AMDALl
AMDALl
AMDALl
DISUUSN OLEH :
NIM : 112140118
KELAS :A
AMDAL
Berdasarkan PP no. 27 tahun 1999, definisi AMDAL ialah kajian mengenai dampak besar
dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang
diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau
kegiatan. Dokumen AMDAL terdiri dari beberapa bagian:
Penyusunan dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup merupakan salah satu
kunci penting untuk kepentingan program kelestarian lingkungan hidup. Oleh karenanya,
kebijakan Kementerian Lingkungan Hidup yang menyangkut pekerjaan penyusunan
dokumen AMDAL menjadi pekerjaan yang bersifat professional dan merupakan langkah
yang strategis. Upaya ini dilakukan dengan melakukan sertifikasi kompetensi bagi Ketua dan
Anggota Tim Penyusun dokumen AMDAL.
Prosedur AMDAL
Proses penapisan atau kerap juga disebut proses seleksi wajib AMDAL adalah proses untuk
menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib menyusun AMDAL atau tidak. Di
Indonesia, proses penapisan dilakukan dengan sistem penapisan satu langkah. Ketentuan
apakah suatu rencana kegiatan perlu menyusun dokumen AMDAL atau tidak dapat dilihat
pada Keputusan Menteri Negara LH Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL.
2. Proses pengumuman
Setiap rencana kegiatan yang diwajibkan untuk membuat AMDAL wajib mengumumkan
rencana kegiatannya kepada masyarakat sebelum pemrakarsa melakukan penyusunan
AMDAL. Pengumuman dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab dan pemrakarsa
kegiatan. Tata cara dan bentuk pengumuman serta tata cara penyampaian saran, pendapat dan
tanggapan diatur dalam Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 08/2000 tentang Keterlibatan
Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.
3. Proses pelingkupan (scoping)
Pelingkupan merupakan suatu proses awal (dini) untuk menentukan lingkup permasalahan
dan mengidentifikasi dampak penting (hipotetis) yang terkait dengan rencana kegiatan.
Tujuan pelingkupan adalah untuk menetapkan batas wilayah studi, mengidentifikasi dampak
penting terhadap lingkungan, menetapkan tingkat kedalaman studi, menetapkan lingkup
studi, menelaah kegiatan lain yang terkait dengan rencana kegiatan yang dikaji. Hasil akhir
dari proses pelingkupan adalah dokumen KA-ANDAL. Saran dan masukan masyarakat harus
menjadi bahan pertimbangan dalam proses pelingkupan
pemrakarsa dapat mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai.
Berdasarkan peraturan, lama waktu maksimal penilaian KA-ANDAL adalah 75 hari di luar
waktu yang dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali
dokumennya.
Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL dilakukan dengan mengacu pada KA-ANDAL yang
telah disepakati (hasil penilaian Komisi AMDAL). Setelah selesai disusun, pemrakarsa dapat
mengajukan dokumen kepada Komisi Penilai AMDAL untuk dinilai. Berdasarkan peraturan,
lama waktu maksimal penilaian ANDAL, RKL dan RPL adalah 75 hari di luar waktu yang
dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki/menyempurnakan kembali dokumennya.
Penyusun dokumen AMDAL adalah orang yang memiliki kompetensi pada kualifikasi
tertentu dan bekerja di bidang penyusunan dokumen AMDAL.
1.Dokumen Amdal yang diajukan kepada Komisi Penilai AMDAL wajib disusun oleh
pemrakarsa pada tahap perencanaan suatu usaha dan/atau kegiatan.
2.Dalam menyusun dokumen AMDAL, pemrakarsa dapat menyusun sendiri atau meminta
bantuan pihak lain, baik itu sebagai penyusun perorangan atau yang tergabung dalam
lembaga jasa penyusunan dokumen AMDAL
3.Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun Amdal, paling
sedikit 3 (tiga) orang penyusun dokumen AMDAL yang telah memiliki sertifikat kompetensi,
terdiri dari 1 (satu) orang dengan kualifikasi sebagai ketua tim dan 2 (dua) orang dengan
kualifikasi sebagai anggota tim.
4.Komisi Penilai AMDAL wajib menolak pengajuan dokumen AMDAL yang penyusunnya
tidak memenuhi ketentuan peraturan yang berlaku.
5.Lembaga penyedia jasa penyusunan AMDAL wajib berbadan hukum dan terdaftar di
Kementerian Lingkungan Hidup.
6.Dokumen AMDAL wajib disusun setelah rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan
mendapatkan izin lokasi, sebelum kegiatan prakonstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
8.Sosialisasi dapat dilakukan melalui media massa, papan pengumuman pada lokasi rencana
usaha dan/atau kegiatan, papan pengumuman di wilayah pemerintah setempat dan melakukan
konsultasi publik kepada masyarakat terkena dampak.
1.Pemrakarsa
Orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu rencana usaha/kegiatan yang
akan dilaksanakan. Dalam penyusunan studi AMDAL, pemrakarsa dapat meminta jasa
konsultan untuk menyusunkan dokumen AMDAL. Penyusun dokumen AMDAL harus telah
memiliki sertifikat Penyusun AMDAL dan ahli di bidangnya.
2.Komisi penilai
Masyarakat yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL
berdasarkan alasan-alasan seperti kedekatan jarak tinggal dengan rencana usaha dan/atau
kegiatan, faktor pengaruh ekonomi, perhatian pada lingkungan hidup, dan/atau faktor
pengaruh nilai-nilai atau norma yang dipercaya. Masyarakat berkepentingan dalam proses
AMDAL dapat dibedakan menjadi masyarakat terkena dampak, dan masyarakat pemerhati.
Prosedur Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) yang sering dikenal
dengan sangat dibutuhkan oleh berbagai perusahaan yang mengupayakan adanya
pelestarian lingkungan. Secara umum penyusunan dokumen AMDAL dilakukan
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kualitas lingkungan yang kian memburuk memaksa pemerintah lebih tegas dalam
mengeluarkan izin dokumen lingkungan guna mendirikan bangunan usaha. Fakta
pahit yang mengungkap terus tumbuhnya sektor industri yang diiringi dengan
penurunan dratis kualitas lingkungan mengetuk keprihatinan pemerintah untuk
sedikit memperalot perolehan izin lingkungan seperti UKL – UPL, terlebih dokumen
resmi yang membicarakan mengenai tanggungjawab perusahan terhadap lingkungan
ini menjadi modal awal para pengusaha untuk memperoleh surat perizinan lainnya.
Sehingga, kebijakan pun dikeluarkan dimana pemerintah mengisyaratkan penyusuan
dokumen izin lingkungan bagi perusahaan haruslah dalam bentuk uraian dan pokok
pembahasan yang lengkap , rinci dan sedikit rumit. Rencana dalam mengelola
lingkungan kedepannya dan rencana tata bangunan menjadi pembahasan yang harus
dituliskan dalam dokumen izin lingkungan UKL-UPL. Dan untuk memenuhi kriteria
mendapatkan izin UKL-UPL ini sendiri para pengusaha wajib memenuhi kaidah dan
aturan yang sama disebutkan di peraturan UU. Sehingga dalam penyusunan UKL-
UPL pengusaha tidak boleh gegabah karena jika dokumen UKL-UPL tidak sesuai
dan memadai izin tak bisa diberi.
Dokumen Syarat Memperoleh Izin UKL –UPL
Penyusunan dokumen izin UKL-UPL ini memang terbilang komplek, tidak hanya
isinya yang begitu penuh rincian dan beberapa hal penting yang harus disajikan,
permohonan izin ini juga mewajibkan para pemilik usaha melampirkan beberapa
syarat umum yang tak boleh ada satupun terlewati. Sehingga kesiapan penuh dalam
mendirikan usaha sangat dibutuhkan karena penyusunan UKL-UPL harus diselipkan
bukti kelegalan kepemilikan lahan seperti akta kepemilikan tanah/ penyewaan tanah,
masih juga menunjukan surat izin IMB,pengusaha juga tak lupa perlu membawa akta
pendirian perusahaan, kepemilikan SIUP dan NPWP dan surat-surat penting lain.
1. Komponen Biologis
b. mengarahkan studi Andal agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan
biaya, tenaga, dan waktu yang tersedia.
a. sebagai rujukan penting bagi pemrakarsa, penyusun dokumen Amdal, instansi yang
membidangi rencana usaha dan/atau kegiatan, dan instansi lingkungan hidup, serta
tim teknis Komisi Penilai Amdal tentang lingkup dan kedalaman studi Andal yang
akan dilakukan;
b. sebagai salah satu bahan rujukan bagi penilai dokumen Andal untuk mengevaluasi
hasil studi Andal.
B. Muatan dokumen KA
1. Pendahuluan
b. alasan mengapa rencana usaha dan/atau kegiatan ini wajib memiliki Amdal dan
pendekatan studi yang digunakan (tunggal, terpadu, atau kawasan); dan
c. alasan mengapa rencana usaha dan/atau kegiatan ini dinilai oleh Komisi Penilai
Amdal (KPA) Pusat, Provinsi, atau Kabupaten/Kota.
· Tujuan rencana kegiatan
1) Ketua Tim, yang memiliki sertifikat kompetensi penyusun Amdal Ketua Tim
Penyusun Amdal (KTPA);
2) Anggota Tim, minimal dua orang yang memiliki sertifikat kompetensi penyusun
Amdal Anggota Tim Penyusun Amdal (ATPA);
b. Tenaga Ahli, yaitu orang yang memiliki keahlian tertentu yang diperlukan dalam
penyusunan dokumen amdal seperti tenaga ahli yang sesuai dengan dampak penting
yang akan dikaji atau tenaga ahli yang memiliki keahlian terkait dengan rencana
usaha dan/atau kegiatan.
c. Asisten Penyusun amdal, yaitu orang yang dapat menjadi asisten penyusun amdal
adalah setiap orang yang telah mengikuti dan lulus pelatihan penyusunan amdal di
LPK yang telah
teregistrasi/terakreditasi di KLH.
2. Pelingkupan
Pada bagian daftar pustaka, penyusun menguraikan pustaka atau literatur yang
digunakan untuk keperluan penyusunan dokumen KA. Pengambilan (pencuplikan)
sumber referensi harus mengikuti tata cara penulisan akademis yang dikenal secara
luas.
5. Lampiran
a. Bukti Formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip
dapat dilakukan;
Amdal untuk dokumen Amdal yang disusun oleh LPJP atau tanda registrasi penyusun
perorangan, untuk dokumen amdal yang disusun oleh tim penyusun perorangan;
d. Keputusan Pembentukan Tim Pelaksana Studi Amdal, untuk dokumen amdal yang
disusun oleh tim penyusun perorangan;
h. bukti formal bahwa rencana lokasi Usaha dan/atau Kegiatan telah sesuai dengan
rencana tata ruang yang berlaku (kesesuaian tata ruang ditunjukkan dengan adanya
surat dari Badan Koordinasi Perencanaan Tata Ruang Nasional (BKPTRN), atau
instansi lain yang
i. Data dan informasi mengenai rona lingkungan hidup, antara lain berupa tabel, data,
grafik, foto rona lingkungan hidup, jika diperlukan;
k. Butir-butir penting hasil pelibatan masyarakat yang antara lain dapat berupa:
1. Pendahuluan
b. Usaha dan/atau kegiatan yang ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan
yang diusulkan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan hidup.
Tujuan penjelasan ini adalah memberikan gambaran utuh tentang kegiatan-kegiatan
lain (yang sudah ada di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan) yang
memanfaatkan sumber daya alam dan mempengaruhi lingkungan setempat
a. Penggunaan data runtun waktu (time series) yang menunjukkan perubahan kualitas
lingkungan dari waktu ke waktu.
b. Prakiraan dampak dilakukan secara cermat mengenai besaran dampak penting dari
aspek biogeofisik-kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan kesehatan
masyarakat pada tahap
6) dampak penting pada huruf a sampai dengan huruf e yang telah diutarakan
selanjutnya menimbulkan dampak balik pada rencana usaha dan/atau kegiatan.
e. Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan
alternatif komponen rencana usaha dan/atau kegiatan (misalnya: alternatif lokasi,
penggunaan alat-alat produksi, kapasitas, spesifikasi teknik, sarana usaha dan/atau
kegiatan, tata letak bangunan, waktu dan durasi operasi, dan/atau bentuk alternatif
lainnya), maka telaahan sebagaimana tersebut dilakukanuntuk masing-masing
alternatif
5. Daftar Pustaka
6. Lampiran
b. Data dan informasi rinci mengenai rona lingkungan hidup, antara lain berupa tabel,
data, grafik, foto rona lingkungan hidup, jika diperlukan.
1. Pendahuluan
Dalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal menjelaskan atau menguraikan hal-hal
sebagai berikut:
secara umum dan jelas. Pernyataan ini harus dikemukakan secara sistematis, singkat
dan jelas.
dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu rencana usaha dan/atau
kegiatan. Dalam pengertian tersebut upaya pengelolaan lingkungan hidup antara
lainmencakup kelompok aktivitas sebagai berikut:
2) lokasi pemantauan;
Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan yang diajukan memerlukan izin
PPLH, makadalam bagian ini, penyusun dokumen Amdal sudah mengidentifikasi dan
merumuskan daftar jumlah dan jenis izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang dibutuhkan berdasarkan rencana pengelolaan lingkungan hidup.
6. Daftar pustaka
Pada bagian ini utarakan sumber data dan informasi yang digunakan dalam
penyusunan RKL_RPL baik yang berupa buku, majalah, makalah, tulisan, maupun
laporan hasil-hasil penelitian. Bahan-bahan pustaka tersebut agar ditulis dengan
berpedoman pada tata cara penulisan pustaka.
7. Lampiran
Penyusun dokumen Amdal juga dapat melampirkan data dan informasi lain
yang dianggap perlu atau relevan.
A. Identitas Pemrakarsa
Harus ditulis dengan jelas identitas pemrakarsa, termasuk institusi dan orang
yang bertangggung jawab atas rencana kegiatan yang diajukannya. Jika tidak ada
nama badan usaha/instansi pemerintah, hanya ditulis nama pemrakarsa (untuk
perseorangan)
2. Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan dan dilampirkan peta yang sesuai dengan
kaidah kartografi dan/atau ilustrasi lokasidengan skala yang memadai.
Bagian ini pada dasarnya berisi satu tabel/matriks, yang merangkum mengenai:
a. sumber dampak, yang diisi dengan informasi mengenai jenis sub kegiatan
penghasil dampak untuk setiap tahapan kegiatan (prakontruksi, konstruksi, operasi
dan pasca operasi);
b. jenis dampak, yang diisi dengan informasi tentang seluruh dampak lingkungan
yang mungkin timbul dari kegiatan pada setiap tahapan kegiatan; dan
c. besaran dampak, yang diisi dengan informasi mengenai: untuk parameter yang
bersifat kuantitatif, besaran dampak harus dinyatakan secara kuantitatif.
Kolom Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup terdiri atas tiga sub kolom yang berisi
informasi:
bahwa lokasi tersebut disajikan lebih jelas dalam peta pengelolaan lingkungan pada
lampiran UKL-UPL); dan
Kolom Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup terdiri atas tiga sub kolom yang berisi
informasi:
bahwa lokasi tersebut disajikan lebih jelas dalam peta pemantauan lingkungan pada
lampiran UKL-UPL); dan
Kolom Institusi Pengelola dan Pemantauan Lingkungan Hidup, yang diisi dengan
informasi mengenai berbagai institusi yang terkait dengan pengelolaan lingkungan
hidup dan pemantauan lingkungan hidup yang akan:
Dalam hal rencana usaha dan/atau kegiatan yang diajukan memerlukan izin
PPLH, maka dalam bagian ini, pemrakarsa menuliskan daftar jumlah dan jenis izin
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dibutuhkan berdasarkan upaya
pengelolaan lingkungan hidup.
E. Surat Pernyataan
F. Daftar Pustaka
Pada bagian ini utarakan sumber data dan informasi yang digunakan dalam
penyusunan UKL-UPL baik yang berupa buku, majalah, makalah, tulisan, maupun
laporan hasil-hasil penelitian. Bahan-bahan pustaka tersebut agar ditulis dengan
berpedoman pada tata cara penulisan pustaka.
G. Lampiran
Formulir UKL-UPL juga dapat dilampirkan data dan informasi lain yang
dianggap perlu atau relevan, antara lain:
1. bukti formal yang menyatakan bahwa jenis usaha kegiatan tersebut secara prinsip
dapat dilakukan;
2. bukti formal bahwa rencana lokasi Usaha dan/atau Kegiatan telah sesuai dengan
rencana tata ruang yang berlaku (kesesuaian tata ruang ditunjukkan dengan adanya
surat dari Badan Koordinasi Perencanaan Tata Ruang Nasional (BKPTRN), atau
instansi lain yang bertanggung
jawab di bidang penataan ruang);
4. peta yang sesuai dengan kaidah kartografi dan/atau ilustrasi lokasi dengan skala
yang memadai yang menggambarkan lokasi pengelolaan lingkungan hidup dan lokasi
pemantauan lingkungan hidup; dan
_Nama : ............................................................................
_Jabatan : ............................................................................
_Alamat : ............................................................................
1.
2.
3.
4. dst.
1.
2.
3.
4. dst.
Yang menyatakan,
(...............NAMA…….........)