Anda di halaman 1dari 10

PROSEDUR COMMISIONING & PEMELIHARAAN

Waste Water Treatment Plant


PLTU SINTANG 3 X 7 MW

4. DESKRIPSI PROSES

4.1. Oil and Grease Trap


Merupakan tempat pemisahan minyak dan air secara fisik yang terbawa oleh air limbah,
selain itu diharapkan semua minyak serta padatan yang ringan dapat mengambang dan
tertahan di sini, dan kemudian dapat diangkat, baik secara manual maupun menggunakan
sistem aliran grafitasi.

4.2. Tangki Equalisasi


Tangki Equalisasi merupakan bak penampungan sementara untuk air limbah yang sebelum
dilakukan pengolahan lebih lanjut. Tujuan penggunaan bak ini adalah untuk
menghomogenkan konsentrasi air limbah yang masuk. Menghomogenkan konsentrasi limbah
digunakan coarse bubble diffuser yang dialiri udara dari blower selama 24 jam penuh/ selama
air limbah ada didalam bak equalisaasi. Penggunaan coarse bubble ini juga bertujuan untuk
mencegah terjadinya proses anaerobik dalam Equalisasi. Dari bak ini, air limbah akan
dipompa menuju Mixing Tank Flokulasi dengan menggunakan pompa yang dilengkapi dengan
Floating switch untuk mengatur kerja pompa secara automatis.

4.3. Reaction Tank


Proses pemisahan partikel suspensi dan koloidal dilakukan dengan cara koagulasi dan
flokulasi dengan cara menambahkan bahan kimia PAC dan Polymer ke dalam air sebelum
masuk ke dalam Reaction Tank. Chemical yang sudah bercampur dengan air limbah akan
diaduk/mixing dengan menggunakan agitator. Elektron bebas di permukaan atom Alumunium
yang diinjeksikan akan menarik partikel koloidal dan suspensi sehingga membentuk flok-flok
kecil, sedangkan polymer untuk membantu membentuk flok-flok yang besar. Untuk menarik
seluruh partikel maka diperlukan konsentrasi Alumunium yang sesuai, untuk itu pendosisan
harus disesuaikan dengan kondisi kekeruhan air baku. Untuk mendapatkan dosis yang sesuai
maka perlu dilakukan jartest terlebih dahulu sebelum melakukan proses koagulasi &
flokulasi.

4.4. Clarifier Tank


lumpur dalam aliran yang berasal dari Flocculant Tank dipisahkan dari air limbah dengan
cara pengendapan gravitasi di tangki ini. Lumpur akan terendapkan pada bagian bawah bak
sedimentasi, sedangkan air limbah akan mengalir melalui overflow sedimentasi secara
gravitasi menuju Control Tank/buffer tank. Secara rutin lumpur dikeluarkan melalui bagian
bawah Sedimentation dan dipompa menuju ke sludge drying bed.

4.5. Control Tank


Control Tank merupakan bak penampungan sementara air limbah sebelum dibuang ke
lingkungan. Secara rutin, kualitas air buangan di Control Tank diperiksa secara menyeluruh
baik pH, kandungan minyak, Total Suspended Solid (TSS) dan kejernihannya.

4.6. Multi Media Filter


Multi Media Filter berfugsi sebagai penyaring padatan & lumpur yang terlewat pada saat
sedimentasi di clarifier. Dengan jalan mengalirkan air menggunakan pompa feed filter pump
menuju ke Filter media yang terdapat didalam multi media Filter. Setelah beberapa lama,
padatan / lumpur yang mengalir akan semakin penuh, sehingga Multi media filter menjadi
jenuh. Hal tersebut dtandai dengan perbedaan pressure inlet dan outlet. Apabila hal tersebut
terjdi, Multi Media Filter harus di backwash, dengan mengalirkan air dari bagian bawah
1
PROSEDUR COMMISIONING & PEMELIHARAAN
Waste Water Treatment Plant
PLTU SINTANG 3 X 7 MW

tangki Multi media Filter menuju kebagian atas Multi media Filter, sehingga lumpur / kotoran
akan terbuang kedrain bersama air.

4.7. Sludge Drying Bed


Lumpur padatan yang berasal dari Clarifier akan dikeringkan di Sludge Drying Bed. Sludge
Drying Bed merupakan bak yang berisi pasir yang berfungsi untuk memisahkan air dari
lumpur serta mengeringkan lumpur yang terbentuk secara alami dengan bantuan sinar
matahari, sedangkan airnya akan dialirkan ke oil separator tank untuk diproses kembali.

2
PROSEDUR COMMISIONING & PEMELIHARAAN
Waste Water Treatment Plant
PLTU SINTANG 3 X 7 MW

5. PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH

5.1. Persiapan
1. Sebelum mulai menjalankan unit pengolahan air limbah, periksalah dahulu tangki-tangki
bahan kimia yang tersedia. Buatlah larutan jika diperlukan.
2. Lakukan pemeriksaan panel elektrik.
3. Lakukan pemeriksaan peralatan
 Pemeriksaan arah putaran impeller pompa, mixer, blower, dan compressor sesuai
dengan manual.
 Pemeriksaan kerja floating switch
 Kalibrasi laju alir setiap pompa
 Lakukan pencucian elektroda sensor pH dan kalibrasi pH-meter.

5.2. Manual Operasi (Start-Up)


1. Masukkan limbah secara perlahan kedalam system WWTP.
2. Hidupkan sistem panel elektrik.
3. Hidupkan Roots Blower secara Auto.
1. Hidupkan pompa Equalisasi secara AUTO. Setelah air menyentuh level High (H) air
yang limbah di dalam Equalisasi Tank akan ditransfer menuju ke Mixing Tank flokulasi,
dan apabila
menyentuh level terbawah (LL), pompa akan otomatis berhenti beroperasi.
3. Hidupkan Mixer. Mixer dihidupkan secara Auto apabila pompa equalisasi beroperasi
4. Hidupkan pompa dosing flocculant & Coagulant & PHAdjustment secara AUTO.
5. Periksa selalu tangki kimia, jangan sampai kosong dan periksa pH pada pH-monitor.
6. Secara berkala, lumpur padatan yang terendapkan di Clarifier Tank dikeluarkan atau di
pompakan ke sludge thickener
7. Hidupkan Feed Filter Pump. Feed Filter Pump akan beroperasi berasarkan level air di
control tank. Apabila dalam kondisi High level (H), pompa akan beroperasi, sedangkan
apabila dilevel under low (LL) pompa akan berhenti beroperasi.
8. Multi media Filter akan beroperasi secara AUTO, kondisi backwash akan diatur
berdasarkan timer.
9. Lumpur pada Sludge Drying Bed akan diambil secara manual, kemudian diangkut keluar
menuju pengolahan akhir.

6. PEMELIHARAAN UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH


Petunjuk Umum
1. Bacalah seluruh petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan dengan baik.
2. Ikuti petunjuk yang tercantum dalam manual.
3. Jangan mencoba memperbaiki / memecahkan sendiri masalah atau kesulitan yang tidak dapat
diselesaikan menurut petunjuk yang tercantum dalam buku manual.
4. Lakukan kalibrasi peralatan secara rutin sesuai petunjuk buku manual, yaitu kalibrasi laju alir
pompa transfer dan pompa dosing, pH-controller. Pemeriksaan sistem panel pengendali, level
indicator dan timer juga harus dilakukan rutin untuk memastikan alat bekerja dengan baik.
5. Jika peralatan pengendali / control tidak bekerja dengan baik, periksalah elektroda sensor
peralatan tersebut. Kebanyakan kasus disebabkan oleh kotornya elektroda sensor tersebut
(WLC dan elektroda pH)
6. Perlu disiapkan suku cadang pengganti.
3
PROSEDUR COMMISIONING & PEMELIHARAAN
Waste Water Treatment Plant
PLTU SINTANG 3 X 7 MW

7. Periksa selalu kondisi oli / pelumas pada pompa, mixer, jika diperlukan.
8. Jangan menggunakan oli yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan.
9. Periksa seluruh baut peralatan secara rutin.

Petunjuk Khusus

1. Oil Separator
Periksa Pit secara rutin dan bersihkan secara manual jika diperlukan, jika terdapat sampah atau
kotoran.

2. Equalisasi tank
Bersihkan sampah dan kotoran jika diperlukan.
Bersihkan Pompa Equalisasi, Valve dan floating switch secara rutin.
Pengeluaran udara secara rutin.

3. Mixing
Kalibrasi pH-Monitor hanya dilakukan apabila pembacaan skala sudah tidak akurat lagi.
Bilas dan bersihkan elektroda sensor setiap hari.
Periksa motor Mixer secara rutin.

4. Aeration tank
Periksa motor blower secara rutin.
Jangan menjalankan blower apa bila difusser tidak terendam oleh air.

5. Clarifier Tank
Periksa Clarifier Tank secara rutin.

6. Sludge Thickener
Bersihkan dari sampah dan kotoran jika diperlukan, terutama di sekitar inlet Pompa.
Bersihkan Pompa Sludge Thickener dan Valve.

7. Sludge Drying Bed


Periksa selalu volume lumpur padatan dalam Bed, jika penuh segera diambil/ dibuang. Jika
limbah padatan dalam Bed telah kering, keluarkan dari Bed.

8. Control tank
Kuras Control Tank secara rutin untuk membuang endapan lumpur yang terdapat di dasar
Control Tank, jika diperlukan.

7. MASALAH DAN PEMECAHANNYA

4.1 pH-Monitor tidak bekerja dengan baik.


Penyebab
 elektroda sensor kotor.
 kalibrasi kurang tepat.
4
PROSEDUR COMMISIONING & PEMELIHARAAN
Waste Water Treatment Plant
PLTU SINTANG 3 X 7 MW

Solusi
 bersihkan elektroda sensor dan bilas dengan air bersih.
 lakukan kalibrasi ulang pH-Controller.

4.2 pH air limbah berada di luar rentang pH yang disyaratkan


Penyebab
 dosing basa / asam tidak mencukupi.
 pH monitor tidak bekerja dengan baik.

Solusi
 atur debit dosing pompa basa.
 atur konsentrasi basa / asam dalam tangki dosing.
 periksa pH-monitor dan elektrodanya.
 lakukan penambahan asam atau basa secara manual.

4.3 Suplai udara kurang.


Penyebab
 Valve pipa udara tersumbat, rusak.
 Diffuser terbuka (terlepas).

Solusi
 hentikan blower sementara
 Perbaiki Valve yang rusak
 Perbaiki diffuser

4.4 Debit aliran pompa terlampau kecil atau tidak mengalir


Penyebab
 adanya sampah / plastik yang tersumbat pada valve atau pada inlet pompa.

Solusi
 periksa valve dan inlet pompa serta bersihkan jika perlu.

5
PROSEDUR COMMISIONING & PEMELIHARAAN
Waste Water Treatment Plant
PLTU SINTANG 3 X 7 MW

8. TEST INDIVIDUAL

A. POMPA
1. Lakukan merger pada posisi pompa, impeller & motor pada saat instalasi.
2. Lakukan pengecekan visual pada name plate untuk mengetahui kondisi dari pompa untuk
memastikan apakah sesuai dengan data spesifikasi teknik yang diberikan.
3. Lakukan Tes tekanan hydrostatic. Test tekan hydrostatic dilakukan pada setiap komponen
yang mendapat tekanan pada saat pompa beroperasi, dengan kondisi-kondisi seperti
dijelaskan dibawah, penerimaan didasarkan pada tidak adanya kebocoran pada komponen
yang di tes.
(a) Tekanan : sesuai kebutuhan design masing-masing pompa.
(b) Waktu pengetesan : Sekitar 30 menit.
(c) Media tes : Air bersih pada temperatur normal.
(d) Komponen yang di tes : pompa & pipa beserta koneksinya.
(e) Semua metering dan instrument yang berkaitan dengan pompa harus di kalibrasi.
(f ) Pompa dengan daya lebih besar dari 225 kW dapat di test di 80% dari kinerja yang
diinginkan
4. Ukur kecepatan putar menggunakan taco meter
5. Kapasitas pada pressure yang diminta tidak boleh kurang dari spesifikasi. Dan daya yang
diminta tidak boleh lebih pada kapasitas yang diminta.Lakukan perbaikan jika
diperlukan.
6. Pastikan seluruh element katup / valve seperti foot valve, check valve, Ball Valve,
Butterfly Valve, Gate Valve beroperasi dengan maksimal.
7. Catat seluruh aktivitas test termasuk kendala yang terjadi.
8. Lakukan perbaikan jika diperlukan.

B. STORAGE TANK
1. Lakukan pengecekan visual sesuai name plate untuk mengetahui kondisi struktur dan
dimensi dari tank apakah sesuai dengan gambar / data yang diberikan.
2. Ukur dimensi tank untuk mengetahui volume tank dengan rumus ¼ .d2.t untuk tank
berbentuk cylinder atau p x l x t untuk tank regtangular (kotak)
3. Lakukan Test hydrostatic. Dengan mengisi tanki sesuai dengan volume yang disyaratkan,
penerimaan didasarkan pada tidak adanya kebocoran pada komponen yang di tes.
(a) Tekanan : Ambient.
(b) Waktu pengetesan : Sesuai dengan volume tank yang diuji.
(c) Media tes : Air bersih pada temperatur normal.
(d) Komponen yang di tes : Tank & pipa beserta koneksinya.
4. Semua metering dan instrument yang terinstall / berkaitan pada tanki harus di kalibrasi
dan ditest bersamaan dengan test hydrostatic.

6
PROSEDUR COMMISIONING & PEMELIHARAAN
Waste Water Treatment Plant
PLTU SINTANG 3 X 7 MW

5. Pastikan seluruh element katup / valve yang berhubungan dengan tanki seperti foot valve,
check valve, Ball Valve, Butterfly Valve, Gate Valve beroperasi dengan maksimal
6. Catat seluruh aktivitas test termasuk kendala yang terjadi.
7. Lakukan perbaikan jika diperlukan.

C. PRESSURE TANK / VESSEL


1. Pressure Tank biasanya telah mendapatkan perlakuan test tekan hydrostatic pada saat
fabrikasi. Apabila telah dilakukan sebelumnya, dapat di check pada document terkait.
Apabila belum dilakukan maka dapat dilakukan beberapa hal sebagai berikut :
2. Lakukan pengecekan visual sesuai name plate untuk mengetahui kondisi struktur dan
dimensi dari tank apakah sesuai dengan gambar / data yang diberikan.
3. Lakukan Tes tekan hydrostatic. Dengan mengisi tanki sesuai dengan volume yang
disyaratkan, dan melakukan tes tekan dengan menggunakan pompa test tekan (water jack
pump). penerimaan didasarkan pada tidak adanya kebocoran pada komponen yang di
tes.
(a) Tekanan : 1,5 kali dari tekanan operasi
(b) Waktu pengetesan : 30 menit sampai dengan 24 jam
(c) Media tes : Air bersih pada temperatur normal.
(d) Komponen yang di tes : Tank & pipa beserta koneksinya.
4. Semua metering dan instrument yang terinstall / berkaitan pada tanki harus di kalibrasi
dan ditest bersamaan dengan test hydrostatic.
5. Pastikan seluruh element katup / valve yang berhubungan dengan tanki seperti Safety
Valve, Ball Valve, Butterfly Valve, Gate Valve beroperasi dengan maksimal.
6. Pastikan seluruh nozzle / penyaring didalam tangki terpasang dengan erat.
7. Setelah selesai memasukkan media kedalam pressure tank, lakukan tes kebocoran dengan
mengalirkan air kedalam tangki dan membuka katup keluar (outlet valve) yang mengarah
ke drainase. Check apakah terdapat media yang keluar dari dalam tanki. Apabila cukup
media keluar deras, berarti terjadi kebocoran pada nozzle. Harus dilakukan perbaikan
dengan mengeluarkan media dari dalam tanki & perbaikan / penggantian terhadap nozzle
yang bocor.
8. Catat seluruh aktivitas test termasuk kendala yang terjadi.
9. Lakukan perbaikan jika diperlukan.

7
PROSEDUR COMMISIONING & PEMELIHARAAN
Waste Water Treatment Plant
PLTU SINTANG 3 X 7 MW

D. ELECTRICAL, CONTROL PANEL (PROTECTION & INTERLOCK TEST)

1. Lakukan pengecekan visual sesuai gambar / data yang diberikan untuk mengetahui
kondisi struktur dan dimensi dari Control Panel.
2. Pastikan power telah masuk kedalam panel & terinstall dengan benar.
3. Check Ampere & voltase yang ada melalui amperemeter & voltmeter yang terinstall di
panel.
4. Lakukan check terhadap perangkat yang terdapat dipanel, breaker utama, breaker
tambahan, relay, contactor, lampu indicator,TOR, alarm yang terpasang dipanel, apakah
sudah terpasang dengan benar sesuai dengan data gambar yang ada.
5. Lakukan check terhadap instrument / metering yang terinstall / berkaitan dengan panel.
Instrument/ metering yang terpasang sudah terkalibrasi dari pabrik. lakukan kalibrasi
kembali jika diperlukan.
6. Lakukan dry test dengan menggunakan voltase 220 V, dan memutuskan aliran dari panel
yang menuju ke mesin. Operasikan perangkat satu persatu, check & pastikan sesuai
dengan siklus operasinya, pada saat ON, OFF ataupun TRIP. Dengan kondisi manual
maupun automatic. Pastikan pula bahwa siklus tersebut juga sesuai dengan siklus pada
touch screen yang terinstall di panel.
7. Check instalasi yang menuju ke perangkat dengan menggunakan multi tester. Pastikan
terkoneksi dengan erat dan dalam kondisi baik.
8. Lakukan test pada motor - motor pompa, dengan mengecek rotasinya. Putaran harus
searah jarum jam / sesuai tanda panah yang terdapat pada motor/ sesuai instruksi pada
buku panduan operasi pompa. Pastikan kabel terinstall dengan baik pada panel motor
untuk menghindari induksi / hilangnya phase pada motor.
9. Lakukan tes simulasi untuk level switch dengan menggunakan multi tester. Pengetesan
dapat pula dilakukan pada saat pengetesan volume tank.
10. Apabila telah dilakukan dry test, dan plant telah siap, lakukan test operasi keseluruhan
dengan menyalakan panel dan system keseluruhan. Lakukan penyesuaian jika terdapat
perbedaan data akibat perbedaan beban pada saat dry test & test operasi.
11. Pastikan Level Swicth, alarm, TOR & TRIP signal berfungsi sebagai bagian dari proteksi
terhadap panel dan equipment terkait.
12. Catat seluruh aktivitas test termasuk kendala & solusinya.
13. Lakukan perbaikan, jika diperlukan.

E. TEST KUALITAS

1. Test kualitas dapat dilakukan dengan pengambilan sample dan dibawa ke laboratorium di
lapangan / independent, sedangkan untuk pH dapat dilihat pada control panel di
lapangan.

8
PROSEDUR COMMISIONING & PEMELIHARAAN
Waste Water Treatment Plant
PLTU SINTANG 3 X 7 MW

F. KALIBRASI SENSOR

1. Sensor yang terpasang pada sistem adalah PH meter.


2. Kalibrasi terhadap alat tersebut telah dilakukan oleh masing – masing principal pada saat
sebelum pengiriman. Tetapi dapat pula dilakukan kalibrasi ulang jika diperlukan.
3. Untuk PH meter, perangkat kalibrasi yang harus disiapkan adalah : Larutan pH 4.0,
Larutan pH 7.0 dan Larutan pH 10.0, serta bejana tempat pengujian.
4. Untuk melakukan kalibrasi, dapat dibaca sesuai petunjuk pada masing-masing manual
book.
5. Catat tanggal perubahan kalibrasi terakhir.

9. DAFTAR SPARE PART DAN KONSUMABLE

1. Pelumas / grease untuk Mixer dan blower.

1. Larutan Buffer - pH.

1. pH Electrode / Probe

1. pH Pre-Amplifier.

1. pH 2-Relay Output Card.

1. Floating switch.

1. Soda Kaustik (NaOH).

2. Asam Chlorida (HCL)

1. PolyAlumunium Chloride (PAC)

3. Polymer

9
PROSEDUR COMMISIONING & PEMELIHARAAN
Waste Water Treatment Plant
PLTU SINTANG 3 X 7 MW

10. KESELAMATAN KERJA

Untuk mencegah timbulnya hal-hal yang tidak diinginkan, yang dapat menyebabkan kecelakaan
kerja yang dapat membahayakan keselamatan pekerja dalam pengoperasian unit pengolahan air
limbah, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Gunakan sarung tangan pelindung, masker, dan kacamata pelindung pada saat menggunakan
bahan kimia yang berbahaya (bersifat korosif) seperti asam klorida (HCl) pekat, soda kaustik
(NaOH), Baik pada saat memindahkan bahan kimia, saat pembuatan larutan, dan saat
pencucian tangki.
2. Bacalah petunjuk penanganan bahan kimia yang diberikan oleh supplier mengingat beberapa
bahan kimia mempunyai sifat korosif, mudah terbakar / meledak dan beracun jika dihirup.
3. Jangan makan, minum atau merokok selama menangani bahan-bahan kimia.
4. Simpanlah bahan kimia di tempat yang telah ditentukan yaitu di tempat yang sejuk, kering dan
mempunyai ventilasi udara yang baik.
5. Sisa karung / jerigen bahan kimia sebaiknya langsung dibuang dan tidak dipergunakan lagi
untuk keperluan lain.
6. Beri petunjuk (nama) pada jerigen, karung atau kemasan bahan kimia lainnya, sehingga
mudah untuk dikenali dan diketahui.
7. Bersihkan selalu lantai dari sisa-sisa bahan kimia, oli dan pelumas.
8. Bacalah dengan baik petunjuk pemeliharaan, perawatan dan perbaikan peralatan (pompa,
motor, mixer dll).
9. Penanganan bahan kimia hanya boleh dilakukan oleh orang / operator khusus yang bertugas
dan mempunyai wewenang / izin.
10. Pengaturan Panel Pengendali Unit Pengolahan Air Limbah yang terdapat di Ruang Operator
hanya boleh dilakukan oleh orang / operator khusus yang bertugas dan mempunyai
wewenang / izin.
11. Untuk mencegah terjadinya hal-hal lain yang tidak diinginkan, maka hanya orang /operator
khusus yang bertugas dan mempunyai wewenang / izin, yang boleh memasuki Area
Pengolahan Air Limbah.

10

Anda mungkin juga menyukai