Anda di halaman 1dari 3

Gambar 2.

2 Mekanisme Reaksi Produksi Biodiesel


Reaksi esterifikasi dapat dibagi atas dua jenis yaitu :
 Esterifikasi langsung, yang merupakan rekasi antara alcohol dengan asam lemak.
- RCOOH + R’OH  RCOOR’ + H2O…………………….(2.1)
- Reaksinya merupakan rekasi substitusi nukleofilik gugus asil. Reaksinya tidak langsung secara
substitusi, tetapi melalui 2 tahap yaitu tahap pertama adalah adisi nukleofilik dan diikuti tahap ke dua
yaitu eliminasi.
 Tranesterifikasi yang meliputi :
- Alkoholisis, merupakan reaksi antara ester dengan alcohol membentuk ester yang baru.
RCOOR’ + R”OH  RCOOR” + R’OH………………(2.2)
- Asidolisi, merupakan reaksi antara ester dengan asam karboksilat membentuk ester yang baru.
RCOOR’ + R”COOH  R’COOR’ + RCOOH…………(2.3)
- Interesterifikasi merupakan suatu reaksi ester dengan ester lainnya atau disebut ester interchange.
Teknik produksi biodiesel yang dilakukan saat ini pada umumnya yaitu transesterifikasi. Cara ini
merupakan teknik yang paling ekonomis karena :
 proses memerlukan temperature rendah dan tekanan atmosfir (150oF, 20Psi)
 tingkat konversi tinggi (mencapai 98%) dengan waktu rekasi yang cukup singkat dan reaksi samping
yang minimal
 konversi langsung ke metal ester (biodiesel) tanpa melalui tahapan entermediate
 tidak memerlukan konstruksi yang rumit
Proses produksi biodiesel melalui transesterifikasi ditunjukkan pada Gambar 2.3. Minyak atau
lemak direaksikan dengan alcohol seperti methanol, dengan bantuan katalis. Dari proses ini dihasilkan
glycerin dan metal ester (Biodiesel). Methanol kemudian di-recovery. Katalis yang digunakan umumnya
KOH atau NAOH yang tercampurkan secara baik dalam alcohol.
Proses produksi biodiesel yang akan dipaparkan lebih lanjut adalah biodiesel berbahan baku
minyak sawit / CPO (Crude Palm Oil). Secara garis besar, proses produksi biodiesel berbahan baku
minyak sawit / CPO digambarkan pada Gambar 2.3.
Tahapan-tahapan proses produksi biodiesel berbahan baku minyak sawit serta produk sampingnya
meliputi :
 Penyiapan bahan baku dan reaksi esterifikasi
Bahan baku berupa CPO disiapkan untuk mengkondisikan bahan baku serta mengurangi tingkat
kesulitan pemurnian produk pada proses selanjutnya. Proses penyiapan bahan baku terdiri dari :
- Pemanasan untuk mencairkan CPO sekaligus untuk mencapai temperature operasi reaksi esterifikasi
- Proses degumming, yakni proses penghilangan pengotor berupa zat-zat terlarut atau zat-zat yang
bersifat koloidal seperti resin, gum, protein dan fosfatida dalam minyak mentah.
Proses degumming biasanya dilakukan dengan beberapa cara yaitu : pemanasan, penambahan asam,
penambahan basa, proses hidrasi atau menggunakan reagen khusus. Proses degumming dengan
menggunakan asam dan pemanasan memiliki kelebihan karena tidak menyebabkan proses penyabunan
asam lemak bebas, yang dapat menyerapzat lender dan sebagian pigmen. Selain itu, dengan cara ini
kandungan asam lemak bebas dalam CPO tidak akan hilang, bahkan dalam proses selanjutnya sisa
asam tersebut dapat dijadikan katalis pada reaksi esterifikasi asam lemak bebas yang masih utuh
menjadi metal ester, sehingga perolehan produk lebih banyak. Rekasi esterifikasi tersebut berlangsung
menurut persamaan rekasi berikut ini :
Air yang terbentuk kemudian dihilangkan dengan cara pemanasan hingga 120 oC
 Pembuatan katalis sodium metoksida
Bahan baku pembuatan Sodium Metoksida adalah Metanol dan Sodium Hidroksida (NaOH). Jumlah
katalis yang digunakan biasanya 10% berat minyak yang digunakan
 Reaksi Transesterifikasi
Rekasi transesterifikasi berlangsung pada temperature sekitar 60oC dan dilakukan selama 4 – 6 jam.
Untuk mendapatkan yield yang tinggi, reaksi transesterifikasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama,
katalis yang digunakan sebanyak 2/3 bagian katalis total. Sisanya direaksikan dengan produk hasil reaksi
tahap pertama yang dipisahkan gliserolnya.
Produk dari reaksi transesterifikasi sempurna didalam reaktor berupa cairan yang terpisah menjadi dua
lapisan. Lapisan atas merupakan lapisan metal ester kotor, sedangkan lapisan bawah adalah gliserol
kotor. Jika reaksi belum sempurna, akan ada lapisan ketiga ditengah berupa minyak yang tidak
terkonversi.
 Pemurnian metal ester
Selanjutnya, metal ester yang diperoleh dimurnikan. Proses ini pada umumnya melalui tahapan recovery
methanol dan penghilangan pengotor. Lapisan metal ester yang mengandung methanol dipanaskan,
kemudian uap methanol dikondensasikan.
Kemudian metal ester dibersihkan untuk menghilangkan sisa katalis dan kotoran lain seperti sabun.
Untuk meningkatkan kemurnian metal ester dilakukan dua tahap pembersihan, yaitu menggunakan
gliserol murni dan penetralan diikuti dengan pencucian dengan air. Gliserol disemprotkan ke permukaan
metal ester dan karena lebih berat akan turun melewati metal ester sambil membawa sisa-sisa pengotor.
Pada tahap akhir, gliserol dipisahkan kembali dari metal ester.
 Pencucian menggunakan air dilakukan dengan beberapa metode sekaligus, dimana diharapkan
pencucian berlangsung efektif dan biodiesel yang diperoleh cukup bersih. Metode pencucian tersebut
adalah :
- Menambahkan asam asetat. Dimaksudkan untuk menetralkan biodiesel dan mengeluarkan sisa sodium.
Penambahan asam asetat akan mengurangi pemakaian air.
- Menggunakan percikan air bersih. Air yang dipercikkan dipermukaan biodiesel akan turun sepanjang
lapisan biodiesel sambil melarutkan sisa-sisa katalis dan kotoran
- Menggunakan metode pengadukan mekanis. Pengadukan dilakukan sekitar 50 – 70 rpm untuk
meningkatkan kontak air dengan biodiesel.
Setelah melalui tahap pencucian, metal ester dikeringkan untuk menghilangkan sisa air pencuci dengan
dipanaskan sampai suhu 120oC. Metil ester kering kemudian didinginkan sampai temperature dibawah
38oC agar gliserol yang masih tersisa membeku. Selanjutnya metal ester disaring dan dimasukkan ke
dalam tangki penyimpanan.
 Perolehan kembali methanol dan pemurnian gliserol
Larutan gliserol kotor hasil pemisahan, dipanaskan untuk memperoleh kembali methanol yang ada di
dalamnya. Uap Metanol kemudian dikondensasikan dan disalurkan kembali ke tangki Metanol. Gliserol
bebas methanol diencerkan dengan menambahkan 2/3 bagian air bersih, dan dipanaskan agar sisa
asam lemak bebas hasil hidrolisis tersabunkan oleh sisa NaOH. Ester dari sabun yang terbentuk
dikeluarkan dari larutan dengan cara menambahkan sejumlah garam NaCl. Larutan Gliserin kemudian
ditambahkan H2SO4 dan Aluminium Hidroksida sampai mencapai pH 4,5. Padatan yang terbentuk
kemudian disaring. Larutan dinetralkan dengan penambahan 50 % larutan NaOH, kemudian didistilasi.
Gliserol yang teah murni (kemurnian > 99,5%) disimpan, dan sebagian dikirim ke unit
pembersihan Biodiesel.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bacaan
    Bacaan
    Dokumen1 halaman
    Bacaan
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Bacaan
    Bacaan
    Dokumen1 halaman
    Bacaan
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Ka Lender
    Ka Lender
    Dokumen1 halaman
    Ka Lender
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Bacaan
    Bacaan
    Dokumen1 halaman
    Bacaan
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Skat Laporan
    Skat Laporan
    Dokumen5 halaman
    Skat Laporan
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan-1
    Halaman Pengesahan-1
    Dokumen9 halaman
    Halaman Pengesahan-1
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Yus
    Yus
    Dokumen1 halaman
    Yus
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • ACARA IV Ddit
    ACARA IV Ddit
    Dokumen9 halaman
    ACARA IV Ddit
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Surat Izin Tidak Masuk Kuliah
    Surat Izin Tidak Masuk Kuliah
    Dokumen1 halaman
    Surat Izin Tidak Masuk Kuliah
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Energi Surya
    Energi Surya
    Dokumen36 halaman
    Energi Surya
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Surat Izin Tidak Masuk Kuliah
    Surat Izin Tidak Masuk Kuliah
    Dokumen1 halaman
    Surat Izin Tidak Masuk Kuliah
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Cek
    Cek
    Dokumen1 halaman
    Cek
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen1 halaman
    Daftar Isi
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • ATB
    ATB
    Dokumen1 halaman
    ATB
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Kuliah
    Jadwal Kuliah
    Dokumen2 halaman
    Jadwal Kuliah
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Basic One 1
    Basic One 1
    Dokumen1 halaman
    Basic One 1
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Basic One One PDF
    Basic One One PDF
    Dokumen1 halaman
    Basic One One PDF
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Tugas Besar PP Skrap
    Tugas Besar PP Skrap
    Dokumen6 halaman
    Tugas Besar PP Skrap
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Buku Keuangan Dewan Pengurus Wilayah
    Buku Keuangan Dewan Pengurus Wilayah
    Dokumen1 halaman
    Buku Keuangan Dewan Pengurus Wilayah
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Seni Rupa Terapan Inul
    Pengertian Seni Rupa Terapan Inul
    Dokumen7 halaman
    Pengertian Seni Rupa Terapan Inul
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Tugas Besar PP Skrap
    Tugas Besar PP Skrap
    Dokumen6 halaman
    Tugas Besar PP Skrap
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • Tugas Besar PP Skrap
    Tugas Besar PP Skrap
    Dokumen6 halaman
    Tugas Besar PP Skrap
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat
  • MK
    MK
    Dokumen1 halaman
    MK
    DzakyPradigdo
    Belum ada peringkat