Anda di halaman 1dari 37

STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN GOUT ATHRITIS


DI RUANG MELATI RS. TINGKAT IV SINGKAWANG
TAHUN 2018

Disusun Oleh :

SITI AISYAH
NIM. 20146320189

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
PRODI DIPLOMA IV KEPERAWATAN
TAHUN 2018
STUDI KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN GOUT ATHRITIS


DI RUANG MELATI RS. TINGKAT IV SINGKAWANG
TAHUN 2018

Disusun Oleh :

SITI AISYAH
NIM. 20146320189

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
JURUSAN KEPERAWATAN SINGKAWANG
PRODI DIPLOMA IV KEPERAWATAN
TAHUN 2018

i
HALAMAN PERSETUJUAN

STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN GOUT ATHRITIS
DI RUANG MELATI RS. TINGKAT IV SINGKAWANG
TAHUN 2018

Diusulkan Oleh:

SITI AISYAH
NIM. 20146320189

Disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Studi Kasus

Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp, M.Kes Leonatus Limson, S.Kep, M.Kes
NIP. 19770329 200501 1 001 NIDN. 4024098801

Ketua Prodi DIV Keperawatan,

Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp, M.Kes


NIP. 19770329 200501 1 001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL SKRIPSI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R DENGAN GOUT ATHRITIS


DI RUANG MELATI RS. TINGKAT IV SINGKAWANG
TAHUN 2018

Dipersiapkan dan disusun oleh:

SITI AISYAH
NIM. 20146320189

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Pada tanggal Mei 2018

Susunan Tim Penguji Tanda Tangan

1. Ketua Dr. Kelana Kusuma Dharma,


S.Kp, M.Kes
NIP. 19770329 200501 1 001
...................................
2. Anggota I Leonatus Limson, S.Kep, M.Kes
NIDN. 4024098801
...................................

Ketua Jurusan Keperawatan

Sarliana Zaini, SKM, M.Kes


NIP. 19600112 198503 2 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan limpahan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Tn. R dnegan Gout Artritis di Ruang
Melati Rumah Sakit Tingkat IV Singkawang”.
Penulis juga mengucapkan bayak terima kasih kepada dosen pemimbing
akademik Dr. Kelana Kusuma Dharma, S.Kp, M.Kes dan Leonatus Limson,
S.Kep, M.Kes serta pemimbing lapangan Ns. Purwa Adiyani, S.Kep. yang sudah
membantu sehingga makalah ini dapat di selesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun semaksimal mungkin. Penulis menyadari masih
banyak kekurangan baik dalam teknik penulisan maupun pernapasan materi.
Oleh karena itu, diharapkan pembaca memberikan kritik dan saran untuk
lebih menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini memberikan manfaat
dan dapat memperluas wawasan pembaca sesui dengan harapan.

Singkawang, 3 Mei 2018

Siti Aisyah

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv


DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 3
A. Konsep Penyakit .......................................................................................... 3
B. Konsep Asuhan Keperawatan ...................................................................... 8
BAB III ................................................................................................................. 12
LAPORAN KASUS .............................................................................................. 12
A. Pengkajian .................................................................................................. 12
B. Analisis Data .............................................................................................. 18
C. Rumusan Diagnosa Keperawatan .............................................................. 19
D. Intervensi Keperawatan .............................................................................. 21
E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan .................................................. 22
BAB IV ................................................................................................................. 30
PENUTUP ............................................................................................................. 30
A. Kesimpulan ................................................................................................ 30
B. Saran ........................................................................................................... 30
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 31

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Artritis gout merupakan penyakit peradangan sendi yang
disebabkan asam urat berlebih dalam darah (Price and Wilson, 2006).
Peradangan sendi pada artritis gout akan menimbulkan serangan nyeri
yang hebat pada persendian, bahkan dapat menyebabkan pasien
mengalami kesulitan berjalan (Tehupeiory, et al., 2006). Serangan gout
yang berulang atau kekambuhan serangan akan menimbulkan
ketidaknyamanan dan kesulitan beraktivitas bagi pasien yang
menunjukkan penurunan kualitas hidup (Roddy, et al., 2007).
Hingga saat ini gout menjadi salah satu penyakit artikular yang
umum ditemukan di masyarakat dengan insidensi dan prevalensi yang
semakin meningkat pada dekade terakhir (Choi, et al., 2004a dan Roddy
and Doherty, 2010). Insidensi gout lebih tinggi pada laki-laki
dibandingkan pada wanita dan meningkat seiring pertambahan usia
(Roddy dan Doherty, 2010 dan Smith, et al., 2010). Prevalensi gout yang
ditemukan pada laki-laki 4 kali lebih besar dibandingkan wanita, pada usia
dibawah 65 tahun (Wallace, et al., 2004). Secara keseluruhan, prevalensi
gout bervariasi antara 0.03% – 15.2% dengan persentase kejadian pada
laki-laki mencapai 1 – 2% (Smith, et al., 2010).
Melihat kompleksnya masalah yang timbul dari penderita gout
atritis ini membutuhkan peran keperawatan dalam penanggulangan gout
atritis di rumah sakit. Hal ini ditinjau dengan aspek promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif, terhadap masalah atau resiko pasien gout atritis di
rumah sakit sepertipengetahuan diet rendah purin, kosumsi alcohol dan
makanan fermentasi lainya serta menangani pembengkakkan dan rasa
nyeri pada sendi, mulai dari peningkatan promosi kesehatan,
pencegahan,pengobatan, dan pemulihan derajat kesehatan pasien. Perawta
diharapkan dapat mensosialisasikan pencegahan terhadap gout atritis
dengan cara mengadakan penyuluhan serta intervensi keperawtan lainnya

1
2

tentang gout atritis dan berpartisispasi aktif dalam mencegah dan


menanggulangi gout atritis.
Berdasarkan data diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil
kasus dnegan judul “Asuhan keperawtan pada Tn.R dengan gout atritis di
ruang melati Rumah Sakit Tingkat IV Singkawang”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari gout atritis ?
2. Bagaimana etiologi gout atritis ?
3. Bagaiman patofisiologi dari gout atritis ?
4. Bagaimana manifestasi klinis Gout atritis ?
5. Apa saja komplikasi dari gout atritis?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang untuk gout atritis ?
7. Bagaimana penatlaksanaan dari gout atritis ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi dari got atritis
2. Mengetahui etiologi gout atritis
3. Mengetahui patofisiologi dari gout atritis
4. Mengetahui manifestasi klinis Gout atritis
5. Mengetahui komplikasi dari gout atritis
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang untuk gout atritis
7. Mengetahui penatlaksanaan dari gout atritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Definisi
Gout Artritis adalah Suatu sindrom yang mempunyai gambaran
khusus, yaitu artritis akut yang banyak pada pria daripada wanita
(Helmi, 2011).
Gout merupakan terjadinya penumpukan asam urat dalam tubuh
dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout merupakan kelompok
keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada
metabolisme purin (hiperurisemia) (Brunner dan Suddarth, 2012).
Suatu penyakit metabolik yang merupakan salah satu jenis
penyakit reumatik dimana pembentukan asam urat tubuh yang
berlebihan / penurunan ekskresi asam urat (Arif, 2010).
2. Etiologi
Arthritis Gout disebabkan karena tingginya kadar asam urat dalam
darah (hiperurisemia). Penyebab hiperurisemia antara lain:
a. Adanya gangguan metabolisme purin bawaan
b. Kelainan pembawa sifat atau gen
c. Kelebihan mengkomsumsi makan berkadar purin tinggi seperti:
daging, jeroan, kepiting, kerang, keju, kacang tanah, bayam, bucis.
d. Penyakit seperti: leukemia (kanker sel darah putih), kemoterapi,
radioterapi
e. Konsumsi minumam beralkohol
f. Pengaruh obat-obatan terhadap kadar asam urat dengan efek yang
ditimbulkanya dapat menghambat ekskresi asam urat dalam ginjal
(seperti : aspirin, diuretik)Penimbunan kristal asam urat dalam
sendi
g. Kegemukan

3
4

h. Hiperurisemia : konsentrasi asam urat yang larut dalam darah


berlebih ( > 6.8 mg/dl) Akibat overproduksi asam urat atau
ekskresi (pengeluaran) yang berkurang
3. Patofisiologis dan pathway
Perjalanan penyakit gout sangat khas dan mempunyai 3 tahapan
a. Tahap I (tahap artritis gout akut)
- Pada tahap ini penderita akan mengalami serangan artritis yang
khas dan serangan tersebut akan menghilang tanpa pengobatan
dalam waktu 5 – 7 hari.
- Karena cepat menghilang, maka sering penderita menduga
kakinya keseleo atau terkena infeksi sehingga tidak menduga
terkena penyakit gout dan tidak melakukan pemeriksaan
lanjutan.
b. Tahap II (tahap artritis gout akut intermiten)
- Ditandai dengan serangan artritis yang khas.
- Selanjutnya penderita akan sering mendapat serangan
(kambuh) yg jarak antara serangan yg satu&
serangan berikutnya makin lama makin rapat &lama, serangan
makin lama makin panjang, serta jumlah sendi yang terserang
makin banyak maka menimbulkan nyeri yang berkepanjangan.
c. Tahap III (tahap artritis gout kronik bertofus)
- Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10
tahun atau lebih.
- Pada tahap ini akan terjadi benjolan-benjolan di sekitar sendi
yang sering meradang yang disebut sebagai tofus.
- Tofus ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur
yang merupakan deposit dari kristal urat. Tofus ini akan
mengakibatkan kerusakan pd sendi dan tulang di sekitarnya
5

Pathway

Panduan penyusunan Asuhan Profesional,


2015
6

4. Tanda dan gejala


Gout berkembang dalam 4 tahap:
a. Tahap asimtomatik:
Pada tahap ini kadar asam urat dalam darah meningkat, tidak
menimbulkan gejala.
b. Tingkat Akut:
Serangan akut pertama datang tiba-tiba dan cepat memuncak,
umumnya terjadi pada tengah malam atau menjelang
pagi. Serangan ini berupa rasa nyeri yang hebat pada sendi yang
terkena, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan perlahan-
lahan akan sembuh spontan dan menghilang dengan sendirinya
dalam waktu 14 hari.
c. Tingkat Interkritikal:
Pada tahap ini penderita dapat kembali bergerak normal serta
melakukan berbagai aktivitas olahraga tanpa merasa sakit sama
sekali. Kalau rasa nyeri pada serangan pertama itu hilang bukan
berarti penyakit sembuh total, biasanya beberapa tahun kemudian
akan ada serangan kedua. Namun ada juga serangan yang terjadi
hanya sekali sepanjang hidup, semua ini tergantung bagaimana
sipenderita mengatasinya.
d. Tingkat Kronik:
Tahap ini akan terjadi bila penyakit diabaikan sehingga menjadi
akut. Frekuensi serangan akan meningkat 4-5 kali setahun tanpa
disertai masa bebas serangan.Masa sakit menjadi lebih panjang
bahkan kadang rasa nyerinya berlangsung terus-menerus disertai
bengkak dan kaku pada sendi yang sakit.
7

5. Komplikasi
a. Nodulus reumatoid ekstrasinovialdapat terbentuk pada katup
jantung atau pada paru, mata, atau limpa. Fungsi pernapasan dan
jantung dapat terganggu. Glukoma dapat terjadi ketika nodulus
yang menyumbat aliran keluar cairan okuler terbentuk pada mata.
b. Vasulitis (inflamasi sistem vaskuler) dapat menyebabkan
trombosist dan infark.
c. Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-
hari, depresi dan stres keluarga dapat bergabung eksaserbasi
penyakit.
d. Merusak tulang akibat tofi (timbunan asam urat pada jaringan
lunak)
e. Kelumpuhan sendi
f. Terbentuk batu urat di ginjal

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6
mg % normalnya pada pria 7 mg% dan pada wanita 6 mg%.
b. Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan
diagnosa yaitu cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental
sekali.
c. Pemeriksaan darah lengkap
d. Pemeriksaan ureum dan kratinin
- kadar ureum darah normal : 5-20 ,mg/dl
- kadar kreatinin darah normal :0,5-1 mg/dl
7. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan non medik .
1) Diet rendah purin.
Hindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan
sarden, daging kambing) serta banyak minum.
8

2) Tirah baring.
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam
setelah serangan menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu
cepat bergerak.
b. Penatalaksanaan medik
- Kolkisin →suatu agen anti radang yg biasanya dipakai utk
mengobati serangan gout akut&mencegah serangan gout akut
kemudian hari. Diberikan dg dosis 0,5 mg/jam.
- Fenilbutazon →suatu agen anti radang yg digunakan utk
mengobati artritis gout.
- Allopurinol →untuk mengurangi pembentukan asam urat.
Dengan dosis 100-400 mg/hari.
- Probenesid &sulfinpirazin →suatu agen yang dpt
menghambat proses reabsorpsi asam urat oleh tubulus
ginjal&meningkatkan ekskresi asam urat.
- Analgesik →bila nyeri bertambah berat.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat kesehatan pasien
1) Keluhan utama (pasien mengeluh Nyeri pada daerah
persendian)
2) Riwayat kesehatan sekarang (pasien mengatakan
nyeri pada persendian,dan merasa keram)
3) Riwayat kesehatan masa lalu (pasien tidak perna mengalami
penyakit yang sama) Riwayat kesehatan keluarga (Keluarga
pasien tidak ada yang mengalami penyakit yang sama)
4) Genogram
9

c. Pemeriksaan fisik
1) TTV
2) Keadaan umum/kesadaran
3) Pemeriksaan integument, rambut dan kuku
4) Pemeriksaan wajah, kepala, dan leher
5) Pemeriksana thorax paru
6) Jantung
7) Abdomen
8) Genetalia
9) Ekstramitas
d. Pola aktivitas
e. Psikososial dan spiritual

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agens cidera biologis (pembengkakan sendi)
b. Ketidakefektifan termoregulasi b.d peradangan sendi
c. Hambatan berjalan b.d gangguan muskuloskeletal (kaku sendi dan
rentang sendi terbatas)

3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut b.d agens cidera biologis (pembengkakan sendi)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri berkurang dengan kriteria hasil :
- nyeri berkurang s : 1-3
- bengkak berkurang
- meringis (-)
Intervensi
1) kaji nyeri secara komprehensif
R/: mengetahui karakteristik nyeri
2) tinggikan kaki untuk mengurangi bengkak
R/: Melancarkan peredaran darah
10

3) berikan pasien kompres dingin


R/: mengurangi nyeri dan bengkak
4) ajari pasien teknik relaksasi
R/: membuat pasien lebih rileks
5) kolaborasi pemeberian obat analgetik
R/: memberikan terapi yang tepat
b. Ketidakefektifan termoregulasi b.d peradangan sendi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan masalah teratasi dengan kriteria hasil :
- akral sedang
- suhu : 36.5 – 37.50C
- menggigil (-)
Intervensi
1) kaji suhu pasien
R/: mengetahui tanda vital pasien
2) pantau hidrasi pasien
R/: mengetahui asupan oral pasien
3) anjurkan cairan oral 2 liter sehari
R/: melancarkan metabolisme
4) anjurkan kompres dingin daerah kening/ketiak
R /: menurunkan suhu
5) kolaborasi pemberian antipiretik
R/: menurunkan suhu badan
c. Hambatan berjalan b.d gangguan muskuloskeletal (kaku sendi dan
rentang sendi terbatas)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3 x 24 jam masalah
teratasi dengan kriteria hasil :
-rentang pergerakkan sendi pergelangan kaki danjari tidak kaku
- pasien dapat berjalan dnegan baik
-pasien dapat beraktivitas bebas dan berjalan dalam jarak tertentu
Intervensi
11

1) kaji mobilisasi pasien


R/: mengetahui tingkat mobilisasi pasien
2) kaji rentang sendi pasien
R/ : mengetahui rentang sendi pasien
3) anjurkan pasien untuk menggunakan alas kaki antiselip
R/: mencegah cidera
4) anjurkan unruk melakukan ROM aktif setelah nyeri hilang
atau mereda
R/: mencegah kekakuan berlanjut
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Pengkajian
1. Nama : Tn. R
Umur : 35 th
Jenis Kelamin : laki-laki
No. RM : 0085xx
Alamat : Jl. Yohana Godang
Diagnosa Medis : Gout Athriris
Tgl. MRS : 22 April 2018
Tgl. Pengkajian : 23 April 2018

2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama : pasien datang dengan keluhan nyeri di kaki
kirinya, dan bengkak di daerah sendi dan jempol kaki kiri
b. Keluhan saat dikaji : pasien mengatakan nyeri dipersendian kaki
kiri, pasien mengatakan bengkak di pergelangan kaki dan jempol
kaki, pasien mengatakan sulit untuk menggerakkan jari dan
pergelalangan kaki,serta mengeluhkan kadang-kadang merasa
demam turun naik
c. Riwayat Penyakit Terdahulu : pasien memiliki riwayat asam urat
tinggi lebih dari 1 tahun dan pasien tidak memiliki riwyat alergi
pasien mengatakan ayah beliau memiliki riwayat penyakit Asthma
dan hipertensi.
d. Alat bantu yang dipakai
- Gigi palsu : tidak ada
- Kacamata : tidak ada
- Pendengaran : tidak ada

12
13

e. Genogram

35

Keterangan :
: laki-laki : serumah
: perempuan
35 : pasien
: menikah

3. Observasi dan Pemeriksaan fisik


a. TTV : TD :140/80 mmhg (lengan kiri, duduk)
S : 37,5 0C (axila)
N : 90 x/mnt (kuat, teratur)
RR : 20 x/mnt
b. Keadaan umum/kesadaran : baik, E4V5M6 : Compos Mentis
c. Pemeriksaan integument, rambut dan kuku
1) Integument
a) Inspeksi : lesi (-), jr. parut (-), warna : kecoklatan
b) Palpasi : tekstur (kasar),turgor (baik), CRT : 2 dtk,
Nyeri tekan (-), akral (hangat)
2) Rambut
a) Inspeksi dan Palpasi : penyebaran (merata), rontok (-),
bau (-), alopesia (-), nyeri tekan (-)
14

3) Kuku
a) Inspeksi dan palpasi : warnah (merah muda), bentuk
(normal), bersih (+)
 Pasien mengatakan kadang-kadang demam naik turun dan
menggigil
d. Pemeriksaan wajah, kepala, dan leher
1) Kepala
a) Inspeksi : brakhicephalus (+), simetris (+), luka (-)
b) Palpasi : nyeri tekan (-)
2) Mata
a) Inspeksi dna Palpasi : simetris (+), palpebra (edema (-)),
luka (-), benjolan (-), konjungtiva (nonanemis), sclera
(nonikterik), nyeri tekan (-), ishokor (+), lapang pandang
(normal)
3) Telinga
a) Inspeksi dan Palpasi : bentuk telinga (normal/simetris), lesi
(-), nyer tekan (-), peradangan (-), serumen (+)
4) Hidung
a) Inspeksi dan palpasi : perdarahan (-), kotoran (+), polip (-)
5) Mulut dan Faring
a) Inspeksi dan Palpasi : kelainan kongenital (-), lesi (-), bibir
pecah (-), caries (-), abses (-), Pembesaran tonsil (T1)
6) Wajah
a) Inspeksi : kelumpuhan otot facialis (-)
7) Pemeriksaan Leher
a) Inspeksi dan palpasi : bentuk leher (simetris), massa (-),
pembengkakan kelenjar tiroid (-), vena jugularis (-),
pemebesaran limfe (-), trakea (simetris)
 Pasien tidak ada keluhan
15

e. Pemeriksana thorax paru


1) Inspeksi : bentuk thorax (simetris), retraksi intercostal (-),
cuoing hidung (-), pola napas (eupnea), cyanosis (-), batuk (-)
2) Palpasi : ekspansi posterior (seimbang), vocal fremitus (sama)
3) Perkusi : sonor
4) Auskultasi : suara napas (normal), suara tambahan (-)
 Pasien tidak mengalami maslaah atau keluhan
f. Jantung
1) Inspeksi : ictus cordis (-)
2) Palpasi : pulsasi dinding thorax (tidak teraba)
3) Auskultasi : S1/S2 terdengar normal
g. Abdomen
1) Inspeksi : bentuk abdomen cembung, simetris (+), massa (-),
distensi (-)
2) Auskultasi : bising usus 15x/mnt
3) Palpasi : nyeri tekan (-), perabaan (lunak)
 Pasien tidak mengalami maslah atau keluhan
h. Pemeriksaan genetalia
- Pasien menolah untuk dikaji
i. Pemeriksaan muskuloskeletal (ekstremitas)
1) Inspeksi : deformitas (-), bengkak (+) di daerah pergelangan
kaki dan jempol kaki
2) Palpasi : nyeri tekan (-), reflek tendon patella (+)
Uji kekuatan otot
5555 5555
si dex
5544 5555

 Pasien mengeluhkan nyeri


P : bergerak/ istirahat
Q : seperti tertusuk dan berdenyut
R : sendi kaki kiri dan jari kaki
16

S:6
T : 2-5 menit
 Pasien tampak meringis kesakitan
 Pasien mengatakan sulit berjalan dengan baik
 Pasien mengalami maslaah rentang sendi (kaku sendi) saat
digerakkan
 Pasien tampak sulit untuk berjalan dan menyeimbangkan badan

4. Pola Aktivitas
a. Makan : pasien makan 3x sehari, menghabiskan 1 porsi
makanan,alergi (-), pantangan (-)
b. Minum : pasien meminum 4 gelas air putih sehari
c. Eliminasi : pasien BAB 1x/hari, konsistensi padat, BAK 3x/hari
warna kuning pekat
d. Kebersihan : pasien mandi 2x/hari, sikat gigi 1x sehari, keramas 3x
seminggu, pasien tidak mngalami maslah dalam kebersihan diri
e. Istirahat/aktivitas : pasien dapat tidur dengan baik sekitar 6 jam
pada malam hari,pasien mengatakan sedikit sulit untuk beraktivitas
karena nyeri saat bergerak dan berjalan
5. Pola Psikososial
a. Social interaksi : dukungan keluarga aktif, pasien kooperatif
b. Siritual : pasien beribadah denagn semestinya
c. Kebutuhan Pembelajaran : pengetahuan tentang penyakit (+),
pengetahuan penyembuhan penyakit (pengobatan), pengetahuan
pemeriksaan hasil lab (+), gejala dan kekambuhan (+)
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Satuan
1 Hb 14.9 L : (14-16) Gr %
2 Leukosit 16.960 5.000 – 10.000 Mm3
17

3 Eritrosit 5.61 4.5 – 5.5 Juta/mm3


4 Trombosit 311.000 150.000 – 300.000 /mm3
5 Hematokrit 41.7 L : 40 -50 %
6 Segmen 78 30 – 50 %
7 Limfosit 14 20 – 40 %
8 Monosit 8 2–8 %
9 Asam urat 10.9 L : 3. 4 – 7 Mg/dl

7. Terapi Medis

23/04/2018
- NaCl 20tpm/I.V
- Ketorolax 30mg/8 jam I.V
- Ranitidin 50mg/24 jam I.V
- PCT 500mg/8 jam P.O
- Allopurinol 300 mg/24 jam P.O

24/04/2018
- NaCl 20 tpm I.V
- Ketorolax 30 mg/8 jam I.V
- PCT 500mg/8 jam P.O
- MP /8 jam P.O
- Na. diklofenat /12 jam P.O

25/04/2018
- NaCl 20 tpm I.V
- Ketorolax 30mg/8 jam I.V
- PCT 500 mg/8 jam P.O
- Ciproprolaxacin 200 mg/12 jam I.V
- Na.Diklofenat /12 jam P.O
18

B. Analisis Data

No. Data Etiologi Masalah


Keperawatan
1. Ds : pasien mengeluhkan nyeri Agen cidera Nyeri akut
P : bergerak/istirahat biologis (
Q : seperti ditusuk dan berdenyut pembengkakan
R : pergelangan kaki kiri serta jari sendi)
kaki
S:6
T : 2-5 menit

Do :
- Pasien meringis
- Bengkak (+)
2. Ds : Peradangan Ketidakefektifan
- pasien mengeluhkan suhu badan sendi termogulasi
turun naik
- pasien mengatakan kadang-kadnag
demam
Do :
- akral hangat
- suhu : 37.5 0 C
- leukosit : 16.960 mm3
3. Ds : Gangguan Hambatan
- pasien mengantakan sulit untuk musculoskeletal berjalan
berjalan dengan baik (kaku sendi dan
- pasien mengatakan sedikit sulit rentang sendi
untuk beraktifitas karena nyeru saat terbatas)
bergerak dan berjalan
19

Do :
-uji kekuatan otot

-Pasien mengalami masalah rentang


sendi (kaku) saat digerakkan
-pasien tampak sulit untuk berjalan

C. Rumusan Diagnosa Keperawatan

No. Diagnosa Keperawatan Tanggal masalah Paraf


Muncul Teratasi
1 Nyeri akut b.d agens cidera biologis 23-04-2018 25-04-2018
(pembengkakan sendi) ditandai
dengan :
Ds : pasien mengeluhkan nyeri
P : bergerak/istirahat
Q : seperti ditusuk dan berdenyut
R : pergelangan kaki kiri serta jari
kaki
S:6
T : 2-5 menit

Do :
- Pasien meringis
- Bengkak (+)
20

2 Ketidakefektifan termoregulasi b.d 23-04-2018 25-04-2018


peradangan sendi ditandai dengan :
Ds :
- pasien mengeluhkan suhu badan
turun naik
- pasien mengatakan kadang-kadang
demam
Do :
- akral hangat
- suhu : 37.5 0 C
- leukosit : 16.960 mm3
3 Hambatan berjalan b.d gangguan 23-04-2018 25-04-2018
muskuloskeletal (kaku sendi dan
rentang sendi terbatas) ditandai
dengan
Ds :
- pasien mengantakan sulit untuk
berjalan dengan baik
- pasien mengatakan sedikit sulit
untuk beraktifitas karena nyeru saat
bergerak dan berjalan
Do :
-uji kekuatan otot

-Pasien mengalami masalah rentang


sendi (kaku) saat digerakkan
-pasien tampak sulit untuk berjalan
21

D. Intervensi Keperawatan

No. Dx/
Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
Tanggal
Dx 1 Setelah dilakukan 1. kaji nyeri secara 1. mengetahui
23/04/2018 intervensi keperawatan komprehensif karakteristik nyeri
selama 3 x 24 jam 2. tinggikan kaki 2. Melancarkan
diharapkan nyeri untuk mengurangi peredaran darah
berkurang dengan bengkak
kriteria hasil : 3. berikan pasien 3. mengurangi
- nyeri berkurang s : 1-3 kompres dingin nyeri dan bengkak
- bengkak berkurang 4. ajari pasien 4. membuat pasien
- meringis (-) teknik relaksasi lebih rileks
5. kolaborasi 5. memberikan
pemeberian obat terapi yang tepat
analgetik
Dx 2 Setelah dilakukan 1. kaji suhu pasien 1. mengetahui
24/04/2018 intervensi keperawatan tanda vital pasien
selama 3 x 24 jam 2. pantau hidrasi 2. mengetahui
diharapkan masalah pasien asupan oral pasien
teratasi dengan kriteria 3. anjurkan cairan 3. melancarkan
hasil : oral 2 liter sehari metabolisme
- akral sedang 4. anjurkan 4. menurunkan
- suhu : 36.5 – 37.50C kompres dingin suhu
- menggigil (-) daerah
kening/ketiak
5. kolaborasi 5. menurunkan
pemberian suhu badan
antipiretik
22

Dx 3 Setelah dilakukan 1. kaji mobilisasi 1. mengetahui


27/04/2018 intervensi keperawatan 3 pasien tingkat mobilisasi
x 24 jam masalah pasien
teratasi dengan kriteria 2. kaji rentang 2. mengetahui
hasil : sendi pasien rentang sendi
-rentang pergerakkan pasien
sendi pergelangan kaki 3. anjurkan pasien 3. mencegah
danjari tidak kaku untuk cidera
- pasien dapat berjalan menggunakan alas
dnegan baik kaki antiselip
-pasien dapat 4. anjurkan unruk 4. mencegah
beraktivitas bebas dan melakukan ROM kekakuan berlanjut
berjalan dalam jarak aktif setelah nyeri
tertentu hilang atau mereda

E. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan

No.Dx/ Implementasi Paraf Evaluasi (SOAP) Paraf


tanggal
Dx 1 D : pasien mengeluhkan S : pasien masih
23/04/2018 nyeri meraskan nyeri dengan
P : bergerak/istirahat skala : 6
Q : seperti ditusuk dan
berdenyut O : pasien masih
R : pergelangan kaki kiri meringis kesakitan,
serta jari kaki bengkak (+), di daerah
S:6 jempol kaki dan
T : 2-5 menit pergelangan kaki
- Pasien meringis
- Bengkak (+) A : masalah belum
23

teratasi
A:
1.meng kaji nyeri secara P : intervensi 1,2,3,5
komprehensif dilanjutkan
2. meninggikan kaki
untuk mengurangi
bengkak
3. memberikan pasien
kompres dingin
4. mengajari pasien
teknik relaksasi
5. memberikan obat
ketorolax 30 mg/8 jam
I.V

R : pasien masih
meraskan nyeri dengan
skala : 6, pasien masih
meringis kesakitan,
bengkak (+), di daerah
jempol kaki dan
pergelangan kaki
1.
Dx. 2 D : pasien mengeluhkan S : pasien masih
23/04/2018 suhu badan turun naik mengeluhkan demam
- pasien mengatakan naik turun
kadang-kadang demam
- akral hangat O : akral hangat (+), s
- suhu : 37.5 0 C : 37.00C
- leukosit : 16.960 mm3
A : masalah belum
24

A: teratasi
1.meng kaji suhu pasien
2. memantau hidrasi P : intervensi 1,2,3,4,5
pasien dilanjutkan
3. menganjurkan cairan
oral 2 liter sehari
4. menganjurkan kompres
dingin daerah
kening/ketiak
5. memberika PCT 500
mg/8 jam P.O

R : pasien masih
mengeluhkan demam
naik turun, akral hangat
(+), s : 37.00C
Dx 3 D : pasien mengantakan S : pasien masih sulit
23/04/2018 sulit untuk berjalan berjalan dan
dengan baik beraktifitas bebas
- pasien mengatakan
sedikit sulit untuk O : deformitas (+),
beraktifitas karena nyeru pasien masih
saat bergerak dan berjalan mengalami kaku sendi
-uji kekuatan otot dan sulit untuk
digerakkan

A : masalah belum
teratasi
-Pasien mengalami
masalah rentang sendi
P : intervensi 1,2,3,4
(kaku) saat digerakkan
dilanjutkan
25

-pasien tampak sulit


untuk berjalan

A:
1.meng kaji mobilisasi
pasien
2. mengkaji rentang sendi
pasien
3. menganjurkan pasien
untuk menggunakan alas
kaki antiselip
4. menganjurkan unruk
melakukan ROM aktif
setelah nyeri hilang atau
mereda

R : pasien masih sulit


berjalan dan beraktifitas
bebas, deformitas (+),
pasien masih mengalami
kaku sendi dan sulit untuk
digerakkan
Dx 1 D : pasien masih S : pasien mengatakan
24/04/2018 meraskan nyeri dengan nyeri menuruns : 5
skala : 6, pasien masih
meringis kesakitan, O : pasien tidak
bengkak (+), di daerah meringis kesakitan,
jempol kaki dan bengkak (+), jari
pergelangan kaki kelingking

A: A : masalah belum
26

1.meng kaji nyeri secara teratasi


komprehensif
2. meninggikan kaki P : intervensi 1, 2, 3, 4
untuk mengurangi dilanjutkan
bengkak
3. memberikan pasien
kompres dingin
4. memberikan obat
ketorolax 30 mg/8 jam
I.V

R : pasien mengatakan
nyeri menuruns : 5,
pasien tidak meringis
kesakitan, bengkak (+),
jari kelingking

Dx 2 D : pasien masih S : Pasien mengeluhkan


24/04/2018 mengeluhkan demam demam naik turun
naik turun akral hangat
(+), s : 37.00C O : akral hangat (+), s :
36.50C
A:
1.meng kaji suhu pasien A : maslah belum
2. memantau hidrasi teratasi
pasien
3. menganjurkan cairan P : intervensi 1, 3, 5
oral 2 liter sehari dilanjutkan
4. menganjurkan kompres
dingin daerah
kening/ketiak
27

5. memberika PCT 500


mg/8 jam P.O

R : pasien mengeluhkan
demam naik turun, akral
hangat (+), s : 36.5 0C
Dx 3 D : pasien masih sulit S : pasien dapat
24/04/2018 berjalan dan beraktifitas berjalan baik, pasien
bebas, deformitas (+), belum dapat
pasien masih mengalami beraktifitas dengan
kaku sendi dan sulit untuk bebas
digerakkan
O : deformitas (+),
A: pasien masih
1.meng kaji mobilisasi mengalami kaku sendi
pasien
2. mengkaji rentang sendi A : masalah belum
pasien teratasi
3. menganjurkan pasien
untuk menggunakan alas P : intervensi 1,2, 4
kaki antiselip dilanjutkan
4. menganjurkan unruk
melakukan ROM aktif
setelah nyeri hilang atau
mereda

R : pasien dapat berjalan


baik, pasien belum dapat
beraktifitas dengan bebas,
deformitas (+), pasien
masih mengalami kaku
28

sendi

Dx 1 D : pasien mengatakan S : pasien mengatakan


25/04/2018 nyeri menuruns : 5, nyeri menurun s : 3
pasien tidak meringis
kesakitan, bengkak (+), O : pasien tidak
jari kelingking meringis, bengkak (-)

A: A : masalah teratasi
1.meng kaji nyeri secara
komprehensif P : intervensi
2. meninggikan kaki dihentikan
untuk mengurangi
bengkak
3. memberikan pasien
kompres dingin
4. memberikan obat
ketorolax 30 mg/8 jam
I.V

R : pasien mengatakan
nyeri menurun s : 3,
pasien tidak meringis,
bengkak (-)
Dx 2 D : Pasien mengeluhkan S : pasien mengatakan
25/04/2018 demam naik turun akral tidak meraskan demam
hangat (+), s : 36.50C
O : s : 36.50 C, akral
A : 1.meng kaji suhu sedang
pasien
29

2. menganjurkan cairan A : masalah teratasi


oral 2 liter sehari
3. memberika PCT 500 P : intervensi
mg/8 jam P.O dihentikan
R : pasien mengatakan
tidak meraskan demam, s
: 36.50 C, akral sedang

Dx 3 D : pasien dapat berjalan S : pasien dapat


25/04/2018 baik, pasien belum dapat berjalan dengan baik
beraktifitas dengan bebas,
deformitas (+), pasien O : kaku sendi (-),
masih mengalami kaku deformitas (-)
sendi
A : masalah teratasi
A:
1.mengkaji mobilisasi P : intervensi
pasien dihentikan
2. mengkaji rentang sendi
pasien
3. menganjurkan unruk
melakukan ROM aktif
setelah nyeri hilang atau
mereda

R : pasien dapat berjalan


dengan baik, kaku sendi
(-), deformitas (-)
30

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
SaranKesimpulan dari studi kasus ini adalah sebagai berikut :
1. Asam urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) purin. Purin
adalah salah satu kelompok struktur kimia pembentuk DNA.
2. Asam urat dikeluarkan dalam tubuh melalui feses (kotoran) dan urin,
tetapi karena ginjal tidak mampu mengeluarkan asam urat yang ada
menyebabkan kadarnya meningkat dalam tubuh. Hal lain yang dapat
meningkatkan kadar asam urat adalah kita terlalu banyak
mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung banyak purin. Asam
urat yang berlebih selanjutnya akan terkumpul pada persendian
sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak.
3. Gejala Asam Urat seperti ; kesemutan dan linu, nyeri terutama malam
hari atau pagi hari saat bangun tidur, sendi yang terkena asam urat
terlihat bengkak, kemerahan, panas dan nyeri luar biasa pada malam
dan pagi.
B. Saran
Pada kesempatan ini penulis akan mengemukakan beberapa saran
sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi usaha peningkatan mutu
pelayanan asuhan keperawatan yang akan datang, diantaranya :
1. Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat mengetahui atau
mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan gout
artritis, pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan
yang baik dengan klien dan keluarga.
2. Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan gout
artritis maka tugas perawat yang utama adalah sering mengobservasi
akan kebutuhan klien yang mengalami rheumatoid artritis.
3. Untuk perawat diharapkan mampu menciptakan hubungan yang
harmonis dengan keluarga sehingga keluarga diharapkan mampu
membantu dan memotivasi klien dalam proses penyembuhan.
31

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & suddath.2012. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC: Jakarta

Carpenito, Lynda Juall, 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC : Jakarta
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3 jilid 2. Media
Aesculapius FKUI : Jakarta

Choi JY, et al. (2004) Phosphatidylcholine and N-methylated phospholipids are


nonessential in Saccharomyces cerevisiae. J Biol Chem279(40):42321-30

Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar GangguanMuskuloskeletal.


Cetakan kedua. Jakarta : Salemba Medika.

Nurarif, AH dan Kusuma H.2015. aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


Diagnosa Medis. Yogyakarta : Mediaction

Price, S. A. dan Wilson, L. M. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-


Proses Penyakit, Edisi 6, Volume 1. Jakarta: EGC.

Rasjad, Chairuddin. 2007. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Edisi 3. Cetakan


kelima.Jakarta : Yarsif Watampone.

Roddy, et al., 2007. Management of Chronic Musculoskeletal Conditions in the


Foot and Lower Leg. www. Google books.com (Diakses 30 April 2018)

Smith, et al., 2010. International Journal of Sociology of Agriculture and Food


Volume 17, issue 2 (2010), pages 140-161

Tehupeiory, ES 2006, Artritis Gout dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,
FKUI, Jakarta pp. 1208-1210

Wallace, et al., 2004. Gastric Tolerability and Prolonged Prostaglandin Inhibition


in the Brain with a Nitric Oxide-Releasing Flurbiprofen Derivative (NCX-
2216).www. americanjournal. (diakses 30 april 2018)

Anda mungkin juga menyukai