OLEH :
Syamsia, S.Ked
10542 0335 11
PEMBIMBING:
dr. A. Weri Sompa, Sp.S., M.Kes
NIM : 10542033511
Pembimbing
Stroke adalah suatu tanda klinis yang ditandai defisit neurologi fokal
atau global yang berlangsung mendadak selama 24 jam atau lebih atau kurang
Data mengenai penyebab kematian di dunia yang dimulai pada tahun 1990-an
juta orang Amerika mengalami deficit neurologic akibat stroke, dua pertiga
dari deficit ini bersifat sedang sampai parh. Kemungkinan meninggal akibat
troke inisial adalah 30% sampai 35% dan kemunginan kecacatan mayor pada
yang selamat adalah 35% smapai 40%. Sekitar sepertiga dari semua pasien
yang selamat dari stroke akan mengaami stroke ulangan dalam tahun
pertama.3
dengan proporsi sebesar 15,4%.2 Stroke dapat dibagi menjadi dua,yaitu stroke
non hemoragik dan stroke hemoragik. Sebagian besar (80%) disebabkan oleh
stroke non hemoragik.2 Stroke non hemoragik dapat disebabkan oleh trombus
dan emboli. Stroke non hemoragik akibat trombus terjadi karena penurunan
aliran darah pada tempat tertentu di otak. Mekanisme patofisiologi dari stroke
bersifat kompleks dan menyebabkan kematian neuronal yang diikuti oleh
B. LAPORAN KASUS
1. Identitas Pribadi
Nama : Tn.N
Usia : 62 tahun
2. Anamnesis
Seorang laki-laki usia 62 tahun datang ke Rumah Sakit Pelamonia
tanggal 25 April 2017 dengan keluhan lemah separuh badan sebelah kanan
sejak 3 hari yang lalu , keluhan dirasakan secara tiba-tiba saat sedang
duduk diteras rumahnya. Pada saat serangan pasien juga mengeluh sakit
bicara cadel dan rasa kram pada lengan kanan. Pasien juga mengeluhkan
rasa lemah , lesu , pusing seperti berputar-putar, tetapi tidak disertai rasa
sehari sebelum masuk rumah sakit, frekuensi 2 kali. BAK lancar. Pasien
3. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda vital
1) TD : 150/100 mmHg 3) P : 20 x/menit
2) N : 90 x/menit 4) S : 36,5 0C
b. Pemeriksaan neurologis
1) GCS : E4M6V5
2) FKL : Dalam batas normal
3) Rangsang meanings : Kaku kuduk (-)
4) Nn.Cr. : Pupil bulat isokor diameter 2,5 mm
RCL +/+ RCTL +/+
N VII: parese dextra tipe sentral
N XII: parese dextra dan disathria
5) Motorik
P K T RF RP
↓ N 2 5 ↑ N ↑ N + -
↓ N 4 5 ↑ N ↑ N + -
c. Diagnosa Kerja
Diagnosa klinis :
- hemiparese dextra tipika, parese N. VII dextra
d. Planning
1) IVFD Asering 20 tpm
2) Citicoline 500 mg/12 jam/IV
3) Injeksi Neurobion/hari/drips
4) Injeksi Ketorolac 3% 1 amp/ 12jam/drips
5) Clopidogrel 75 mg 1x4, selanjutnya 1x1
6) Omeprazole 20 mg 1x1
7) Vastigo 6 mg 2x1
8) Transfusi PRC 250 cc/hari
9) Injeksi Lasix 1 amp/ hari/ IV
10) Sangobion 1 x 1
11) Pemeriksaan laboratorium (darah rutin, GDS, SGOT, SGPT,
Tanggal 25-04-2017
Darah rutin
o WBC : 6,47x103/uL
o HB : 3,9 g/dL
o HCT : 13,4%
o MCV : 85,4 fL
o MCH : 24,8 pg
SGOT : 13 U/L
SGPT : 12 U/L
Ureum : 44 mg/dl
4. Diagnosa Akhir
C. DISKUSI
Menurut WHO stroke disebabkan oleh adanya interupsi dari suplai
pembuluh darah yang terblokade oleh adanya sumbatan. Hal inilah yang akan
jaringan otak.5
yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem
hemiparesis atau hemiparalisis akibat lesi vaskular yang bisa bangkit dalam
beberapa detik sampai beberapa hari, tergantung pada jenis penyakit yang
menjadi kausanya.3,4
Klasifikasi faktor risiko stroke terdiri dari faktor risiko yang bisa
Hipertensi Usia
DM Jenis Kelamin
Merokok Keturunan/Genetik
Alkohol
dimodifikasi yaitu hipertensi dan merokok, serta satu faktor risiko yang tidak
Akibatnya, jantung akan berkerja lebih keras untuk menjaga agar sirkulasi
terjadi akibat pembatasan atau terhentinya aliran darah melalui sistem suplai
arteri otak. Gambaran klinis stroke cukup beragam tergantung pada arteri
yang terkena serta daerah otak yang diperdarahi, intensitas kerusakan, dan
luas sirkulasi kolateral yang terbentuk. Stroke pada satu hemisfer otak akan
menimbulkan tanda dan gejala pada sisi tubuh yang berlawanan. Gejala umum
berupa lemas mendadak di wajah, lengan, atau tungkai terutama disalah satu
sisi tubuh. Gejala lainnya meliputi sakit kepala mendadak tanpa kausa yang
jelas, kesulitan bicara, susah berjalan, perubahan tingkat kesadaran, dan
gangguan penglihatan.1,6
Pasien juga mengalami kelemahan pada kaki dan tangan kanannya dan sulit
untuk berjalan dan ini dirasakan secara tiba-tiba. Paresis terjadi dicurigai
akibat disfungsi neuron motorik atas (upper motor neuron), sesuai dengan
refleks Babinsky positif pada kaki kanan dan refleks Oppenheim positif pada
tangan kanan. Selain itu, terjadi hiperrefleks pada tangan dan kaki kanan.
Sehingga pada pasien ini dapat dikatakan terdapat lesi pada UMN berdasarkan
serebral.1,3
Ada beberapa cara yang digunakan untuk membedakan jenis dan penyebab
stroke, yaitu dengan menggunakan Skor Siriraj, Alogaritma Gadjah Mada, dan Skor
2. Waktu Serangan
Sedang bergiat 6,5
Tidak sedang bergiat 1
3. Sakit Kepala
Sangat hebat 10
Hebat 7,5
Ringan 1
Tidak 0
4. Kesadaran Menurun
Langsung, beberapa menit s/d 1 jam setelah 10
onset
1 jam s/d 24 jam setelah onset 7,5
Sesaat tapi pulih kembali 6
24 jam setelah onset 1
Tidak ada 0
5. Muntah Proyektil
Langsung, beberapa menit s/d 1 jam setelah 10
onset
1 jam s/d <24 jam setelah onset 7,5
24 jam setelah onset 1
Tidak ada 0
dan total skor <15 maka stroke NHS. Pada kasus Tn. N total skor yang
diperoleh adalah 3. Hal ini berarti total skor yang diperoleh adalah <15. Oleh
Namun, hal ini tidak lantas dijadikan acuan karena penentuan diagnosis baku
seperti daerah vaskularisasi, superfisial atau dalam, kecil atau luas. Namun
pada hasil CT Scan kepala pasien didapatkan kesan infark cerebri sinistra
hemoragik.9
neurotropik. Pada hari pertama pasien mendapat terapi dari UGD yaitu
infark agar daerah tersebut tidak ikut menjadi infark. Pemberin omeprazole
untuk mengurangi keluhan nyeri ulu hati akibat efek samping obat.8
dimana pada stroke non hemoragik dilakukan fisioterapi pada segera setelah
a. Pencegahan Primer
Adalah upaya pencegahan (yang sangat dianjurkan) sebelum
Sehat, yaitu:
1) Hentikan kebiasaan merokok
2) Berat badan diturunkan atau dipertahankan sesuai berat badan ideal
3) Makan makanan sehat
4) Olahraga yang cukup dan teratur dengan melakukan aktivitas fisik
yang punya nilai aerobic (jalan cepat, bersepeda, berenang, dan lain-
lain) secara teratur minimal 30 menit dan minimal tiga kali per minggu
5) Kadar lemak (kolesterol) dalam darah kurang dari 200mg%
6) Kadar gula darah puasa kurang dari 100mg/dl
7) Tekanan darah dipertahankan 120/80 mmHg
b. Pencegahan Sekunder
Adalah upaya pencegahan agar tidak terkena stroke berulang yaitu:
1) Mengendalikan faktor risiko yang telah ada seperti mengontrol darah
daerah penumbra dan daerah sekitarnya bisa dilakukan. Salah satu hal yang
diduga terlibat dalam proses oksigenasi otak selain adanya sumbatan pada
pembuluh darah otak adalah ada tidaknya kondisi kadar Hb yang rendah pada
penderita strok.12 Gejala umum anemia, disebut juga sebagai sindrom anemia,
timbul karena iskemia organ target serta akibat mekanisme kompensasi tubuh
terhadap penurunan kadar hemoglobin. Gejala ini muncul pada setiap kasus
Sindrom anemia terdiri dari rasa lemah, lesu, cepat lelah, telinga mendenging
dyspepsia.11 Pada anamnesis pasien ini, pasien mengeluhkan rasa lemah, lesu
<3,9 g/dl. Diketahui pula pasien memiliki riwayat melena sehari sebelum
D. KESIMPULAN
lebih defisit neurologik fokal. Stroke pada satu hemisfer otak akan
DAFTAR PUSTAKA
2. Hinkle, JL. Guanci, MM. Acute Ischemic Stroke Review. J Neurosci Nurs.
2007; 39 (5): 285-293, 310
11. I Made. Pendekatan terhadap Pasien Anemia. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam.
Jakarta : 2006. Hal : 632- 636.