Oleh:
Aissyiyah Nur A. 0610710006 Rizka Oktavia A. 0610710116
Bias R. Surya 0610710020 Sia Elisabeth L. 0610710121
Dianika Putri 0610710034 Stiven Eli 0610710128
Rahmah Y. A. 0610710106 Dessira Rizka T. A. 0610713016
Ratih K. 0610710110 Oscar Nova P. 0610713057
Pembimbing:
dr. Arif Iskandar, Sp. Rad (K)
Pendahuluan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah plain
obstruction (SBO) dan small bowel ileus (SBI) secara akurat dalam keadaan
gawat darurat. Penelitian ini juga mengevaluasi nilai dari tanda-tanda klasik yang
Metode: Studi retrospektif ini melibatkan 216 pasien di unit gawat darurat yang
mengalami distensi dari usus halus (diameter maksimal usus halus ≥ 2,5 cm)
Seorang radiologis dan seorang dokter ahli emergensi secara retrospektif melihat
PAR dalam konsensus, tanpa mengetahui data klinis pasien. Mereka membagi
pasien-pasien tersebut ke dalam dua grup, yaitu grup SBO dan grup SBI,
tanda-tanda radiografi juga terekam. Diagnosis akhir dari SBO dan SBI
mengenai usus halus. Diagnosa banding yang didapatkan dari plain abdominal
grup small bowel obstruction (SBO) dan small bowel ileus (SBI) akhir.
2
Hasil: Sensitivitas dan spesifisitas dari plain abdominal radiography masing-
Kesimpulan: Plain abdominal radiography adalah imaging awal yang akurat dan
efektif dalam membedakani antara small bowel obstruction (SBO) dan small
bowel ileus (SBI) pada kondisi gawat darurat, dan sebagian besar dari tanda-
Pendahuluan
Distensi usus halus (diameter maksimal usus halus ≥ 2,5 cm) pada PAR
mengindikasikan adanya kelainan usus halus dengan kegagalan transit dari isi
usus. Kelainan ini secara umum dibagi menjadi small bowel obstruction (SBO)
yang berasal dari obstruksi intralumen atau kompresi ekstralumen dan small
bowel ileus (SBI) yang berasal dari disfungsi autonomic nervous system, yang
bowel obstruction (SBO) dan small bowel ileus (SBI),8-10 tetapi PAR masih
disarankan untuk mengaplikasikan hasil dari studi tersebut secara langsung pada
kondisi gawat darurat, karena populasi dari studi tersebut terbatas pada pasien-
pasien yang secara klinis dicurigai mengalami SBO atau mereka yang sedang
3
Penelitian terbaru meningkatkan pertanyaan-pertanyaan yang terfokus pada
efektivitas dari tanda-tanda klasik umum (seperti air-fluid level dan differential air-
fluid level) pada PAR untuk mendiferensiasi diagnosa antara SBO dan SBI. 2,14-16
Dan untuk pengetahuan kita, gejala klinis antara SBO dan SBI tidak pernah
diperiksa sebelumnya.
Distensi usus halus pada PAR terkadang ditemukan pada pasien-pasien dengan
keluhan nyeri abdomen yang datang di unit gawat darurat. Pada pasien-pasien
ini, perbedaan antara SBO dan SBI penting untuk menentukan terapi.17,18
membedakan antara SBO dan SBI sering digunakan oleh tenaga kesehatan,
tersebut masih belum dikaji.2,15,16,19 Kesadaran dari efektivitas yang nyata mampu
perbedaan klinis antara SBO dan SBI mungkin membantu tenaga kesehatan
Tujuan dari penelitian kami adalah untuk mengevaluasi keakuratan PAR dalam
membedakan antara SBO dan SBI pada pasien di unit gawat darurat dengan
yang ringkas yang mudah digunakan pada kondisi gawat darurat. Dan kami juga
Metode
grafik medis bagi pasien yang mengeluhkan nyeri abdomen dan distensi usus
4
kecil pada PAR. Penelitian ini dilakukan di ruang gawat darurat sebuah rumah
sakit universitas rujukan tersier di Korea Selatan. Periode penelitian adalah dari
Januari 2008 sampai Juni 2008. Penelitian ini disetujui oleh badan institusi kami,
posisi pada temuan radiografi. Kami lebih jauh membatasi kelompok studi untuk
air fluid level , string-of-beads sign, stretch sign, penurunan gas usus, jumlah air
fluid level, diameter maksimal usus kecil, dan diameter maksimal kolon (Tabel 1).
radiografi pada konsensus. Air fluid level, string-of-beads sign, stretch sign, dan
penurunan gas kolon yang didokumentasikan dengan ada atau tidak ada. Jumlah
air fluid level, diameter maksimal usus kecil, dan diameter maksimal kolon
didokumentasikan ke dalam nilai numerik. Hanya air fluid level yang diameternya
5
Beberapa ambiguitas standar tidak dapat dihindari karena tidak adanya
Tabel 1. Definisi dari 10 tanda radiologis untuk membedakan small bowel obstruction dan
small bowel ileus
Tanda Radiologis Definisi
Bi-catagoric Air fluid level Garis horisontal datar yang tajam
maksimal
Diameter usus Diameter usus halus maksimal yang
maksimal
6
Gambar 1. Foto abdomen AP dari seorang pria 55 tahun dengan obstruksi usus halus
karena adhes post operasi. Ada lima air fluid level (panah pendek) dan dua differential air
fluid level (panah panjang). Differential air fluid level digambarkan oleh dua air fluid level
yang berbeda di segmen usus halus yang sama. Air fluid level maksimal berukuran 75
mm (garis A). Diameter usus halus maksimal berukuran 53 mm (garis B). Diameter colon
maksimal berukuran 36 mm (garis C).
7
Gambar 2. Foto abdomen AP dan lateral seorang pria 58 tahun dengan obstruksi usus
halus karena bezoar. String-of-beads (panah dalam foto AP) digambarkan oleh diameter
air fluid level yang berukuran kurang dari 10 mm. Strech sign digambarkan oleh distensi
abnormal dimana sebagain besar air fluid level pada lengkung usus halus di mana gas
lumen memiliki tampilan bergaris berorientasi tegak lurus dengan sumbu panjang dari
usus (panah dalam foto lateral).
Diagnosa akhir SBO dan SBI ditegakkan dengan analisa kombinasi grafik medis,
tomography dan small bowel serial. Kami meletakkan catatan pembedahan dan
radiografis dan diagnosa akhir dipelajari dengan analisis univarian dan analisis
8
menghitung nilai ambang tanda-tanda numerik yang menunjukkan hasil
signifikan secara statistik. Akhirnya, analisis regresi logistik biner secara bertahap
kematian atau kehidupan antara 2 kelompok dengan uji chi-square Pearson atau
Chicago, Illinois, USA) dan SAS 9.1.3 (SAS Institute, Cary, NC, USA). Kami
Hasil
Dari Januari 2008 hingga Juni 2008, 1355 pasien dewasa dengan nyeri abdomen
mengunjungi unit gawat darurat rumah sakit. 741 pasien menjalani PAR (baik
jam. Dari 741 pasien, 216 pasien yang mengalami distensi usus halus pada PAR
Dari 216 pasien yang dilibatkan dalam penelitian ini, 127 pasien adalah laki-laki,
dan 89 sisanya adalah wanita. Usia rata-rata pasien adalah 58 tahun (rentang
usia 16-88 tahun, deviasi standar = 16,4 tahun). Pada PAR, 47 pasien
didiagnosa SBO dan 169 pasien didiagnosa SBI. Diagnosa akhir ditegakkan
9
tomography pada 142 pasien; gambaran klinis, temuan abdominal computed
pasien. 50 pasien akhirnya didiagnosa SBO dan 166 pasien didiagnosa sebagai
terdiagnosa sebagai SBO pada PAR. Di antara 166 pasien yang akhirnya
terdiagnosa sebagai SBI, 160 pasien terdiagnosa SBI pada PAR. Berdasarkan
hal tersebut, maka sensitivitas dan spesifisitas PAR masing-masing sebesar 82%
dan 96,4%.
yang signifikan dengan diagnosa akhir (p<0,001) (tabel 2). AUC kurva ROC
0,884 untuk angka air fluid level, 0,805 untuk angka differential air fluid level,
0,881 untuk lebar maksimal air fluid level, dan 0,871 untuk diameter maksimal
usus halus (Gambar 4). Sebagaimana ditentukan oleh analisa kurva ROC
terhadap tanda bentuk numerik yang signifikan secara statistik, nilai ambang
untuk memisahkan SBO adalah sebagai berikut: lebih dari 2 tingkat pada jumlah
air fluid level, lebih dari 1 tingkat pada jumlah differential air fluid level, lebih dari
31,5 mm pada lebar maksimal air fluid level, dan lebih dari 37,5 mm pada
Pada analisis regresi logistik biner yang bertahap, adanya differential air fluid
level dan adanya stretch sign, lebar maksimal air fluid level lebih dari 31,5 mm,
diameter maksimal usus halus lebih dari 37,5 mm merupakan faktor prediksi
10
Gambar 3. Flow-chart yang Menunjukkan Ringkasan Hasil Penelitian
11
Tabel 2. Hasil dari analisa tanda radiografi untuk membedakan small bowel obstruction
menggunakan metode tes regresi logistik
Tabel 3. Nilai Cut-off tanda-tanda numerik terbaik pada foto polos abdomen untuk
membedakan small bowel obstruction
Tabel 4. Hasil seleksi bertahap dari uji regresi logistik untuk memilih tanda-tanda
radiografi yang lebih efektif untuk membedakan small bowel obstruction
Tabel 5. Perbandingan faktor klinis antara small bowel obstruction dan small bowel ileus
Ada tidaknya riwayat operasi abdomen dan dilakukan atau tidak dilakukannya
12
signifikan (p=0.001, 0.002). Sebagai perbandingan, hidup atau mati tidak
Kasus post operasi ileus adesiva merupakan penyebab utama dari penyakit SBO
inflammatory bowel disesase, tumor, abses, dan adanya benda asing yang
lebih jarang. Penyebab penyakit SBI terdistribusi rata meskipun penyakit yang
Pembahasan
Definisi dan klasifikasi dari penyakit usus halus dengan gangguan transit pada
ileus obstruktif telah digunakan sebagai definisi dari kerusakan usus halus
adynamic ileus, ileus paraltik, dan ileus post operasi digunakan sebagai istilah
menjadi ileus spastik, ileus hipotonis, dan ileus paralitik berdasarkan mekanisme
maupun SBO, tetapi menggunakan klasifikasi gradual dari bentukan gas usus
halus yang normal, bentukan gas usus halus yang abnormal tapi tidak spesifik,
13
bentukan gas dengan kemungkinan small bowel obstruction, bentukan gas yang
terhadap definisi seperti yang disebutkan diatas tetapi klasifikasi SBI dan SBO
para dokter.
Dari penelitian yang kami lakukan di unit gawat darurat, pasien dengan nyeri
abdomen dan distensi dari usus halus yang dilakukan PAR, sensitivitas dan
spesifitas dari PAR untuk kejadian SBO sebesar 82,02% dan 96,4%. Hasil ini
jauh lebih baik dibandingkan hasil penelitian serupa pada pasien dengan gejala
klinis curiga SBO (sensitivitas 63-77%, spesifitas 50-78%).4,9,12 Terlebih lagi hasil
membedakan kelainan usus halus dengan gangguan transit dari isi intestinal.
PAR sendiri lebih baik dalam mengeksklusi SBO (mendiagnosa SBI) daripada
sensitivitasnya.
14
tanda yang spesifik.2 Beberapa waktu yang lalu Lappas et al2 serta Thompson et
pembagian dan konversi numeric dari tanda-tanda tersebut. Subjek penelitian ini
terbatas pada pasien dengan kecurigaan mengalami SBO saja, berbeda dengan
penelitian kami yang menyertakan semua pasien unit gawat darurat dengan
distensi usus halus dengan PAR dan yeri abdomen. Penelitian yang dilakukan
Lappas et al2 juga berbeda dengan penelitian kami karena mereka membagi
kelainan usus halus menjadi High Grade SBO , Low Grade SBO dan SBI.
Pada penelitian ini, sebagian besar tanda klasik pada foto polos cenderung lebih
banyak pada grup SBO dibandingkan grup SBI. Perbedaan ini lebih nampak
pada penelitian kami dibandingkan hasil penelitian lainnya. 2,15,16 Dalam penelitian
kami, hanya diameter colon maksimal di antara kedua kelompok tidak memiliki
Tabel 6. Perbandingan Penyakit Penyebab Small Bowel Obstruction dan Small Bowel
Ileus
Small Bowel Obstruction Small Bowel Ileus
(56%) (13.3%)
2. Hernia Inguinalis − 3 (6%) 2. Apendisitis − 13 (7.9%)
3. Hernia Umbilikus − 2 (4%) Batu Empedu − 13 (7.9%)
Intersusepsi − 2 (4%) 3. Enterokolitis − 11 (5.7%)
Inflammatory Bowel Disease − 4. Karsinoma Hepatoseluler − 10
15
2 (4%) (5.1%)
Karsinoma Peritoneal − 2 (4%) 5. Cholangiocarcinoma − 9 (5.5%)
Karsinoma Colon − 2 (4%) Sirosis Hepatikum − 9 (5.5%)
4. Apendisitis − 1 (2%) 6. Ulkus Peptikum − 7 (4.3%)
Bezoar − 1 (2%) Abses Hepar - 7 (4.3%)
Enterokolitis − 1 (2%) 7. Nyeri Abdomen Non Spesifik − 6
Benda Asing − 1 (2%)
Perlekatan pada Intestinal − 1 (3.7%)
8. Pielonefritis Akut − 5 (3.1%)
(2%) Pankreatitis − 5 (3.1%)
Abses Intraperitoneal − 1 (2%) 9. Batu Intrahepatik − 4 (2.5%)
Peritonitis Post Operasi − 1 Perforasi Ulkus Peptikum − 4
(2%) (2.5%)
Enteritis akibat Radiasi − 1 (2%) 10. Kanker Ampulla Vaterini − 3
Kanker Usus Halus − 1 (2%)
(1.8%)
Kanker Pankreas − 3 (1.8%)
Pelvic Inflammatory disease − 3
(1.8%)
11. Peritonitis Bilier - 2 (1.2%)
Kanker kolon - 2 (1.2%)
Perforasi Kolon − 2 (1.2%)
Hepatitis - 2 (1.2%)
Perdarahan Gastrointestinal - 2
(1.2%)
Laserasi Hepar - 2 (1.2%)
Tumor Ovarium - 2 (1.2%)
Karsinoma Peritoneal - 2 (1.2%)
Kanker Lambung - 2 (1.2%)
12. Diseksi Aorta - 1 (0.6%)
Hamartoma Bilier - 1 (0.6%)
Strktur Bilier - 1 (0.6%)
Kanker Caecum - 1 (0.6%)
Rupture Corpus Luteum - 1 (0.6%)
Rupture Esofagus - 1 (0.6%)
Intestinal Behcet's Disease - 1
(0.6%)
Irritable Bowel Syndrome - 1
(0.6%)
Colitis Iskemik - 1 (0.6%)
Total 50 Pasien (100%) Malaria - 1 (0.6%)
Tumor Mesenterika - 1 (0.6%)
Kanker Ovarium - 1 (0.6%)
Peritoneal Tuberkulosis - 1 (0.6%)
16
Total 166 patients (100%)
secara signifikan antara high-grade SBO dibandingkan low-grade SBO dan low-
melaporkan bahwa insiden string-of-beads sign hanya sebesar 10% pada SBO
dan 1,7% pada SBI meskipun terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua
(26% pada kelompok SBO akhir, dan 1,2% pada kelompok SBI akhir; p<0,001).
level sebesar 52% pada kelompok SBO dan 29% pada kelompok SBI. Dalam
penelitian kami, perbedaan dari frekuensi terjadinya air-fluid level lebih jelas
ditunjukkan antara kedua kelompok (64% untuk SBO dan 4,2% untuk SBI, p
<0,001).
pada nilai cut-off point pada kurva ROC. Hal ini menunjukkan bahwa tanda-tanda
numerik lebih efektif digunakan sebagai kriteria eksklusi daripada kriteria inklusi
berjumlah lebih besar dari sensitivitas dalam membaca PAR di dalam penelitian
kami.
abdomen darurat secara signifikan lebih sering pada kelompok SBO daripada di
kelompok SBI. Hal ini tampaknya menunjukkkan fakta bahwa sejumlah besar
17
post operasi. Insiden kematian tidak berbeda secara bermakna antara kedua
Miller et al33 melaporkan penyakit penyebab tersering dari SBO, yaitu: perlekatan
post operasi, Inflammatory Bowel Dissease, dan tumor ganas. Laws dan Aldrete
ganas, dan hernia. Dalam penelitian kami, perlekatan post operasi adalah
penyakit penyebab paling umum dari SBO, walaupun frekuensinya (56%) lebih
dan 69%). Penelitian kami menemukan tumor ganas dan hernia merupakan
studi sebelumnya. Ini mungkin disebabkan oleh perbedaan ras dalam distribusi
penyakit ini antara pasien Oriental dan Barat. SBI disebabkan oleh disfungsi
sistem saraf otonom usus karena peradangan pada peritoneum, asites, nyeri,
trauma, atau penyebab lain.1,2,35 Frekuensi terjadinya SBI pada pasien dengan
nyeri perut, usus buntu, dan kolesistitis telah disebutkan dalam studi
pertama yang dilakukan untuk menyelidiki jenis dan frekuensi penyakit penyebab
ditemukan sebagai penyebab SBI. Hal ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa
sebagian besar penyakit abdomen disertai dengan satu atau lebih faktor-faktor
yang dapat menyebabkan disfungsi dari sistem saraf otonom usus, termasuk
18
ketidakseimbangan elektrolit. Insiden penyakit empedu dan tumor dalam
penelitian kami relatif tinggi, sedangkan insiden nyeri perut non-spesifik relatif
rendah. Hal ini mungkin disebabkan dari tingkat keparahan penyakit yang
umumnya tinggi dari kelompok penelitian yang berasal dari ruang gawat darurat
diagnosis SBO telah dilaporkan sebesar hampir 100% .6,38 Mengingat bahwa
sebagai standar aktual untuk diagnosis akhir, dengan pengecualian dari satu
pasien yang menjalani studi usus halus. Meskipun PAR merupakan pemeriksaan
radiografi yang paling cepat dan paling nyaman dalam evaluasi awal pada nyeri
radiografi awal yang lebih efektif dibandingkan PAR pada pasien dengan nyeri
pada semua pasien dengan nyeri abdomen sangat sulit untuk dilaksanakan, hal
19
untuk memeriksa komponen yang paling bagus dalam mendeteksi atau
CT.
retrospektif, bias seleksi tidak dapat dihindari. Lebih jauh, bias seleksi dapat
timbul dari kriteria inklusi kesuksesan abdominal CT, yang mungkin terlihat pada
dalam interpretasi mungkin mengarahkan pada hasil yang lebih relevan bagi
tujuan tujuan pada penelitian ini daripada penilaian oleh banyak ahli radiologi,
tidak ada penilaian derajat dari obstruksi usus. Dari sudut pandang penanganan
emergensi, skrining akurat pada pasien dengan SBO dan rujukan cepat kepada
ahli bedah lebih penting daripada pemilahan antara SBO derajat tinggi dan SBO
parsial.
penurunan diameter kolon) berguna dalam membedakan antara SBO dan SBI
diantara pasien yang menderita dilatasi usus halus yang tampak pada X-ray.
Referensi
20
1. Messmer JM. Gas and soft tissue abnormalities. In: Gore RM, Levine MS, eds.
2008: 208-5.
2. Lappas JC, Reyes BL, Maglinte DD. Abdominal radiography findings in small-
3. Maglinte DD, Reyes BL, Harmon BH, Kelvin FM, Turner WW, Hage JE, et al.
4. Gazelle GS, Goldberg MA, Wittenberg J, Halpern EF, Pinkney L, Mueller PR.
6. Maglinte DD, Heitkamp DE, Howard TJ, Kelvin FM, Lappas JC. Current
2003;41(2):263-83, vi.
Roentgenol 1995;164(4):891-4.
21
9. Suri S, Gupta S, Sudhakar PJ, Venkataramu NK, Sood B, Wig JD.
10. Torreggiani WC, Harris AC, Lyburn ID, al-Nakshabandi NA, Zwirewich CV,
11. Maglinte DD, Balthazar EJ, Kelvin FM, Megibow AJ. The role of radiology in
1997;168(5):1171-80.
13. Taourel PG, Fabre JM, Pradel JA, Seneterre EJ, Megibow AJ, Bruel JM.
1942;23:22-33.
15. Harlow CL, Stears RL, Zeligman BE, Archer PG. Diagnosis of bowel
1993;161(2):291-5.
16. Thompson WM, Kilani RK, Smith BB, Thomas J, Jaffe TA, Delong DM, et al.
22
17. Vicario SJ, Price TG. Intestinal obstruction. In: Tintinalli JE, Kelen GD,
19. Thompson WM. Gasless abdomen in the adult: what does it mean? AJR Am
J Roentgenol 2008;191(4):1093-9.
20. Fukuya T, Hawes DR, Lu CC, Chang PJ, Barloon TJ. CT diagnosis of small-
1992;158(4):765-9.
21. Ha HK, Park CH, Kim SK, Chun CS, Kim IC, Lee HK, et al. CT analysis of
2003;48(3):299-304.
23. Rubesin SE, Gore RM. Small bowel obstruction. In: Gore RM, Levine MS,
2008:871-99.
24. Maglinte DD, Herlinger H, Nolan DJ. Radiologic features of closed loop
25. Maglinte DD, Kelvin FM, O’Connor K, Lappas JC, Chernish SM. Current
23
26. Maglinte DD, Lappas JC, Kelvin FM, Rex D, Chernish SM. Small bowel
27. Shrake PD, Rex DK, Lappas JC, Maglinte DD. Radiographic evaluation of
ileus, mechanical ileus and paralytic ileus. Radiol Med 2004; 108(1-2):56-
70.
31. Patel NH, Lauber PR. The meaning of a nonspecific abdominal gas pattern.
Acad Radiol 1995;2(8):667-9. 32. Maglinte DD, Gage SN, Harmon BH,
Kelvin FM, Hage JP, Chua GT, et al. Obstruction of the small intestine:
33. Miller G, Boman J, Shrier I, Gordon PH. Etiology of small bowel obstruction.
Am J Surg 2000;180(1):33-6.
34. Laws HL, Aldrete JS. Small-bowel obstruction: a review of 465 cases. South
Med J 1976;69(6):733-4.
24
36. Olutola PS. Plain film radiographic diagnosis of acute appendicitis: an
1990;8(3):271-5.
38. Yaghmai V, Nikolaidis P, Hammond NA, Petrovic B, Gore RM, Miller FH.
2006;13(2):69-72.
39. Balthazar EJ, Birnbaum BA, Megibow AJ, Gordon RB, Whelan CA, Hulnick
Radiology 1992;185(3):769-75.
40. Mindelzun RE, Jeffrey RB. Unenhanced helical CT for evaluating acute
1997;205(1):43-5.
42. MacKersie AB, Lane MJ, Gerhardt RT, Claypool HA, Keenan S, Katz DS, et
25