KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kelincahan
posisi tubuh atau arah gerakan tubuh dengan cepat ketika sedang bergerak cepat,
(Nala, 2011). Oleh karena itu, seseorang yang memiliki kelincahan yang baik
keseimbangan.
bentuk gerakan yang mengharuskan seorang atau pemain untuk bergerak dengan
cepat dan mengubah arah serta tangkas. Pemain yang lincah adalah pemain yang
Unsur atau komponen biomotorik yang saling terkait dengan unsur kelincahan
9
10
digunakan untuk aktivitas sehari-hari atau kegiatan olahraga secara umum yang
kelincahan yang bersifat khusus yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu.
cabang olahraga yang dipelajari dan hanya melibatkan segmen tubuh tertentu
(Ismaryanti, 2008).
melakukan gerakan yang sulit, tidak mudah jatuh atau cedera, dan mendukung
kelincahan dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan cepat, mengubah arah
dan posisi, menghindari benturan antar pemain dan kemampuan berkelit dari
tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang relatif
seseorang dalam merubah arah dan posisi tubuhnya dengan cepat dan tepat pada
waktu bergerak, sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapai di lapangan
harus memperhatikan beberapa faktor. Salah satunya adalah teknik dasar dalam
11
olahraga tertentu. Begitu juga dalam olahraga sepak bola, apabila kita menguasai
teknik dasar dengan baik maka kita dapat bermain dengan baik.
tim yang baik, semua pemain harus menguasai teknik dasar dan keterampilan
bermain sepak bola. Adapaun teknik dasar dalam permainan sepak bola yang
perlu dikuasai olah para pemain adalah menendang bola, menggiring bola,
menahan dan menghentikan bola, menyundul bola, melempar bola, dan merebut
bola. Hal ini membuktikan bahwa prioritas komponen kondisi fisik pada cabang
olahraga sepak bola yaitu kekuatan, kelincahan, kecepatan, ketahanan aerobik dan
bola dalam menghadapi situasi tertentu dan kondisi pertandingan yang menuntut
unsur kecepatan, kelincahan, kekuatan otot tungkai, dan daya tahan dalam
yang mungkin terjadi. Bagi seorang pemain sepakbola situasi yang berbeda-beda
selalu dihadapi dalam setiap pertandingan, juga seorang pemain sepak bola
menghendaki gerakan yang indah dan cepat sering dilakukan unsur kecepatan dan
ditentukan oleh kekuatan dari kontraksi serabut otot. Kecepatan otot tergantung
dari kekuatan dan kontraksi serabut otot. Kecepatan kontraksi otot tergantung dari
Seseorang yang mampu mengubah arah dari posisi ke posisi yang berbeda
dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi gerak yang baik berarti kelincahannya
cukup tinggi. Elastisitas otot sangat penting karena makin panjang otot tungkai
dapat terulur, makin kuat dan cepat otot dapat memendek atau berkontraksi.
Dengan diberikan pelatihan, otot-otot akan menjadi lebih elastis dan ruang
gerak sendi akan semakin baik sehingga persendian akan menjadi sangat lentur
menjadi sangat lebar. Dengan otot yang elastis, tidak akan menghambat gerakan-
gerakan otot tungkai sehingga langkah kaki dapat dilakukan dengan cepat dan
panjang. Keseimbangan dinamis juga akan terlatih karena dalam pelatihan ini
pembuluh darah kapiler, saraf tendon dan ligamen, dan jumlah total kontraktil
serabut otot tidak semuanya terjadi pada tingkat yang sama, peningkatan yang
lebih besar terjadi pada serabut otot putih (fast twitch) sehingga terjadi
13
Pemberian pelatihan fisik secara teratur dan terukur dengan takaran dan
waktu yang cukup, akan menyebabkan perubahan fisiologis yang mengarah pada
fisik. Jenis pelatihan fisik yang diberikan secara cepat dan kuat, akan memberikan
dan glikogen serta peningkatan pada jumlah dan aktivitas enzim (McArdle, 2010).
fisik maka unsur kebugaran jasmani seperti kekuatan otot tungkai, kecepatan,
fleksibilitas sendi lutut dan pinggul, elastisitas otot dan keseimbangan dinamis
yaitu, faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari genetik, tipe
tubuh, umur, jenis kelamin, berat badan, kelelahan, motivasi sedangkan faktor
eksternal terdiri dari, suhu dan kelembaban udara, arah dan kecepatan angin,
1. Faktor Internal
a) Genetik
merah, otot putih dan suku, sering menjadi pertimbangan untuk pemilihan
oleh 50% serabut otot tipe lambat dan 50% serabut otot tipe cepat pada otot
b) Umur
Pembesaran otot ini erat sekali kaitannya dengan kekuatan otot, di mana
Kekuatan otot akan meningkat sesuai dengan pertambahan umur (Kamen dan
Roy, 2000).
kekuatan otot pada usia 20-30 tahun. Kemudian di atas umur tersebut
c) Tipe Tubuh
dan endomorph. Tipe tubuh merupakan kapasitas fisik umum dan hanya
sebagai satu indikasi kecocokan seorang atlet dengan prestasi yang tinggi.
berat badan dan tipe memainkan peranan penting dalam pemilihan cabang
olahraga tertentu.
kurang lincah seperti halnya orang yang bentuk tubuhnya bundar (endomorf).
Sebaliknya, orang yang bertubuh sedang namun memiliki perototan yang baik
(mesomorf) cenderung memiliki kelincahan yang lebih baik (Jensen & Fisher,
979). Secara khusus oleh Craig yang sependapat dengan Bloomfield (dalam
Indeks massa tubuh adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat
badan dan tinggi badan seseorang. Rumus menghitung IMT adalah, IMT =
Berat Badan (kg) / [Tinggi Badan (m)]2 (Arga, 2008). IMT normal sebesar
18,5-22,9 kg/m2
pengaruh yang besar terhadap performa empat komponen fitness dan tes-tes
2008).
e) Jenis Kelamin
perempuan pada usia 10-12 tahun. Perbedaan kekuatan yang signifikan terjadi
seiring pertambahan umur, di mana kekuatan otot laki-laki jauh lebih kuat
fisik dan aktivitas fisik wanita yang kurang juga menyebabkan kekuatan otot
wanita tidak sebaik laki-laki. Bahkan pada umur 18 tahun ke atas, kekuatan
otot bagian atas tubuh pada laki-laki dua kali lipat daripada perempuan,
2011).
f) Kelelahan
daya tahan jantung dan daya tahan otot, agar kelelahan tidak mudah timbul.
g) Motivasi
kelangsungan latihan dan memberi arah pada kegiatan latihan untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki (Gunarsa, 2004). Dengan motivasi yang baik akan
2. Faktor Eksternal
Suhu sangat berpengaruh terhadap performa otot. Suhu yang terlalu panas
terhadap suhu tropis sekitar 290-300C dan kelembaban relatif antara 85%-95%.
penelitian ini, arah dan kecepatan angin berada dalam batas toleransi,
pengambilan data berada pada kondisi yang sama atau satu tempat.
c) Ketinggian tempat
d) Lingkungan Sosial
kebiasaan hidup aktif. Komponen utama dalam lingkungan sosial ini adalah
orang tua dan saudara kandung. Orang tua mempengaruhi anak dalam
Pelatih olahraga pada khususnya merupakan salah satu kekuatan inti dalam
pembentukan sikap dan kebiasaan hidup aktif. Pelatih yang rajin dan
siswanya.
e) Pelatihan
memperbaiki sistem organ alat-alat tubuh dan fungsinya dengan tujuan untuk
gerak yang rumit, di mana dalam kelincahan unsur-unsur yang lain seperti
mempertahankan posisi tubuh baik dalam kondisi statik maupun dinamik. Dalam
keseimbangan ini yang perlu diperhatikan adalah waktu refleks, waktu reaksi, dan
dapat dibagi menjadi dua yaitu keseimbangan statis adalah mempertahankan sikap
pada posisi diam di tempat. Ruang geraknya biasanya sangat kecil, seperti berdiri
sepatu roda, ski air, dan olahraga sejenisnya. Kedua keseimbangan ini diperlukan
bentuk sendi, elastisitas otot, dan ligamen. Ciri-ciri latihan kelentukan adalah :
diperlukan oleh setiap atlet agar mereka mudah untuk mempelajari berbagai
Menurut Dick (1989) kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh
atau bagian dari sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh
tubuh yang dilaksanakan dalam waktu yang singkat. Terdapat dua tipe kecepatan
yaitu kecepatan reaksi adalah kapasitas awal pergerakan tubuh untuk menerima
rangsangan secara tiba-tiba atau cepat, dan kecepatan bergerak adalah kecepatan
berkontraksi dari beberapa otot untuk menggerakan anggota tubuh secara cepat.
Dari kedua tipe kecepatan tipe di atas, tipe yang kedualah yang lebih diperlukan
dalam kelincahan.
kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kelentukan. Oleh karena itu, bentuk latihan
Kelompok usia yang baik untuk melatih kelincahan adalah kelompok usia
10-12 tahun. Rentang usia ini bisa dikatakan merupakan usia emas untuk belajar
(golden age of learning). Berbagai materi latihan akan mudah sekali diingat oleh
kelompok usia ini. Keberanian juga lebih berkembang hal ini baik terjadi pada
anak laki-laki maupun perempuan. Anak perempuan karena itu harus dibimbing
untuk mengembangkan kekuatan badan bagian atas yang sangat berguna untuk
memelihara berat badannya. Pada rentang usia ini adalah suatu masa dimana
21
Pada masa ini aktivitas olahraga sangat dianjurkan bagi anak-anak usia
sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, pertumbuhan dan koordinasi yang
terus berlanjut akan mengalami penyempurnaan pada usia – usia tersebut tetapi
arah gerakan. Hal ini berkaitan dengan kecepatan, keseimbangan dan koordinasi.
lari hingga ke tempat semula. Dalam penelitian ini digunakan shuttle run test yang
merupakan tes dengan cara lari cepat bolak balik sejauh 10 meter sebanyak 5 kali,
dan dicatat waktu tempuhnya ke tempat semula dalam detik (Nala, 2011). Jarak
antara kedua titik dipilih 10 meter agar jarak tidak terlalu jauh karena ada
kemungkinan setelah lari beberapa kali bolak balik dia tidak mampu lagi untuk
Jumlah ulangan atau repetisi lari bolak balik jangan terlalu banyak sehingga
Daerah tungkai memiliki beberapa grup otot besar yang dapat memberikan
kontribusi terhadap kelincahan. Beberapa grup otot besar yang terlibat adalah:
Otot quadriceps femoris adalah salah satu otot rangka yang terdapat pada
bagian depan paha manusia. Otot ini mempunyai fungsi dominan ekstensi pada
knee (Watson, 2002). Otot quadriceps terdiri atas empat otot, yaitu:
23
quadriceps yang lain yaitu otot vastus lateralis dan medialis. Berorigo pada Spina
Illiaca Anterior Inferior (caput rectum) dan pada os ilium di cranialis acetabulum
(Watson, 2002).
Tipe otot ini adalah otot tipe II yang berada pada sisi lateral yang
mengadakan perlekatan pada facies ventro lateral trochanter major dan labium
Melekat pada labium medial linea aspera (dua pertiga bagian bawah) dan
fleksor knee dan ekstensor hip. Secara umum hamstring bertipe otot serabut otot
Mempunyai dua buah caput. Caput longum dan breve, caput longum
caput breve berorigo pada labium lateral linea aspera femoris, insersio otot ini
b) Otot Semitendinosus
Otot ini berorigo pada pars medialis tuber ichiadicum dan berinsersio pada
c) Otot Semimembranosus
medial regio posterior femoris dan berinsersio pada facies posterior condylus
a) Otot Gastrocnemius
Otot ini merupakan serabut otot fast-twitch yang sangat kuat untuk plantar
fleksi kaki pada ankle joint. Otot gastrocnemius merupakan otot yang paling
superfisial pada dorsal tungkai dan terdiri dari dua caput pada bagian atas calf.
Dua caput tersebut bersamaan dengan soleus membentuk triceps surae. Bagian
lateral dan medial otot masih terpisah satu sama lain sejauh memanjang ke bawah
26
b) Otot Soleus
fleksi kaki pada ankle joint. Otot ini terletak di dalam gastrocnemius, kecuali di
sepanjang aspek lateral dari ½ bawah calf, di mana bagian lateral soleus terletak
pada bagian atas dari tendon calcaneus. Serabut otot soleus masuk ke dalam
tendon calcaneal dalam pola bipenniform. Otot ini dominan memiliki serabut
a) Tibialis Anterior
lateral kebawah pada aspek medial regio tarsometatarsal. Sekitar ½ sampai 2/3 ke
bawah tungkai otot ini menjadi tendinous. Tendon berjalan di depan malleolus
medial sampai pada cuneiform pertama. Otot ini berperan dalam gerakan dorsi
fleksi ankle dan kaki, serta supinasi (inversi dan adduksi) tarsal joint ketika kaki
27
dorsi fleksi. Dalam penelitian EMG, otot ini ditemukan aktif pada ½ orang yang
berdiri bebas dan ketika dalam posisi forward lean (Hamilton, 2002).
Otot ini memanjang pada empat jari-jari kaki. Otot ini juga berperan pada
gerakan dorsi fleksi ankle joint dan tarsal joint serta membantu eversi dan abduksi
kaki. Otot ini berbentuk penniform, terletak di lateral dari tibialis anterior pada
bagian atas tungkai dan lateral dari extensor hallucis longus pada bagian
bawahnya. Tepat di depan ankle joint tendon ini membagi empat tendon pada
Otot ini berperan dalam gerakan ekstensi dan hiperekstensi ibu jari kaki.
Otot extensor hallucis longus juga berperan pada gerakan dorsi fleksi ankle dan
tarsal joint. Seperti otot diatas, otot ini juga berbentuk penniform. Pada bagian
atas otot ini terletak di dalam tibialis anterior dan extensor digitorum longus,
tetapi sekitar ½ bawah tungkai tendon ini menyebar diantara dua otot tersebut di
atas sehingga otot ini menjadi superfisial. Setelah mencapai ankle tendonnya ke
arah medial melewati permukaan dorsal kaki sampai pada ujung ibu jari kaki
(Hamilton, 2012).
Selain otot tungkai, otot yang berperan dalam gerakan kelincahan adalah
otot gluteus maximus, gluteus medius dan minimus, Otot-otot ini berperan sebagai
pembentuk bokong.
28
a. Gluteus maximus
Otot ini merupakan otot yang terbesar yang terdapat di sebelah luar ilium
membentuk perineum. Fungsinya, antagonis dari iliopsoas yaitu rotasi fleksi dan
endorotasi femur. Fungsi utama dari gluteus maximus adalah untuk menjaga
bagian belakang tubuh tetap tegap, atau untuk mendorong kedudukan pinggul ke
Otot ini terdapat di bagian belakang dari sendi ilium di bawah gluteus
maksimus. Fungsinya, abduksi dan endorotasi dari femur dan bagian medius
eksorotasi femur.
29
(otot polos 1/6 kali; otot rangka 1/10 kali). Exstensibility (distensibility) yaitu
kemampuan otot untuk memanjang bila otot ditarik atau ada gaya yang bekerja
pada otot tersebut bila otot rangka diberi beban. Elasticity yaitu kemampuan otot
untuk kembali ke bentuk dan ukuran semula setelah mengalami exstensibility atau
Derrickson, 2009).
unit organ tubuh akan mengalami perubahan akibat dilakukan pelatihan. Dengan
latihan yang teratur, akan memberikan beberapa efek positif terhadap otot, bahkan
perubahan adaptif jangka panjang dapat terjadi pada serat otot, yang
30
memungkinkan untuk respon lebih efisien terhadap berbagai jenis kebutuhan pada
2.3 Pelatihan
penampilan atau kinerja atlet (Nala, 2008). Menurut Bompa (1990), pelatihan
merupakan suatu proses sistematis dari pengulangan, suatu kinerja progresif yang
juga menyangkut proses belajar serta memiliki tujuan memperbaiki sistem dan
fungsi dari organ tubuh agar penampilan atlet mencapai optimal, secara fisiologis
Kata kunci yang harus dipahami yaitu pelatihan merupakan suatu proses
yang sistematis, repetitif, durasi, progresif dan individual: (1) sistematis adalah
cara atau metode pelatihan terencana secara detail; (2) repetitif adalah suatu
gerakan berulang yang sama dilakukan lebih dari satu kali; (3) durasi adalah
lamanya aktivitas pelatihan (termasuk istirahat) yang harus dilakukan dalam satu
sesi atau sekali pelatihan; (4) progresif adalah peningkatan atau penambahan
beban pelatihan yang dilakukan secara bertahap yang diawali dengan pemberian
kemudian secara bertahap diberikan pelatihan yang semakin berat (pelatihan yang
semakin sulit).
31
Secara garis besar pelatihan dapat dibagi atas : (1) Pelatihan fisik (physical
training); (2) Pelatihan teknik (technical training); (3) Pelatihan taktik atau
strategi (tactical training); (4) Pelatihan mental atau psikis termasuk rohani
Pelatihan fisik adalah suatu aktivitas fisik yang dilakukan secara sistematis
dalam jangka waktu yang lama secara individual dengan kian lama kian
sangatlah penting, oleh karena tanpa kondisi fisik yang baik tidak akan dapat
pelatihan fisik bertujuan untuk meningkatkan fungsi kerja faal tubuh dan
keterampilan kerja.
Tujuan pelatihan fisik meliputi tujuan jangka panjang dan jangka pendek.
Tujuan pelatihan jangka panjang adalah agar tercapainya status juara, sedangkan
tujuan pelatihan jangka pendek berisi aspek yang terkait dengan kinerja olahraga
dan penyesuaian diri terhadap pembebanan sehingga dicapai kinerja yang tinggi.
Hal ini juga didukung oleh pendapat Nossek (1982) yang mengatakan bahwa
olahragawan. Tujuan pelatihan fisik adalah untuk memperbaiki sistem dan fungsi
dari organ tubuh agar penampilan atlet mencapai optimal (Bompa, 1990). Tujuan
(Brooks, 1984).
Ada beberapa prinsip latihan yang perlu dipahami dengan baik dan benar
oleh para atlet yang akan meningkatkan prestasinya. Menurut pendapat beberapa
a) Prinsip beban berlebih (the overload principle). Prinsip latihan ini bertujuan
untuk mendapatkan pengaruh latihan yang baik, organ tubuh harus mendapat
mendekati maksimal.
33
latihan ini adalah beban kerja dalam latihan ditingkatkan secara bertahap dan
setiap melaksanakan latihan, ada tiga tahap yang harus dilalui, yaitu :
kelompok otot yang besar, kemudian dilanjutkan pada kelompok otot yang
kecil.
tersebut meliputi kelompok otot yang dilatih dan latihan yang diberikan harus
psikologis. Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah kapasitas kerja serta
kekhususan organisme.
latihan akan dapat menurun apabila tidak melakukan latihan dalam waktu
(Nala,1986).
Pemanasan adalah suatu latihan yang sangat bersifat fisiologis yang telah
sehingga kebutuhan energi aerobik berkurang pada permulaan latihan keras, lagi
pula pemanasan awal dapat mengurangi resiko cedera tendon dan otot.
Pemanasan atau warming up sangat perlu dilakukan oleh setiap atlet baik
istirahat berada dalam keadaan inersia atau tidak begitu aktif (Nala, 2002). Dalam
penelitian ini yaitu olahraga sepak bola, dilakukan pemanasan selama kurang
lebih 10 menit, untuk meningkatkan suhu dan aliran darah ke seluruh otot lurik
yang tujuannya untuk menyesuaikan keadaan tubuh secara bertahap agar kembali
terasa pegal dan kaku. Kegiatannya seperti dengan berbaring, duduk dengan kaki
lebih tinggi. Bisa juga diakhiri dengan jalan kaki lamban selama 3-5 menit, atau
hingga denyut jantung kembali normal (Lutan, 2002). Arti fisiologis yang dapat
ditelusuri dari latihan penutupan ini ialah gerakan-gerakan ringan itu akan
setelah olahraga dapat dicegah atau dikurangi. Itulah arti fisiologis dari latihan
pendinginan yang pada hakikatnya berupa auto-massage yaitu memijit oleh diri
pelatihan atau aktivitas fisik lainnya. Tujuan dari pendinginan adalah menarik
kembali secepatnya darah yang terkumpul di otot skeletal yang telah aktif
membersihkan darah dari sisa hasil metabolisme berupa tumpukan asam laktat
Kegiatan yang dilakukan dalam latihan penutupan ini adalah berjalan kaki lamban
36
dengan menggunakan bentuk segi delapan. Tujuan latihan hexagon drill adalah
untuk meningkatkan kekuatan, kecepatan dan kelincahan otot tungkai. Latihan ini
adalah suatu latihan yang memiliki ciri khusus, yaitu kontraksi otot yang sangat
kuat yang merupakan respons dari pembebanan dinamik atau regangan yang cepat
dalam tubuh yang bersifat fisiologis, juga menimbulkan akumulasi nilai dari
meningkatnya fungsi organ tubuh dan otot, yang pada gilirannya akan
jaringan otot akibat latihan yang bersifat anaerobik meliputi: (1) peningkatan
kontraksi otot, (4) hipertropi pada serabut-serabut otot cepat, (5) meningkatnya
densitas kapiler per serabut otot, (6) meningkatnya kekuatan tendon dan ligamen,
(7) meningkatkan kemampuan rekruitmen motor unit, dan (8) meningkatnya berat
tubuh tanpa lemak (Davis et al., 1989). Perubahan fisiologis yang lain adalah
37
perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur saraf motorik. Oleh Fox (1934)
kalah pentingnya, bahkan mungkin lebih penting, karena ditemukan bahwa kedua
struktur saraf ini menunjukkan perubahan sebagai akibat hasil latihan. Perubahan-
dari transmisi dan perubahan kecepatan reflek, bahan kimia, respon biokimia dan
yang membuat seseorang lebih baik dalam kontrol koordinasi aktivasi kelompok
nampaknya berkaitan dengan latihan tipe ini, yang memiliki kaitan langsung
dengan perubahan susunan saraf otot dan jalur sensor motorik yang kompleks
yang terjadi akibat latihan menyebabkan meningkatnya gaya kontraksi otot yang
atau kedua-duanya. Implikasinya pada atlet yang tidak terlatih tidak dapat
sebagai usaha maksimal yang disadari. Gerakan tolakan seperti yang lerjadi pada
hexagon drill akan meningkatkan kelincahan. Hal ini ditandai dengan adanya
penurunan waktu tempuh saat melakukan shuttle run test sebanyak 0,92 detik dari
sebagai berikut :
Zig-zag run adalah suatu macam bentuk latihan yang dilakukan dengan
tujuan untuk melatih kemampuan berubah arah dengan cepat. Tujuan latihan lari
halangan baik orang maupun benda yang ada di sekeliling (Saputra, 2002). Sesuai
2) Latihan lari zig-zag untuk merubah arah gerak tubuh atau bagian tubuh.
1) Keuntungan:
a) Kemungkinan cidera lebih kecil karena sudut ketajaman berbelok arah lebih
2) Kerugian:
b) Atlet tidak terbiasa dengan ketajaman sudut lari yang besar sehingga pada saat
melakukan tes kelincahan dribbling atlet menganggap sudut lari tes kelincahan
dribbling lebih sulit. Akibatnya atlet konsentrasinya terpusat pada arah belok dan
Dalam pelatihan zig zag run ini melibatkan otot tungkai untuk bisa
menyelesaikan semua beban yang diberikan pada saat pelatihan. Gerakan yang
pada gerakan tungkai. Setiap kerja yang dilakukan oleh tubuh merupakan
kontraksi yang terjadi pada otot. Dalam setiap pelatihan, tubuh selalu memberikan
respon dan dalam jangka waktu tertentu tubuh akan mulai beradaptasi dengan
Pelatihan zig zag run ini akan membuat otot mengalami kontraksi sebagai
bentuk respon terhadap beban yang diberikan. Sebagi efek dari diberikan
pelatihan adalah adanya perubahan sebagai bentuk adaptasi dari tubuh terhadap
memberikan pengaruh secara fisiologis bagi otot khususnya otot tungkai dan
seperti kekuatan otot tungkai, kecepatan, fleksibilitas sendi lutut dan pinggul,
beban luar dan beban dalam. Akan terjadi penigkatan kemampuan dan respon
fisiologis pada pelatihan ini yaitu terjadi hypertrophy (pembesaran otot), dan
jumlah myofibril pada setiap serabut otot, meningkatnya kepadatan kapiler pada
persendian untuk bergerak dalam ruang gerak sendi secara maksimal dan
maksimal. Dengan diberikan pelatihan zig-zag run otot-otot akan menjadi lebih
elastis dan ruang gerak sendi akan semakin baik sehingga persendian akan
karena dalam pelatihan ini harus mampu mengontrol keadaan tubuh saat
panjang otot tungkai dapat terulur, makin kuat dan cepat ia dapat memendek atau
otot tungkai sehingga langkah kaki dapat dilakukan dengan cepat dan panjang.
Kelincahan kaki merupakan hal yang sangat penting, sebab pemain tersebut akan
teknik saat mengontrol bola. Kecepatan reaksi secara fisiologis ditentukan oleh
penghantaran sinyal dari sistem syaraf pusat ke otot, dan kepekaan otot menerima
singkat waktu yang dibutuhkan untuk mereaksi stimulus maka semakin baik
Secara singkat perjalanan mulai dari ada rangsangan sampai timbul reaksi
secara anatomis fisiologis adalah (1) dimulai dari munculnya rangsangan yang
diterima oleh reseptor, (2) dan reseptor rangsangan ini di alirkan melalui saraf
eferen sensorik menuju ke sistem saraf pusat (otak), (3) perpindahan rangsangan
dari saraf eferen ke sistem saraf pusat dan menghasilkan tanda isyarat yang akan
43
dikirim kepada efektor, (4) menjalarnya tanda isyarat ini dari sistem saraf pusat
melalui syaraf eferen motorik menuju ke otot skeletal (efektor), (5) rangsangan
isyarat ini pada otot skeletal menimbulkan kontraksi, gerakan, aktivitas fisik atau
kerja. Makin cepat atau pendek jalan yang ditempuh oleh rangsangan sejak dan
adanya rangsangan pada reseptor sampai timbulnya reaksi dan otot, akan semakin
zig-zag run akan meningkatkan kelincahan. Hal ini ditandai dengan adanya
penurunan waktu tempuh saat melakukan shuttle run test sebanyak 1,24 detik dari
berikut :
a. Cones disusun berbentuk garis zig-zag dengan jarak antar titik 2 meter.
arah/cones yang telah disusun secara zig- zag sesuai dengan diagram
Sebuah hasil latihan yang maksimal harus memiliki prinsip latihan. Tanpa
adanya prinsip atau patokan yang harus diikuti oleh semua pihak yang terkait,
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada evaluasi pelatihan akan sulit
1. Intensitas
Intensitas pada latihan hexagon drill dan zig-zag run merupakan ukuran
terhadap aktivitas yang dilakukan dalam satu kesatuan waktu. Kualitas suatu
Guntur, maka dalam penelitian ini banyaknya tiang yang digunakan sebanyak 5
45
buah dengan jarak setiap tiang sejauh 2 meter. Hal ini dilakukan untuk mencegah
2. Volume
dalam setiap pelatihan. Unsur volume ini merupakan takaran kuantitatif, yakni
satu kesatuan yang dapat diukur banyaknya, berapa lama, jauh, tinggi atau jumlah
suatu aktivitas (Nala, 2011). Pada umumnya volume pelatihan ini terdiri dari atas :
durasi atau lama waktu pelatihan, jarak tempuh dan berat beban, serta jumlah
a) Repetisi
latihan kelincahan repetisi yang digunakan adalah 1-3 kali, tetapi untuk
b) Set
Set adalah satu rangkaian dari repetisi (Nala, 1987). Untuk latihan kelincahan
set yang dianjurkan adalah 3-5 kali, untuk menghasilkan peningkatan yang
c) Istirahat
Waktu istirahat diperlukan dalam setiap set untuk memberikan waktu istirahat
kepada otot-otot yang berperan dalam pelatihan kelincahan. Waktu istirahat yang
46
dianjurkan adalah selama 1-3 menit antar set, untuk mencegah terlalu lamanya
3. Frekuensi
pelatihan kelincahan, frekuensi yang biasa digunakan adalah 3-5 kali seminggu
(Nala, 2011). Hal ini sesuai bagi atlet sehingga menghasilkan peningkatan
kemampuan otot yang baik serta tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti
(Harsono, 1996)
Dengan berbagai pertimbangan teoritis dan terkait intern Sekolah Sepak Bola
Guntur Denpasar, maka dalam penelitian ini latihan dilakukan tiga kali sesi
pertemuan dalam satu minggu, dengan diberi jeda waktu tidak lebih dari 48 jam.
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya waktu senggang selama 2 hari
dari dua hari dikhawatirkan kondisi fisik atlet akan kembali ke keadaan semula
(Nala, 1998). Latihan ini dilaksanakan 4 minggu agar mengasilkan efek yang
optimal.
8