A DENGAN
GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER:PENYAKIT JANTUNG KORONER
DI RUANGAN ICU RSU dr. SLAMET GARUT
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 20 Februari 2013
Jam : 09.00 WIB
I. Biodata
A. Identitas Klien
Nama Klien : Tn.A
Usia : 48 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Wiraswata
Suku/Bangsa : Sunda
Agama : Islam
Alamat : Kp. Dungus Cili, 01/06, Banyuresmi
Tanggal masuk : 20 Februari 2013
Diagnosa Medis : Penyakit Jantung Koroner
No. CM : 04571566
5. Pola Eliminasi
No. Jenis Sebelum dirawat Selama dirawat
1. BAB
Frekuensi 1x/hari 2x/hari
Warna Khas feses Khas feses
Masalah Tidak ada Tidak ada
2. BAK
Frekuensi 5-6x /hari 4-5x/hari
Warna Khas urin Khas urine
Jumlah - 900 ml
Masalah Tidak ada Tidak ada
6. Pola Kognitif Perseptual
Berbicara : klien mampu berbicara dengan baik, klien dapat menjawab
pertanyaan pengkaji dengan benar dan lancar tanpa ada hambatan, dan
klien dapat menceritakannya sebelum klien dibawa ke RS oleh keluarga.
Bahasa : klien menggunakan bahasa sunda dan paham terhadap apa yang
dikatakan oleh pengkaji.
Kemampuan membaca : klien mampu untuk membaca tanpa menggunakan
kaca mata.
Tingkat ansietas : ketika dilakukan tindakan medis klien dan keluarga
sudah tahu apa yang akan dilakukan pada dirinya dan serahkan semuanya
demi kesembuhan dan kesehatan dirinya.
Kemampuan berinteraksi : baik, terbukti klien dapat berinteraksi dengan
pengkaji dan perawat.
7. Pola Konsep Diri
Gambaran diri : menurut penuturan klien, mengatakan bahwa keadaan saat
ini klien sedang sakit yang harus dihadapi dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan.
Ideal diri : menurut penuturan klien, klien mengatakan dan mengharapkan
kesembuhan dari penyakit yang dialaminya sekarang sehingga klien dapat
beraktivitas kembali seperti biasanya.
Harga diri : klien mengatakan dengan kondisinya saat ini, klien merasa
tetap percaya diri untuk menjalani kehidupannya..
Identitas diri : menurut penuturan klien, mengatakan bahwa dirinya adalah
seseorang laki-laki yang telah dikaruniai anak 3 bersaudara, klien
mengatakan seorang ayah dari anaknya-anaknya dan seorang kepala
keluarga dalam keluarganya.
Peran diri : menurut penuturan klien, mengatakan bahwa dengan kondisi
yang sedang dialaminya saat ini, perannya sebagai kepala rumah tangga
klien terhentikan.
8. Pola Koping
Menurut penuturan klien, apabila dalam keluarga terjadi permasalahan atau
kesalah pahaman maka selalu membicarakannya dan diselesaikannya
bersama-sama.
9. Pola Seksual dan Refroduksi
Menurut penuturan klien, bahwa dengan kondisinya saat ini apalagi klien
sedang dirawat di RS klien tidak ada hasrat untuk melakukan hubungan suami
istri.
10. Pola Peran dan Hubungan
Menurut penuturan klien, bahwa hubungan klien dan keluarganya sangat baik,
hal tersebut ditunjukan dengan adanya keluarga lain yang berjenguk dan
menemani klien.
11. Pola Nilai dan Kepercayaan
Menurut penuturan klien, bahwa keluarganya berkeyakinan agama islam,
keluarga mengatakan apa yang terjadi pada klien saat ini adalah sudah
kehendaknya. Keluarga selalu berusaha bersabar, tabah, dan kuat
menerimanya serta selalu beroa untuk kesembuhan klien.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15 E: 4 V: 5 M: 6
2. Tanda-tanda Vital
TD : 140/105 mmHg
N : 102 x/menit
R : 32 x/menit
Suhu : 36,50C
3. Peneriksaan Head to toe
1) Kepala
Inspeksi
- Rambut : hitam
- Penyebaran : merata
- Kebersihan : bersih
Palpasi
- Bentuk : normochepal
- Tekstur : halus
- Keadaan : tampak tidak ada lesi, benjolan dan nyeri tekan
2) Muka
Inspeksi
- Kesimetrisan : simetris
- Bentuk muka : lonjong
- Gerakan abnormal : tidak ditenukan adanya gerakan yang abnormal
- Ekspresi wajah :
Palpasi
- Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Data lain : tidak ditemukan
3) Mata
Inspeksi
- Posisi : simetris antara mata dektra dan sinistra
- Sklera : putih
- Konjungtiva : merah muda
- Refleks pupil : miosis terhadap respon cahaya
- Gerakan bola mata : dapat digerakan ke segala arah
- Keadaan bulu mata : banyak
- Kebersihan : bersih
- Keadaan visus : baik
- Penglihatan : baik
Palpasi
- Tekanan bola mata : ada tekanan
- Data Lain : tidak ditemukan
4) Hidung
Inspeksi
- Posisi hidung : simetris antara lubang hidung dektra dan sinistra
- Mukosa hidung : warna merah muda, lembab dan tidak ada lesi
- Fungsi hidung : baik, terbukti klien dapat membedakan bau kayu
putih dengan bau tisu basah
- Kebersihan : bersih
- Warna : sama dengan kulit sekitar
Palpasi
- Tekanan pada hidung : tidak ada keluahan nyeri pada daerah hidung
5) Telinga
Inspeksi
- Posisi : simetris antara telinga dektra dan sinistra
- Warna : sama dengan kulit sekitar
- Kebersihan : bersih, tidak tampak serumen
- Fungsi pendengaran : baik, terbukti klien dapat menjawab pertanyaan
yang di lontarkan oleh pengkaji dengan tepat.
Palpasi
- Tekstur : halus
- Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Data lain : tidak ditemukan
6) Mulut
Inspeksi
a) Bibir
- Warna : merah muda
- Tekstur : halus
- Mukosa : lembab
- Kondisi : tidak tampak ada lesi atau stomatitis
b) Lidah
- Warna : pucat
- Tekstur : halus
- Mukosa : lembab
- Kondisi : tidak tampak ada lesi dan tidak kotor
- Pergerakan : baik, dapat digerakan kesegala arah
- Fungsi lidah : baik
- Replek menelan : baik, dapat menelan dengan lancar
- Keluhan : klien tidak ada napsu makan
c) Gigi
- Jumlah : 32 buah
- Warna : putih
- Kondisi : bersih, tidakk ada caries pada gigi graham
d) Gusi
- Warna : merah muda
- Keluhan : tidak ada
7) Tenggorokan
- Warna mukosa : merah muda
- Nyeri tekan : tidak ada
- Nyeri menelan : tidak ada
8) Leher
Inspeksi
- Kelenjar tyroid : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Palpasi
- Kelenjar tyroid : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid
- Pergerakan : tidak ada keterbatasan pergerakan
- Kaku kuduk : tidak di temukan
- Kelenjar limfe : tidak ada
- Data lain : tidak ditemukan
9) Thorax dan Pernapasan
Inspeksi
- Bentuk dada : datar
- Pengembangan : simetris antara dada dekstra dan sinistra
- Tipe pernapasan : normal
- Data lain : tidak ditemukan, terpasang elektoda di daerah dada
Palpasi
- Vokal fremitus : tidak ada
- Massa/nyeri : tidak ada
Auskultasi
- Suara napas : irreguler
- Frekuensi : 32 x/menit
- Suara tambahan : tidak ada
Perkusi
- Suara : timpani
- Data lain :
10) Jantung
Palpasi
- Ictus kordis :
Perkusi
- Pembesaran jantung : tidak ada
Auskultasi
- Bunyi jantung : lub dub
- Frekuensi :102 x/menit
- Data lain : tidak ditemukan
11) Abdomen
Inspeksi
- Keadaan : cembung
- Ada luka/ tidak : tidak ditemukan adanya luka
Palpasi
- Heper : tidak ada pembesaran hati
- Lien : tidak ada pembesaran ginjal
- Nyeri tekan : tidak ada
Auskultasi
- Peristaltik/ bising usus : normal 4-5 x x/menit di seluruh kuadran
Perkusi
- Tympani :
- Redup :
- Data lain :
12) Genitalia
- Keadaan : bersih, tidak ada lesi
- Rektal : tidak ada kelainan dan tidak kotor
13) Ektermitas
a. Ektermitas atas
a) Motorik
- Bentuk : simetris antara tangan dekstra dan sisistra
- Pergerakan : dapat digerakan melawan tahanan tetapi tidak
dapat bertahan lama
- Kekuatan otot :4 4
- Tangan kanan : terpasang infus
b) Reflek
- Bisep kana dan kiri : (+)
- Trisep kana dan kiri : (+)
c) Sensori
- Nyeri : tidak ada
- Rangsangan :
- Rasa raba : panas
- Keadaan : bersih tidak nampak adanya lesi,benjolan atau
kotoran
- Edema : tidak ada
- Turgor kulit : baik kembali dalam < 3 detik
b. Ektermitas bawah
a) Motorik
- Gaya berjalan : tidak ada kelainan
- Kekuatan otot :4 4
- Pergerakan : dapat digerakan melawan tahanan tetapi tidak
dapat bertahan lama
b) Reflek
- Bisep kana dan kiri : (+)
- Trisep kana dan kiri : (+)
- Babinsky kanan dan kiri : (-)
c) Sensori
- Nyeri : tidak ada
- Rangsangan :
- Rasa raba : panas
- Keadaan : bersih tidak nampak adanya lesi,benjolan atau
kotoran
- Edema : tidak ada
- Turgor kulit : baik kembali dalam < 3 detik
- Data lain : tidak ditemukan
D. Pemeriksaan Penunjang
No lab : 130210503 No cm : 04571566
Nama : Tn.A Ruangan : ICU
Umur : 48 Tahun Tanggal : 24 Januari 2013
Alamat : Kp. Dungus Cili, 01/06, Banyuresmi
E. Therphi
B. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1.
2. -
3.
4. -
5.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan jantung atau
sumbatan pada arteri koronaria.
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ketidakadekuatan ventilasi
(nyeri/kelemahan otot).
3. Resiko terjadinya penurunan cardiac output berhubungan dengan perubahan dalam
rate, irama, konduksi jantung, menurunya preload atau peningkatan SVR,
miocardial infark.
4. Resiko terjadinya penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan
tekanan darah, hipovolemia.
D. INTERVENSI
E. IMPLEMENTASI
NO.
TGL/JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DP
23-25 I Memonitor suhu sesering S:
Januari mungkin - Ibu klien mengatakan suhu Yeti Suryati
2013 Memonitor warna dan suhu tubuh anaknya sudah
09.00 WIB menurun
kulit
- Dan ibu mengatakan
Memonitor nadi dan RR kejangnya pun sudah tidak
Memonitor penurunan ada
tingkat kesadaran
Memonitor intake dan output O:
Memberikan cairan intravena - Kulit klien terasa hangat
Menganjurkan keluarga - Suhu tubuh 36,5 0C
untuk kompres pasien dengan - Anak tidak tampak rewel
cara di spon - Serta mau minum susu
Meningkatkan intake cairan
A:
dan nutrisi - Masalah teratasi
Memonitor hidrasi seperti
turgor kulit, kelembaban P:
membran mukosa - Lanjutkan intervensi
23-25 II Mengkaji faktor–faktor S: Yeti Suryati
Januari terjadinya hiperthermi. - Ibu klien mengatakan suhu
2013 Memonitor tanda–tanda vital tubuh anaknya sudah
09.15 WIB menurun
tiap 4 jam sekali
- Dan ibu mengatakan
Mempertahankan suhu tubuh kejangnya pun sudah tidak
normal ada
Menganjurkan keluarga
untuk kompres dengan cara O:
spon - Kulit klien terasa hangat
Menganjurkan keluarga - Suhu tubuh 36,5 0C
pasien untuk menggunakan - Anak tidak tampak rewel
baju tipis dan terbuat dari - Serta mau minum susu
kain katun atau membuka
pakaiannya. A:
- Masalah teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
23-25 III Melonggarkan pakaian, S: Yeti Suryati
Januari berikan pakaian tipis yang - Ibu klien mengatakan suhu
2013 mudah menyerap keringat. tubuh anaknya sudah
09.45 WIB menurun
Memberikan kompres
- Dan ibu mengatakan
dingin/spon kejangnya pun sudah tidak
Memberikan ekstra cairan ada
(susu, sari buah, dll)
Mengobservasi kejang dan O:
tanda vital tiap 4 jam - Kulit klien terasa hangat
Membatasi aktivitas selama - Suhu tubuh 36,5 0C
anak panas - Tidak ada kejang ulang
Memberikan anti piretika dan - Anak tidak tampak rewel
pengobatan sesuai advis - Serta mau minum susu
A:
- Masalah teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
23-25 IV Memberi pengaman pada sisi S: Yeti Suryati
Januari tempat tidur dan penggunaan - Ibu klien mengatakan suhu
2013 tempat tidur yang rendah. tubuh anaknya sudah
10.30 WIB menurun
Memberikan tongue spatel/
- Dan ibu mengatakan
penghalang diantara gigi atas kejangnya pun sudah tidak
dan bawah. ada
Meletakkan klien di tempat
yang lembut. O:
Mencatat tipe kejang - Kulit klien terasa hangat
(lokasi,lama) dan frekuensi - Suhu tubuh 36,5 0C
kejang. - Resti trauma pada saat
Mengobservasi tanda-tanda kejang tidak terjadi
vital sesudah fase kejang. - Anak tidak tampak rewel
- Serta mau minum susu
A:
- Masalah teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
23-25 V Memberikan penjelasan S: Yeti Suryati
Januari tentang proses penyakit yang - Ibu klien mengatakan
2013 di derita anak sekarang sudah tahu apa
12.00 WIB Menganjurkan ibu untuk yang harus dilakukan/ cara
minum dan menenangkan mengatasinya apabila anak
kondisinya sedang panas
O:
- Ibu terlihat sudah tidak
khawatir dan cemas lagi
karena anaknya sudah bisa
pulang ke rumah.
A:
- Masalah teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi
F. EVALUASI
NO.
TGL/JAM EVALUASI PARAF
DP
26 Januari I S:
2013 - Ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya sudah menurun Yeti Suryati
13.15 WIB - Dan ibu mengatakan kejangnya pun sudah tidak ada
O:
- Kulit klien terasa hangat
- Suhu tubuh 36,5 0C
- Anak tidak tampak rewel
- Serta mau minum susu
A:
- Masalah teratasi (pasien pulang)
P:
- Lanjutkan intervensi
26 Januari II S: Yeti Suryati
2013 - Ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya sudah menurun
13.15 WIB - Dan ibu mengatakan kejangnya pun sudah tidak ada
O:
- Kulit klien terasa hangat
- Suhu tubuh 36,5 0C
- Anak tidak tampak rewel
- Serta mau minum susu
A:
- Masalah teratasi (pasien pulang)
P:
- Lanjutkan intervensi
26 Januari III S: Yeti Suryati
2013 - Ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya sudah menurun
13.15 WIB - Dan ibu mengatakan kejangnya pun sudah tidak ada
O:
- Kulit klien terasa hangat
- Suhu tubuh 36,5 0C
- Tidak ada kejang ulang
- Anak tidak tampak rewel
- Serta mau minum susu
A:
- Masalah teratasi (pasien pulang)
P:
- Lanjutkan intervensi
26 Januari IV S: Yeti Suryati
2013 - Ibu klien mengatakan suhu tubuh anaknya sudah menurun
13.15 WIB - Dan ibu mengatakan kejangnya pun sudah tidak ada
O:
- Kulit klien terasa hangat
- Suhu tubuh 36,5 0C
- Resti trauma pada saat kejang tidak terjadi
- Anak tidak tampak rewel
- Serta mau minum susu
A:
- Masalah teratasi (pasien pulang)
P:
A:
- Masalah teratasi (pasien pulang)
P:
- Lanjutkan intervensi
LAPORAN KASUS INDIVIDU SEDERHANA
Disusun oleh :
Yeti Suryati
NIM : KHG. D12042