Anda di halaman 1dari 5

TUGAS DISKO 3 PANCASILA

Disusun oleh:

- Yunnita Dwi Ulfani (2613141065)


- Herdis Herrdiana (26131410
- Evan Aldian (26131410
- Alman Fikriyansyah (26131410
- Haikal Yogi Setiawan (26131410
- M. Khaerurizki (2613410
- M. rijal (26131410
- M. syauqi (26131410
- Bobby Rizkiawan (26131410
- Dyan dwi (26131410
- Yuniarto Hendrik (26131410
-
DISKO 3
Membahas tentang:

“ Jelaskan pendapat saudara tentang kontrak S2 Ilmu Hukum oleh


Universitas Pasundan terhadap Lembaga Permasyarakatan(LP) Suka
Miskin yang pesertanya para terpidana korupsi, dilihat dari Indonesia
sebagai Negara hukum yang mnegakui HAM dalam konstitusinya.”

Tanggapan kelompok:

1. Perlu dilakukan karena sesuai dengan pasal 28 C ayat 1 yang


menyatakan “setiap orang berhak mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan
memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan
budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi
kesejakteraan umat manusia.
Maksudnya disini, semua orang yang merupakan warga Negara
Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang layak bagi dirinya,
karena itu merupakan hak asasi manusia yang telah ada sejak
manusia itu dilahirkan. Akan tetapi masalahnya disini adalah pihak
UNPAS salah menargetkan orangnya atau tidak tepat sasaran
dikarenakan peserta yang akan mengikuti ilmu hukum tersebut
adalah para tindak pidana korupsi. Karena jika menyangkut pautkan
masalah dengan tindak pidana korupsi itu adalah masalah yang
sangat sensitive.
2. Menurut pasal 28 C ayat 1 sendiri. Jika yang akan diberi perkuliahan
adalah tindak pidana korupsi, itu bisa tidak menjadi sinkron untuk
masyarakat yg lainnya walaupun mereka sendiri yang akan
membayar para dosen yang akan mengajari mereka. Kenapa tidak
sinkron? Karena mereka saja telah menjadi para koruptor di negeri
kita yang notabene membawa kesengsaraan bagi masyarakat kecil
di luar sana yang akan memicu ketidaksejahteraan umat manusia.
3. Tetapi jika dilihat dari pasal 28 A yang menyatakan “setiap orang
berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya” serta pasal 28 J
yang menyatakan “ setiap orang wajib menghormati hak asasi
manusia orang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kita wajib menyetujui gagasan pihak
UNPAS tersebut karena kita sebagai Warga Negara Indonesia
wajib menghormati hak asasi manusia orang lain, dengan ebgitu kita
tidak bisa menghalang-halangi mereka karena itu juga membuat
mereka lebih baik kedepannya.
4. Seharusnya jangan diberi perkuliahan seperti itu, harusnya mereka
diberi pengajaran moral dan agama ketimbang ilmu hukum yg
diusulkan oleh pihak UNPAS, agar mereka menjadi pribadi yang
lebih baik lagi kedepannya dan diberi pelajaran terhadap hal-hal
yang dapat memberikan efek jera kepada pelaku tindak pidana
korupsi.

Pendapat atau pertanyaan dari kelompok lain:

1. Secara garis besar kan tidak setuju. Dilihat dari pasal-pasal UUD
setuju. Atas dasar apa anda tidak setuju?
2. Dari Undang-Undang Dasar, warga dunia sepakat kalau korupsi itu
merupakan kejahatan luar biasa yang bisa disebut extraordinary
crime. Bisa jelasin ga dari pasal-pasal penjelas?
3. Kan tadi tidak setuju, berarti jika tahanan diberi pendidikan itu
merupakan pelanggaran HAM? Ada perbedaan ga karena mungkin
adanya kesenjangan yang melanggar HAM dan tidak?
Jawaban:

1. Dasar kita tidak setuju adalah karena sasaran UNPAS yang akan
memberikan pendidikan S-2 kepada para tindak pidan korupsi di
lapas suka miskin. Menurut kita sasarannya kurang tepat karena
para koruptor merupakan pelaku atau narapidana yang merenggut
kesejahteraan umat manusia walaupun menurut pasal 28 C ayat 1
setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan
kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi mensejahterakan umat
manusia. Disitu ada katakata demi mensejaterakan umat manusia,
nah mereka para tindak pidana korupsi bakalan sejahtera jika
mereka mendapatkan pendidikan lanjutan seperti S-2 akan tetapi
orang orang yang telah mereka habiskan duitnya menjadi tidak
sejahtera dikarena mereka telah mengkorupsi uang-uang para
manusia yang tidak bersalah.
2. Ya, memang benar bahwa corruption is an extraordinary crime.
Karena mereka telah merenggut jutaan bahkan puluhan ribu juta
uang para manusia yang tidak bersalah dan juga korupsi telah
terjadi secara sistemik dan meluas dan terpusat pada satu sentral
kekuasaan yang bersifat otoritarian yang berdampak telah
merampas hak-hak ekonomi dan sosial 250 juta rakyat Indonesia.
Tetapi sesuai dengan UU tentang Permasyarakatan bahwa
narapidana memiliki hak memperoleh pendidikan dan akses
informasi sesuai dengan pasal 14 ayat (1) huruf (c) mendapatkan
pendudukan dan pengajaran dan huruf(f) mendapatkan bahan
bacaandan mengikuti siran media massa lainnya yang tidak dilarang.
Jadi memberikan pendidikan tersebut tidak menyalahi aturan akan
tetapi harus dalam pengawasan yang ketat. Akan tetapi jika
dilakukan kepada tindak pidana korupsi hal seperti itu tidaklah
signifikan.
3. Tidak, tahanan yang diberikan pendidikan tidak melanggar HAM,
hanya saja jika peserta tersebut tindak pidana korupsi itu
merupakan tidak tpat sasaran. Seperti yang kita ketahui, program
sarjana S-1 sudah ada didalam alapas-lapas karena itu merupakan
mandat dari KEMENKUMHAM. Jadi program S-2 tersebut
sebenarnya tidak dibutuhkan karena pastilah para tindak pidana
korupsi tersebut memiliki pendidikan minimal S-1. Jika hal itu
terjadi, maka dipastikan adanya kesenjangan diantara narapidana
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai