Tugas
Kemampuan berbahasa peserta didik dapat dinilai dari aspek yaitu kompetensi aktif reseptif dan
kompetensi aktif produktif. Kompetensi aktif reseptif lebih ditujukan untuk mengungkap
pemahaman wacana lisan maupun tulisan, sedangkan kompetensi aktif produktif adalah
kemampuan peserta didik untuk menghasilkan bahasa untuk disampaikan kepada pihak lain
secara lisan (berbicara) maupun tertulis (menulis). Kedua kompetensi ini menuntut dilaksanakan
penilaian unjuk kerja bahasa atau praktik mepergunakan bahasa. Khusus untuk kompetensi aktif
produktif yaitu kompetensi berbicara dan menulis sangat tepat dinilai menggunakan penilaian
otentik.
Tugas
1. Identifikasi tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan kompetensi berbicara.
2. Identifikasi tugas-tugas belajar yangb berkaitan dengan kompetensi menulis.
3. Rancangkan program pembelajaran yang menggunakan penilaian otentik untuk menilai
kompetensi berbicara.
4. Rancangkan program pembelajaran yang menggunakan penilaian otentik untuk menilai
kompetensi menulis.
Jawab :
Tes kemampuan menulis bentuk objektif yang mampu menuntut siswa untuk
mempertimbangkan unsur bahasa dan gagasan adalah tugas menyusun alinea
berdasarkan kalimat-kalimat (biasanya empat buah)yang disediakan. Tugas tersebut
menuntut siswa untuk menyusun gagasan secara tepat, menentukan kalimat yang
berisi gagasan pokok dan pikiran-pikiran penjelas, dan menemukan urutan kalimat
secara logis.
Bentuk-bentuk suara yang dapat disajikan rangsang tugas menulis bisa berupa suara
langsung maupun suara tidak langsung (melalui media tertentu).
Suara tak langsung adalah bentuk bahasa yang dihasilkan dalam komunikasi konkret
sepert percakapan, diskusi, ceramah, dll. Tugas yang diberikan kepada siswa adalah
menulis berdasarkan masalah yang dibicarakan dalam percakapan, diskusi, ceramah
yang diikutinya.
Bentuk suara tidak langsung adalah bentuk bahasa yang tidak lagsung didengar dari
orang yang menghasilkannya. Misalnya berupa program rekaman atau radio seperti
percakapan, ceramah, pembacaan buku, drama ataupun acara siaran tertentu di aradio.
Tugas yang diberikan adalah menulis berdasarkan pesan atau informasi yang
didengarnya melalui sarana rekaman atau radio. Tugas rangsang ini bersifat tumpang
tindih dengan tugas mendengarkan.
d. Menulis dengan Rangsang Buku
Buku sebagai bahan atau rangsang untuk tugas menulis sudah lazim dan banyak
dilakukan di sekolah dan perguruan tinggi. Pada tingkat yang sekolah yang ledih
rendah (dasar,menengah petama ,dan atas) untuk melatih siswa secara produktif
menghasilkan bahasa. Hal ini disebabkan isi karangan telah secara pasti ditetapkan di
buku, sehingga tugas menulis itu sebenarnya berupa latihan membahasaan sendiri
gagasan yang telah ditemukan. Pada tingkat sekolah yang lebih tinggi, tidak lagi
sebagai latihan tetapi tugas menulis berupa laporan, misalnya laporan telah membaca
buku, seperti rangkuman.
Buku yang dijadikan perangsang tugas menulis dapat dibedakan dua macam yaitu
buku fiksi dan nonfiksi. Tugas menulis buku fiksi (cerita: cerpen, novel, roman) inilah
yang lebih banyak dilakukan untuk melatih kemampuan menulis siswa.
e. Menulis Laporan
Dalam kaitannya dengan pengajaran bahasa, menulis laporan pun dapat dimanfaatkan
untuk melatih siswa dan mengungkap kemampuan menulis siswa. Ada banyak hal
bisa dijadikan bahan penulisan laporan, misalnya laporan kegiatan perjalanan,
darmawisata, laporan penelitian, laporan mengikuti pelajaran tertentu seperti seminar,
dsb.
Penyusunan yang paling sering ditugaskan kepada siswa adalah laporan peninjauan
ke objek-objek tertentu atau darmawiasata. Sebaiknya gur memberitahukan terlebih
dahulu dan menjelaskan hal-hal apa saja yang harus dilakukan.
3. Program pembelajaran yang menggunakan penilaian otentik untuk menilai
kompetensi berbicara
mengerjakannya. Menit
4. Siswa diberi tugas untuk melakukan observasi tentang kegiatan instalasi cms.
5. Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan pada siswa untuk
mempelajari materi berikutnya.
6. Guru miminta salah satu siswa untuk memimpin doa penutup.