Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

TEKNIK INSTRUMENTASI
TOTAL ABDOMINAL HISTEREKTOMY

Oleh:
RIZKY TIARA DAMAYANTI
NIM 1401460028

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI D-IV KEPERAWATAN MALANG
2018
A. Definisi
Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat rahim,
baik sebagian (subtotal) tanpa serviks uteri ataupun seluruhnya (total) berikut
serviks uteri (Prawirohardjo, 2001).
Histerektomi adalah pengangkutan uterus melalui pembedahan, paling umum
dilakukan untuk keganasan dan kondisi bukan keganasan tertentu (contoh,
endometriosis atau tumor), untuk mengontrol perdarahan yang mengancam jiwa,
dan kejadian infeksi pelvis yang tidak sembuh-sembuh atau ruptur uterus yang tidak
dapat diperbaiki. (doengoes,2001).
Total abdominal histerektomy (TAH)-BSO adalah suatu tindakan pembedahan
dengan melakukan insisi pada dinding perut untuk mengangkat uterus, servix, kedua
tuba fallopii dan ovarium pada malignant neoplastic disease, leymiomas dan cronic
endometriosis

B. Indikasi
1. Fibroids (tumor jinak yang tumbuh di dalam dinding otot rahim)
2. Kanker serviks, rahim atau ovarium
3. Endometriosis, kondisi berupa pertumbuhan sel endometrium di bagian lain dari
rahim
4. Adenomyosis, kelainan di mana sel endometrium tumbuh hingga ke dalam
dinding rahim (sering juga disebut endometriosis interna)
5. Prolapsis uterus, kondisi di mana rahim turun ke vagina karena ligamen yang
kendur atau kerusakan pada otot panggul bawah
6. Inflamasi pelvis karena infeksi.

C. Kontra Indikasi
1. Pasien dengan gangguan hemodinamik
2. Pasien dengan usia produktif menderita tumor tanpa keganasan

D. Tujuan
1. Mengatur alat secara sisternatis di meja instrumen
2. Memperlancar handling instrumen
3. Mempertahankan kesterilan alat-alat instrumen selama operasi.

E. Petugas
1. Perawat instrumentator

F. Persiapan
1. Pasien
a. Pasien harus puasa
b. Harus ada persetujuan operasi (informed consent)
c. Daerah/lokasi operasi
d. Foto rontgen (k/p), hasil laboratorium, hasil EKG
e. Vital sign dalam batas normal
f. Transfusi darah yang siap pakai
2. Lingkungan
a. Pastikan AC ruangan berfungsi dengan baik
b. Mengatur dan mengecek fungsi mesin couter, mesin saction dan lampu
operasi serta mengecek fungsinya
c. Menata meja mayo, meja instrument dan trolli waskhom
d. Mempersiapkan set linen, set waskhom dan instrument steril yang akan
dipergunakan.
e. Memasang perlak, doek besar dan U ped pada meja operasi
f. Mempersiapkan dan menempatkan tempat sampah medis agar mudah
dijangkau

3. Alat instrumen
a. Instrument Dasar
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Scalp blade & handle (handvat mess) no 4 1
2 Dissecting forceps (pinset anatomis)+manis 3
3 Tissue forceps (pinset sirurgis) 2
4 Medzenbaum scissor (gunting mebzembaum) 1
5 Surgical scissor mayo (gunting mayo) 1
6 Gunting benang 1
7 Washing & dressing forceps (desinfeksi klem) 1
8 Towel clems (duk klem) 5
9 Delicate hemostatic forcep (musquito klem) 2
10 Klem Pean Bengkok sedang 2
11 Klem pean bengkok besar (untuk rotundum) 4
12 Nissen forceps (Klem pean manis) panjang 1
13 Klem histerektomy 2
14 Kochker lurus besar 2
15 Langenback 2
16 Nald foeder (needle holder) 2
17 Peritonium klem 4
18 Kocker bengkok sedang 2

b. Instrument Tambahan
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Abdominal Retraktor (hak daun dalam) 2
2 Canul Suction 1
3 Klem 90 0 1
4 Surgical needle (round dan cutting) 1/1
5 Ring kleam 4
6 Timan kecil 1
7 Kogletang /tenakulum 1

c. Instrument Penunjang
Instrumen penunjang steril
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Handpiece Couter 1
2 EMP (Selang saction) 1
3 Bengkok 2
4 Cucing 1
5 Kom 1
6 Mangkok 1
Instrumen Penunjang On Steril
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Mesin Couter 1
2 Mesin saction 1
3 Lampu Operasi 2
4 Meja Operasi + penunjang pengaman 1
5 Meja Instrument 1
6 Meja Mayo 1
7 Troli Waskom 1
8 Tempat Sampah 1

d. Persiapan Linen
NO NAMA ALAT JUMLAH
1 Duk Besar 4
2 Duk Sedang 4
3 Duk Kecil 3
4 Sarung Meja Mayo 1
5 Handuk Tangan 5
6 Scort/ Gaun Operasi 6

e. Persiapan Bahan Habis Pakai


NO NAMA ALAT JUMLAH

1 Handscoon steril no.6.5 /7 /7.5 Secukupnya


2 Underpad steril/ on steril 2/1 buah
3 Mess no. 22 1
4 Kasa/deppers Secukupnya
5 Povidon Iodine 10% Secukupnya
6 Cairan NS 0,9% 1 liter
7 Sofratule 1 buah
8 Absorbable 3/0 1
9 Non absorbable 1 1
10 Non absorbable 2.0 1
11 absorbable 1 (Plain/chromic/safil) 1/1/1
12 absorbable 0 2
13 Towel 1
14 Foley catheter no 16 1
15 Urobag 2
16 Hepavix Secukupnya
17 Spongostan 2
18 Kasa Big Gauze Secukupnya
19 Spuit 10cc 1
20 Aquades 1 liter 1
21 Rectal tube no 28 1
22 Alkohol 70% secukupnya
23 Jelly Secukupnya

G. Instrumentasi Tehnik
(Sign In)
1. Pasien datang cek register, lembar persetujuan / inform consent px.
2. Pasang U pad dibawah punggung pasien
3. Setelah pasien mendapat general anestesi pasien diposisikan supinasi.
4. Pasang kateter sesuai ukuran dan arde couter.
5. Lakukan disinfeksi pada lap operasi dengan betadin cuci dan keringkan dengan
kassa kering steril, dilakukan oleh perawat sirkuler.
6. Perawat instrumen melakukan surgical scrub, gowning dan gloving, kemudian
membantu operator dan asisten untuk memakai handuk, baju steril dan sarung
tangan steril.
7. Berikan disinfeksi klem dan deepers kepada asisten untuk melakukan antisepsis.
8. Lakukan drapping area operasi dengan memberikan U.pad steril diatas simfisis
pubis, doek besar untuk bawah dan atas, doek sedang untuk samping kanan dan
kiri, fiksasi dengan memberikan doek klem , doek kecil di atas simfisis pubis.
9. Meletakkan selang suction dan couter di atas doek steril dan memfiksasi dengan
kassa dan doek klem, cek fungsi kelayakan alat (couter dan selang suction).
(Time Out)
10. Memberikan pinset cirurgis kepada operator dan asisten untuk menandai daerah
insisi (fanenstil).
11. Beri Handvat mess no 22 dan pinset cirurgis kepada operator untuk incici kulit.
12. Mosquito klem dan pinset cirugis + kassa kering kepada asisten lalu mulai
dilakukan insisi, rawat perdarahan dengan coutter dan suction.
13. Incici diperdalam dari fat sampai tampak fasia dengan coutter (mode cut), rawat
perdarahan.
14. Berikan mess no.22 kepada operator untuk membuka fasia (di incisi 1-2 cm).
15. Berikan gunting kasar dan pinset chirurgis kepada operator untuk memperlebar
fasia dan berikan pinset chirurgis dan langen beck kepada asisten untuk
memperluas lapang pandang operasi.
16. Fasia dilebarkan hingga tampak musculus dectus abdominalis, otot
displit/dibuka secara tumpul dengan menggunakan bokong pinset sampai
kelihatan peritonium.
17. Berikan pinset anatomis dan gunting matzenboum kepada operator untuk
membuka peritonium (k/p berikan peritonium klem untuk menjepit peritonium
pada kedua sisi dan diperlebar mengikuti garis insisi kulit dengan gunting
matzenboum).
18. Berikan big kass (basah) untuk menyisihkan dan melindungi usus, dan
memberikan haak besar untuk membebaskan lapang pandang.
19. Operator mengidentifikasi bentuk uterus, ukuran, adanya perlengketan, bila ada
perlengketan bebaskan dengan pincet anatomis dan metzenbaum.
20. Memberikan klem panjang pada operator untuk menjepit ligamentum rotondum
dan potong diantara 2 klem dengan couter, lakukan pada sisi kontra lateralnya.
21. Memberikan gunting metsenboum dan pinset chirurgis pada operator untuk
membuka blader tiap 2 cm di atas plicavasica cinaria, memberikan kocher
panjang untuk menjepit jaringan yang dibuka dan diberi haak dalam untuk
melindungi vesica urinaria.
22. Operator membuka para vesika urinaria,berikan venster dilanjut membuka para
polika berikan couter, setelah terbuka berikan timan ke arah kranio medial untuk
membuka lapang pandang.
23. Berikan klem panjang 2 ,gunting kasar untuk memotong tunel avaskular. Untuk
jaringan yang ditinggal jahit dengan absorbable 0, jaringan yang dibuang dengan
non absorbable 1 (ikat), setelah itu lepaskan kedua klem. Lakukan pada sisi
kontra lateralnya juga. Dilanjut menyusuri ligamentum latum untuk dipotong
siapkan histetrektomi klem bengkok dan gunting kasar kemudian jahit dengan
absobable 0
24. Ligamentum sacrocevacalis dan purbocervikalis ditelusuri sampai setinggi
portio s/d 1/3 vagina atas kemudian diklem dengan klem kuat bengkok dan
dipotong dengan couter. Berikan absorbable 0 untuk meligasi jaringan yang
ditinggal dan non absorbable 1 ikat untuk jaringan yang dibuang, setelah itu
lepaskan klem kuat.
25. Setelah teraba portio siapkan mess 22 untuk menginsisi leher rahim ke atas dan
tenakulum untuk memegang serviks yang akan diinsisi. Berikan gunting
jaringan pada operator untuk memotong uterus sampai 1/3 vagina atas, asisten
diberi kocher panjang untuk memjepit vagina stump dan diberikan kassa
alkohol menggunakan pinset anatomis untuk memasukkan ke dalam vagina.
26. Berikan absorbable 0 dan pinset chirurgis kepada operator untuk menjahit sudut
kanan kiri pada vaginal stump dan dengan benang yang sama dilakukan
penutupan vaginal stump door loopen dan berikan klem pean untuk menjepit
benang.
27. Evaluasi dan rawat perdarahan, siapkan pinset anatomis cantik dan still deppers
serta couter.
28. Berikan klem pean (cantik) panjang untuk merawat pedarahan dari retro.
29. Mengeluarkan big kass dari rongga peritonium dan pastikan tidak ada sesuatu
yang tertinggal (infentarisasi kasa dan alat).
30. Berikan peritonium klem (4) untuk menjepit sisi peritonium (atas, bawah,
samping kanan dan kiri).
31. Menyiapkan cairan NS hangat untuk mencuci rongga abdoment dan berikan
steal deppers dan suction. Pastikan tidak ada perdarahan aktif.
(Sign Out)
32. Melakukan penutupan luka operasi lapis demi lapis.
a. Peritonium dengan absorbable 1 (jarum round sedang) + pinset anatomis.
b. Musculus dengan absorbable 1 (jarum round sedang) + pinset anatomis.
c. Fasia dengan absorbable 1 + pinset cirurgis.
d. Lemak dengan absorbable 1 (jarum cutting) + pinset cirurgis.
e. Kulit dengan non absorbable 3-0 + pinset cirurgis (jahitan subkutikuler).
33. Setelah selesai dijahit bersihkan luka dengan kassa basah dan kassa kering,
kemudian beri supratule dan tutup dengan hipavik.
34. Melakukan vaginal toucher untuk mengambil kassa alkohol melalui vagina.
35. Operasi selesai dan rapikan pasien.
36. Perawat instrumen menginventaris alat – alat dan bahan habis pakai pada depo
farmasi, kemudian mencuci dan menata kembali alat – alat pada instrumen set
(yang akan disteril) serta merapikan kembali ruangan.
Sumber Referensi
1. Hacker & Moore. (2001). Esensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2. Jakarta:
Hipokrates.
2. Marilynn, Doengoes. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. Jakarta: EGC.
3. Brunner and Suddarth. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Edisi 8.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai