Disusun Oleh :
SITI AISYAH
NIM. 20146320189
Disusun Oleh :
SITI AISYAH
NIM. 20146320189
i
HALAMAN PERSETUJUAN
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN GOUT ATHRITIS
DI RUANG MELATI RS. TINGKAT IV SINGKAWANG
TAHUN 2018
Diusulkan Oleh:
SITI AISYAH
NIM. 20146320189
Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp, M.Kes Leonatus Limson, S.Kep, M.Kes
NIP. 19770329 200501 1 001 NIDN. 4024098801
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
SITI AISYAH
NIM. 20146320189
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan limpahan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Tn. R dnegan Gout Artritis di Ruang
Melati Rumah Sakit Tingkat IV Singkawang”.
Penulis juga mengucapkan bayak terima kasih kepada dosen pemimbing
akademik Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp, M.Kes dan Leonatus Limson,
S.Kep, M.Kes serta pemimbing lapangan Ns. Purwa Adiyani, S.Kep. yang sudah
membantu sehingga makalah ini dapat di selesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun semaksimal mungkin. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun pernapasan materi.
Oleh karena itu, diharapkan pembaca memberikan kritik dan saran untuk
lebih menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat
dan dapat memperluas wawasan pembaca sesui dengan harapan.
Siti Aisyah
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Artritis gout merupakan penyakit peradangan sendi yang
disebabkan asam urat berlebih dalam darah (Price and Wilson, 2006).
Peradangan sendi pada artritis gout akan menimbulkan serangan nyeri
yang hebat pada persendian, bahkan dapat menyebabkan pasien
mengalami kesulitan berjalan (Tehupeiory, et al., 2006). Serangan gout
yang berulang atau kekambuhan serangan akan menimbulkan
ketidaknyamanan dan kesulitan beraktivitas bagi pasien yang
menunjukkan penurunan kualitas hidup (Roddy, et al., 2007).
Hingga saat ini gout menjadi salah satu penyakit artikular yang
umum ditemukan di masyarakat dengan insidensi dan prevalensi yang
semakin meningkat pada dekade terakhir (Choi, et al., 2004a dan Roddy
and Doherty, 2010). Insidensi gout lebih tinggi pada laki-laki
dibandingkan pada wanita dan meningkat seiring pertambahan usia
(Roddy dan Doherty, 2010 dan Smith, et al., 2010). Prevalensi gout yang
ditemukan pada laki-laki 4 kali lebih besar dibandingkan wanita, pada usia
dibawah 65 tahun (Wallace, et al., 2004). Secara keseluruhan, prevalensi
gout bervariasi antara 0.03% – 15.2% dengan persentase kejadian pada
laki-laki mencapai 1 – 2% (Smith, et al., 2010).
Melihat kompleksnya masalah yang timbul dari penderita gout
atritis ini membutuhkan peran keperawatan dalam penanggulangan gout
atritis di rumah sakit. Hal ini ditinjau dengan aspek promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif, terhadap masalah atau resiko pasien gout atritis di
rumah sakit sepertipengetahuan diet rendah purin, kosumsi alcohol dan
makanan fermentasi lainya serta menangani pembengkakkan dan rasa
nyeri pada sendi, mulai dari peningkatan promosi kesehatan,
pencegahan,pengobatan, dan pemulihan derajat kesehatan pasien. Perawta
diharapkan dapat mensosialisasikan pencegahan terhadap gout atritis
dengan cara mengadakan penyuluhan serta intervensi keperawtan lainnya
1
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari gout atritis ?
2. Bagaimana etiologi gout atritis ?
3. Bagaiman patofisiologi dari gout atritis ?
4. Bagaimana manifestasi klinis Gout atritis ?
5. Apa saja komplikasi dari gout atritis?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk gout atritis ?
7. Bagaimana penatlaksanaan dari gout atritis ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari got atritis
2. Mengetahui etiologi gout atritis
3. Mengetahui patofisiologi dari gout atritis
4. Mengetahui manifestasi klinis Gout atritis
5. Mengetahui komplikasi dari gout atritis
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk gout atritis
7. Mengetahui penatlaksanaan dari gout atritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Gout Artritis adalah Suatu sindrom yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut yang banyak pada pria daripada wanita
(Helmi, 2011).
Gout merupakan terjadinya penumpukan asam urat dalam tubuh
dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout merupakan kelompok
keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada
metabolisme purin (hiperurisemia) (Brunner dan Suddarth, 2012).
Suatu penyakit metabolik yang merupakan salah satu jenis
penyakit reumatik dimana pembentukan asam urat tubuh yang
berlebihan / penurunan ekskresi asam urat (Arif, 2010).
2. Etiologi
Arthritis Gout disebabkan karena tingginya kadar asam urat dalam
darah (hiperurisemia). Penyebab hiperurisemia antara lain:
a. Adanya gangguan metabolisme purin bawaan
b. Kelainan pembawa sifat atau gen
c. Kelebihan mengkomsumsi makan berkadar purin tinggi seperti:
daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, bucis.
d. Penyakit seperti: leukemia (kanker sel darah putih), kemoterapi,
radioterapi
e. Konsumsi minumam beralkohol
f. Pengaruh obat-obatan terhadap kadar asam urat dengan efek yang
ditimbulkanya dapat menghambat ekskresi asam urat dalam ginjal
(seperti : aspirin, diuretik)Penimbunan kristal asam urat dalam
sendi
g. Kegemukan
3
4
Pathway
5. Komplikasi
a. Nodulus reumatoid ekstrasinovialdapat terbentuk pada katup
jantung atau pada paru, mata, atau limpa. Fungsi pernapasan dan
jantung dapat terganggu. Glukoma dapat terjadi ketika nodulus
yang menyumbat aliran keluar cairan okuler terbentuk pada mata.
b. Vasulitis (inflamasi sistem vaskuler) dapat menyebabkan
trombosist dan infark.
c. Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-
hari, depresi dan stres keluarga dapat bergabung eksaserbasi
penyakit.
d. Merusak tulang akibat tofi (timbunan asam urat pada jaringan
lunak)
e. Kelumpuhan sendi
f. Terbentuk batu urat di ginjal
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6
mg % normalnya pada pria 7 mg% dan pada wanita 6 mg%.
b. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan
diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental
sekali.
c. Pemeriksaan darah lengkap
d. Pemeriksaan ureum dan kratinin
- kadar ureum darah normal : 5-20 ,mg/dl
- kadar kreatinin darah normal :0,5-1 mg/dl
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan non medik .
1) Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan
sarden, daging kambing) serta banyak minum.
8
2) Tirah baring.
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam
setelah serangan menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu
cepat bergerak.
b. Penatalaksanaan medik
- Kolkisin →suatu agen anti radang yg biasanya dipakai utk
mengobati serangan gout akut&mencegah serangan gout akut
kemudian hari. Diberikan dg dosis 0,5 mg/jam.
- Fenilbutazon →suatu agen anti radang yg digunakan utk
mengobati artritis gout.
- Allopurinol →untuk mengurangi pembentukan asam urat.
Dengan dosis 100-400 mg/hari.
- Probenesid &sulfinpirazin →suatu agen yang dpt
menghambat proses reabsorpsi asam urat oleh tubulus
ginjal&meningkatkan ekskresi asam urat.
- Analgesik →bila nyeri bertambah berat.
c. Pemeriksaan fisik
1) TTV
2) Keadaan umum/kesadaran
3) Pemeriksaan integument, rambut dan kuku
4) Pemeriksaan wajah, kepala, dan leher
5) Pemeriksana thorax paru
6) Jantung
7) Abdomen
8) Genetalia
9) Ekstramitas
d. Pola aktivitas
e. Psikososial dan spiritual
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agens cidera biologis (pembengkakan sendi)
b. Ketidakefektifan termoregulasi b.d peradangan sendi
c. Hambatan berjalan b.d gangguan muskuloskeletal (kaku sendi dan
rentang sendi terbatas)
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agens cidera biologis (pembengkakan sendi)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil :
- nyeri berkurang s : 1-3
- bengkak berkurang
- meringis (-)
Intervensi
1) kaji nyeri secara komprehensif
R/: mengetahui karakteristik nyeri
2) tinggikan kaki untuk mengurangi bengkak
R/: Melancarkan peredaran darah
10
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama : pasien datang dengan keluhan nyeri di kaki
kirinya, dan bengkak di daerah sendi dan jempol kaki kiri
b. Keluhan saat dikaji : pasien mengatakan nyeri dipersendian kaki
kiri, pasien mengatakan bengkak di pergelangan kaki dan jempol
kaki, pasien mengatakan sulit untuk menggerakkan jari dan
pergelalangan kaki,serta mengeluhkan kadang-kadang merasa
demam turun naik
c. Riwayat Penyakit Terdahulu : pasien memiliki riwayat asam urat
tinggi lebih dari 1 tahun dan pasien tidak memiliki riwyat alergi
pasien mengatakan ayah beliau memiliki riwayat penyakit Asthma
dan hipertensi.
d. Alat bantu yang dipakai
- Gigi palsu : tidak ada
- Kacamata : tidak ada
- Pendengaran : tidak ada
12
13
e. Genogram
35
Keterangan :
: laki-laki : serumah
: perempuan
35 : pasien
: menikah
3) Kuku
a) Inspeksi dan palpasi : warnah (merah muda), bentuk
(normal), bersih (+)
Pasien mengatakan kadang-kadang demam naik turun dan
menggigil
d. Pemeriksaan wajah, kepala, dan leher
1) Kepala
a) Inspeksi : brakhicephalus (+), simetris (+), luka (-)
b) Palpasi : nyeri tekan (-)
2) Mata
a) Inspeksi dna Palpasi : simetris (+), palpebra (edema (-)),
luka (-), benjolan (-), konjungtiva (nonanemis), sclera
(nonikterik), nyeri tekan (-), ishokor (+), lapang pandang
(normal)
3) Telinga
a) Inspeksi dan Palpasi : bentuk telinga (normal/simetris), lesi
(-), nyer tekan (-), peradangan (-), serumen (+)
4) Hidung
a) Inspeksi dan palpasi : perdarahan (-), kotoran (+), polip (-)
5) Mulut dan Faring
a) Inspeksi dan Palpasi : kelainan kongenital (-), lesi (-), bibir
pecah (-), caries (-), abses (-), Pembesaran tonsil (T1)
6) Wajah
a) Inspeksi : kelumpuhan otot facialis (-)
7) Pemeriksaan Leher
a) Inspeksi dan palpasi : bentuk leher (simetris), massa (-),
pembengkakan kelenjar tiroid (-), vena jugularis (-),
pemebesaran limfe (-), trakea (simetris)
Pasien tidak ada keluhan
15
S:6
T : 2-5 menit
Pasien tampak meringis kesakitan
Pasien mengatakan sulit berjalan dengan baik
Pasien mengalami maslaah rentang sendi (kaku sendi) saat
digerakkan
Pasien tampak sulit untuk berjalan dan menyeimbangkan badan
4. Pola Aktivitas
a. Makan : pasien makan 3x sehari, menghabiskan 1 porsi
makanan,alergi (-), pantangan (-)
b. Minum : pasien meminum 4 gelas air putih sehari
c. Eliminasi : pasien BAB 1x/hari, konsistensi padat, BAK 3x/hari
warna kuning pekat
d. Kebersihan : pasien mandi 2x/hari, sikat gigi 1x sehari, keramas 3x
seminggu, pasien tidak mngalami maslah dalam kebersihan diri
e. Istirahat/aktivitas : pasien dapat tidur dengan baik sekitar 6 jam
pada malam hari,pasien mengatakan sedikit sulit untuk beraktivitas
karena nyeri saat bergerak dan berjalan
5. Pola Psikososial
a. Social interaksi : dukungan keluarga aktif, pasien kooperatif
b. Siritual : pasien beribadah denagn semestinya
c. Kebutuhan Pembelajaran : pengetahuan tentang penyakit (+),
pengetahuan penyembuhan penyakit (pengobatan), pengetahuan
pemeriksaan hasil lab (+), gejala dan kekambuhan (+)
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
1 Hb 14.9 L : (14-16) Gr %
2 Leukosit 16.960 5.000 – 10.000 Mm3
17
7. Terapi Medis
23/04/2018
- NaCl 20tpm/I.V
- Ketorolax 30mg/8 jam I.V
- Ranitidin 50mg/24 jam I.V
- PCT 500mg/8 jam P.O
- Allopurinol 300 mg/24 jam P.O
24/04/2018
- NaCl 20 tpm I.V
- Ketorolax 30 mg/8 jam I.V
- PCT 500mg/8 jam P.O
- MP /8 jam P.O
- Na. diklofenat /12 jam P.O
25/04/2018
- NaCl 20 tpm I.V
- Ketorolax 30mg/8 jam I.V
- PCT 500 mg/8 jam P.O
- Ciproprolaxacin 200 mg/12 jam I.V
- Na.Diklofenat /12 jam P.O
18
B. Analisis Data
Do :
- Pasien meringis
- Bengkak (+)
2. Ds : Peradangan Ketidakefektifan
- pasien mengeluhkan suhu badan sendi termogulasi
turun naik
- pasien mengatakan kadang-kadnag
demam
Do :
- akral hangat
- suhu : 37.5 0 C
- leukosit : 16.960 mm3
3. Ds : Gangguan Hambatan
- pasien mengantakan sulit untuk musculoskeletal berjalan
berjalan dengan baik (kaku sendi dan
- pasien mengatakan sedikit sulit rentang sendi
untuk beraktifitas karena nyeru saat terbatas)
bergerak dan berjalan
19
Do :
-uji kekuatan otot
Do :
- Pasien meringis
- Bengkak (+)
20
D. Intervensi Keperawatan
No. Dx/
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Tanggal
Dx 1 Setelah dilakukan 1. kaji nyeri secara 1. mengetahui
23/04/2018 intervensi keperawatan komprehensif karakteristik nyeri
selama 3 x 24 jam 2. tinggikan kaki 2. Melancarkan
diharapkan nyeri untuk mengurangi peredaran darah
berkurang dengan bengkak
kriteria hasil : 3. berikan pasien 3. mengurangi
- nyeri berkurang s : 1-3 kompres dingin nyeri dan bengkak
- bengkak berkurang 4. ajari pasien 4. membuat pasien
- meringis (-) teknik relaksasi lebih rileks
5. kolaborasi 5. memberikan
pemeberian obat terapi yang tepat
analgetik
Dx 2 Setelah dilakukan 1. kaji suhu pasien 1. mengetahui
24/04/2018 intervensi keperawatan tanda vital pasien
selama 3 x 24 jam 2. pantau hidrasi 2. mengetahui
diharapkan masalah pasien asupan oral pasien
teratasi dengan kriteria 3. anjurkan cairan 3. melancarkan
hasil : oral 2 liter sehari metabolisme
- akral sedang 4. anjurkan 4. menurunkan
- suhu : 36.5 – 37.50C kompres dingin suhu
- menggigil (-) daerah
kening/ketiak
5. kolaborasi 5. menurunkan
pemberian suhu badan
antipiretik
22
teratasi
A:
1.meng kaji nyeri secara P : intervensi 1,2,3,5
komprehensif dilanjutkan
2. meninggikan kaki
untuk mengurangi
bengkak
3. memberikan pasien
kompres dingin
4. mengajari pasien
teknik relaksasi
5. memberikan obat
ketorolax 30 mg/8 jam
I.V
R : pasien masih
meraskan nyeri dengan
skala : 6, pasien masih
meringis kesakitan,
bengkak (+), di daerah
jempol kaki dan
pergelangan kaki
1.
Dx. 2 D : pasien mengeluhkan S : pasien masih
23/04/2018 suhu badan turun naik mengeluhkan demam
- pasien mengatakan naik turun
kadang-kadang demam
- akral hangat O : akral hangat (+), s
- suhu : 37.5 0 C : 37.00C
- leukosit : 16.960 mm3
A : masalah belum
24
A: teratasi
1.meng kaji suhu pasien
2. memantau hidrasi P : intervensi 1,2,3,4,5
pasien dilanjutkan
3. menganjurkan cairan
oral 2 liter sehari
4. menganjurkan kompres
dingin daerah
kening/ketiak
5. memberika PCT 500
mg/8 jam P.O
R : pasien masih
mengeluhkan demam
naik turun, akral hangat
(+), s : 37.00C
Dx 3 D : pasien mengantakan S : pasien masih sulit
23/04/2018 sulit untuk berjalan berjalan dan
dengan baik beraktifitas bebas
- pasien mengatakan
sedikit sulit untuk O : deformitas (+),
beraktifitas karena nyeru pasien masih
saat bergerak dan berjalan mengalami kaku sendi
-uji kekuatan otot dan sulit untuk
digerakkan
A : masalah belum
teratasi
-Pasien mengalami
masalah rentang sendi
P : intervensi 1,2,3,4
(kaku) saat digerakkan
dilanjutkan
25
A:
1.meng kaji mobilisasi
pasien
2. mengkaji rentang sendi
pasien
3. menganjurkan pasien
untuk menggunakan alas
kaki antiselip
4. menganjurkan unruk
melakukan ROM aktif
setelah nyeri hilang atau
mereda
A: A : masalah belum
26
R : pasien mengatakan
nyeri menuruns : 5,
pasien tidak meringis
kesakitan, bengkak (+),
jari kelingking
R : pasien mengeluhkan
demam naik turun, akral
hangat (+), s : 36.5 0C
Dx 3 D : pasien masih sulit S : pasien dapat
24/04/2018 berjalan dan beraktifitas berjalan baik, pasien
bebas, deformitas (+), belum dapat
pasien masih mengalami beraktifitas dengan
kaku sendi dan sulit untuk bebas
digerakkan
O : deformitas (+),
A: pasien masih
1.meng kaji mobilisasi mengalami kaku sendi
pasien
2. mengkaji rentang sendi A : masalah belum
pasien teratasi
3. menganjurkan pasien
untuk menggunakan alas P : intervensi 1,2, 4
kaki antiselip dilanjutkan
4. menganjurkan unruk
melakukan ROM aktif
setelah nyeri hilang atau
mereda
sendi
A: A : masalah teratasi
1.meng kaji nyeri secara
komprehensif P : intervensi
2. meninggikan kaki dihentikan
untuk mengurangi
bengkak
3. memberikan pasien
kompres dingin
4. memberikan obat
ketorolax 30 mg/8 jam
I.V
R : pasien mengatakan
nyeri menurun s : 3,
pasien tidak meringis,
bengkak (-)
Dx 2 D : Pasien mengeluhkan S : pasien mengatakan
25/04/2018 demam naik turun akral tidak meraskan demam
hangat (+), s : 36.50C
O : s : 36.50 C, akral
A : 1.meng kaji suhu sedang
pasien
29
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
SaranKesimpulan dari studi kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin
adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
2. Asam urat dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin,
tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada
menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam
urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian
sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
3. Gejala Asam Urat seperti ; kesemutan dan linu, nyeri terutama malam
hari atau pagi hari saat bangun tidur, sendi yang terkena asam urat
terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam
dan pagi.
B. Saran
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran
sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu
pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau
mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan gout
artritis, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan
yang baik dengan klien dan keluarga.
2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan gout
artritis maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi
akan kebutuhan klien yang mengalami rheumatoid artritis.
3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang
harmonis dengan keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu
membantu dan memotivasi klien dalam proses penyembuhan.
31
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddath.2012. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC: Jakarta
Carpenito, Lynda Juall, 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Media
Aesculapius FKUI : Jakarta
Tehupeiory, ES 2006, Artritis Gout dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
FKUI, Jakarta pp. 1208-1210