Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN AKHIR

PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR


PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013
PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KECAMATAN PADANGSIDIMPUAN
ANGKOLA JULU

BAB I
PENDAHULUAN

A. Umum
Pemlilihan Umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah (Pemilukada)
merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan demokrasi yang memiliki karakteristik
yang berbeda dibandingkan dengan bentuk pemilu lainnya baik Pemilu Anggota
Legislatif maupun Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini dapat dilihat dari tingkat
kompetisi dan kontestasi pasangan calon, besarnya konflik antar pendukung pasangan
calon, ketidak netralan dan parsialitas penyelenggara Pemilukada. Begitu juga dengan
tingginya potensi pelanggaran terutama menyangkut isu-isu spesifik, antara lain politik
uang, abuse of power, dan manipulasi dana kampanye. Secara umum pengawasan
Pemilu dilakukan oleh seluruh lapisan masyarakat, akan tetapi secara spesipik
dilakukan oleh Bawaslu, Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/ Kota, Panwaslu
Kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan.
Pengawas pemilu mempunyai tugas, wewenang serta kewajiban tersendiri
sebagaimana diatur dalam UU No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu mulai
dari pasal 73 sampai dengan pasal 84. Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) bersifat
tetap sedangkan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Provinsi, Panwaslu
Kabupaten/Kota, Panwaslu Kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan bersifat ad
hoc. Sifat ad hoc ini-lah salah satu yang mengakibatkan kurang epektifnya kinerja
pengawasan. Hal ini disebabkan karena proses rekrutmen memakan waktu yang tidak
singkat sehingga terkadang sudah berjalan beberapa tahapan baru selesai rekrutmen
anggota panwas. Seperti yang terjadi di Kota Padangsidimpuan, dimana anggota
Panwaslu kecamatan di kota ini selesai dibentuk pada bulan Januari tahun 2013,
dimana tahapan pemilukada sudah berjalan pada penetapan Daftar Pemilih Tetap
(DPT).
Penyelenggaraan pemilukada di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu
berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku meskipun ada
beberapa kendala yang dihadapi. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman terhadap
praturan perundang-undangan begitu juga dengan pengalaman para penyelenggara
pemilikada merupakan factor utama yang menjadi kendala dalam pesta demokrasi di
daerah ini. Begitu juga dengan sipat masyarakat yang kurang peduli terhadap
pentingnya pemilukada terhadap kemajuan dan kemakmuran suatu daerah sehingga
apabila mereka melihat atau mengetahui adanya suatu pelanggaran maka mereka akan
membiarkanya dan tidak melaporkannya kepada pengawas pemilu. Ketidak tahuan dan
ketidak ingin tahuan masyarakat terhadap proses penyelenggaran pemilukada juga
dapat mengakibatkan kurang epektifnya penyelenggaraan pemilu.
Hasil pemilukada di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu dimenangkan
oleh pasangan Nomor satu dengan perolehan suara sebanyak 1.725, kemudian
pasangan Nomor tiga dengan perolehan suara sebanyak 679. Pasangan Nomor lima
dengan perolehan suara sebanyak 398, selanjutnya pasangan Nomor dua dengan
perolehan suara sebanyak 253 dan disusul pasangan Nomor empat dengan hasil
perolehan suara sebanyak 110. Jumalah pemilih di Kecamatan Padangsidimpuan
Angkola Julu sebanyak 5.459 sementara yang menggunakan hak pilihnya 60,1 persen
yaitu sebanyak 3.280 pemilih. Yang tidak ikut memilih mencapai 39,9 persen atau
sebanyak 2.179 pemilih. Jumalah suara tidak sah mencapai 3,5 persen dari yang
menggunakan hak pilihnya, atau sebanyak 115 suara.
Dari hasil pemilukada di kecamatan ini dapat dinilai bahwa penyelenggaraan
pesta demokrasi ini masih kurang efektip. Tingginya angka golongan putih (golput) dan
suara tidak sah bukanlah semata-mata kesalahan penyelenggara pemilu karena
penyelenggara pemilukada telah menjalankan tugas dan kewajibannya sesuai dengan
aturan yang berlaku, akan tetapi disebabkan kurangnya keyakinan dan rasa simpatik
masyarakat terhadap Kepala Daerah dari beberapa priode sebelumnya.

B. Struktur Organisasi, Tugas dan Wewenang


1. Struktur organisasi
Bawaslu merupakan induk organisasi lembaga pengawas pemilu diseluruh
wilayah Negara Kesatuan Repobelik Indonesia. Peraturan Bawaslu nomor 30 tahun
2009 tentang susunan organisasi dan tata kerja Panitia Pengawas Pemilihan Umum
Provinsi, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupten/Kota, dan Panitia Pengawas
Pemilihan Umum Kecamatan merupakan panduan dan acuan dalam menyusun struktur
organisasi pengawas pemilu disetiap jenjang. Bawaslu telah menetapkan bentuk
organisasi Panwaslu Provinsi, Panwaslu Kabupaten/Kota, dan Panwaslu Kecamatan,
yang masing-masing terdiri atas:
a. Ketua merangkap anggota dan anggota;
b. Sekretariat;
c. Alat kelengkapan; dan
d. Pengawas Pemilu Lapangan.
Anggota Panwaslu Kecamatan terdiri dari tiga orang, dimana satu orang menjadi
ketua merangkap anggota dan dua orang anggota. Ketua diangkat berdasarkan hasil
rapat pleno anggota panwas tersebut. Sekretariat tediri dari Kepala Sekretariat,
Bendahara dan pegawai sekretariat. Sedangkan alat kelengkapan ini terdiri dari divisi-
divisi dan pokja. Anggota panwaslu tidak bisa bekerja dengan baik tanpa didukung oleh
sekretariat dan alat kelengkapan lainnya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, susunan organisasi Panwaslu Kecamatan
dapat dilihat dalam skema berikut:
2. Tugas, Wewenang dan Kewajiban Panwaslu Kecamatan
Tugas dan wewenang Panwaslu Kecamatan sesuai dengan pasal 81 UU Nomor
15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemlihan Umum adalah:
a. Mengawasi tahapan penyelenggaraan pemilu di wilayah kecamatan yang meliputi:
1. Pemutakhiran data pemilih berdsarkan data kependudukan dan penetapan daftar
pemilih sementara dan daftar pemilih tetap;
2. Pelaksanaan kampanye
3. Logistik pemilu dan pendistribusiannya;
4. Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara hasil pemilu;
5. Pergerakan surat suara dari TPS sampai ke PPK;
6. Proses rekapitulasi suara yang dilakukan PPK dari seluruh TPS; dan
7. Pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara ulang, pemilu lanjutan dan pemilu
susulan;
b. Menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap tahapan penyelenggaraan pemilu
yang dilakukan oleh penyelenggara pemilu sebagaimana dimaksud pada huruf a;
c. Menyampaikan temuan dan laporan kepada PPK untuk ditindaklanjuti;
d. Meneruskan temuan dan laporan yang bukan menjadi kewenangannya kepada instansi
yang berwenang;
e. Mengawasi pelaksaanaan sosialisasi penyelenggaraan pemilu;
f. Memeberikan rekomendasi kepada yang berwenang atas temuan dan laporan
mengenai tindakan yang mengandung unsur tindak pidana pemilu; dan
g. Melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
Sedangkan kewajiban Panwaslu Kecamatan sesuai dengan sesuai dengan pasal
80 UU Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemlihan Umum adalah sebagai
berikut:
a. Bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan wewenangnya;
b. Menyampaikan laporan kepada Panwaslu Kabupaten/Kota berkaitan dengan adanya
dugaan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilu
ditingkat kecamatan;
c. Menyampaikan laporan pengawasan atas tahapan penyelenggaraan pemilu diwilayah
kerjanya kepada Panwaslu Kabupaten/Kota;
d. Menyampaikan temuan dan laporan kepada Panwaslu Kabupaten/Kota berkaitan
dengan adanya dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh PPK yang mengakibatkan
tergangguna tahapan pemilu ditingkat kecamatan; dan
e. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Dalam menjalankan tugas, kewenangan dan kewajibannya, anggota panwaslu
Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu menjalin kerjasama dan komunikasi secara
kontiniu dengan berbagai lembaga, organisasi dan masyarakat Angkola Julu. Anggota
panwaslu juga secara rutin turun kelapangan untuk mengetahui perkembangan yang
terjadi seputar pelaksanaan Pemilukada.
C. Rekrutmen Anggota dan Penyiapan Sekretariat
1. Pengaturan rekrutmen
Bahwa yang mengatur Rekrutmen Panwaslu kecamatan adalah UndangUndang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah
terakhir kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008,Undang-Undang nomor
15 Tahun 2011 tentang penyelenggara Pemilihan Umum. Secara teknis rekrutmen
panwaslu kecamatan juga diatur dalam peraturan bawaslu nomor 10 Tahun 2012
tentang tata cara pengangkatan Anggota Panitia Pengawas Pemilihan Umum Provinsi,
Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas Pemilihan
Umum Kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan.

2. Rekrutmen Anggota
Bahwa Proses rekrutmen anggota Panwaslu Kecamatan sesuai dengan pasal 70
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, Panwaslu Kabupaten/Kota, Panwaslu
Kecamatan, Pengawas Pemilu Lapngan, dan Pengawas Pemilu Luar Negeri dibentuk
paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tahapan pertama penyelenggaraan pemilu dimulai
dan berakhir paling lambat 2 (dua) bulan setelah seluruh tahapan penyelenggaraan
pemilu selesai.
Dalam hal ini Panwaslu Kecamatan diseleksi dan ditetapkan oleh Panwaslu
Kabupeten/kota mulai dari tahapan kegiatan yang meliputi:
a. Pengumuman pendaftaran
b. Penerimaan pendaftaran dan berkas
c. Penelitian administrasi pendaftaran
d. Pengumuman hasil penelitian admistrasi
e. Menerima tanggapan dan masukan dari masyarakat
f. Seleksi tertulis
g. Pengumuman hasil ujian tertulis
h. Tes wawancara dan
i. Penetapan calon terpilih.
Setelah rangkaian kegiatan seleksi Panwaslu kecamatan dalam rangaka Pemilihan
Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 selesai,
Panwaslu Kota Padangsidimpuan melaksanakan pelantikan Panwaslu Kecamatan se-
Kota Padangsidimpuan dengan pengucapan Sumpah Janji sekaligus penerimaan SK
(surat keputusan) secara simbolis di Aula Regional MAN 2 Kota Padangsidimpuan pada
hari Sabtu, 5 Januari 2013. Pada hari yang sama, setelah selesai pelantikan seluruh
anggota Panwascam diberikan bimbingan tekhnis (bimtek) tentang penyelenggaraan
pemilukada, dan dilanjutkan dengan rapat pleno pertama untuk memilih ketua panwaslu
di kecamatan masing-masing.
Sejalan dengan uaraian diatas Panwaslu kecamatan merencanakan
rekrutmen/seleksi calon anggota Pengawas Pemilu lapangan dengan berkoordinasi
kepada Panwaslu Kota Padangsidimpuan, dengan memperhatikan peraturan Bawaslu
Nomor 10 Tahun 2012 tentang tata cara pengangkatan Anggota Panitia Pengawas
Pemilihan Umum Provinsi, Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia
Pengawas Pemilihan Umum Kecamatan dan Pengawas Pemilu Lapangan.
3. Penyiapan Sekretariat
Dalam menjalankan tugasnya, Panwaslu Kecamatan dibantu oleh Sekretariat, sebagai
mana diatur dalam pasal 107 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011, dimana untuk
mendukung tugas dan wewenang Panwaslu dibentuk sekretariat Panwaslu
Kecamatan.
Untuk menjamin terselenggaranya Pemilu sesuai dengan prinsip-prinsip pemilu dan
peraturan perundang-undangan, sesungguhnya sekretariat harus dapat difungsikan
untuk mengerjakan hal-hal yang bersifat teknis dalam pengawasan pemilu.
Pemberdayaan sekretariat secara optimal dalam melaksanakan kerja-kerja
pengawasan menjadi tantangan tersendiri bagi ketua/anggota panwaslu kecamatan.
Dalam rangka mengoptimalkan pendayagunaan SDM, pasal 13 Peraturan Bawaslu
Nomor 30 Tahun 2009 secara teknis telah diatur sesuai dengan kebutuhan Panwaslu
Kecamatan, pihak-pihak yang berperan dalam membantu penyiapan sekretariat
Panwaslu Kecamatan dalam hal ini tentunya panwaslu kecamatan berkoordinasi
dengan pemerintah ditingkat kecamatan dengan mengusulkan permohonan pegawai
sekretariat panwaslu kecamatan kepada Camat untuk mengirimkan nama-nama calon
pegawai sekretariat panwaslu kecamatan agar dapat di verifikasi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan ditetapkan melalui surat keputusan
Kepala Daerah dan keputusan Panwaslu Kecamatan.

D. Peningkatan Kapasitas
1. Up-Grading Panitia Pengawas Pemilu
Panwas dalam tugasnya harus mampu memebangun sebuah pondasi, prisai, atap yang
kokoh, kuat dan rapat terhadap kepemiluan. Apa-apa saja yang menjadi tugas dan
wewenang serta kewajiban dari Panwas terkait dengan kepemiluan. Menjalankan dan
mengamankan kepentingan-kepentingan yang ada untuk tujuan tegaknya demokrasi
yang telah di amanatkan oleh Undang-undang sesuai dengan visi misi serta asas-asas
pemilu, memahami aturan dan bekerja sesuai dengan aturan, lalu tegakkan kode etik,
dan melaksanakan tugas sesuai tupoksi yang ada (diskription). Berindak sesuai dengan
prosedur standar, membangun motivasi kerja dengan cara transparansi, profesionalitas
dan akuntabilitas.
Kegiatan yang pernah diikuti Panwaslu Kecamatan Padangsidimpuan Utara dalam
rangka meningkatkan kapasitas kerjanya antara lain:
a. Kegiatan Bimbingan Teknis Panwaslu Kecamatan se- Kota Padangsidimpuan dalam
rangka Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun
2013, yang mengadakan kegiatan tersebut adalah Panwaslu Kota Padangsidimpuan
pada hari sabtu 5 Januari 2013 di Aula Regional MAN 2 Kota Padangsidimpuan
b. Rapat-rapat koordinasi dalam rangka memantapkan pengawasan dan laporan hasil
pengawasan, kegiatan ini di pasilitasi oleh Panwaslu Kota Padamgsidimpuan yang
bertempat di sekretariat Panwaslu Kota Padangsidimpuan.
c. Rapat kerja pengawasan dan pembuatan laporan hasi pengawasan yang dilakukan olen
Panwaslu Provinsi Sumatera Utara di hotel Grand Antares Medan pada hari kamis s/d
Jum`at, 7-8 Februari 2013

2. Rapat kerja dan rapat koordinasi


Adapun rapat kerja dan rapat koordinasi yang pernah diselenggarakan Panwaslu
Kecamatan Padangsidimpuan Utara:
a. Rapat konsolidasi dalam menjalankan tugas pengawasan Pengawas Pemilu Lapangan
disekretariat Panwaslu Kecamatan Padangsidimpuan Utara
b. Rapat-rapat koordinasi pengawasan dan pembuatan laporan hasil pengawasan dengan
Pengawas Pemilu Lapangan di sekretariat Panwaslu Kecamatan Padangsidimpuan
Utara
c. Rapat koordinasi membangun pemahaman tentang pelaksanaan tahapan pemilu
Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara ditingkat Kecamatan dengan Panitia
Pemilihan Kecamatan (PPK) Padangsidimpuan Utara di sekretariat PPK
Padangsidimpuan Utara.

E. Kooordinasi, Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga


1. Hubungan dengan Komisi Pemilihan Umum
Dalam rangka mengoptimalkan Pengawasan Pemilu Kada, Pengawas Pemilu Kada
melakukan koordinasi dengan pemangku kepentingan (stac holder) yang memiliki
kewenangan dalam penyelenggaraan Pemilu Kada.
PanwasluKecamatanPadangsidimpuan Utara
tidakbisaberdirisendiritanpakerjasamadankoordinasidenganpihaklain,
baikdalamorganisasipanwaspadajenjang yang
berbedamaupundenganorganisasiataulembaga lain.
Bentukkerjasamatersebutharusberkaitandenganpeningkatanpengawasanpemilu.Adapu
nkerjasama yang sudahdilaksanakanolehPanwasluKecamatanPadangsidimpuan Utara
yaitusebagaiberikut:

No NamaLembaga BentukKerjasama
1. PPK Perbaikan DPT
2. Satpol PP Penertipanalatperagakampanye
3. KePolisian Penertipanalatperagakampanye
4. Camat NetralisasiKepalaDesa/ Lurahdalampilkada
5. KepalaDesa/ NetralisasiPerangkatDesa/ Lurahdalampilkada
Lurah
6. Tim pemenangan Penegakanhukumpemilu

F. Sosialisasi Pengawasan Pemilu


1. Program Sosialisasi dengan PPK
Dalam rangka pengawasan tahapan penyelanggaraan Pemilu Kada Gubernur dan
Wakil Gubernur Sumatera Utara Tahun 2013 di tingkat kecamatan, Panwaslu
Kecamatan Padangsidimpuan Utara melakukan sosialisasi kerjasama fokus
pengawasan terhadap setiap tahapan Pemilu dengan PPK Padangsidimpuan
Utaradengan tujuan agar dapat dipastikan bahwa penyelenggaraan tahapan pemilu
ditingkat kecamatan berjalan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan.Bentuk
kerjasama yang dilaksanakan dengan PPK antara lain penyebaran brosur tentang
praturan, bentuk pelanggaran dan sanksi terhadap pelanggaran pemilu.

G. Faslitas Pendanaan
1. Pengupayaan dan Penggunaan Fasilitas
Panwaslu kecamatan padangsidimpuan Utara mendapatkan fasilitas untuk melakukan
tugas dan kewenangannya dengan melakukan koordinasi dengan Panwaslu Kota
Padangsdimpuan, dimana agar dana hibah yang bersumber dari APBD Provinsi
Sumatera Utara dapat di upayakan dalam memenuhi kelengakapan fasilitas
kesekretariatan untuk menunjang pelaksanaanberbagai program kegiatan yang
berkenaandengantugas, wewenangdantanggungjawabpengawasan tahapan Pemilu
ditingakat kecamatan. Adapun fasilitas tersebut diantaranya:

No Jenis Fasilitas Jumlah Keterangan


1. Ruangan kantor Kontrak
2. Komputer Satu set Rental
3. Meja 3 Buah Rental
4. Kursi 6 buah Rental
5. Lemari 1 buah Rental
6. Plangmerk 1 buah Belanja langsung
7. Buku agenda 2 buah Belanja langsung
8. Fail surat 4 buah Belanja langsung
9. Papaninformasi 1 buah Belanja langsung

2. Pengupayaan dan Penggunaan Sumber Dana


Dari uraian pada poin satu diatas bahwa disamping kebutuhan kelengkapan
kesekretariatan Panwaslu kecamatan mendapatkan dana operasinal
pengawasan.Pengupayaan dana tersebut melalui usulan tertulis yang dibuat Panwaslu
provinsi kepada pemerintah Provinsi sumatera Utara dan direalisasikan kepada
Panwaslu Kabupaten/Kota sampai dengan keseluruh Kecamatan se- sumatera Utara,
adapun realisasi penggunaan mata anggaran Panwaslu Kecamatan Padangsidimpuan
Utara dapat dilihat pada tabel mata Anggaran dibawah ini:

BAB II
PENYELENGGARAAN PEMILU

A. Pengaturan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara


Bahwa pengaturan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tidak terlepas
dari aturan yang berlaku menurut Peraturan Perundang-unadangan sebagai bahan
rujukan untuk menyelenggaraan Pemilu. Yang mencakup pengaturan tersebut adalah
sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagamana telah diubah terakhir kali Undang-
undang Nomor 12 Tahun 2008tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelanggara Pemilihan Umum;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan
pengangkatan, dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala daerah;
4. Peraturan dan Keputusan KPU,KPUD; dan
5. Peraturan dan keputusan Bawaslu Republik Indonesia.

B. Tahapan dan Jadwal


KPU Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan tugas dan wewenangnya dapat
merencanakan program, anggaran, dan jadwal penyelanggaraan Pemilihan Umum
Gubernur dan Wakil Gubernur, menyusun dan menetapkan tata kerja KPU Provinsi,
KPU Kabupaten/Kota, PPK, PPS, dengan berpedoman kepada Peraturan perundang-
undangan, berkonsultasi dengan DPRD, Pemerintah untuk menetapkan Program
Tahapan, Jadwal penyelenggaraan Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur
Provinsi Sumatera Utara.

C. Pelaksanaan Pemilu
1. Penyusunan Daftar Pemilih
a. KPU Prov/Kab/Kota memberitahukan kepada Pemprov/Pemkab/Pemkot untuk
menyampaikan data kependudukan 6 (enam) Bulan sebelum pemungutan suara.
Dalam hal ini Pemerintah Provinsi Sumatera Utara menyerahkan data DP4 kepada
KPU Provinsi Sumatera Utara selama 10 hari, yaitu dar tanggal 14 s/d 23 september
2012.
b. Penyusunan daftar pemilih oleh KPU Prov/Kab/Kota sebanyak julah PPS dan RT/RW
untuk di umumkan pada tempat-tempat yang mudah di jangkau masyarakat,
penyusunan data tersebut dilaksanakan dari tanggal 24 september s/d 8 oktober 2012.
Data yang sudah disusun diserahkan kepada PPS melalui PPK pada tanggal 9 s/d 11
oktober 2012 dan hal inilah yang dijadikan sebagai DPS. DPS diumumkan selama 21
hari, yaitu sejak tanggal 12 s/d 30 November 2012.
c. PPS melakukan perbaikan DPS jika ada kekeliruan serta memasukkan pemilih yang
belum terdaftar dalam DPS ke dalam daftar pemilih tambahan. Perbaiakan DPS
dilaksanakan selama 3 hari sejak tanggal 01 s/d 03 Desember 2012. Kemudian hasil
perbaikan DPS diumumkan dari tanggal 04 s/d 06 Desember 2012. Dari hasil perbaikan
DPS inilah kemudian PPS menyusun draf DPT untuk disampaikan kepada KPU
Kab/Kota melalui PPK untuk dijadikan sebagai DPT. Proses penyusunan draf sampai
penetapan DPT berlangsung sejak tanggal 08 s/d 30 Desember 2012, kemudian
barulah diumumkan kepada masyarakat sejak ditetapkannya DPT.

2. Kampanye
Kampanye merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon dan atau
tim kampanye/ pelaksana kampanye/ petugas kampanye untuk menyakinkan para
pemilih dalam rangkan mendapatkan dukungan yang sebesar-besarnya, dengan
menawarkan visi, misi dan program pasangan calon secara lisan maupun tertulis
kepada masyarakat. Bentuk kampanye yang diselenggarakan oleh pasangan calon
atau tim kampanye, yaitu sebagai berikut:
 Pertemuan terbatas
 Tatap muka dan dialog
 Penyebaran melalui media cetak dan media elektronik
 Penyebaran melalui radio dan televisi
 Pemasangan alat peraga di tempat umum
 Rapat umum
 Debat publik/ debat terbuka antar calon, dan
 Kegiatan lain yang tidak melanggar peraturan perundang-undangan
Kampanye Pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun 2013
dilaksanakan selama 14 (emapt belas) hari, yang berahir 3 (tiga) hari sebelum
pemungutan suara, yaitu dari tanggal 18 Februari s/d 03 Maret 2013.

BAB III
PENGAWASAN PEMILU

A. Pengertian Pengawasan Pemilu


Pengawasan merupakan kegiatan pengawasan Pemilu adalah kegiatan mengamati,
mengkaji, memeriksa, dan menilai proses penyelenggaraan Pemilu sesuai peraturan
perundang-undangan.
Pengawasan Pemilukada bertujuanuntuk menegakkan integritas penyelenggara dan
menegakkan hasil pemilu yang berintegritas dan berkredibilitas untuk mewujudkan
pemilu yang demokratis, serta untuk memastikan terselenggaranya pemilukada secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, adil dan berkualitas sesuai dengan peraturan
perundang-undangan pemilukada secara menyeluruh. Strategi pengawasan
pemilukada dilaksanakan dengan menggunakan cara pencegahan terhadap potensi
pelanggaran dan penindakan terhadap dugaan pelanggaran.

B. Pengwasan Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara


1. Penyusunan Daftar Pemilih
Dalam pelaksanaan pemilu gubernur dan wakil gubernur sumatera utara tidak menutup
kemungkinan adanya terjadi pelanggaran dalam pelaksanaan tahapan tersebut. Untuk
itu panwalu harus menentukan potensi dan titik rawan terjadinya pelanggaran pemilu,
misalnya dalam tahapan penyusunan daftar pemilih. Adapun potensi pelanggaran
dalam tahapan ini antara lain:
a. Pemilih yang mempunyai hak pilih tapi tidak terdaftar
b. Pemilih yang berdomisi kurang dari 6 (enam) di daerah pemilihan sebelum disahkannya
DPS yang dibuktikan dengan KTP
c. Pemilih terdaftar lebih dari satu kali
d. Pemilih yang sudah meninggal dunia tetapi masih terdaftar dalam DPT
e. WNI yang masih dibawah umur terdaftar dalam DPT
Adapun masalah yang dihadapi panwaslu dalam mencegah terjadinya pelanggara yaitu
ketik pedulian masyarakat terhadap pemilu, ketidak jujuran masyarakat terhadap
identitas para pemilih dan kerjasama antra penyelenggara pemilu dengan pasangan
calon/ tim kampanye untuk menggelembungkan suara.
Panwaslu Kec. Padangsidimpuan Utara dalam melakukan pengawasan pemilukada,
menggunakan strategi pengawasan:
a. Pencegahan terhadap potensi pelanggaran dengan melakukan tindakan, langkah-
langkah, dan upaya optimal mencegah secara dini terhadap potensi pelanggaran
dan/atau indikasi awal pelanggaran
b. Penindakan terhadap dugaan pelanggaran dengan melakukan tindakan penangangan
secara cepat dan tepat terhadap temuan atau laporan dugaan pelanggaran pemilukada.
c. Mengupayakan secara optimal untuk mendapatkan salinan daftar pemilih dari KPUD
dan jajarannya
d. Melakukan pengawasan langsung secara cermat untuk memastikan bahwa
pengumuman DPS, perbaikan DPS, rekapitulasi DPT, dan penetapan DPT untuk
dilaksanakan sesuai aturan dan tepat waktu
e. Melakukan sosialisasi kepada pemangku kepentingan tentang peraturan perundang-
undangan pemillukada dan sanksi terhadap pelanggarannya
f. Mengajukan nota keberatan secara tertulis dan terbuka kepada KPU dan jajarannya,
apabila KPU dan jajarannya tidak menindaklanjuti teguran, peringatan, dan
rekomendasi panwaslu

2. Kampanye
Adapun potensi terjadinya pelanggaran dalam pelaksanaan kampanye yaitu kampanye
diluar jadwal yang sudah ditentukan oleh KPU, mengunakan fasilitas pemerintah,
melibatkan PNS dan anak-anak, menggunakan isu SARA, black camping, merusak dan
menghilangkan alat praga pasangan lain dan dana kampanye yang tidak jelas.
Panwaslu Kec. Padangsidimpuan Utara dalam melakukan pencegahan pelanggaran
terhadap pelaksanaan kampenye dengan mengambil tindakan:
a. Mengirim surat kepada pasangan calon/ tim kampanye untuk mematuhi jadawal
kampanye dan larangan kampanye
b. Mengingatkan peserta pemilu (melalui surat dan media lainnya) tentang ketentuan
kampanye serta sanksi terhadap ketentuan tersebut
c. Mengikuti dan mendampingi setiap pertemuan atau kampanye yang dilakukan oleh
pasangaan calon/ tim kampanye
d. Merekomendasikan kepada PPK terkait dengan pelanggaran administrasi dan/ atau
tindak lanjut ke penyidik terkait dugaan planggaran pidana kampanye
e. Membangun dukungan dan partisipasi kepada masyarakat untuk turut mengawasi
proses pelaksanaan kampanye

BAB IV
PELANGGARAN PEMILU DAN PENANGANANNYA
A. Pengertian Pelanggaran Pemilu
1. Pelanggaran Administrasi Pemilu
Pelanggaran administrasi pemilu adalah pelanggaran terhadap ketentuan undang-
undang nomor 32 tahun 2004 jo. Undang-undang nomor 12 tahun 2008 yang bukan
merupakan ketentuan pidana pemilu dan terhadap ketentuan lain yang diatur dalam
ketentuan KPU terkait penyelenggara pemilu kada. Yang terkait dalam pelangggaran
administrasi pemilu adalah penyelenggara pemilu, pasangan calon dan tim kampanye.

2. Pelanggaran Pidana Pemilu


Pelanggaran pidana pemilu adalah pelanggaran terhadap ketentuan pidana pemilu
kepala daerah dan wakil kepala daerah yang diatur dalam undang-undang nomor 32
tahun 2004 jo. Undang-undang nomor 12 tahun 2008 yang penyelesaiannya
dilaksanakan melalui pengadilan dalam lingkungan peradilan umum. Ketentuan pidana
pemilu kada terdapat dalam Pasal 115 UU Nomor 12 tahun 2008 dan pasal 116, pasal
117, pasal 118 dan pasal 119 UU nomor 32 tahun 2004. Yang terkait dalam
pelanggaran pidana pemilukada yaitu setiap orang, pasangan calon, tim kampanye dan
penyelenggara pemilukada.
3. Pelanggaran Kode Etik Pemilu
Pelanggaran kode etik pemilu adalah pelanggaran yang dilakukan oleh penyelenggara
pemilu terhadap prinsip-prinsip moral dan etika penyelenggara pemilu yang
berpedoman kepada sumpah/janji yang diucapkan sebelum menjalankan tugas sebagai
penyelenggara pemilu dan asas penyelenggara pemilu. Yang terkait dalam
pelanggaran kode etik pemilu adalah penyelenggara pemilukada baik staf sekretariat
dari KPU beserta seluruh jajarannya maupun Bawaslu beserta seluruh jajarannya.
Akibat daripada pelanggaran atas kode etik penyelenggara pemilu DKPP dapat
menjatuhi saksi dan rehabilitasi. Yang dimaksud sanksi dapat berupa teguran tertulis,
pemberhentian sementra dan pemberhentian tetap.

4. Sengketa Pemilu
Selain tiga jenis pelanggaran pemilukada di atas, dalam penegakan hukum pemilukada
juga dikenal istilah sengketa pemilu kada yang penyelesaiannya menjadi kewenangan
panwaslukada. Kewenangan panwaslu untuk penyelesaian sengketa pemilukada
merupakan kewenangan sisa atau kewenangan residu yang diperoleh melalui pasal 66
ayat (4) huruf c UU nomor 32 tahun 2004 jo. Pasal 111 ayat (4) dan pasal 112 PP
nomor 6 tahun 2005. Sengketa pemilukada adalah perselisihan antara dua pihak atau
lebih yang terjadi dalam penyelenggaraan pemilukada. Penyelesaian sengketa
pemilukada adalah proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak
dengan dibantu oleh panwaslu.

B. Pelanggaran Administrasi dan Penanganannya


Panwaslu Kec. Padangsidimpuan Utara melakukan penanganan pelanggaran
admnistrasi dengan membuat langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menerima laporan atau temuan tentang pelanggaran administrasi melalui petugas
penerima laporan/ temuan di bawah divisi penanganan pelanggaran
2. Memeriksa dan meneliti laporan/ temuan apakah memenuhi persyaratan formal dan
material dan/ataupun tidak memenuhi persaratan formal atau material yang dituangkan
dalalm formulir penerimaan laporan formulir model A-1KWK dan formulir model A-
2KWK diberikan kepada pelapor sebagai tanda bukti tanda terima laporan/ temuan
3. Diteruskan kepada pengawas pemilu untuk dilakukan pengkajian. Panwaslukada
mengkaji setiap laporan yang diterima dan memutuskan untuk menindaklanjuti paling
lama 7 (tuju) hari setelah laporan diterima
4. Dalam hal panwaslukada memerlukan keterangan tambahan dari pelapor untuk
melengkapi laporan, keputusan dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari setelah
laporan diterima
5. Pengawas pemilu mengkaji pelanggaran pemilukada menggunakan acuan formilir
medel A-1KWK dalam peraturan Bawaslu Nomor 2 tahun 2012
6. Dalam hal proses pengkajian laporan pelanggaran, panwaslu dapat meminta kehadiran
pelapor, terlapor, saksi dan/ atau ahli untuk didengar keterangan dan/ atau
klarifikasinya di bawah sumpah
7. Meneruskan laporan pelanggaran administrasi kepada PPK
8. Mengumumkan status laporan, dalam hal ini keputusan panwaslu dalam penanganan
laporan pelanggaran diputuskan dalam rapat pleno. Dan keputusan panwaslu atas
penanganan laporan pelanggaran disampaikan kepada pelapor dan di umumkan di
sekretariat panwaslu.
Jenis pelanggaran administrasi yang sering terjadi di wilayah kerja Panwaslu
kecamatan Padangsidimpuan Utara pada tahapan penyusunan daftar pemilih dan
kampanye yaitu kesalahan penulisan nama dalam daftar pemilih, tidak mengumumkan
daftar pemilih di tempat yang strategis untuk dijangkau masyarakat,pejabat yang belum
mengajukan cuti kampanye ikut berkampanye dan penempatan alat praga kampanye di
tempat yang dialarang oleh peraturan serta pelibatan anak di bawah umur dalam
kampanye.

C. Pelanggaran Pidana Pemilu dan Penanganannya


Panwaslu Kec. Padangsidimpuan Utara melakukan penanganan pelanggaran pidana
pemilu dengan membuat langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menerima laporan atau temuan tentang pelanggaran pidana pemilu melalui petugas
penerima laporan/ temuan di bawah divisi penanganan pelanggaran
2. Memeriksa dan meneliti laporan/ temuan apakah memenuhi persyaratan formal dan
material dan/ataupun tidak memenuhi persaratan formal atau material yang dituangkan
dalam formulir penerimaan laporan formulir model A-1KWK dan formulir model A-2KWK
diberikan kepada pelapor sebagai tanda bukti tanda terima laporan/ temuan
3. Diteruskan kepada pengawas pemilu untuk dilakukan pengkajian. Panwaslukada
mengkaji setiap laporan yang diterima dan memutuskan untuk menindaklanjuti paling
lama 7 (tuju) hari setelah laporan diterima
4. Dalam hal panwaslukada memerlukan keterangan tambahan dari pelapor untuk
melengkapi laporan, keputusan dilakukan paling lama 14 (empat belas) hari setelah
laporan diterima
5. Pengawas pemilu mengkaji pelanggaran pidana pemilukada menggunakan acuan
formilir medel A-1KWK dalam peraturan Bawaslu Nomor 2 tahun 2012
6. Dalam hal proses pengkajian laporan pelanggaran, panwaslu dapat meminta kehadiran
pelapor, terlapor, saksi dan/ atau ahli untuk didengar keterangan dan/ atau
klarifikasinya di bawah sumpah
7. Meneruskan laporan pelanggaran administrasi kepada instansi kepolisian
8. Mengumumkan status laporan, dalam hal ini keputusan panwaslu dalam penanganan
laporan pelanggaran diputuskan dalam rapat pleno. Dan keputusan panwaslu atas
penanganan laporan pelanggaran disampaikan kepada pelapor dan di umumkan di
sekretariat panwaslu.
Jenis pelanggaran pidana pemilukada yang sering terjadi di wilayah kerja Panwaslu
kecamatan Padangsidimpuan Utara pada tahapan penyusunan daftar pemilih dan
kampanye yaitu memalsukan identitas pemilih dengan tujuan untuk menguntungkan
salah satu pasangan calon dan melakukan kampanye di luar jadwal yang sudah di
tentukan.

Untuk lebih jelasnya bagaimana mekanisme atau langkah-langkah untuk


menyelesaikan temuan/ laporan pelanggaran dapat dilihat bagan di bawah ini:

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Bahwapenyelenggaraanpemilihanumum yang
berkualitasdiperlukansebagaisaranauntukmewujudkankedaulatanrakyatdalampemerinta
han Negara yang demokratisberdasarkanPancasiladanUndang-UndangDasar Negara
Republik Indonesia Tahun1945.
2. PemilihanGubernur, Bupati, danWali Kota secarademokratisdalam Negara Republik
Indonesia berdasarkanPancasiladanUndang-UndangDasar Negara Republik Indonesia
Tahun1945.
3. Salah satu faktor penting bagi keberhasilan penyelenggaraan pemilu terletak pada
kesiapan dan profesionalitas penyelenggara itu sendiri, yaitu Komisi Pemilihan Umum,
Badan Pengawas Pemilu, dan Dewan Kohormatan Penyelenggara Pemilu sebagai satu
kesatuan fungsi penyelenggaraan pemilu. Ketiga institusi ini telah diamanatkan oleh
undang-undang untuk menyelenggarakan pemilu menurut fungsi, tugas dan
kewenangannya masing-masing.
4. Bahwapenyelenggaraanpemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara tahun
2013 berjalan sesuai dengan jadwal tahapan yang telah ditetapkan oleh KPU Prov.
Sumatera Utara.
5. Angkat tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan Umum Gubernur dan Wakil
Gubernur Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 jauh menurun dari pemilu-pemilu
sebelumya mencapai diatas 50%.

B. Rekomendasi Umum
1. Sistem Pemilihan Umum
a. Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatre Utara tetap dipilih secara
langsung demokratis oleh masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
b. Kepala daerah yang ingin mencalonkan lagi untuk pride berikutnya harus
mengundurkan diri dari jabatannya, hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas dan
epektifitas roda pemerintahan di tingkat daerah, serta untuk menjaga penyalahgunaan
wewenang dalam proses pemilihan kepala Daerah.
c. Setiap kepala daerah tidak boleh mengambil cuti untuk mengikuti kampanye calon
kepala daerah baik diwilahnya maupun di wilayah lain demi menjaga netralitas PNS dan
Pegawai BUMN/BUMD sebagimana larangan yang berlaku kepada kepala Desa
d. Sosialisasi tentang Pemilu Gubernur dan wakil Gubernur Sumatera Utara perlu
ditingkatkan mengingat masyarakat sangat apatis tehadap kepeminpinan kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terhadap penyelenggaraan pemerintahan.
e. Keberadaan Desk pilkada dalam pemilihan umum Gubernur dan Wakil Gubernur
Sumatera Utara perlu di evaluasi kembali.

2. Penyelenggaraan
a. Rekrutmen penyelenggara pemilukada antara KPU dengan Panwanlu sesuai dengan
tingkatannya harus bersamaan, karena ketidak bersamaan pembentukan
penyelenggara pemilu sesuai dengan tingkatannya mengakibatkan hasil
penyelenggaraan pemilu kurang optimal.
b. Realisasi anggaran untuk penyelenggara pemilu harus tepat waktu sesuai dengan
tahapan yang sudah ditentukan.
c. Sosialaisasi peraturan perundang-undangan tentang kepemiluan perlu ditingkatkan agar
tercapainya Pemilu yang berkualitas akuntabilitas.

3. Kepengawasan
a. Kegiatansosialisasi teknispengawasanPemiludanperaturanterkaitdengankepemiluan
harus ditingkatkan, baik secara kualitas maupun kuantitas
b. KegiatanpembinaandariKomisionerPanwasludankesekretaritanPanwaslu Kota
padangsidimpuanterhadapPanwasludankesekretariatanPanwasluKecamatanperluditing
katkan
c. TerhadappanwasludankesekretariatanPanwasluKecamatanPadangsidimpuan Utara
Perlumengefektipkansumberdayamanusia (SDM) yang ada agar
terciptaoptimalisasikerjafungsitugasdanpoksimasing-masingpersonil.
d. Untukmendukungtugaspengawasanperlupenyalurandana yang tepatwaktu.

Tentunya kami menyadaribahwalaporaninimasihbanyakkelemahandankekurangannya,


meskipun demikian kami terusberbuat, introspeksidiridanmengharapkan bimbingan dan
binaan agar lebihmaksimal kedepan. Pembuatan laporan ini merupakan bagian
daritugaspenyelenggarapemilu yang diamanah olehkonstitusi.Mudah-mudahantugas
danamanahinibisa kami embansesuaidenganperaturanperundang-undangan demi
terwujudnya pemilihan umum yang bersih, jujur dan adil.
Demikianlaporaninidibuatdandisampaikan, atasperhatiandankerjasama yang
baikdiucapaknterimakasih.
Padangsidimpuan,Juni 2013

Anda mungkin juga menyukai