Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN ASMA BRONKIAL

PADA Tn. S DI RUANG SINDORO RSU


PANDAN ARANG BOYOLALI

Disusun oleh :
1. Lalu Ahmad Habib Khairussyar I ( 0061044 )
2. I Dewa Ayu Widyantari ( 0061031 )
3. I Nengah Utara ( 0061033 )
4. Ira Sulastyana ( 0061038 )
5. Muh Fahrudin ( 0061052 )
6. Munawaroh ( 0061055 )

AKADEMI KEPERAWATAN NGUDI WALUYO


UNGARAN
2008
BAB I
KONSEP DASAR

A. Definisi
Asma Bronkial adalah penyakit jalan nafas obstruksi intermiten
reversibel dimana trakea dan bronchi berespon dalam secara hiperaktif
terhadap stimuli tertentu.
Asma Bronkial adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
meningkatnya respon dari bronkus terhadap berbagai rangsangan.
(Soeparman, 1999)

B. Etiologi
Asma terdiri dari 2 jenis (alergi terhadap alergen) yaitu :
1. Asma Intrinsik (non alergi) atau idiopatik
Asma ini tidak berhubungan dengan alergen spesifik. Faktor-faktor seperti
common cold : infeksi traktus respiratorius, latihan emosi dan polutan
lingkungan dapat menyebabkan serangan.
Beberapa agen farmakologis seperti aspirin dan agen inflamasi non steroid
lain, pewarna rambut, antagonis adrenergik, dan agen sulfit juga mungkin
menjadi faktor serangan. Asma ini biasanya lebih berat dapat berkembang
menjadi bronkitis klinis/empisema.
2. Asma Ekstrinsik (alergi)
Disebabkan oleh alergen-alergen yang dikenal (ex : serbuk sari, binatang,
makanan, jamur). Kebanyakan alergen tredapat di udara dan musiman.
Klien ini biasanya mempunyai riwayat keluarga yang alergi dan riwayat
masa lalu eksema/rinitis alergi.
Pemajanan/berinteraksi dengan alergen mencetuskan serangan asma.
3. Asma Gabungan
Asma gabungan adalah bentuk yang paling umum, asma ini mempunyai
karakteristik dari idiopatik/non alergi.
(Mansjoer, 2000)
C. Patofisiologi
Alergen yang masuk kedalam tubuh merangsang sel plasma
menghasilkan Ig E yang selanjutnya menempel pada reseptor dinding sel
mast. Sel mast ini disebut sel mast tensensitisasi.
Bila alergen serupa masuk kedalam tubuh, alergen tersebut akan
menempel pada sel mast tensensitisasi yang kemudian mengalami degranulasi
dan mengeluarkan sejumlah mediator seperti histeman, kukotrien, serta faktor
penyakit trombosit mencetuskan bronkokonstriksi, edema mukosa dan respon
imun kemudian menghasilkan keadaan hiperresponsik jalan nafas
berkelanjutan dengan penyumbatan jalan nafas.
Afekkosis semental atas subsegmental dapat terjadi memperburuk
ketidakseimbangan vantilasi dan perfusi, hipoventilasi alveolar yang lebih
banyak dan hiperkapnea dapat terjadi mendadak. Hiperkapnea menawarkan
asam karbonat yang berdisosiasi menjadi ion hidrogen dan ion bikarbonat
menimbulkan asidosis respiratorik. Vasokontriksi pulmonal dapat menciderai
alveolar, mengurangi produksi surfaktan yang normalnya menstabilkan
alveoli. Dengan demikian proses ini dapat memperburuk kecenderungan ke
arah atelektasis.
(Brunner & Suddarth, 2000)

D. Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul biasanya berhubungan dengan berat derajat aktivitas
bronkus. Obstruksi jalan nafas dapat reversibel secara spontan maupun dengan
pengobatan. Gejala-gejala asma antara lain :
- Bising mengi (wheezing) yang terdengar/tanpa stetoskop.
- Batuk produktif sering pada malam hari.
- Nafas/dada seperti tertekan.
Gejalanya dapat bersifat paroksimal, yaitu pada siang hari dan
memburuk pada malam hari.
Asma bronkial yang berlangsung lama megakibatkan empisema dan
perubahan torak yaitu membusung kedepan dan memanjang pada foto rontgen
torak, fertilies diafragma letaknya lebih rendah disertai debaran jantung yang
menyempit. Bila sekret banyak dan menyempit, salah satu bronkus dapat
tersumbat sehingga dapat terjadi afelektasis pada bronkus, pada lobus
mediastinum tertarik ke arah eflekfasia, bila berlangsung lama dapat
menyebabkan bronkietasis dan disertai infeksi akan menjadi
bronkopneumonia pada stastus asmatikus dan bila tidak ditolong dengan
semestinya akan menyebabkan kematian, gagal jantung dan gagal nafas.
(Brunner & Sudaarth, 2000)
E. Pathway

Infeksi Merokok Polusi Alergen Genetik

Masuk saluran pernapasan



Iritasi mukosa saluran
pernapasan

Reaksi inflamasi

Hipertropi dan hiperplasia
mukosa bronkus

Metaplasia sel globet Produksi sputum
↓ meningkat
Penyempitan saluran ↓
pernapasan Batuk
↓ ↓
Jalan nafas tidak efektif
↓ Potensial tidak
Penurunan Obstruksi efektifnya jalan
ventilasi ↓ nafas
↓ Penularan udara ke alveoli
Supply O2 ↓
Vasokontriksi pembuluh Gangguan
menurun pertukaran gas
↓ darah paru-paru
Kelemahan ↓
↓ Supply oksigen berkurang
Intoleran ↓
aktivitas Sesak nafas

Kebutuhan tidur tidak
efektif

Gangguan istirahat
tidur

(Brunner & Suddarth, 2002)


F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Medis
Prinsip penatalaksanaan adalah menghilangkan edema bronkus,
hipersekresi bronkospasme, imbalance ventilasi, perforasi paru-paru.
Obat-obatan yang digunakan :
a. Simpatometik, Efedrin beserta derivatnya, obat-obat selektif terhadap
reseptor.
1) Simpatometik
Dosis dewasa 0,3-0,5 cc dalam larutan 1:1000 diberikan subcutan.
Anak dan byi 0,01 cc/kg BB. Dosis maksimal 0,22 cc, dosis dapat
diulangi (5-30 menit).
2) Efredin beserta derivatnya
Motif pada pemakaian oral dosis dewasa 25 gr tiap 4-6 jam.
3) Obat-obat selektif terhadap reseptor
Metapresterenol, salbutamol, dan terbutalin.
b. Bronkodilator lain
1) Teofilin
Khasiat : bronkodilator dan diuretik.
2) Aminophylin (campuran etitendramin dan teofilin)
c. Espektoran
Mukus kental yang terbentuk harus dikeluarkan karena dapat
menyebabkan obstruksi dan mempercepat tumbuhnya bakteri.
d. Antibiotik
Mengatasi infeksi yang terjadi pada saluran pernapasan/paru-paru,
maka paru-paru perlu diberikan antibiotik.
e. Kortokosteroid
Hanya dipakai setelah/bila jalan lain untuk mengontrol penyakit akut
dan kronis tidak berhasil dan dalam hal asma bronkial tersebut sangat
membahayakan jiwa penderita.
(Mansjoer, 1999)
2. Penatalaksanaan Keperawatan
Prinsip penatalaksanaan adalah menunjang upaya medikasi,
monitoring keadaan pasien dan melakukan perawatan guna kesembuhan
pasien :
a. Monitor tanda-tanda vital
b. Berikan posisi yang nyaman (semi fowler)
c. Ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif
d. Menjelaskan penyakit yang diderita pasien, tanda dan gejala.
e. Monitor keadaan umum pasien.
f. Monitor therapy oksigen
g. Kaji keluhan pasien dan awasi keadaan pasien.
(Carpenito, 2001)

G. Fokus Intervensi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d peningkatan produksi sputum,
bronkospasme.
Tujuan : bersihan jalan nafas efektif
Intervensi : - Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas
- Monitor frekuensi pernapasan
- Berikan posisi yang nyaman (semifowler)
- Ajarkan tehnik pernapasan diafragma
- Ajarkan cara batuk efektif
- Bentu klien dalam pemberian nebulizer, inhalusi sesuai
indikasi.
- Kolaborasi dalam pemberian bronkodilator.
(Doenges, 2000)
2. Gangguan pertukaran gas (fase ekspirasi yang memanjang) b/d obstruksi
jalan nafas oleh sekret, spasme bronkus, kerusakan alveoli.
Tujuan : pertukaran gas menjadi lancar
Intervensi : - Kaji frekuensi dan kedalaman nafas
- Dorong pengeluaran sputum
- Auskultasi bunyi nafas
- Awasi tingkat kesadaran
- Beri therapy O2
(Doengers, 2000)
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d dyspnea, kelemahan,
anorexia, mual/muntah.
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Intervensi : - Kaji intake dan output makanan
- Anjurkan makan dalam porsi kecil tapi sering
- Auskultasi peristaltik usus
- Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemberian diit
(Doenges, 2000)
4. Intoleran aktivitas b/d keletihan, hipoxemia
Tujuan : pasien dapat berkativitas secara mandiri
Intervensi : - Dorong klien melakukan aktivitas secara mandiri
- Pantau nadi dan RR setelah beraktivitas
- Bantu latihan rentang gerak secara bertahap
(Doenges, 2000)
5. Ansietas b/d kurangnya pengetahuan tentang penyakit, perawatan
pengobatan.
Tujuan : cemas hilang
Intervensi : - Kaji pengetahuan klien tentang penyakitnya
- Jelaskan proses penyakit
- Tekankan pentingnya oral hygiene
- Diskusikan pentingnya menghindari orang yang terkena
infeksi pernapasan
- Diskusikan untuk menghindari faktor pencetus.
(Carpenito, 2001)
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 17 Januari 2008 pukul 09.00
WIB di ruang Sindoro RSU Pandan Arang Boyolali dengan cara
allowanamnesa dan autoanamnesa.
1. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Umur : 69 tahun
Alamat : Klego RT 08 RW 02 Klego
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Wiraswasta
Tanggal Masuk : 05 Januari 2008
No. Register : 168345
Dx. Masuk : Asma Bronkial
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. Rubinem
Umur : 65 tahun
Alamat : Klego RT 08 RW 02 Klego
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Hub. Dengan Klien : Istri

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sesak nafas.
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Tanggal 05 Januari 2008 pasien merasakan sesak nafas dan batuk. Pasien
kemudian memeriksakan diri ke dokter umum RSU Pandan Arang dan
oleh dokter yang memeriksa menganjurkan untuk rawat inap untuk
perawatan lebih lanjut, dengan keluhan sesak nafas, batuk berdahak tetapi
tidak disertai lendir darah. Pada saat dilakukan pengkajian pasien
mengeluh sesak nafas, batuk berdahak, terpasang O2 2 liter/menit. Pasien
terlihat lemah, wajah pucat, respirasi 32 x/menit.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pasien pernah opname di RSU Pandan Arang Boyolali
sebanyak 13 kali, pertama kali pada tanggal/bulan Maret 1994 dan terakhir
pada bulan April 2006 dengan keluhan dan penyakit yang sama yaitu
asma.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit seperti
yang diderita pasien, tidak ada yang mempunyai riwayat menular/
keturunan.

C. Pengkajian dan Fungsional Menurut V Handerson


1. Pola Bernafas
Sebelum sakit : pasien tidak mengalami gangguan pola nafas, frekuensi
nafas normal.
Selama sakit : pasien mengalami sesak nafas, frekuensi nafas 32 x/menit,
pernapasan irreguler, ekspirasi dan ispirasi cepat dan
dangkal, terdengar adanya ronchi.
2. Pola Nutrisi dan Metabolisme
Sebelum sakit : pasien makan 3x/hari, habis satu porsi dengan komposisi
nasi, sayur dan lauk, kadang-kadang disertai buah dan
makanan tambahan. Pasien minum ± 6-8 gelas/hari @
200cc.
Selama sakit : pasien makan 3x/hari, habis ½ porsi, dengan komposisi
bubur, sayur dan lauk serta buah yang disediakan di RS.
Minum 4-5 gelas/hari @ 200cc, selain itu pasien mendapat
tambahan nutrisi dari cairan infus D5% 20 tpm.
3. Pola Eliminasi
Sebelum dan selama sakit pasien tidak mengalami gangguan pola
eliminasi. Pasien BAB 1x/hari waktu tidak tentu dengan konsistensi
lembek, bau khas, BAK 3-4/menit @ 150 cc warna kuning, bau khas
amoniak.
4. Pola Keseimbangan dan Gerak
Sebelum sakit : pasien tidak mengalami gangguan dalam bergerak, pasien
mampu melakukan ADL tanpa bantuan dan mobilisasi
sendiri.
Selama sakit : aktivitas pasien sedikit terganggu karena merasakan sesak
nafas, ADL dibantu keluarga, mobilisasi mandiri tapi
dibatasi.
5. Pola Istirahat Tidur
Sebelum sakit : pasien tidak mengalami gangguan tidur, tidur 8-10
jam/hari, terdiri dari tidur siang dan tidur malam, pasien
dapat tidur dengan tenang dan nyenyak.
Selama sakit : pasien mengalami gangguan pola istirahat dan tidur
karena sesak nafas, pasien tidur 4-5 jam/hari dan
waktunya tidak tentu, kadang-kadang pasien terbangun
dari tidurnya karena sesak nafas.
6. Pola Mempertahankan Suhu Tubuh
Sebelum dan selama sakit pasien menyesuaikan diri dengan lingkungan,
bila cuaca dingin pasien menggunakan baju dan jaket serta selimut tebal.
Jika cuaca panas/suhu naik pasien menggunakan pakaian yang tipis dan
menyerap keringat.
7. Pola Kebutuhan Personal Hygiene
Sebelum sakit : pasien mandi 2x/hari (pagi dan sore), gosok gigi saat
mandi dan sesudah makan, keramas 2x/hari.
Selama sakit : pasien disibin 2x/hari oleh keluarganya, gosok gigi 2x/hari
dengan dibantu oleh keluarga dan selama di rumah sakit
pasien belum pernah keramas. Terkadang ketika sesak
nafas hilang sementara waktu pasien mandi dan gosok gigi
sendir tanpa bantuan keluarga, dengan alasan tidak mau
merepotkan.
8. Pola Komunikasi
Sebelum sakit : pasien dapat berkomunikasi dengan baik, komunikasi
lancar dan mduah dimengerti, menggunakan bahasa Jawa.
Selama sakit : komunikasi pasien dengan orang lain sedikit terganggu,
pasien jarang berkomunikasi, pasien lebih banyak diam
karena merasa sesak. Tetapi ketika perawat dan dokter
bertanya pasien berusaha semampunya dan berusaha
untuk menjawab pertanyaan dikarenakan juga pasien
seorang yang ingin mengungkapkan tentang keluhan-
keluhan yang dirasakan dan penyakitnya.
9. Kebutuhan Spiritual
Sebelum sakit : pasien adalah seorang muslim dan taat menjalankan
ibadah shalat 5 waktu dan terkadang juga sering mengikuti
pengajian-pengajian yang diadakan di Masjid
didaerahnya.
Selama sakit : pasien mendapatkan gangguan dalam menjalankan ibadah
shalat 5 waktu, sehingga shalat 5 waktu dikerjakan
semampunya ditempat tidur dan pasien selalu berdo’a
untuk kesembuhannya.
10. Kebutuhan Berpakaian
Sebelum sakit : pasien dalam berpakaian rapi, ganti pakaian 2x/hari
setelah mandi dan pasien senang memakai kaos lengan
pendek dan celana panjang.
Selama sakit : pasien memakai pakaian kaos lengan pendek dan sarung,
berganti pakaian 1x/hari dengan bantuan keluarga.
11. Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman
Pasien merasa aman bila ditunggui oleh keluarganya, dan pasien merasa
nyaman tidur ditempat yang bersih dna mengenakan pakaian yang bersih
tetapi pasien merasa kurang nyaman karena merasa sesak nafas.
12. Kebutuhan Bekerja
Sebelum sakit : pasien adalah mantan pegawai PU di desa Klego dan
untuk keseharian pasien diisi dengan membersihkan
pekarangan rumah, dikarenakan pasien sudah lama
pensiun dari pekerjaannya.
Selama sakit : pasien hanya terbaring di Rumah Sakit dan untuk
beraktivitas butuh bantuan keluarga, sehingga pasien
selalu meminta keluarganya dan anak-anaknya untuk rajin
bekerja.
13. Kebutuhan Rekreasi
Sebelum sakit : pasien jarang pergi rekreasi dengan keluarga, bila ada
waktu luang pasien hanya membaca koran, nonton TV,
memandang pekarangan rumah dan berkumpul bersama
keluarga adalah kebahagiaan tersendiri bagi pasien.
Selama sakit : pasien tidak dapat melakukan kebiasaannya karena hanya
bisa berbaring di tempat tidur.
14. Kebutuhan Belajar
Pasien sesekali bertanya kepada perawat tentang penyakitnya, komplikasi,
tanda maupun gejalanya.

D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
a. Penampilan : lemah dan terlihat sulit dalam bernafas
b. Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda Vital
TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit
S : 367 oC
RR : 32 x/menit
3. Tinggi Badan : 170 cm
Berat Badan : 63 kg
4. Kepala
a. Bentuk kepala : mesochepal, antara muka dan tengkorak simetris.
b. Rambut : warna hitam keputihan, lurus, persebaran merata,
bersih, tidak ada ketombe, tidak mudah rontok.
c. Mata : simetris, seklera tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis, pupil isokor, penglihatan baik, tanpa
menggunakan alat bantu penglihatan.
d. Hidung : bersih, septum simetris, tidak ada pembesaran polip,
tidak terjadi perdarahan, hidung terpasang nasal
kanul.
e. Telinga : bersih, tidak ada penumpukan serumen, fungsi
pendengaran baik, tidak menggunakan alat bantu
pendengaran.
f. Mulut : bersih, tidak ada stomatitis, tidak ada caries gigi,
mukosa bibir lembab, lidah bersih, tidak ada
perdarahan.
g. Leher : tidak terjadi pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
nyeri telan.
5. Dada
a. Paru-paru
I : simetris, ada tarikan intercosta, ekspirasi dan inspirasi cepat dan
dangkal.
Pa : retraksi traktil fremitus teraba sama
Pe : sonor
A : terdengar adanya wheezing
b. Jantung
I : dada simetris, ictus cordis tampak
Pa : ictus cordis teraba di intercosta 5
Pe : redup
A : S1 dan S2 reguler (lup-dup)
6. Abdomen
I : bersih, datar, tidak ada luka bekas insisi, dan tidak ada penonjolan
A : peristaltik usus 20 x/menit
Pa : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar
Pe : tympani
7. Genetalia
Bersih, tidak terpasang kateter.
8. Anus
Bersih, tidak terdapat hemorroid
9. Ekstermitas
a. Superior : lengkap, tidak ada oedem/cacat, tidak ada luka, rentang
gerak (+), pada tangan kiri terpasang infus D5% 20
tetes/menit, bersih.
b. Inferior : lengkap, tidak ada luka, oedem/cacat, rentang gerak (+),
bersih.
10. Kuku dan Kulit
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tidak ada lesi, warna dasar
kuku merah muda, sudut antara kuku dan dasar kuku ibu, dasar kuku
kokoh, sirkulasi dan pengisian kapiler baik, kapilary refill kurang dari 2
detik.
E. Data Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Laporan hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 06 Januari 2008
Parameter Hasil Satuan Normal Ket
HB 13,2 g/dl P.12-16/L:13-18
Leukosit 6.400 / 4.000-11.000
LED 35/50 /mm 0-20
Hitung jenis sel
- Eosinofil 0 % 1-3
- Basofil 0 % 0-1
- Batang 0 % 2-6
- Segmen 75 % 30-70
- Limfosit 22 % 20-40
- Monosit 4 % 2-8
Hematokrit 39 % 37-48
PP - g/dl 6,0-8,0
Trombosit 276 130-140
Eritrosit 4,14 4,5-55
MCV 93,5 Fl 80-100
MCH 31,9 Pg 27-32
MCHC 34,1 g/dl 32-36

Urinalisa Hasil Satuan Normal Ket


Warna Kuning - Kuning.md-kuning
Kekeruhan Jernih - Jernih
Leukosit Neg Sel/ul Neg
Nitrit Neg - Neg
Uroblinogen Neg - Normal
Protein Neg - Neg
PH 5,5 - 4,6-8,5
Blood/Eri Neg Sel/ul Neg
Keton Neg - 1,003-1,030
Bilirubin Neg - Neg
Glukosa Neg - Neg
SG/BJ 1.015 - Neg
SEDIMEN
- Epithel 1+ Sel/LPB 1+ (< 4)
- Leukosit 1+ Sel/LPB 1+ (< 4)
- Eritrosit 1+ Sel/LPB 1+ (< 4)
- Silinder Neg Sel/LPK Neg
- Kristal Neg Sel/LPK Neg
- Lain-lain Neg - -

2. Therapy
a. O2 2 liter/menit
b. Infus Dextrose 5% 20 tetes/menit
c. Syrup OBH 3 x 1 sendok makan
d. Syrup Dexanta 4 z 1 sendok makan
e. Methylprednisolon 3 x 1
f. Vilapon 3 x 1 tablet
g. Sopralan 2 x 1 tablet

F. Dokumentasi Keperawatan
Analisa Data
Nama klien : Tn. S No. Reg : 168345
Ruang : Sindoro Dx.Medis : Asma Bronkial
Hari/Tgl/ Kemungkinan Masalah
No Data Fokus Ttd
Jam Penyebab Keperawatan
1 Minggu DS : Bronkospasme Gangguan
06-01-08 Pasien mengatakan sesak nafas pertukaran
09.00 DO : gas
WIB a. Pasien tampak susah
bernafas
b. Terpasang O2 2 liter/emnit
c. Terdengar wheezing
d. Terlihat retraksi intercosta
e. Ekspirasi dan inspirasi cepat
dan dangkal
f. RR 32 x/menit
2 Minggu DS : Peningkatan Bersihan jalan
06-01-08 Pasien mengatakan batuk dan sekret nafas tidak
09.00 mengeluarkan sekret. efektif
WIB DO :
a. Pasien batuk disertai lendir
b. Pasien mengeluarkan sekret
berwarna putih.
3 Minggu DS : Intake Pemenuhan
06-01-08 Pasien mengatakan nafsu makanan kebutuhan
09.00 makan menurun. kurang nutrisi kurang
WIB DO : dari
a. Makan habis ½ porsi kebutuhan
b. Badan lemas tubuh.
c. BB turun 1 kg
BB sebelum sakit : 63 kg
BB selama sakit : 62 kg
d. Terpasang infus D5% 20 tpm
4 Minggu DS : Sesak nafas Gangguan
06-01-08 Pasien mengatakan susah tidur pola istirahat
09.00 karena sesak nafas tidur.
WIB DO :
a. Kantung mata membesar
b. Pasien tidur 4-5 jam/hari
c. Mata sayu, kemerahan
d. Wajah pucat

Daftar Masalah
Nama klien : Tn. S No. Reg : 168345
Ruang : Sindoro Dx.Medis : Asma Bronkial
Hari/Tgl Diagnosa Keperawatan Tgl. Tgl. Ttd
/Jam Ditemukan Teratasi
Minggu Gangguan pertukaran gas b/d bronkospasme 06-01-08
06-01-08 ditandai dengan :
09.00 a. Pasien tampak susah bernafas
WIB b. Terpasang O2 2 liter/menit
c. Terdengar bunyi ronchi
d. Terlihat retraksi interkosta
e. Ekspirasi dan inspirasi cepat dan dangkal
f. RR : 32 x/menit
Minggu Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d 06-01-08
06-01-08 peningkatan preduksi sekret ditandai dengan:
09.00 a. Batuk disertai pengeluaran sekret
WIB b. Pasien mengeluarkan sekret berwarna putih.
Minggu Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari 06-10-08
06-01-08 kebutuhan tubuh b/d intake makanan kurang
09.00 dan ditandai dengan :
WIB a. Makan habis ½ porsi
b. BB turun 1 kg
c. Pasien tampak lemas
d. Terpasang infus D5% 20 tpm
Minggu Gangguan pola istirahat tidur b/d sesak nafas 06-01-08
06-01-08 ditandai dengan :
09.00 a. Kantong mata membesar
WIB b. Mata sayu, kemerahan
c. Wajah pucat
d. Tidur 4-5 jam/hari

Rencana Tindakan Keperawatan


Nama klien : Tn. S No. Reg : 168345
Ruang : Sindoro Dx.Medis : Asma Bronkial
Hari/Tgl/ No
Tujuan Rencana Keperawatan Ttd
Jam DP
Minggu I Tidak terjadi gangguan a. Beri posisi yang nyaman
06-01-08 pertukaran gas setelah (semifowler)
10.00 dilakukan tindakan b. Monitor TTV (frek nafas)
WIB keperawatan selama 2x24 c. Anjarkan teknik nafas dalam
jam dengan KH : d. Monitor pemberian therapy O2
a. Pasien tidak sesak nafas e. Kolaborasi dengan tim medis
b.Tidak ada bunyi wheezing lain dalam pemberian obat
c. Tidak ada tarikan intercosta oral
d.Tidak terpasang O2
e. Ekspirasi dan ispirasi
reguler
f. RR kembali normal
24x/menit
Minggu II Bersihan jalan nafas efektif a. Ajarkan pasien teknik batuk
06-10-08 setelah dilakukan tidakan efektif
10.00 keperawatan selama 2x24 b. Auskultasi (monitor) bunyi
WIB jam dengan KH : nafas.
a. Pasien tidak batuk dan c. Dorong latihan nafas dalam
mengeluarkan sekret. d. Pantau irama dan kedalaman
b.Pengeluaran sekret (-) pernapasan
e. Anjurkan untuk banyak
minum air hangat.
Minggu III Kebutuhan nutrisi terpenuhi a. Beri makan sedikit tapi sering
06-01-08 setelah dilakukan tindakan b. Sajikan makanan selagi hangat
10.00 keperawatan selama 2x24 c. Beri informasi tentang
WIB jam dengan KH : pentingnya nutrisi bagi tubuh.
a. Makan habis 1 porsi d. Monitor input makanan
b.Badan tidak lemas e. Kolaborasi dengan tim gizi
c. BB kembali normal 65 kg dalam pemberian diit makan
Minggu IV Istirahat tidur terpenuhi a. Kaji kebiasaan tidur pasien
06-01-08 setelah dilakukan tindakan (kualitas tidur)
10.00 keperawatan dengan kriteria b. Ciptakan suasana tenang
WIB hasil : dengan membatasi pengunjung
a. Kantung mata tidak ada c. Ajarkan teknik relaksasi
b.Pasien tidur 7-8 jam/hari sebelum tidur
c. Mata tidak merah d. Kurangi kebisingan
d.Pasien tampak segar e. Kolaborasi dengan tim medis
lain dalam pemberian obat
tidur.

Prioritas Masalah
Nama klien : Tn. S No. Reg : 168345
Ruang : Sindoro Dx.Medis : Asma Bronkial
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan bronkospasme
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan
produksi sekret
3. Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan kurang
4. Gangguan pola istitahat tidur berhubungan dengan sesak nafas.

Catatan Keperawatan
Nama klien : Tn. S No. Reg : 168345
Ruang : Sindoro Dx.Medis : Asma Bronkial
Hari/Tgl/ No
Implementasi Respon Pasien Ttd
Jam DP
Minggu I - Mengatur posisi semifowler
06-01-08 - Mengukur suhu dan TD - S : 365 oC, T : 130/90 mmHg
11.00 - Menghitung nadi dan RR - N : 80x/menit, RR : 28x/menit
11.30 - Mengajarkan teknik nafas - Pasien mau menirukan
12.00 dalam
- Memonitor terapi O2 - O2 masuk 2 liter/menit
- Memberikan therapy obat - Obat mask tanpa reaksi alergi
oral
 Methylprednisolon 3 x 1
 Soprolan 2x1 tablet
 Vilapon 3x1 tablet
 Dexanta 4x1 sendok
makan
 OBH combi 3x1 sendok
makan
Minggu II - Mengajarkan batuk efektif - Pasien mau berlatih batuk
06-10-08 - Mengauskultasi bunyi nafas efektif
11.10 - Membantu latihan nafas - Pasien bernapas dengan
11.20 abdomen abdomen
11.25 - Memonitor frek pernapasan - Frekuensi cepat dan dangkal
- Menganjurkan minum - Pasien minum air hangat
hangat
Minggu III - Memberikan makan sedikit - Pasien mau makan
06-01-08 tapi sering
12.30 - Menyajikan makanan selagi - Pasien senang dengan
11.30 hangat makanan hangat
- Memberi informasi tentang - Pasien mendengarkan
pentingnya nutrisi bagi
tubuh
Minggu IV - Memberikan suasana aman - Pasien dapat beristirahat
06-01-08 dan nyaman
11.15 - Membatasi jumlah - Pasien sedikit tenang
pengunjung
- Mengajarkan untuk tarik - Pasien tampak lebih rileks
nafas dalam dan panjag
sebelum tidur
- Kaji kebiasaan, jumlah dan - Pasien seblum tidur berdo’a
kualitas tubuh

Catatan Perkembangan
Nama klien : Tn. S No. Reg : 168345
Ruang : Sindoro Dx.Medis : Asma Bronkial
Hari/Tgl/ No
Evaluasi Ttd
Jam DP
Senin I S : Pasien mengatakan masih sedikit sesak
07-01-08 O : - RR 26x/menit
13.45 - Terpasang O2 2 liter/menit
WIB - Tidak terdengar wheezing
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor frekuensi pernapasan
- Monitor pemberian O2
- Beri obat bronkodilator
Senin II S : Pasien mengatakan batuk masih mengeluarkan dahak sedikit
07-01-08 O : - Pasien masih batuk
13.45 - Pasien mengeluarkan dahak
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I : - Anjurkan minum hangat
- Auskultasi bunyi nafas
- Anjurkan batuk efektif
Senin III S : Pasien mengatakan nafsu makan sedikit meningkat
07-01-08 O : - Pasien makan habis 1 porsi
13.45 - Terpasang infus D5% 20 tpm
- BB : 62,2 kg
A : Masalah teratasi sebagian
P : - Lanjutkan intervensi
- Sajikan makanan selagi hangat
- Beri makanan sedikit tapi sering
Senin IV S : Pasien mengatakan tidak bisa tidur
07-01-08 O : - Pasien tampak mengantuk
13.45 - Wajah pucat
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I : - Ciptakan suasana yang tenang
- Batasi jumlah pengunjung
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8 Vol 2. EGC.
Jakarta.
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC : Jakarta.
Doenges, E Marilyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC :
Jakarta.
Mansjoer, Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III Jilid 2. Media
Aesculopius : Jakarta.
Soeparman. 1999. Ilmu Penyakit Dalam. Edisi III. FKUI : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai