Alhamdulillah, Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah Produktif
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia Industri mencakup hal yang cukup luas. Pada bagian ini akan
diperkenalkan mengenai Kimia Industri, yang akan dimulai berdasarkan akar katanya,
yaitu Kimia dan Industri. Selanjutnya pada sub bab selanjutnya akan dibahas mengenai
sistem manajemen dalam suatu industri, khususnya industri besar dimana pada bagian
ini akan terlihat pembagian pelaksanaan tugas mulai dari tingkat pelaksana yang dalam
hal ini diduduki oleh seseorang dengan klasifikasi pendidikan minimal Sekolah
Menengah Kejuruan Teknik / STM sampai dengan tingkat manajer puncak dengan
gambaran kompetensi yang diperlukan apabila seseorang bekerja pada bidang industri
kimia.
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Industri
penggunaan alat-alat dan mesin yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa. Jenis-jenis
industri yaitu industri manufaktur contohnya otomotif, industri proses contohnya kimia, dan
1. Evaporator
Evaporator merupakan suatu alat yang memiliki fungsi untuk mengubah keseluruhan
atau sebagian suatu pelarut dari sebuah larutan berbentuk cair menjadi uap sehingga
hanya menyisakan larutan yang lebih padat atau kental, proses yang terjadi di dalam
evaporator disebut dengan evaporasi. Pada dunia industri, manfaat dari alat ini ialah
untuk pengentalan awal cairan sebelum diolah lebih lanjut, pengurangan volume cairan
dan untuk menurunkan aktivitas air. Evaporator memiliki dua prinsip dasar yaitu untuk
menukar panas dan untuk memisahkan uap air yang terlarut dalam cairan.
Hasil dari evaporator berupa padatan atau larutan yang berkonsentrasi dan larutan yang telah
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, evaporator merupakan alat untuk menegevaporasi
larutan sehingga prinsip kerjanya merupakan cara kerja dari evaporasi itu sendiri. Cara
kerjanya ialah dengan menambahkan kalor atau panas yang bertujuan untuk memekatkan suatu
larutan yang terdiri dari zat pelarut yang memiliki titik didih yang rendah dengan pelarut yang
memiliki titik didih yang tinggi sehingga pelarut yang memiliki titik didih yang rendah akan
menguap dan hanya menyisahkan larutan yang lebih pekat dan memiliki konsentrasi yang
3. dijalankan pada suhu yang lebih rendah dari titik didih normal.
4. titik didih cairan yang mengandung zat yang tidak menguap akn tergantung tekanan
5. Beda titik didih larutan dengan titik didih cairan murni disebut kenaikan titik didih
(boiling range).
Dalam dunia industri baik industri yang berskala besar maupun kecil, penggunaan evaporator
tentunya sangat dibutuhkan agar dapat menghasilkan produk sesuai dengan yang diinginkan,
seperti industri kimia dan industri makanan, contohnya proses pembuatan garam, bahan baku
garam dihasilkan dari air laut yang tentunya memiliki kandungan air, sehingga garam akan
dimasukkan ke dalam evapotor dan dievaporasikan agar mengubah air menjadi uap dan
dikeluarkan sehingga yang tersisa hanya larutan mineral-mineral yang terdapat dalam
evaporator. Khusus untuk industri migas, evaporator digunakan untuk memekatkan larutan
crude oil dengan menghilangkan kadar airnya sehingga meringankan kinerja kolom Destilasi.
Direct Fired Evaporator, merupkan jenis evaporator dengan cara pengapian langsung
dimana api dan pembakar gas dipisahkan dari cairan mendidih dengan pembatas
Submerged Combution Evaporator, yaitu evaporator yang dipanaskan oleh api yang
menyala dibawah permukaan cairan, dimana gas yang panas bergelembung melewati
cairan.
Steam Heated Evaporator, adalah evaporator yang menggunakan pemanas steam atau
uap lain yang dapat dikondensasi, sumber panas dimana uap terkondensasai pada suatu
sisi di permukaan pemanas dan kemudian panas ditransmisi lewat dinding ke cairan
yang mendidih.
2. Kristalisasi
Kristalisasi adalah peristiwa pembentukan suatu kristal dari solute dalam larutan
dalam uap seperti pada pembentukan salju sebagai pembekuan lelehan cair.
Sebagaimana dalan pembentukan kristal dari larutan cair atau pembentukan kristal
tunggal yang besar. Kristalisasi dapat dilakukan dengan pendinginan, penguapan, dan
Kristalisasi dapat memisahkan suatu campuran tertentu dari larutan multi komponen
sehingga didapat produk dalam bentuk kristal. Kristalisasi dapat juga dipakai sebagai salah satu
Bila larutan telah mencapai derajat saturasi tertentu, maka di dalam larutan akan
terbentuk zat padat kristaline. Oleh sebab itu derajat supersaturasi larutan merupakan faktor
Pendinginan
Yaitu mendinginkan larutan yang akan dikristalka sampai keadaan supersaturasi dimana
konsentrasi larutan lebih besar dari konsentrasi larutan jenuh pada suhu tersebut.
Penguapan Solvent
Larutan disiapkan dalam evaporator untuk dipekatkan, lalu dikristalkan dengan pendingn.
Cara ini digunakan untuk zat yang mempunyai kurva kelarutan agak dalam.
Evaporasi Adiabatis
Larutan dalam keadaan panas bila dimasukan ke dalam ruang vacuum, maka terjadi
penguapan dengan sendirinya, sebab tekanan totalnya menjadi lebih rendah dari tekanan uap
solvent pada suhu itu. Penguapan dan turunya suhu disertai kristalisasi.
Penambahan zat lain yang dapat menurunkan kelarutan zat yang akan dikristalisasi,
misalnya larutan NaOH ditambah gliserol, maka kelarutan NaOH menjadi turun dan
1. Primary Nukleus
Proses pembentukan inti kristal karena larutan telah mencapai derajat supersaturasi yang
cukup tinggi.
Homogen Nukleus
Nukleus disini pembentukannya spontan pada larutan dengan supersaturasi tinggi, artinya
Heterogen Nukleus
Pembentukan inti kristalnya masih dalam supersaturasi tinggi, namun dapat dipercepat
o Gerakan antara permukaan kristal yang relatif lebih kecil. Dinyatakan dengan
persamaan :
Dimana :
a,b,c,d : konstanta-konstanta
Jika :
1. L >>> maka jumlah kristal yang terbentuk juga semakin besar, krisatal makin besar
2. ¨C >>> maka jumlah kristal yang terbentuk juga semakin banyak. Derajat saturasi
makin besar maka semaikn besar pula kemungkinan terbentuk inti kristal baru.
3. P >>> maka gaya gesekan partikel larutan juga semakin besar sehingga kemungkinan
terjadinya tumbukan partikel semakin besar, maka inti kristal yang terbentuk juga
Dalam percobaan, Miers membuat larutan supersaturasi melalui pendingin setelah melalui
kurva saturasi A-B sampai pada kondisi kristalisasi mulai terbentuk inti kristal (titik ke F).
kurva larutan murni dua komponen tanpa feeding, artinya inti kristal yang terbentuk primary
homogen nuklei mulai terbentuk dengan terbentuknya inti kristal yang selanjutnya tumbuh
Untuk beberapa sistem tertentu yang viskositasnya tinggi, kurva primary homogen nuklei
tetap jenuh daripada kurva saturasi. Dengan kata lain diperlukan konsentrasi lebih tinggi untuk
membuat primary homogen nukleasi. Hal ini sangat tidak rfisien secara teoritis dan ekonomi.
Karena itu dalam kondisi industri dikenal sistem seeding (pemberian kristal nuklei). Nukleasi
ini disebut secondary nukleasi. Penambahan larutan supersaturasi melaui pendinginan setelah
melalui kurva saturasi AB. Pada konsentrasi ini di titik baru akan terbentuk inti kristal. Tetapi
mengingat efisiensi secar ekonomis, penambahan kristal pada sistem ini akan memperoleh
penghematan.
3. Pertumbuhan Kristal
Umumnya kristal yang berukuran > 100 kecepatan tumbuhnya tidak tergantung pada
r = a (¨C)b
di mana :
a,b : kontanta
Derajat saturasi (oC) merupakan faktor terpenting dalam proses pertumbuhan kristal.
Larutan yang berderajat saturasi tinggi, perbedaan konsentrasi antara permukaan kristal dengan
Dengan :
Cl : konsentrasi fase larutan solute dalam berdifusi pada larutan fase solid atau sebaliknya
(berlangsung jika ada driving forcenya = perbedaan konsentrasi antara fase solid dan fase
larutan)
Jika konsentrasi larutan lebih besar dari konsentrasi pada permukaan kristal maka solute akan
berdifusi ke permukaan, solute akan menempel pada permukaan solid. Proses ini berlangsung
Pada kristalisasi berlaku hubungan yang didasarkan pada kecepatan difusi solute di permukaan
solid
V = = k (Cl െ Cs)
Pada pelarutan berlaku hubungan yang didasarkan pada kecepatan difusi solute dari
V==k(Csെ Cl)
Jarak yang semakin jauh menyebabkan kecepatan pelarutan dan pertumbuhan kristal
memfluidisasikan dengan fase padat fluida yang bergerak. Jadi konsentrasi larutan akan selalu
bertambah.
AC -* harus melewati jarak dxi, untuk terjadinya inti kristal AC1, AC2, AC3 melewati jarak
Untuk jenis MSMPR, kristal yang diperoleh mempunyai ukuran yang tidak seragam sehingga
diameter bervariasi mulai dari ukuran yang tidak teratur sampai diameter tertentu.
JENIS - JENIS KRISTALIZER
Alat ini dikembangkan dalam larutan tersirkulasi dengan pendinginan di dalam cooler
(H) larutan supersaturasi ini dengan dikontakan dengan suspensi kristal alm ruangan suspensi
pada (E). Pada puncak ruang suspensi aliran larutan induk (D) dapat dipisahkan digunakan
metastail sehingga nukleus baru tidak akan terentuk. Kontak cairan pada unggun E membantu
supersaturasi pada pertumbuhan kristal dan menuju pertumbuhan kristal. Dalam kristal tipe
umpan panas dimasukan pada 6 dan campurn larutan menyemprot ketika mencapai kamar
penguapan pada A. Jika evaporator lebih jauh diperlukan untuk menghentikan driving force.
Sebuah penukar panas dipasang antara pipa sirkulasi dan ruang penguapn utnuk
mencuplai panas yang dibutuhkan. Perpindahan larutan supersaturasi dai vaporizer (titik B),
Dilengkapi buffle untuk mengukur sirkulasi magma dan propeler yang berfungsi
mengatur sirkulasi kristal magma sedangkan diluar body crystalizer ditambah pompa untuk
sistem sirkulasi di mana pada pompa dihubungkan heater dan feed inert.
Alat ini dilengkapi dengan ekstraktor pum yang berfungsi untuk mengklasifikasikan
kristal hingga didapat kristal dalam ukuran tertentu. Klasifikasi ukuran kristal di sini didasarkan
Jika dalam kristalizer telah terbentuk kristal-kristal dengan ukuran heterogen, maka
kristal ni diklasifikasikan ukuranya dengan mengalirkan larutan ini dari bawah ke atas dengan
menggunakan ekstraktor pump. Dengan adanya larutan jenuh ini, kristal dengan ukuran yang
besar akan berada di bawah, dengan demikian didapatkan produk dengan ukuran yang
homogen. Disini untuk mendapatkan kristal dengan ukuran tertentu dapat diatur dengan
mengatur aliran larutannya. Jika larutan mempunyai kecepatan tinggi, maka dakan didapat
kristal dengan ukuran yang besar dan menyebabkan turun ke bawah dan dapat dikeluarkan
sebagai produk.
Sistem sirkulasi ini simaksudkan agar inti kristal berkurang dimana dibiarkan makin
lama makin banyak. Karena inti kristal membutuhkan solute untuk pertumbuhan selanjutnya.
Padahal kecepatan feed masuk tetap, maka diperlukan recycle dengan ukuran pompa sirkulasi
yang bersama-sama feednya masuk melalui heater sehingga larut dan masuk kembali ke dalam
ruang kristalisasi.
berdasarkan peredaan berat kristal. Karena adanya gaya gravitasi maka partikel (padat) berat
akan lebih dahulu mengendap, sedangakan partikel ringan akan masuk ke atas (karena adanya
aliran ke bawah). Jadi ukuran kristal produk bisa diatur dengan mengatur flowrate aliran dari
4. Drying.
Bahasa ilmiah pengeringan adalah penghidratan, yang berarti menghilangkan air dari
suatu bahan. Proses pengeringan atau penghidratan berlaku apabila bahan yang dikeringkan
kehilangan sebahagian atau keseluruhan air yang dikandungnya. Proses utama yang terjadi
pacta proses pengeringan adalah penguapan. Penguapan terjadi apabila air yang dikandung
oleh suatu bahan teruap, yaitu apabila panas diberikan kepada bahan tersebut. Panas ini dapat
diberikan melalui berbagai sumber, seperti kayu api, minyak dan gas, arang baru ataupun
tenaga surya.
Pengeringan juga dapat berlangsung dengan cara lain yaitu dengan memecahkan ikatan
molekul-molekul air yang terdapat di dalam bahan. Apabila ikatan molekul-molekul air yang
terdiri dari unsur dasar oksigen dan hidrogen dipecahkan, maka molekul tersebut akan keluar
dari bahan. Akibatnya bahan tersebut akan kehilangan air yang dikandungnya.
5. Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan
dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih
komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai
separating agen. Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponen kopi dengan menggunakan air panas dari biji kopi yang telah dibakar atau
digiling.
Pemisahan zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak saling mencampur antara lain
menggunakan alat corong pisah. Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana pada satu fase
dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi berulang-ulang
suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal ini digunakan suatu alat yaitu
ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan solvent
(pelarut) cair secara kontinu. Alatnya dinamakan sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan
untuk ekstraksi kontinu dari sejumlah kecil bahan Istilah-istilah berikut ini umumnya
8. Ekstraksi cair-cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction): Ekstraksi dari bahan
Pada ekstraksi tidak terjadi pemisahan segera dari bahan-bahan yang akan diperoleh (ekstrak),
Ekstraksi akan lebih menguntungkan jika dilaksanakan dalam jumlah tahap yang banyak.
Setiap tahap menggunakan pelarut yang sedikit. Kerugiannya adalah konsentrasi larutan
ekstrak makin lama makin rendah, dan jumlah total pelarut yang dibutuhkan menjadi besar,
perpindahan massa dengan cara difusi, sehingga semakin rendah tahanannya. Pada ekstraksi
bahan padat, tahanan semakin besar jika kapiler-kapiler bahan padat semakin halus dan jika
Ekstraksi padat-cair
Pada ekstraksi padat-cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan dari bahan
padat dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi, yaitu ketika bahan ekstraksi dicampur dengan
pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak.
Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggi terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi.
Dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan konsentrasi antara larutan tersebut dengan
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau kecepatan
1. Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase padat dan fase
cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas mungkin.
1. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir bahan
ekstraksi.
1. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih
Ekstraksi cair-cair
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan
dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran
dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan azeotrop atau
karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis. Seperti ekstraksi padat-cair,
ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif
bahan ekstraksi dengan pelarut dan pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin. Pada
Ekstraksi cair-cair (liquid extraction, solvent extraction): solute dipisahkan dari cairan
pembawa (diluen) menggunakan solven cair. Campuran diluen dan solven ini adalah heterogen
( immiscible, tidak saling campur), jika dipisahkan terdapat 2 fase, yaitu fase
diluen (rafinat) dan fase solven (ekstrak). Perbedaan konsentrasi solute di dalam suatu
pelarutan (pelepasan) solute dari larutanyang ada. Gaya dorong (driving force) yang
https://www.prosesindustri.com/2015/01/evaporator-dan-prinsip-kerjanya.html
http://domas09.blogspot.com/2013/02/alat-kristalisasi.html
http://eprints.polsri.ac.id/1916/3/BAB_II_Dyan_Mentary.pdf
http://febriaani12.blogspot.com/2016/03/industri-kimia-dan-alat-alat-yang.html