahit Taufiq. Wassalamu'alaykum warahmatullah wabarakatuh.

PENTINGNYA WAKTU DALAM KEHIDUPAN

Kaum muslimin yang dirahmati Allah...

Waktu sangatlah penting dalam kehidupan kita sehari-hari, karena waktu yang telah berlalu tidak akan
pernah kembali lagi. Marilah kita manfaatkan waktu yang ada pada saat ini dengan sebaik-baiknya.
Sebagaimana sabda Nabi yang artinya :

“Beramallah kamu untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya, dan beramallah kamu untuk
akhiratmu seolah-olah kamu akan mati besok.” (H.R. Baihaqi )

Waktu sangat banyak manfaatnya dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagaimana Allah telah berfirman dalam
Surah Al-Ashr ayat 1-3 :
)٣( ‫صب ِْر‬
َّ ‫ص ْوا بِال‬ ِ ِّ ‫ص ْوا بِ ْال َح‬
َ ‫ق َوت ََوا‬ َ ‫ت َوت ََوا‬
ِ ‫صا ِل َحا‬ َ ‫)إِال الَّذِينَ آ َمنُوا َو‬٢( ‫سانَ لَفِي ُخس ٍْر‬
َّ ‫عمِ لُوا ال‬ ْ َ‫َو ْالع‬
َ ‫)إِ َّن اإل ْن‬١( ‫ص ِر‬

Artinya :
"Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran." (QS. Al-Ashr ayat 1-3)
Kaum muslimin yang berbahagia....

Allah telah bersumpah demi masa, demi waktu, demi zaman bahwa manusia itu berada dalam kerugian. Ada 4
orang yang tak akan merugi, yaitu :

Orang-orang yang beriman


Yaitu orang yang meyakini dalam hatinya bahwa Allah itu ada, mengucapkan kalimat Allah dengan lisannya
dan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Orang-orang yang beramal sholeh
Amal sholeh tidak hanya beribadah secara ritual saja, namun tolong menolong sesama manusia saja termasuk
amal sholeh. Kita hidup di dunia ini hanya untuk beribadah kepada Allah dan untuk mencapai kebahagiaan
kita di dunia dan di akhirat.
Orang-orang yang menasehati dalam kebenaran

Apabila kita menyampaikan nasehat/dakwah hendaknya didasarkan dengan kebenaran yang sesuai dengan
tuntunan Al-Quran dan Hadits. Sebab, apabila kita menyampaikan nasehat/dakwah tanpa ada dalil dari Al-
Quran dan Hadits maka orang lain tidak akan mempercayai nasehat yang kita sampaikan.
Orang-orang yang menasehati dalam kesabaran

Apabila orang lain tidak mau menerima nasehat kita, sebaiknya kita harus bersabar dalam menghadapinya,
supaya orang lain tidak menganggap kita memaksanya untuk menerima nasehat tersebut.

Jadi, marilah kita memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya agar kita dapat mencapai kebahagiaan di
dunia dan di akhirat.

Read more at https://tscumum2011.blogspot.com/2012/05/naskah-kultum-pentingnya-waktu-


dalam.html#Y8xWoghHzVHesg51.99

3 Cara Allah SWT Mengawasi

Date: Februari 11, 2008Author: Gatot Pramono144 Komentar

Karena taku didatangi pencuri, maka warga suatu perumahan menyewa penjaga atau hansip. Tetapi
terkadang pencurian masih terjadi walau hansip sudah dibayar. Hal ini bisa terjadi bila hansip tersebut lengah
atau ketiduran, sehingga si pencuri bisa melakukan aksinya. Hansip juga manusia!

Bagaimana dengan Yang Maha Mengetahui? Allah SWT mengawasi manusia 24 jam sehari atau setiap detik
tidak ada lengah. Didalam melakukan pengawasan, ada 3 cara yang dilakukan Allah SWT:

1Allah SWT melakukan pengawasan secara langsung. Tidak tanggung-tanggung, Yang Menciptakan kita selalu
bersama dengan kita dimanapun dan kapanpun saja. Bila kita bertiga, maka Dia yang keempat. Bila kita
berlima, maka Dia yang keenam (QS. Al Mujadilah 7). Bahkan Allah SWT teramat dekat dengan kita yaitu lebih

dekat dari urat leher kita.


“Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaaf 16)

2Allah SWT melakukan pengawasan melalui malaikat.

“ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain
duduk di sebelah kiri.” (QS. Qaaf 17)
Kedua malaikat ini akan mencatat segala amal perbuatan kita yang baik maupun yang buruk; yang besar
maupun yang kecil. Tidak ada yang tertinggal. Catatan tersebut kemudian dibukukan dan diserahkan kepada
kita (QS. Al Kahfi 49).
3Allah SWT melakukan pengawasan melalui diri kita sendiri. Ketika kelak nanti meninggal maka anggota
tubuh kita seperti tangan dan kaki akan menjadi saksi bagi kita. Kita tidak akan memiliki kontrol terhadap
anggota tubuh tersebut untuk memberikan kesaksian sebenarnya.

“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi
kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (QS. Yaasiin 65)

Kesimpulannya, kita hidup tidak akan bisa terlepas dimanapun dan kapanpun saja dari pengawasan Allah
SWT. Tidak ada waktu untuk berbuat maksiyat. Tidak ada tempat untuk mengingkari Allah SWT. Yakinlah
bahwa perbuatan sekecil apapun akan tercatat dan akan dipertanyakan oleh Allah SWT dihari perhitungan
kelak.

Anda mungkin juga menyukai