Anda di halaman 1dari 28

3.10.

PERHITUNGAN JEMBATAN

Gambar 3.6 Tampak melintang Jembatan

Gambar 3.7 Tampak Memanjang Jembatan

3.10.1. Struktur Atas


1) Data Teknis Jembatan
1. Kondisi Jembatan
Kelas jembatan = A ( option width 1 m-7 m-1 m)
Panjang jembatan = 20 m
Lebar jembatan =7 m
Trotoar =2x1m
Tebal pelat lantai minimum = 0,2 m
Tebal air hujan = 0,5 m
2. Spesifikasi Beton dan Baja Tulangan
Material yang digunakan pada perancangan ini yaitu dengan
mengambil asumsi:
1. Struktur Atas
Mutu Beton Pelat Lantai K – 350 (asumsi)
Kuat tekan beton (fc’) = 30 MPa
Modulus elastik (Ec) = 4700 x √𝑓𝑐′ = 25742,96 MPa
Angka poisson (u) = 0,17
𝐸𝑐
Modulus geser (G) = [2 . (1+𝑢)]
= 11001,265 Mpa

Koefisien muai panjang untuk beton (α) = 1,0 . 105 / ˚C

Mutu Beton Sandaran K – 300 (asumsi)


Kuat tekan beton (fc’) = 25 Mpa
Modulus elastik (Ec) = 4700 x √𝑓𝑐′ = 23500 MPa
Angka poisson (u) = 0,17
𝐸𝑐
Modulus geser (G) = [2 . (1+𝑈)]
= 10829,493 Mpa

Koefisien muai panjang untuk beton (α) = 1,0 . 105 / ˚C

Berat volume
Berat volume beton bertulang (γc) = 25 kN/m3
Berat volume beton tidak bertulang (γc’) = 24 kN/m3
Berat volume air (γw) = 9,8 kN/m3

2. Struktur Bawah
Mutu Beton K – 250
Kuat tekan beton (fc’) = 20 Mpa
Modulus elastik (Ec) = 4700 x √𝑓𝑐′ = 21019,04 MPa
Angka poisson = 0,17
𝐸𝑐
Modulus geser (G) = [2 . (1+𝑈)]
= 8982,5 Mpa

Koefisien muai panjang untuk beton (α) = 1,0 . 105 / ˚C


3. Mutu Baja Tulangan
Baja tulangan utama Ø > 12 mm U – 32, fy = U . 10 = 320 Mpa
Baja tulangan pembagi Ø > 12 mm U – 24, fy = U . 10 = 240 Mpa

Permodelan material beton bertulang berdasarkan asumsi


awal yang terdapat pada data perancangan untuk bangunan atas
dan bangunan bawah.

2) Perhitungan Pelat Lantai


1. Beban Mati
Beban mati pada perancangan jembatan ini berupa berat
sendiri dan beban mati tambahan.
A. Berat Sendiri
Faktor beban ultimit KMS = 1,30

Berat sendiri (self weight) adalah berat bahan dan bagian


jembatan yang merupakan elemen struktural ditambah dengan
elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Berat
sendiri dihitung dengan meninjau selebar 1 m memanjang
jembatan.
Berat sendiri pelat lantai = 0,20 . 1 . 1 . 24 = 4,8 kN/m
QMS = 4,8 kN/m
QMS = 1,3 x 4,8 kN/m = 6,24 kN/m

B. Beban Mati Tambahan


Faktor beban ultimit KMA= 2
Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang
menimbulkan suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen
non- struktural dan mungkin besarnya berubah selama umur
jembatan. Pada jembatan beban mati tambahan berupa beban
perkerasan jalan dan beban lapisan air hujan yang ditinjau 1 meter
memanjang.
a. Beban Perkerasan Jalan
Lebar =1m
Tebal = 0,06 m
Luas =1x1 = 1 m2
Berat = Luas x Tebal x ɣaspal
= 1 x 0,06 x 22
= 1,32 kN/m

b. Beban Air Hujan


Lebar =1m
Tebal = 0,05 m
Luas =1x1 = 1 m2
Berat = Luas x Tebal x ɣair
= 1 x 0,05 x 10
= 0,5 kN/m2

QMA = 2 x (0,5 + 2,2) = 5,4 kN/m


2. Beban Truk
Faktor beban ultimit KTT = 1,8

Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda


oleh truk standar ditinjau 1 meter lebar sehingga cuma salah satu sisi
saja yang besarnya adalah sebagai berikut:

Gambar 3.8 Detail beban truk standar


Faktor beban dinamis untuk truk DLA = 0,4 (gelagar)
Faktor beban dinamis untuk truk DLA = 0,3 (pelat lantai)

Tabel 3.12 Daftar beban dan jarak antar ban Truk standar
Roda Beban (kN) Beban * ( 1 + DLA ) (kN) Jarak antar ban (m)
1 25 32,5 0
2 112,5 146,25 5
3 112,5 146,25 9
3. Beban Angin
Faktor Beban Ultimit = 1,2
Koefisien Seret (Cw) = 1,2
Tinggi Truk = 2,0 m

Gambar 3.9 Beban Angin Truk

Beban Angin Akibat Kendaraan (TEW)


TEW = 0,0012 . Cw . (VEW)2. Ab
= 0,0012 . 1,2 . (30)2
= 1,296 kN/m

Beban Garis Pada Lantai Akibat Angin


h/2
PEW u = .T
1,75 EW
2/2
PEW u = . 1,296 = 0,741
1,75

Penyebaran Garis Ban Ke Lantai


P P

ta ta
y y
45° 45° 45°
tp tp
x = y / tan 45 x = y / tan 45
x a = 300 x
x b = 500 x
by
bx

Potongan Melintang Potongan Memanjang

Gambar 3.10 Penyebaran Beban pada Pelat Lantai

Potongan Memanjang Lantai


Bidang kontak memanjang ban (a) = 30 cm
by = a1 + 2 (½ . tp + ta)
by = 30 + 2 (½ . 20 + 10) = 70 cm

Potongan Melintang Lantai


Bidang kontak memanjang ban (b) = 50 cm
by = a1 + 2 (½ . tp + ta)
by = 50 + 2 (½ . 20 + 10) = 90 cm

Reaksi Pada Roda Akibat Angin ( R ) :


jarak antar gelagar.tinggi kendaraan.beban angin.½ tinggi kendaraan
R= jarak as roda

(1,75) . (2) . (1,296) . (½ 2)


R=
1,75
R = 2,59 kN
R = 1,2 x 2,59 kN = 3,11 kN
4. Perhitungan Momen pada Lantai Jembatan
Karena perbandingan lx dan ly lebih dari dua maka mengguna-
kan perhitungan pelat satu arah berdasarkan SNI T-15 1991.

A. Akibat Beban Mati


Tabel 3.13 beban ultimit yang bekerja pada pelat
Faktor beban Berat Berat * K
Jenis Beban Simbol
(K) (kN/m) (kN/m)
Berat sendiri
PPELAT 1,3 4,8 6,24
pelat lantai
Beban mati
PMA 2 2,7 5,4
tambahan
Total (Beban Ultimit) 11,64

Koefisien Momen Cm :

1
Mlap = 11 . 11,64 . 1,752 = 3,241 kNm
1
MTump = 10 . 11,64 . 1,752 = 3,565 kNm

B. Akibat Beban Hidup


Tabel 3.14 beban hidup ultimit yang bekerja pada pelat
Faktor beban Berat Berat * K
Jenis Beban Simbol
(K) (kN/m) (kN)
Beban T TT 1,8 146,25 263,25
Beban angin R 1,2 2,22 2,666
Total (Beban Ultimit) 265,92
Koefisien Momen Cm :

1
Mlap = 11 . 265,92 . 1,752 = 74,034 kNm
1
MTump = 10 . 265,92 . 1,752 = 81,438 kNm

Sehingga didapatkan total momen pada pelat lantai adalah:


Mlap = 3,241 + 74,034 = 77,275 kNm
MTump = 3,565 + 81,438 = 85,003 kNm

5. Perhitungan Tulangan Pelat Lantai


Data perancangan:
Mu tumpuan = 85,003 kNm
Mu lapangan = 77,275 kNm
b = 1000 mm
h = 200 mm
fc’ = 30 MPa
fy = 320 Mpa
Øux = 22 mm
Øu = 12 mm
ds = 50 mm
d = h – ds – Øu – ½ .Øux
= 200 – 50 – 12 – ½ .22
= 127 mm

Tulangan utama tumpuan (arah melintang jembatan, arah X-X)


Momen nominal:
Φ = 0,80 karena pelat menahan lentur
Mu 85.003
Mn = = = 106253750 Nmm
ϕ 0,80
Rasio tulangan minimum:
1,4 1,4
ρmin = = 320 = 0,00438 Nmm
fy

Rasio tulangan maksimum:


β1 = 0,85 karena fc’ = 30 Mpa ≤ 30 MPa
ρmax = 0,75 . ρb
0,85 . fc′ 600
= 0.75 . [β1 . . (600 + fy)]
fy

0,85 . 30 600
= 0.75 . [0,85 . . (600 + 320)]
320

= 0,0331 Nmm

Rasio tulangan perlu:


Mn 34652500
Rn = b. = 1000 . = 6,587 Nmm
d2 1272

0,85 . fc′ 2 . Rn
ρ = . (1 − √1 − )
fy 0,85 . fc′

0,85 . 30 2 . 6,587
= . (1 − √1 − )
320 0,85 . 30

= 0,0243 Nmm
ρmin ≤ ρperlu ≤ ρmax , maka digunakan ρ = 0,0243 Nmm

Luas tulangan perlu:


Asperlu = ρ . b . d
= 0,0243 . 1000 . 127
= 3084,591 mm2

Dicoba tulangan Ø22 mm


As tul = ¼ . π . Ø2
= ¼ . 3,14 . 222
= 379,94 mm2

Jumlah tulangan (n):


As perlu 3084,591
n =A = = 8,118 ≈ 9 buah
s tulangan 379,94
Jarak antar tulangan (s):
1⁄ . π . Ø2 . b
4
s = As perlu

1⁄ . 3,14 . 222 . 1000


4
= 3084,591

= 123,173 ≈ 125 mm

Cek jarak antar tulangan:


Tulangan lentur utama = s < 3 . h atau 500 mm
= 125 < 3 . 200
= 125 < 600 mm (ok!)
Maka dipakai tulangan ØD 22 – 125

Tulangan bagi (arah melintang jembatan, arah Y-Y)


0,025 . b . h
As bagi = 100
0,025 . 1000 . 200
= 100

= 50 mm2
Atau
As bagi = 30% . As pokok
= 30% . 3084,591
= 925,3773 mm2

Dicoba tulangan Ø12 mm


Jarak antar tulangan (s):
1⁄ . π . Ø2 . b
4
s = As perlu

1⁄ . 3,14 . 122 . 1000


4
= 925,3773

= 122,155 ≈ 125 mm

Cek jarak antar tulangan:


Tulangan bagi = s < 5 . h atau 500 mm
= 125 < 5 . 200
= 125 < 1000 mm (ok!)
Maka dipakai tulangan Ø12 – 125

Tulangan utama lapangan (arah melintang jembatan, arah X-X)


Momen nominal:
ϕ = 0,80 karena pelat menahan lentur
Mu 77,275
Mn = = = 96593750 Nmm
ϕ 0,80

Rasio tulangan minimum:


1,4 1,4
ρmin = = 320 = 0,00438 Nmm
fy

Rasio tulangan maksimum:


β1 = 0,85 karena fc’ = 30 Mpa ≤ 30 MPa
ρmax = 0,75 . ρb
0,85 . fc′ 600
= 0.75 . [β1 . . (600 + fy)]
fy
0,85 . 35 600
= 0.75 . [0,85 . . (600 + 320)]
320

= 0,0331 Nmm

Rasio tulangan perlu:


Mn 96593750
Rn = b. = 1000 . = 5,988
d2 1272

0,85 . fc′ 2 . Rn
ρ = . (1 − √1 − )
fy 0,85 . fc′

0,85 . 30 2 . 5,988
= . (1 − √1 − )
320 0,85 . 30

= 0,022 Nmm
ρmin ≤ ρperlu ≤ ρmax , maka digunakan ρ = 0,022 Nmm

Luas tulangan perlu:


Asperlu = ρ . b . d
= 0,022 . 1000 . 127
= 2750,6104 mm2
Dicoba tulangan Ø22 mm
As tul = ¼ . π . Ø2
= ¼ . 3,14 . 222
= 379,94 mm2

Jumlah tulangan (n):


As perlu 2750,6104
n =A = = 7,239 ≈ 8 buah
s tulangan 379,94

Jarak antar tulangan (s):


1⁄ . π . Ø2 . b
4
s = As perlu

1⁄ . 3,14 . 222 . 1000


4
= 2750,6104

= 138,129 ≈ 140 mm

Cek jarak antar tulangan:


Tulangan lentur utama = s < 3 . h atau 500 mm
= 140 < 3 . 200
= 140 < 600 mm (ok!)
Maka dipakai tulangan Ø22 – 140

Tulangan bagi (arah melintang jembatan, arah Y-Y)


0,025 . b . h
As bagi = 100
0,025 . 1000 . 200
= 100

= 50 mm2
Atau
As bagi = 30% . As pokok
= 30% . 2750,6104
= 825,183 mm2

Dicoba tulangan Ø12 mm


Jarak antar tulangan (s):
1⁄ . π . Ø2 . b
4
s = As perlu

1⁄ . 3,14 . 122 . 1000


4
= 825,183

= 136,987 ≈ 140 mm

Cek jarak antar tulangan:


Tulangan bagi = s < 5 . h atau 500 mm
= 140 < 5 . 200
= 140 < 1000 mm (ok!)
Maka dipakai tulangan Ø12 – 200

Tabel 3.15 Rekapitulasi diameter dan jarak tulangan yang


digunakan
Jenis Tulangan Utama 1 Bagi
Tulangan Tumpuan Ø22 – 125 Ø12 – 125
Tulangan Lapangan Ø22 – 140 Ø12 – 140

Pemeriksaan Geser PONS pada lantai


Adapun Ilustrasi Beban geser pada lantai kendaraan dapat di lihat pada
Gambar 3.11 berikut :

Gambar 3.11 Ilustrasi beban geser PONS pada Lantai Kendaraan


Bidang geser PONS
u = a + ta + ta + 1/2 h + 1/2 h = a + 2 ta + h
v = b + ta + ta + 1/2 h + 1/2 h = b + 2 ta + h
Dimana:
a = 300 mm
b = 500 mm
ta = 100 mm
h = 200 mm
u = a + 2 ta + h = 300 + 2 . 100 + 200 = 700 mm
v = b + 2 ta + h = 500 + 2 . 100 + 200 = 900 mm
b' = 2u + 2v = 2 . 700 + 2 .900 = 3200 mm
d = 127 mm
Apons = b' . d = 3200 . 127 = 406400 mm2

Diketahui:
Mutu Beton fc’ : 20 MPa
Beban Gandar PTT : 157,5 kN
Faktor reduksi kekuatan : untuk geser, φ = 0,7
Kekuatan Nominal Lantai terhadap geser tanpa tulangan geser
1 1
Vc = 6 √𝑓𝑐′ . 𝑏′ . 𝑑 = 6 √20 .3200 . 127 = 302912,6754 N = 302,912 kN

Kekuatan Geser Terfaktor:


Vu = φ . Vc = 0,7 . 302,912 = 212,0384 kN
Syarat Vu > PTT : 212,0384 >157,5 kN (Memenuhi)
Sketsa Penulangan Plat Lantai Kendaraan
Adapun sketsa rencana penulangan plat lantai kendaraan dapat dilihat pada
Gambar 3.12 berikut :

Gambar 3.12 Sketsa Penulangan Pelat


3.10.2. Perencanaan Sandaran
1. Pipa Sandaran
Data Teknis Profil
Jarak Tiang Sandaran (Ls) :2m
Tegangan Ijin : 160 MPa = 1600 kg/cm2
Elastisitas Baja : 2100000 Mpa
Diameter (D) : 7,63 cm
Tebal (t) : 0,28 cm
Luas (F) : 6,465 cm2
Momen Inersia (I) : 43,7 cm4
Momen Lawan (W) : 11,5 cm3
Berat (G) : 5,08 kg/m
Beban Hidup (P) : 100 kg

Gambar 3.13 Beban Terpusat Pada Pipa Sandaran

Beban Ultimit (qu) = 1,2 . qDL + 1,6 qLL


= 1,2 . 5,08 + 1,6 . 100
= 166,096 kg/m

q . Ls P
Reaksi Tumpuan (RA = RB) = +
2 2
166,096 . 2 100
= +
2 2

= 216,096 kg
q . 𝐿𝑠2 P . Ls
Momen Maksimum (Mmax) = +
8 4
166,096 . 22 100 . 2
= +
8 4

= 133,048 kg m = 13304,8 kg cm

Kontrol Terhadap Lendutan


5 . q . l4 P . l3 l
+ <
384 EI 48 EI 300
5 . 1,661 . 2004 100 . 2003 200
+ <
384 . 2100000 . 43,7 48 . 2100000 . 43,7 300
0,559 < 0,667 Ok!

Kontrol Terhadap Momen


Mu
< 𝜎 ijin
W
13304,8
< 1600 .
11,5
1156,939 < 1600 Ok!

2. Tiang Sandaran
Data Teknis Profil ( WF 100.50.5.7 )
Panjang (B) : 50 mm
Tinggi (H) : 100 mm
Tebal Flens (t1) : 5 mm
Tebal Web (t2) : 7 mm
Momen Inersia (I) : 187 cm4
Momen Lawan (W) : 37,5 cm3
Berat (G) : 9,3 kg/m
Beban Horizontal = 100 . 2 = 200 kg
Tinggi Profil = 50 cm

Momen Maksimum (Mmax) = Beban Horizontal . Tinggi Profil


= 200 kg . 50 cm = 10000 kg cm
Cek Tegangan
M
< 𝜎 ijin
W
10000
< 1600
37,5
266,667 < 1600 Ok!

3. Pelat Landas Tiang Sandaran


Data Perencanaan
Beban Hidup (P) = 200 kg
Mutu Beton (fc’) = 25 MPa = 254,93 kg/cm2
Tegangan Beton = 0,3 . Mutu Beton
= 0.3 . 254,93 = 76,479 kg/cm2
Penentuan Dimensi Pelat
P
Tegangan(𝜎) =
A
P
Luas Pelat (A) =
σ
200
= = 2,615 kg/cm2
76,479
Dicoba ukuran
Lebar (B) : 15 cm
Panjang (L) : 15 cm
Luasan : 225 cm2

Menentukan Tebal Pelat


B − 0,8 𝑏 15 − 0,8 (5)
n= = = 5,5 cm
2 2
L − 0,95 𝑑 15 − 0,95 (10)
m= = = 2,75 cm
2 2

Menentukan Tebal Pelat Arah L

3 . σb . m2 3 . 76,479 . 2,752
t=√ = √ = 1,202 cm
0,75 . σy 0,75 . 1600
Menentukan Tebal Pelat Arah B

3 . σb . n2 3 .76,479 . 5,52
t=√ = √ = 2,405 cm
0,75 . σy 0,75 . 1600

Maka, digunakan tebal (t) = 2,405 cm ≈ 𝟑 𝒄𝒎"


Menentukan Dimensi dan Jumlah Angkur
P
σ =
A
200
1600 =
π . d2
4
1600 1
=
200 π . d2
4
4
= d2
8𝜋
8𝜋 1
= 2
4 d
0,159 = d2
d = 0,399 cm = 3,99 mm ≈ 4 mm
Maka, digunakan jumlah baut (n) = 4

4. Railing
Data Perencanaan
Muatan Horizontal (H) : 100 kg/m
Letak H (dari atas trotoar) (L1) : 90 cm
Tinggi Railing (ht) : 75 cm
Bentang Tiang Sandar (L) :2m
Tebal Trotoar (tt) + tebal plat (tp) : 30 + 20 = 50cm
Beban Hidup (P) : 200 kg
Lengan Momen H Sampai Ujung Trotoar
h = L1+ tt + tp
= 90 + 50 = 140 cm = 1,4 m
M =P.h
= 200 . 1,4 = 280 kgm = 2,8 kNm
Penulangan Railing Jembatan
 Tulangan Utama
Direncanakan :
Tebal Dinding : 300 mm
b : 1000 mm
Selimut Beton (ds) : 20 mm
Tulangan Utama (φ) : 16 mm
Koefisien Blok (β) : 0,85
dx = 300 – 20 – (0,5 . 16) = 272 mm

Momen Nominal (Mn)


Mu 2,8 . 106
Mn = = = 3500000 N mm
ø 0,8

Rasio Tulangan Minimum (ρmin)


1,4 1,4
ρmin = = = 0,00438 N mm
fy 320

Rasio Tulangan Maksimum (ρmaks)


0,85 . 𝑓𝑐′ 600
ρmaks = 0,75 [β1 . . ( )]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 . 25 600
ρmaks = 0,75 [0,85 . . ( )]
320 600 + 320
ρmaks = 0,027 N mm

Rasio Tulangan Perlu (ρperlu)


Mn 3500000
Rn = b. = 1000 . = 0,047 mm
d2 2722

0,85 . fc′ 2 . Rn
ρ = . (1 − √1 − )
fy 0,85 . fc′

0,85 . 25 2 . 0.047
= . (1 − √1 − )
320 0,85 . 25

= 0,000148
ρmin ≤ ρperlu ≤ ρmax , maka digunakan ρ = 0,000148
Check ρperlu ρmin < ρperlu < ρmax
0,00438 < 0,000148 < 0,027

Karena ρperlu < ρmin , maka,


Check 1
4 4
. ρperlu = 3 . 0,000148 = 0,000197
3

Karena masih ρperlu < ρmin , maka digunakan 𝛒𝐦𝐢𝐧 = 0,00438

Luas tulangan perlu


Asperlu = ρmin . b . d
= 0,00438 . 1000 . 272
= 1191,36 mm2

Jarak Tulangan (S)


1 1
.𝜋 .ø2 . 𝑏 .𝜋 .162 . 1000
S = 4𝐴𝑠 = 4
= 168,681 ≈ 170 mm
𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1191,36

Maka, digunakan tulangan utama ∅𝟏𝟔 − 𝟏𝟕𝟎

 Tulangan Bagi
Tulangan Bagi yang dipasang pada arah memanjang jembatan,
As’ = 50% . Asperlu = 50% . 1191,36 = 595,68 mm2
Diameter tulangan yang digunakan D – 16 = 16 mm
Jarak minimum antar tulangan Smin
1 1
. 𝜋 . 𝑑𝑡 2 . 𝑏 . 𝜋 . 162 . 1000
𝑆𝑚𝑖𝑛 = 4 = 4 = 337,362 ≈ 340 mm
𝐴𝑠′ 595,68
Maka, digunakan tulangan bagi D16 – 340
Gambar 3.14 Detail Penulangan pada Sandaran

3.10.3. Perencanaan Trotoar


Data Perencanaan
Lebar :1m
Tebal (Tt) : 0,3 m
Mutu Beton (fc’) : 25 MPa
Mutu Baja (fy) : 320 MPa
BJ Beton Bertulang : 2500 kg/m
BJ Baja : 7850 kg/m
BJ Air Hujan : 1000 kg/m
Lengan Momen : 1,20 m

 Pembebanan
 Beban Mati
Faktor Beban : 1,2

Pada trotoar
Lebar :1m
Tinggi : 0,3 m
G1 : faktor beban . lebar. Tinggi. W beton = 900 kg/m
Pada pelat lantai
Tebal : 0,20 m
Lebar :1 m
G2 : tinggi . lebar. W beton = 500 kg/m

Dinding Sandaran
Lebar : 0,20 m
Tinggi : 0,75 m
G3 : lebar . tinggi. Wbeton = 375 kg/m

 Beban Hidup
Faktor Beban : 1,6
Beban Hidup Trotoar : 500 kg/m
Beban Air Hujan : 1000 kg/m
Tebal Air Hujan : 0,05 m
Lengan Momen : 1,2 m

Vertikal di atas trotoar


Beban Hidup Trotoar = 500 .1 = 500 kg/m
Beban Air Hujan = 1000 . 0,05 . 1 = 50 kg/m
+
q1 = 550 kg/m
qu1 = 1,6. q1 = 880 kg/m

horizontal terbagi rata ditepi trotoar


Beban hidup trotoar (qh) = 500 kg/m
q2 = qh. Tebal trotoar
= 500 . 0,3
= 150 kg/m
qu2 = 1,6 . q2
= 1,6 . 150 = 240 kg/m
Horizontal terpusat pada sandaran
Beban hidup sandaran = 100 kg/m
qu3 = 1,6 . q3
= 1,6 . 100
= 160 kg/m

Beban Terpusat Vertikal


Faktor Beban = 1,2

Pipa Sandaran
Berat = 5,08 kg/m
Jumlah = 2 buah
Panjang =2m
P1 = 5,08 . 2 . 2 = 20,32 kg

Tiang sandaran
Tinggi = 0,5 m
Berat = 9,3 kg/m
P2 = 0,5 . 9,3 = 4,65 kg

Pelat Landas
Panjang = 0,15 m
Lebar = 0,15 m
Tebal = 0,02 m
P3 = 0,15 . 0,15 . 0,02 = 0,00045 kg

Pu vertikal total = (P1+ P2 + P3 ) . Faktor Beban


= (20,32+ 4,65 + 0,00045) . 1,2 = 29,964 kg

Momen terhadap titik A


Mq1 = qu1. 1,2 . 1 = - 1056 kg.m
Mq2 = qu2 . 1,2 . 1 = 288 kg.m
Mq3 = qu3 . 1,2 . 1 = 192 kg.m
Mg1 = G1. - 0,15 = - 135 kgm
Mg2 = G2. 0,3 = 150 kgm
Mg3 = G3 . 0,475 = 178,125 kgm
Mp1 = p1. 0,349 = 7,091 kgm
Mp2 = p2. 0,475 = 2,208 kgm
Mp3 = p3. 0,475 = 0,000213 kgm
= 373,575 kgm
Momen Total Yang Terjadi
Mtotal = 373,575 kg m
= 3735,75 N m
= 3,73575 kN mm

Perhitungan Penulangan Pelat Trotoar


Momen Rencana : 3,73575 kN mm
Mutu Beton (fc’) : 25 MPa
Mutu Baja (fy) : 320 MPa
Tebal Pelat Trotoar (h) : 300 mm
Tebal Selimut Beton (ds) : 50 mm
Tebal Efektif Lantai (d) : 250 mm
Lebar Lantai Tinjauan (b) : 1000 mm
Diameter tulangan lentur rencana (D-10) : 10 mm
Factor reduksi kekuatan lentur (φ) : 0,8

 Tulangan Lentur
b : 1000 mm
Selimut beton (ds) : 50 mm
Tulangan Utama (φ) : 10 mm
Lebar Efektif (dx) : 300 – 50 – (0,5 . 10) = 245 mm
Koefisien Blok (β) : 0,85
Momen Nominal (Mn)
Mu 3,73575
Mn = = = 4669687,5 N mm
ø 0,8

Rasio Tulangan Minimum (ρmin)


1,4 1,4
ρmin = = = 0,00438 N mm
fy 320

Rasio Tulangan Maksimum (ρmaks)


0,85 . 𝑓𝑐′ 600
ρmaks = 0,75 [β1 . . ( )]
𝑓𝑦 600 + 𝑓𝑦
0,85 . 25 600
ρmaks = 0,75 [0,85 . . ( )]
320 600 + 320
ρmaks = 0,027 N mm

Rasio Tulangan Perlu (ρperlu)


Mn 4669687,5
Rn = = = 0,077 mm
b . d2 1000 . 2452

0,85 . fc′ 2 . Rn
ρ = . (1 − √1 − )
fy 0,85 . fc′

0,85 . 25 2 . 0.077
= . (1 − √1 − )
320 0,85 . 25

= 0,00024

ρmin ≤ ρperlu ≤ ρmax , maka digunakan ρ = 0,00024

Check ρperlu ρmin < ρperlu < ρmax


0,00438 < 0,00024 < 0,027

Karena ρperlu < ρmin , maka,


Check 1
4 4
. ρperlu = 3 . 0,00024 = 0,000325
3

Karena masih ρperlu < ρmin , maka digunakan 𝛒𝐦𝐢𝐧 = 0,00438


Luas tulangan perlu
Asperlu = ρmin . b . d
= 0,000325 . 1000 . 245
= 1072 mm2

Jarak Tulangan (S)


1 1
.𝜋 .ø2 . 𝑏 .𝜋 .162 . 1000
4 4
S= = = 73,236 ≈ 75 mm
𝐴𝑠𝑝𝑒𝑟𝑙𝑢 1072

Maka, digunakan tulangan utama ∅𝟏𝟎 − 𝟕𝟓

 Tulangan Bagi
Tulangan Bagi yang dipasang pada arah memanjang jembatan,
As’ = 50% . Asperlu = 50% . 1072 = 535,9375 mm2
Diameter tulangan yang digunakan D – 10 = 10 mm
Jarak minimum antar tulangan Smin
1 1
. 𝜋 . 𝑑𝑡 2 . 𝑏 . 𝜋 . 102 . 1000
𝑆𝑚𝑖𝑛 = 4 = 4 = 146,472 ≈ 150 mm
𝐴𝑠′ 535,9375
Maka, digunakan tulangan bagi D10 – 150

Gambar 3.15 Penulangan Pada Trotoar

Anda mungkin juga menyukai