Anda di halaman 1dari 10

Laporan

Geologi Teknik dan Tata Lingkungan

Oleh :
Nama : AGUS SUTOPO
NIM : 217 190 133

FAKULTAS TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH PARE – PARE
2018

0|Page
DAFTAR ISI

Cover .................................................................................................i
Daftar isi............................................................................................1
BAB I
I. Latar Belakang....................................................................2
II. Maksud dan Tujuan.............................................................2
III. Metode Penulisan................................................................2
BAB II
I. Isi.................................................................................3-6
BAB III
I. Kesimpulan....................................................................7
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1|Page
BAB I
Latar Belakang
Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggararung dengan luas 7.711 km2 yang secara
administratif terletak di provisi Jawa Barat dan Jawa Tengah berada dalam pengelolaan Balai
Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung. Salah satu Daerah Aliran Sungai (DAS) di
wilayah tersebut adalah DAS Cimanuk yang merupakan satu kesatuan aliran Sungai Cimanuk
dari 5 kabupaten yaitu Garut, Sumedang, Majalengka, Indramayu, dan Cirebon. Di dalam
tujuannya mengembangkan potensi sumber daya air wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung
maka disusun master plan yang mengidentifikasikan 13 potensi waduk di DAS Cimanuk,
diantaranya 3 waduk multipurpose yang menjadi prioritas utama: Waduk Jati Gede, Waduk
Cipasang, dan Waduk Kadumalik. Akan tetapi, hingga saat ini baru Waduk Jatigede yang
sedang dalam proses pembangunan. Salah satu DAS yang ada di wilayah sungai Cimanuk
Cisanggarung adalah DAS Cimanuk. DAS Cimanuk merupakan satu kesatuan aliran sungai
Cimanuk yang terdiri dari 5 kabupaten yakni Garut, Sumedang Majalengka, Indramayu dan
Cirebon. Sungai Cimanuk berhulu di kaki gunung Papandayan di kabupaten Garut pada
ketinggian +1200 diatas permukan laut (dpl), mengalir ke arah Timur Laut sepanjang180 km
dan bermuara di laut Jawa di kabupaten Indramayu.
Rencana pembangunan Bendungan Jatigede sudah dicanangkan pada perencanaan
pembangunan prioritas 4 (empat) Bendungan Besar Indonesia oleh Ir. Sutami pada era
pemerintahan Presiden Seokarno. Bendungan Jatigede menempati urutan ke 2 (dua) setelah
bendungan Wonogiri. Studi awal dan desain dilakukan sejak tahun 1968. Dari hasil studi-
studi yang telah dilakukan dikatakan bahwa kondisi geologi daerah sekitar tapak bendung
merupakan hal yang paling krusial, sehingga perlu dilakukan penanganan yang cermat dan
perlu rekayasa teknik yang cukup tinggi.

Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan diadakan fieldtrip ini adalah agar para mahasiswa-mahasiswi akan
mengetahui cara mengatasi kekeringan di musim kemarau serta bagaimana bentuk dari
sebuah bendungan dan mengetahui sejarah dari pembentukan bendungan serta fungsi dan
manfaat dari pembentukan bendungan Jatigede ini.

Metode Penulisan
Penulisan laporan ini berdasar pengamatan saat berkunjung di Waduk Jatigede serta
dari modul praktikum yang di berikan saat fieldtrip berlangsung.

2|Page
BAB II
ISI
Lokasi
Lokasi proyek pembangunan Waduk Jatigede merupakan bagian wilayah Sungai
Cimanuk-Cisanggarung mencakup daerah aliran Sungai Kab.Garut, Sumedang, Majalengka,
Cirebon, Indramayu, Kuningan serta Brebes Jawa Tengah. Rencana letak Dam proyek
Pembangunan Waduk Jatigede terletak di Kampung Jatigede Kulon Desa Cijeungjing
Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang. Adapun lahan yang di butuhkan seluas 4.891,13
ha yang meliputi 5 (lima) kecamatan atau 26 (dua puluh enam) desa.

Waduk
Muka Air (MA) banjir max : El. +262,0 m
MA Operasi max (FSL) : El. +260,0 m
MA Operasi min (MOL) : El. +230,0 m

Luas permukaan Waduk (El. 262 m) : 41,22

Volume gross (El. +260 m) : 980 x

Volume efektif (antara El.+221 dan El +260): 877 x

Bendungan
Tipe : Urungan batu, inti tegak
Elevasi mercu bendungan : El. +265,0 m
Panjang bendungan : 1.715 m
Lebar mercu bendungan : 12 m
Tinggi bendungan max : 110 m

Volume timbunan : 6,7 x

Spillway
Lokasi : Di tengah tubuh bendungan
Tipe : Gated spillway rith chute way
Crest : Lebar 50 m, El. +247,0 m

3|Page
Dimensi radial gates : 4 bh (W=15,5 m ; H=14,5 m)

Quotflow : 4.442

Intake Irigasi
Lokasi : Di bawah spillway
Irrigation Inlet Appron : El. +204,0 m di rubah menjadi + 221,0 m
Tipe : Reinforced concrete conduit
Dimensi Conduit : D= 4,5 m; L=400 m

Terowongan Pengelak
Lokasi : Under The Spillway
Inlet Level : El. +164,0 m
Tipe : Circular lined reinforced concrete

Debit Rencana (Q 100): 3200

Dimensi terowongan : D = 10 m ; L = 556 m

PLTA
Lokasi : Right abutment
Power Inlet Appron : El. +221,0 m
Headrace Tunnel : D = 4,5 m ; L=3.095 m

4|Page
Manfaat Bendungan
1. Untuk PLTA : Kapasitas terpasang 2 x 55 M, total terpasang 110
MW dengan produksi rata-rata 690 GWH/tahun
2. Untuk Irigasi : Mengaliri Daerah Irigasi seluas 90.000 Ha
3. Untuk Pengendali Banjir : Mengendalikan banjir di daerah seluas 14.000 Ha.
4. Tempat Pariwisata : Meningkatkan Pariwisatadi sekitarnya, Kabupaten
Sumedang, Kabupaten Subang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan
Kabupaten Cirebon.

Permasalahan yang Dihadapi Saat Ini


Pada kondisi sekarang permasalahan yang dihadapi pembangunan waduk Jatigede
adalah sebagai berikut :
a. Tingkat kerusakan daerah hulu yang besar. 31% Daerah hulu Jatigede dalam kondisi
kritis, hal ini akan berpengaruh terhadap tingginya tingkat erosi yang terjadi.
b. Tinggi sedimentasi akibat erosi yang terjadi di bagian hulu. Hal ini akan
menyebabkan fungsi waduk sebagai tampungan akan terganggu sehingga umur
rencana waduk tidak bisa tercapai.
c. Kondisi geologi daerah lokasi bendungan secara teknis kurang mendukung, karena
struktur geologi yang sangat kompleks yang mengakibatkan daerah tersebut menjadi
labil. Hal ini mengakibatkan dibeberapa daerah sekitar lokasi Bendung mempunyai
potensi longsor yang besar, sehingga perlu penanganan khusus dan rekayasa teknologi
yang cukup tinggi.
d. Faktor sosial berupa pembebasan lahan dan tumbuh menjamurnya rumah-
rumahhantu, yakni rumah yang dibangun tanpa penghuni. Problema ini menjadi
problema tersendiri karena masalah sosial ini cukup sulit diatasi dan perlu
penanganan serius agar dampak yang terjadi tidak menganggu baik pada saat
pelaksanaan maupun setelah selesai pembangunan Waduk Jatigede.

Solusi Terhadap Permasalahan yang Terjadi


Dalam mengatasi masalah yang ada perlu dilakukan upaya-upaya sebagai berikut :

5|Page
a. Perbaikan kondisi hulu DAS Cimanuk. Upaya yang bisa ditempuh adalah dengan
upaya konservasi secara vegetatif maupun struktur kesipilan. Dalam upaya
konservasi ada beberapa cara yang bisa ditempuh, antara lain :
 Kegiatan konservasi berupa penamaan kembali hutan yang gundul secara
intensif dan sinergis dengan koordinasi terpadu antar intansi : Departemen
Kehutanan, Departemen Pertanian, Departemen PU, Pemerintahan
propinsi Jawa Barat, dan Kabupaten terkait.
 Dilaksanakan kegiatan Gerakan Rehabilitasi Lahan Kritis (GRLK) dan
Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GRLH) di Jawa Barat.
 Pembangunan Arboretum mata air Cimanuk Legok Pulus di Desa
Sukakarya, Kecamatan Samarang Garut.
 Pembuatan Chek DAM untuk menangkap sedimen akibat erosi di bagian
hulu.
b. Mengatasi kondisi Geologi yang cukup kompleks perlu dilakukan :
 Informasi geologi teknik berupa identifikasi gerakan tanah, batuan yang
berpengaruh pada dasar tapak bendung, analisis tanah/ batuan dan lain
sebagainya.
 Diperlukan rekayasa teknik dengan menggunakan geotextile,
pemancangan, perbaikan pondasi dan upaya teknis sejenis untuk mengatasi
terjadinya pergerakan tanah di daerah labil.
c. Upaya pendekatan persuasive dan penerangan kepada masyarakat mengenai
pembebasan lahan. Sebaiknya juga melibatkan tokoh masyarakat dan
pemerintahan daerah setempat. Samapai tahun 2008 dari total lahan yang harus di
bebaskan seluas 4.931 Ha, masih tersisa 1.348 Ha dengan rincian lahan milik
rakyat 174 Ha dan lahan milik Negara (Kehutanan) 1.174 Ha. Rencana
pembangunan Bendungan Jatigede berada pada DAS Cimanuk dengan luas DAS
3.583 KM2 dan merupakan bendungan yang mempunyai banyak tujuannya (multi
purpouse Dam) dalam pemanfaatannya.

BAB III
6|Page
KESIMPULAN

Berdasarkan dari fieltrip yang dilakukan di dapatkan kesimpulan sebagai berikut :


1. Pembangunan waduk Jatigede merupakan suatu proyek yang dibangun untuk
mengatasi bencana kekeringan khususnya untuk pengairan sawah
2. Lokasi Waduk Jatigede merupakan bagian wilayah Sungai Cimanuk-
Cisanggarung mencakup daerah aliran Sungai Kab.Garut, Sumedang,
Majalengka, Cirebon, Indramayu, Kuningan serta Brebes Jawa Tengah
3. Pembangunan waduk Jatigede berguna untuk meminimalisir Kemungkinan
terjadinya longsor atau gerakan tanah akibat penggalian/ pembukaan lahan
konstruksi karena lokasi bendungan secara umum memiliki struktur geologi tektonik
yang intensif dan kompleks
4. Bendungan Jatigede merupakan bendungan terbesar ke 2 (dua) setelah
bendungan Wonogiri
5. Manfaat utama Bendungan Jatigede adalah untuk PLTA,Irigasi,Pengendali
Banjir

DAFTAR PUSTAKA

7|Page
 http://a-
research.upi.edu/operator/upload/s_geo_0700307_chapte
r1.pdf
 http://senyum-itu.blogspot.co.id/2013/11/laporan-studi-
lapangan-bendungan.html

Lampiran

8|Page
Gambar 1.
Bendungan Jatigede (tampak samping)

Gambar 2.
Bendungan jatigede (tampak depan)

9|Page

Anda mungkin juga menyukai