Anda di halaman 1dari 7

UJI DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL BIJI MENGKUDU

(Morinda citrifolia L.) TERHADAP PERTUMBUHAN


Propionibacterium acnes PENYEBAB ACNE VULGARIS
1
Nurfitrah Wahyuni, 2Nelly Herfina Dahlan, 2Indria Hafizah

1
Program Pendidikan Dokter
2
Fakultas Kedokteran Universitas Halu Oleo

ABSTRACT

Background: Propionibacterium acnes is a gram-positive bacteria, pleomorphic bacilli and anaerobic to the
aerotolerant which plays a role in the occurrence of Acne vulgaris that causes chronic inflammation in the
pilosebasea unit. Many plants that have potential as an antibacterial and not yet well utilized namely noni seed
(Morinda citrifolia L.). Research Purpose: This study aimed to analyze the content of secondary metabolite
compounds and inhibitory power of ethanol extract of noni seeds on the growth of Propionibacterium acnes
causes acne vulgaris. Research Method: This research used post test only control design with free variable was
ethanol extract of seed and dependent variable was inhibition zone of bacterial growth. Extraction was
performed using reflux method. The content of secondary metabolites was done by qualitative phytochemical
test and the inhibitory test of ethanol extract of noni seed was done by the method of paper disc diffusion by
observing the formation of clear zone. Research Result: The content of secondary metabolite compounds in
noni seeds was known to be a class of alkaloids, flavonoids, terpenoids, tannins and saponins. The extract of
ethanol of noni seeds has the resistance to growth of Propionibacterium acnes was shown at 100%
concentration with 11.75 mm large, while at concentrations of 75%, 50%, 25%, 12.5%, and 6.25% there was
not clear zones founded around the paper disc. Conclution: The conclusions of this study were the extract of
noni seed (Morinda citrifolia L.) possessing low inhibitory on growth of Propionibacterium acnes but did not
have Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bacteriasidal concentration (MBC) content of the
tested concentration.
Keywords: Noni seed, Secondary metabolite, Propionibacterium acnes, inhibitory test, KHM, KBM.

PENDAHULUAN ini (Lynn dkk., 2016; Harazika dan


Acne vulgaris meupakan Archana, 2016).
peradangan kronis pada unit pilosebasea Propionibacterium acnes
yang sering terjadi pada masa remaja. merupakan bakteri Gram positif berbentuk
Kasus ini 85% dialami oleh remaja usia basil pleomorfik anaerob hingga
12-25 tahun yang sering menjadi tanda aerotoleran. Bakteri ini merupakan flora
pertama pubertas dan dapat terjadi satu normal kelenjar pilosebasea yang berperan
tahun sebelum menarke atau haid pertama. dalam patogenesis acne. Bakteri ini
(Movita, 2013). memecah trigliserida, salah satu komponen
Acne memiliki gambaran klinis sebum menjadi asam lemak bebas
beragam terdiri dari komedo, papula, sehingga terjadi kolonisasi P. acnes yang
pustul, nodul dan jaringan parut Acne memicu inflamasi pada acne. Selain itu,
vulgaris 85% dialami oleh remaja usia 12- antibodi terhadap antigen dinding sel
25 tahun. Acne timbul terutama pada bakteri ini meningkatkan respons inflamasi
wajah dan leher, diikuti punggung dan melalui aktivasi komplemen (Brooks dkk.,
dada. Komplikasi utama acne adalah 2013; Movita, 2013).
jaringan parut dan gangguan psikologi. Populasi bakteri Propionibacterium
Depresi dan Kepercayaan diri menurun acnes dapat diturunkan dengan memberikan
dilaporakn pada pasien dengan gangguan suatu zat antibakteri seperti Clindamycin.
Antibakteri ini adalah salah satu antibiotik etanol biji mengkudu (Morinda citrifolia
yang paling sering digunakan dalam L.) dalam menghambat aktivitas
pengobatan acne vulgaris. Penggunaan pertumbuhan Propionibacterium acnes
antibakteri ini secara luas, memunculkan penyebab acne vulgaris. Penelitian ini
strain P.acnes yang resisten akibatnya menggunakan desain post test only
penggunaan clindamycin sebagai anti-acne control dengan variabel bebas atau
jangka panjang mulai diragukan, oleh karena independen yaitu ekstrak etanol buah
itu diperlukan terapi alternatif dengan mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan
memanfaatkan zat aktif dari tumbuhan yang variabel terikat atau dependen yaitu daya
mempunyai potensi tinggi sebagai antibakteri hambat pertumbuhan Propionibacterium
(Aida dkk., 2016). acnes yang diukur melalui zona hambat.
Indonesia merupakan negara tropis
dengan potensi tanaman yang secara turun Pengambilan dan Persiapan Sampel
temurun digunakan sebagai obat tradisional Sampel pada penelitian ini adalah biji
sebagai upaya dari menjaga kesehatan, mengkudu yang dieperoleh dari Kecamatan
menambah kebugaran dan merawat Baruga Kelurahan Lepo-lepo Kota Kendari,
kecantikan. Namun masih banyak tanaman Sulawesi Tenggara. Kriteria sampel yang
yang tidak dimanfaatkan dengan baik dan digunakan adalah biji yang berasal dari buah
dibiarkan begitu saja. yang matang dengkan karasteristik berwarna
Berdasarkan penelitian yang dilakukan putih dan lunak. Jumlah sampel yang
Haryani dan Tjijah (2004) biji mengkudu digunakan dalam penelitian ini adalah 9 kg
mengandung komponen metabolit sekunder buah mengkudu menghasilkan 1800 g biji
berupa alkaloid, saponin, tannin dan mengkudu yang telah dibersihkan dari sisa
glikosida jantung yang berpotensi sebagai daging yang melengket, lalu diangin-
antibakteri. Komponen tersebut memiliki anginkan hingga mengering. Proses
aktivitas sebagai antibakteri dengan cara pengeringan dilakukan selama 5 hari. Sampel
inaktifasi protein, merusak dinding dan yang telah kering kemudian dicacah kasar
membran sel bakteri, menghambat sintesis menggunakan pencacah elektrik. Sampel
dinding sel bakteri, menginaktivaksi enzim yang telah kering di ekstraksi menggunakan
esensial dan mengganggu metabolisme metode refluk dengan etanol 96% sebagai
bakteri (Kurniawan dan Wayan, 2015; pelarut. Kemudian filtrat dikumpulkan dan
Ngoci, 2013). dipekatkan dengan rotary vacuum
Berdasarkan penelitian diatas, maka evaporatorhingga diperoleh ekstrak etanol
penelitian ini dimaksudkan untk mengetahui kental.
kandungan metabolit sekunder dan
kemampuan daya hambat ekstrak biji Uji Fitokimia
mengkudu terhadap pertumbuhan Uji fitokimia ini dilakukan identifikasi
Propionibacterium acnes penyebab acne terhadap senyawa alkaloid, flavonoid,
vulgaris. terpenoid, tannin, dan saponin (Harborne,
1998)
METODE PENELITIAN Senyawa golongan alkaloid
Penelitian ini merupakan penelitian Sebanyak 1 mL dimasukkan dalam
eksperimental laboratorium dengan quasi tiap tabung lalu ditambahkan HCl 10%
eksperimental yakni pengujian ekstrak dan 2 tetes pereaksi dragendrof kemudian
dikocok kuat, adanya endapan jingga MHA di tuang pada cawan petri steril.
menunjukkan positif alkaloid. Metium yang telah padat selanjutnya
Senyawa golongan flavonoid diinokulasi bakteri dan diratakan pada
Sebanyak 1 mL ektrak seluruh permukaan media. Kertas cakram
ditambahkan serbuk magnesium dan 1 mL yang telah berisi masing masing konsentrasi
HCl pekat, selanjutnya ditambahkan ekstrak, kontrol ositif dan negatif dileakkan
alkohol, dikocok dengan kuat dan pada permukaan media. Cawan petri yang
dibiarkan hingga memisah. Terbentuknya berisi media, bakteri dan ekstrak di inkubasi
warna merah, kuning, atau jingga dalam selama 24 jam untuk nemilai KHM dan 48
larutan alkohol menunjukkan adanya jam untuk menilai KBM pada suhu 370C.
senyawa golongan flavonoid. Daya hambat ekstrak ditentukan dengan cara
Senyawa golongan tanin mengukur rata-rata diameter zona hambat
Sebanyak 1 mL ekstrak yang terbentuk di sekeliling sumuran yang
ditambahkan pereaksi FeCl3 1%. diambil dari 4 sisi yang berbeda.
Terbentuknya warna biru tua atau hijau
kehitaman menunjukkan adanya golongan HASIL
tanin. Kandungan Fitokimia
Senyawa golongan steroid/ terpenoid Berdasarkan tabel 1. Hasil uji
Sebanyak 1 mL ekstrak fitokimia kandungan metabolit sekunder biji
dimasukkan kedalam tabung lalu mengkudu menggunakan pereaksi spesifik
ditambahkan pereaksi Lieberman didapakan terbentuknya endapan jingga
Burchard. Terbentuknya warna merah atau menggunakan HCl dan pereaksi Dragendrof
cincin hijau menunjukkan adanya senyawa pada uji alkaloid, terbentuknya warna jingga
golongan steroid dan terpenoid. menggunakan Mg, HCl dan alkohol pada uji
Senyawa golonga saponin flavonoid, hijau kehitaman menggunakan
Sebanyak 1 mL ekstrak FeCl3 pada uji tannin, merah menggunakan
dimasukkan kedalam tabung lalu pereaksi Lieberman Burchard pada uji
diencerkan dengan air, kemudian dikocok terpenoid dan terbentuknya busa statis
kuat selama 10 menit. Terbentuknya busa menggunakan air pada uji saponin.
yang stabil dalam tabung reaksi
menunjukkan adanya golongan saponin. Aktivitas Antibakteri
Berdasarkan tabel 2. Hasil
pengamatan dilakukan setelah pengamatan
Uji Aktivitas Antibakteri
Uji daya hambat dilakukan dengan 1x24 jam dan 1x48 jam. Pengukuran
metode difusi agar menggunakan metode terhadap diameter zona hambat yang
difusi kertas cakram. Uji daya hambat ekstrak terbentuk menggunakan mistar. Uji
etanol biji mengkudu (Morinda citrifolia L.) pendahuluan ekstrak etanol biji mengkudu
akan dilakukan pengulangan sebanyak tiga terhadap pertumbuhan Propionibacterium
kali. Uji daya hambat dengan metode difusi acnes pada konsentrasi 100% memiliki daya
kertas cakram yaitu dilakukan dengan hambat sebesar 11,75 mm. Pada pengamatan
menggunakan kertas cakram yang telah 1x24 jam terhadap zona bening pada
direndam kedalam konentrasi ekstrak dan konsentrasi 75%, 50%, 25%, 12,5% dan
diletakkan pada permukaan media yang telah 6,25% dari tiga kali pengulangan tidak
berisi bakteri. Sebanyak ± 25ml medium menimbulkan zona hambat. Kontrol positif
yaitu clindamycin didapatkan rata-rata zona 75%, 50%, 25%, 12,5% dan 6,25%
hambat dari tigakali pengulangan sebesar ditemukan pertumbuhan. Pada kontrol positif
23,33 mm dan kontrol negtif yakni aquades ditemukan pertumbuhan dan pada kontrol
dari tigakali pengulangan tidak menimbulkan negatif ditemukan pertumbuhan koloni
zona hamabat. bakteri.
Berdasarkan tabel 3. Hasil
pengamatan 1x48 jam terhadap pertumbuhan
koloni bakteri pada konstentrasi ekstrak
Tabel 1. Hasil pengujian kandungan metaboit sekunder ekstrak biji mengkudu (Morinda
citrifolia L.)
Senyawa Metabolit Pereaksi Hasil Interpretasi
Sekunder
Alkaloid HCl + Pereaksi Dragendrof Tterbentuk endapan jingga +
Flavonoid HCl + Mg Jingga +
Terpenoid (FeCl3) Hijau kehitaman +
Tannin Pereaksi Lieberman Buchard Merah +
Saponin Air Busa statis +
(Sumber : Data primer, 2017)

Tabel 2. Hasil pengukuran diameter zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri


Propionibacterium acnes penyebab Acne Vulgaris pada 24 jam masa inkubasi.
No. Perlakuan Diameter Zona Bening (mm) Rata-rata
I II III (mm)
1 6,25% 0 0 0 0
2 12,5% 0 0 0 0
3 25% 0 0 0 0
4 50% 0 0 0 0
5 75% 0 0 0 0
6 Kontrol + 24 23 23 23,33
7 Kontrol - 0 0 0 0
(Sumber : Data primer, 2017)

Tabel 3. Hasil pengamatan adanya koloni bakteri Propionibacterium acnes yang tumbuh
pada zona bening yang terbentuk pada 48 jam masa inkubasi.
No. Perlakuan Pertumbuhan bakteri Interpretasi
I II III
1 6,25% Ada Ada Ada Terdapat pertumbuhan
2 12,5% Ada Ada Ada Terdapat pertumbuhan
3 25% Ada Ada Ada Terdapat pertumbuhan
4 50% Ada Ada Ada Terdapat pertumbuhan
5 75% Ada Ada Ada Terdapat pertumbuhan
6 Kontrol + Ada Ada Ada Terdapat pertumbuhan
7 Kontrol - Ada Ada Ada Terdapat pertumbuhan
(Sumber : Data Primer, 2017)

PEMBAHASAN cakram. Keberadaan zona bening


Hasil uji daya hambat ekstrak menunjukkan bahwa dalam ekstrak trsebut
etanol biji mengkudu (Morinda citrifolia terdapat senyawa bioaktif yan mampu
L.) terhadap bakteri Propionibacterium menghambat pertumbuhan bakteri. Dari
acnes menunjukkan adanya respon hasil analisis fitokimia yang dilakukan
hambatan yaitu ditandai dengan dapat disimpulkan bahwa biji mengkudu
terbentuknya zona bening disekitar kertas (Morinda citrifolia L.) memiliki senyawa
alkaloid, flavonoid, terpenoid, tannin dan Mekanisme saponin sebagai
saponin. antibakteri adalah dengan cara merusak
Alkaloid merupakan golongan zat membran sel bakteri akibat peningkatan
tumbuhan sekunder yang terbesar. permeabilitas membran. Hal ini terjadi
Alkaloid memiliki kemampuan sebagai akibat saponin berinteraksi dengan dinding
antibakteri. Mekanisme yang diduga sel bakteri dan akhirnya berbagai
adalah dengan cara mengganggu komponen penting dalam sel bakteri keluar
komponen penyusun peptidoglikan pada sehingga metabolisme sel terganggu dan
sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel akan terjadi kematian sel (Arabski dkk.,
tidak terbentuk secara utuh dan 2012).
menyebabkan kematian sel tersebut Hasil uji daya hambat ekstrak
(Darsana dkk., 2012). etanol biji mengkudu (Morinda citrifolia
Flavonoid merupakan senyawa L.) menunjukkan pada konsentrasi 100%
metabolit sekunder yang paling sering menunjukkan aktivitas dalam menghambat
ditemukan pada tumbuhan. Berdasarkan perumbuhan bakteri Propionibacterium
penelitian yang dilakukan Cowan (1999) acnes yaitu terbentuknya zona bening
Senyawa flavonoid memiliki aktivitas disekitar kertas cakram dengan ukuran
sebagai antimikroba yaitu mengambat 11,75 mm. Varisai konsentrasi yang
sintesis asam nukleat, menghambat fungsi diunakan dalam penelitian ini yaitu 75%,
membran sel, dan menghambat 50%, 25%, 12,5% dan 6,25% tidak
metabolisme energi (Cushnie dan Andrew, menunjukkan adanya penghambatan
2005). terhadap pertumbuhan bakteri dimana
Senyawa terpenoid dapat ditemukannya pertumbuhan bakteri di
menghambat pertumbuhan bakteri dengan sekitar kertas cakram. Hal ini dapat
cara mengganggu proses pembentukan dipengaruhi oleh beberapa faktor yani dari
membran sel atau dinding sel segi mutu ekstrak dan faktor bakteri yang
bakteri.Senyawa ini akan bereaksi dengan digunakan. Mutu ekstrak dipengaruhi oleh
porin (protein transmembran) pada faktor biologi berupa lokasi tumbuh dan
membran luar dinding sel bakteri, bagian yang digunakan, dan faktor kimia
membentuk ikatan polimer yang kuat yaitu jenis senyawa aktif dalam bahan,
mengakibatkan rusaknya porin sehingga komposisi kualitatif senyawa aktif,
sel bakteri tidak terbentuk secara sempurna komposisi kuantitatif senyawa aktif, dan
(Cowan, 1999). kadar total rata-rata senyawa aktif
Senyawa tanin merupakan senyawa (Departemen Kesehatan Repubilik
turunan polihidroksi fenol yang secara Indonesia, 2010).
umum mekanisme antimikrobanya dari Propionibacterium acnes sendiri
senyawa fenol. Tanin mempunyai target merupakan gram positif yang mengandung
pada polipeptida dinding sel. Senyawa ini lapisan peptidoglikan yang tebal berfungsi
memiliki kemampuan menghambat sebagai proteksi terhadap tekanan osmotik
sintesis dinding sel bakteri dan sintesis dan pengaruh lingkungan luar. Hal ini
protein sel bakteri gram positif maupun memungkinkan senyawa metabolit
gram negatif. (Cowan (1999); Akiyama sekunder biji mengkudu berupa alkaloid,
dkk., (2001)) flavonoid, terpenoid, tanin, dan saponin
belum mampu menembus lapisan sehingga
tidak dapat menghambat pertumbuhan tannins against staphylococcus
bakteri secara maksimal (Damayanti, aureus. J Antimicrob Chemother
2014). 48: 487 – 491.
Brooks, G.F., Carroll, K.C., Butel, J.S.,
Kontrol positif yang digunakan
Morse, J.A., dan Mietzner, T.A.
adalah Clindamycin dengan aktivitas 2013. Jawetz, Melnick, & Adelberg’s
penghambatan kuat (sensitif). Clindamycin Medical Microbiology. Ed. 26.
adalah senyawa semi sintetis dari derivat McGraw-Hill. New York.
antibiotik lincomycin. Dapat menghambat Cowan, M.M. 1999. Plant Products as
pertumbuhan bakteri Gram positif dan Antimicrobial Agents. Clinical
Gram negatif dengan mekanisme kerjanya microbiology Reviews. 12: 564 –
582.
menghambat sintesa dinding protein
Cushnie, T.P.T., dan A.J. Lamb. 2005.
bakteri melalui subunit 50S ribosom AntimicrobialActivity of
namun tidak menyebabkan kematian Flavonoids. International Journal
bakteri sepenuhnya (Fox,2016). of Antimicrobial Agents. 26: 343 –
356.
SIMPULAN Damayanti, M. 2014. Uji Aktivitas
Simpulan penelitian ini adalah ekstrak Larutan Bawang Putih (Allium
etanol biji mengkudu (Morinda citrifolia Sativum) Terhadap Pertumbuhan
L.) memiliki kemampuan daya hambat Bakteri Propionibacterium acnes
lemah terhadap pertumbuhan Secara In Vitro. Skripsi. Program
Propionibacterium acnes namun tidak Studi Pendidikan Dokter
memiliki Kadar Hambat Minimum (KHM) Universitas Islam Negeri Syarif
dan Kadar Bunuh Minimum (KBM) dari Hidayatullah. Jakarta.
konsentrasi yang diujikan. Departemen Kesehatan RI. 2000.
Parameter Standar Umum Ektrak
SARAN Tanaman Obat. Jakarta.
Diharapkan pada penelitian Fox, L., Csongradi, C., Aucamp, M., Du
selanjutnya, sebaiknya dilakukan dengan Plessis, J., dan Gerber M. 2016.
metode berbeda, seperti metode sumuran Treatment Modalities for Acne.
(cup-plate technique). Molecules, 21(8), 1063.
Perlu dilakukan pengujian kandungan Harazika, N., dan Archana, M. 2016. The
senyawa metabolit sekunder secara Psychosocial Impact of Acne
kualitatif sehingga dapat diperole hasil Vulgaris. Indian Journal of
yang lebih akurat. Dermatology 61(5):515-520.
Pada penelitian selanjudnya, Harborne, J.B. 1998. Phytochemical
sebaiknya menggunakan jenis bakteri yang Methods A Guide to Modern
berbeda. Technique of Plant Analysis. Ed.
III. Chapman and Hall. New York.
DAFTAR PUSTAKA Hayani, E dan Tjijah F. Identifikasi
Aida, A.N., Suswati,E., dan Misnawi. Komponen Kimia dalam Biji
2016. Uji In Vitro Efek Ekstrak Mengkudu (Morindacitrifolia).
Etanol Biji Kakao (Theobroma 2004. Temu Teknis Nasional
cacao)sebagai Antibakteri terhadap Tenaga Fungsional Pertanian.
Propionibacterium acnes. e-Jurnal Pusat Penelitian dan
Pustaka Kesehatan 4(1): 127-131. Pengembangan Peternakan, 153-
Akiyama H., Fujii K., Yamasaki O., Oono 156.
T., dan Iwatsuki T.2001. Kurniawan, B., Dan Aryana, W.F. 2015.
Antibacterial action of several Binahong (Cassia Alata L) as
Inhibitor of Escherichiacoli Movita, T. 2013. Acne Vulgaris.Cermin
Growth . Jurnal Majority, 4(4): Dunia Kedokteran, 40(4), 269-272.
100-104. Ngoci, N.S., Macharia, E., and Eliud N.,
Lynn, D.D., Umari, T., Dunnick, C. A., 2013. Screening for anti-bacterian
dan Dellavalle P.D. 2016. The activity and phytochemicals of
epidemiology of acne vulgaris in Leonotisnepetifolia leaves
late adolescence. Adolescent methanol extract. Journal of
Health, Medicine and Therapeutics Biotechnological Sciences, 1(1):15-
2016(7) : 13–25. 21.

Anda mungkin juga menyukai