Tugas Disko 3 Pancasila
Tugas Disko 3 Pancasila
Disusun oleh:
Tanggapan kelompok:
1. Secara garis besar kan tidak setuju. Dilihat dari pasal-pasal UUD
setuju. Atas dasar apa anda tidak setuju?
2. Dari Undang-Undang Dasar, warga dunia sepakat kalau korupsi itu
merupakan kejahatan luar biasa yang bisa disebut extraordinary
crime. Bisa jelasin ga dari pasal-pasal penjelas?
3. Kan tadi tidak setuju, berarti jika tahanan diberi pendidikan itu
merupakan pelanggaran HAM? Ada perbedaan ga karena mungkin
adanya kesenjangan yang melanggar HAM dan tidak?
Jawaban:
1. Dasar kita tidak setuju adalah karena sasaran UNPAS yang akan
memberikan pendidikan S-2 kepada para tindak pidan korupsi di
lapas suka miskin. Menurut kita sasarannya kurang tepat karena
para koruptor merupakan pelaku atau narapidana yang merenggut
kesejahteraan umat manusia walaupun menurut pasal 28 C ayat 1
setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi mensejahterakan umat
manusia. Disitu ada katakata demi mensejaterakan umat manusia,
nah mereka para tindak pidana korupsi bakalan sejahtera jika
mereka mendapatkan pendidikan lanjutan seperti S-2 akan tetapi
orang orang yang telah mereka habiskan duitnya menjadi tidak
sejahtera dikarena mereka telah mengkorupsi uang-uang para
manusia yang tidak bersalah.
2. Ya, memang benar bahwa corruption is an extraordinary crime.
Karena mereka telah merenggut jutaan bahkan puluhan ribu juta
uang para manusia yang tidak bersalah dan juga korupsi telah
terjadi secara sistemik dan meluas dan terpusat pada satu sentral
kekuasaan yang bersifat otoritarian yang berdampak telah
merampas hak-hak ekonomi dan sosial 250 juta rakyat Indonesia.
Tetapi sesuai dengan UU tentang Permasyarakatan bahwa
narapidana memiliki hak memperoleh pendidikan dan akses
informasi sesuai dengan pasal 14 ayat (1) huruf (c) mendapatkan
pendudukan dan pengajaran dan huruf(f) mendapatkan bahan
bacaandan mengikuti siran media massa lainnya yang tidak dilarang.
Jadi memberikan pendidikan tersebut tidak menyalahi aturan akan
tetapi harus dalam pengawasan yang ketat. Akan tetapi jika
dilakukan kepada tindak pidana korupsi hal seperti itu tidaklah
signifikan.
3. Tidak, tahanan yang diberikan pendidikan tidak melanggar HAM,
hanya saja jika peserta tersebut tindak pidana korupsi itu
merupakan tidak tpat sasaran. Seperti yang kita ketahui, program
sarjana S-1 sudah ada didalam alapas-lapas karena itu merupakan
mandat dari KEMENKUMHAM. Jadi program S-2 tersebut
sebenarnya tidak dibutuhkan karena pastilah para tindak pidana
korupsi tersebut memiliki pendidikan minimal S-1. Jika hal itu
terjadi, maka dipastikan adanya kesenjangan diantara narapidana
tersebut.