LAPORASN
LAPORASN
Semen
Tonasa Unit V Biringere-Pangkep
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Dermaga II
a. Panjang Dermaga 65 m dengan kedalaman 5 m (LWL).
Disamping itu PT. Semen Tonasa juga membangun pembangkit listrik tenaga
uapa atau Boiler Turbin Generator (BTG) di pelabuhan biringkassi dengan
kapasitas 2 x 25 MW dan 2 x 35 MW.
Direktur Utama
Departe
Dep. CSR Dep. Biro men
& Umum Dep. Distribusi & perenc. & Sumber
Dep.Jaminan
Produksi transportasi analisa Daya
Mutu &
Tonasa 4 pasar Manusia
Lingkungan
Sekretaris
Perusahaan
Dep.
Produksi
tonasa 5
Staf Dir.
Utama
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Material yang telah keluar dari suspension preheater siap menjadi umpan kiln
dan diproses menjadi terak. Dimana terak tersebut kemudian didinginkan dan
dicampur dengan gypsum dengan perbandingan 95:5 dan selanjutnya digiling dalam
finish mill sehingga menjadi semen. Adanya sistem suspension preheater akan
menghilangkan kadar air dan mengurangi beban panas di kiln.
Keuntungan :
Rotary kiln yang digunakan relatif pendek.
Heat consumsion rendah yaitu sekitar 800-1000 kcal/kg terak semen sehingga
bahan bakar yang digunakan lebih sedikit.
Kapasitas produksi besar.
Biaya operasi rendah.
Kerugian :
Kadar air sangat mengganggu operasi karena material lengket pada inlet chute.
Impuritas alkali menyebabkan penyempitan pada saluran preheater.
Campuran tepung baku kurang homogen.
Banyak debu yang dihasilkan sehingga membutuhkan alat penangkap debu.
c. Semen masonry
Semen masonry adalah semen hidrolik untuk digunakan sebagai adukan
konstruksi, masonry mengandung semen portland, portland blast furnace slag,
semen portland pozzolan, semen alam atau semen buatan dan bahan-bahan
tambahan lain yang mengandung kapur padam, batu kapur, chalk calseous sheell,
talk, slag dan tanah liat. Semen masonry dapat menyerap air dengan baik, daya
plastisitasnya tinggi dan kekuatan tekan rendah.
Selain jenis-jenis semen di atas, masih ada lagi jenis semen campuran lain
seperti :
Water profed cement
Hydrophobic cement
Coloured cement
Sorel cement
Super sulfate cement
𝑆𝑖𝑂2
𝑆𝑀 =
𝐴𝑙2 𝑂3 + 𝐹𝑒2 𝑂3
BAB IV
PROSES PEMBUATAN SEMEN PADA
PT. SEMEN TONASA DI UNIT V
Proses pembuatan semen di PT. Semen Tonasa secara garis besar dibagi menjadi 5 tahap
yaitu :
1. Proses penyediaan bahan baku
2. Proses penggilingan bahan baku (Raw Mill)
3. Proses pembakaran raw meal menjadi klinker (Kiln)
4. Penggilingan batubara
5. Proses di cement mill
6. Proses pengantongan semen.
Kiln feed yang diumpankan berlawanan arah dengan aliran gas panas.
Pemanas yang digunakan berasal dari gun burner dan udara panas dari cooler.
Begitu batu bara dan O2 dari udara masuk maka batu bara akan langsung terbakar
dan berkontak dengan material yang masuk ke kiln. Di dalam kiln terbagi
beberapa tahapan antara lain : tahapan pengeringan, tahapan penguapan air
kristal, proses penguapan air kristal, proses penguraian kalsium dan magnesium
karbonat dan pembentukan penyusun utama klinker.
Di dalam kiln terjadi reaksi kimia, tahapan-tahapan reaksi yang terjadi di kiln
adalah sebagai berikut: (Data dari ruang kontrol)
1. Di bawah temperature 200oC terjadi penguapan air.
2. Temperatur 400-700oC terjadi penguapan air kristal
Al2O3.2SiO2.2H2O Al2O3 +2SiO2+2H2O
3. Temperatur 600-700o C terjadi dekomposisi kaolin
4. Temperatur 600-1000o C terjadi dekomposisi limestone membentuk C2S
dan C3A.
Reaksi: CaCO CaO+CO2
3CaO+2SiO2+Al2O3 2CaO.SiO2 +CaO.Al2O3
a. Alkali
Sebagian besar senyawa alkali berasal dari bahan baku tanah liat ataupun
dari bahan bakar, khususnya batubara. Pada suhu sekitar 800–1000oC,
senyawa–senyawa alkali dalam raw mix yang masuk ke dalam tanur putar
mulai menguap. Uap alkali ini akan bereaksi dengan gas-gas SO3 (baik dari
bahan baku maupun bahan bakar). CO2 dan klorida membentuk senyawa-
senyawa alkali sulfat (Na2SO3.K2SO4), alkali karbonat (Na2CO3 dan K2CO3)
dan alkali klorida (NaCl dan KCl). Tetapi pada suhu dibawah 700oC sebagian
besar garam-garam alkali yang terbentuk akan mengembun dan cairannya akan
menempel pada butir-butir umpan tanur membentuk bahan yang bersifat
stikcly (terutama alkali sulfat dan klorida).
b. Belerang
Seperti halnya alkali, senyawa–senyawa belerang kebanyakan berasal dari
bahan baku tanah liat ataupun bahan bakar yang digunakan. Dalam bahan baku
senyawa belerang umumnya berupa senyawa pirit dan martkasit (FeS 2) dengan
kadar sekitar 0,1 % dinyatakan sebagai SiO3. Bahan bakar sendiri khususnya
minyak bunker-C mengandung senyawa belerang dalam bentuk senyawa
mersaptan (RSH), tiopen (C4H4S), dan lain-lain dengan kadar antara 0,0–3,5 %
dinyatakan sebagai SO3. Jika jumlah SO3 cukup banyak, maka kelebihan gas
SO3 akan bereaksi dengan kalsium karbonat (CaCO3) umpan tanur di preheater
membentuk senyawa CaSO4. Senyawa ini masuk ke dalam tanur bersama
umpan lainnya, dan sesampainya di burning-zone sebagian akan terurai
menjadi:
Reaksi hidrasi ini berlangsung lambat sekali, dan baru selesai pada waktu
pengikatan akhir semen sudah terlampaui. Padahal Ca(OH)2 yang terbentuk
mempunyai volume lebih besar dari CaO. Pertambahan volume ini (ekspansi)
terjadi pada saat semen sudah tidak plastis lagi. Akibatnya timbul keretakan-
keretakan yang dapat merendahkan mutu semen. Kadar freelime maksimum
2,5 %.
Proses di coal mill diawali dengan pengeringan batu bara. Kadar air bubuk batu bara
yang diperbolehkan adalah sekitar 3-4%. Coal mill harus dioperasikan dengan
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
Spesifikasi alat pada PT. SemenTonasa unit V adalah sebagai berikut :
Unit Bahan Baku
Limestone Crusher
Jenis Jaw Crusher
Kapasitas 1650 ton / jam
Clay Crusher
Jenis Roller Crusher
Kapasitas 350 ton / jam
Silica Crusher
Jenis Jaw Crusher
Kapasitas 150 ton / jam
Unit penggilingan bahan baku ( Raw
Mill )
Jenis Vertikal mill
Kapasitas 750 ton / jam
Kecepatan putaran 29 rpm
Unit Pembakaran ( Kiln )
Jenis Cyclone suspension preheater 4 stage, two sting,
ILC Calciner
Kapasitas 8000 ton / jam
Panjang 86 m
Diameter 5m
Kecepatan 3.1 rpm
Inklinasi 4%
Unit pendinginan ( cooler )
Jenis Grate Cooler ( MMC)
Unit penggilingan klinker (cement
mill ) Vertical Roller Mill
Jenis 250 ton / jam
Kapasitas
BAB VI
UTILITAS
Untuk menunjang kelancaran proses produksi dan melayani kebutuhan bagi perumahan
karyawan PT. Semen Tonasa terutama air dan listrik, PT. Semen Tonasa memiliki fasilitas
penunjang sebagai berikut :
6.1. Penyediaan Listrik
Sumber energi listrik bagi PT. Semen Tonasa disuplai oleh sebuah BTG (Boiler
Turbin Generator) yang berlokasi di pelabuhan Biringkassi. Kapasitas daya yang
dihasilkan adalah 2 x 25 MW 70 KV 3 fase dan utamanya untuk melayani Tonasa 4.
Sedangkan untuk Tonasa 5 maka dibangun pembangkit listrik dengan kapasitas 2 x 35
MW. Penambahan kapasitas daya tersebut diharapkan mampu menyuplai kebutuhan
listrik PT. Semen Tonasa. Di samping itu, PT. Semen Tonasa juga memanfaatkan
jaringan listrik dari PLN terutama untuk melayani pabrik tonasa 2 dan tonasa 3.
6.2. Penyediaan Air
Air bersih untuk keperluan proses pabrik, kebutuhan kantor maupun perumahan
disediakan oleh unit pengolahan air di PT. Semen Tonasa. Sumber air yang digunakan
adalah air dari sungai terdekat lokasi pabrik. Air ini dialirkan kedalam unit Raw Water
Basin sebagai penampungan sementara. Dalam pengelolaan air di PT. Semen Tonasa
digunakan 3 macam bahan kimia tambahan yaitu :
a. PAC (Poly Alumina Chloride)
b. Synthofloc sebagai penggumpal kotoran dalam air.
c. Gas klor sebagai pembunuh kuman
Proses penyediaan air di PT. Semen Tonasa dimulai dari air sungai yang dialirkan
ke tangki classifier. Di dalam tangki ini, tiga bahan tersebut dicampurkan ke dalam air.
Kotoran-kotoran di dalam tangki akan mengendap sehingga akan terjadi pemisahan
antara air jernih dengan sludge yang merupakan kotoran–kotoran yang mengendap.
Sludge tersebut akan dialirkan ke sludge pit untuk selanjutnya dibuang. Sedangkan air
yang sudah bebas dari endapan akan diproses lebih lanjut dalam sand filter. Air yang
sudah difilter disimpan sementara dan siap didistribusikan sesuai keperluan. Khusus
untuk kebutuhan perumahan, air dari sand filter melewati proses klorinasi sehingga
layak dipakai untuk keperluan rumah tangga.
BAB VII
LABORATORIUM
1. Ruang preparasi
Dalam ruangan ini terdapat beberapa unit alat seperti Crusher, Oven, dan neraca
analitik.
a. Crusher merupakan alat penggilingan sampel, untuk memperkecil ukuran partikel
sebelum dilakukan analisa, seperti : batu kapur, pasir besi, tanah liat, pasir silica.
b. Oven merupakan tempat pengeringan sampel sebelum dimasukkan dalam
chusher.
c. Neraca analitik merupakan tempat penimbangan sampel sebelum dichusher.
Selain itu, dalam ruangan ini pula dilakukan analisa terhadap klinker, yang bertujuan
untuk mengetahui berat isi klinker dalam satuan gram.
2. Ruangan Mix
Penetapan yang dikerjakan di ruangan mix yaitu: analisa semen, klinker, raw mill,
kiln feed, coal mill dan batu bara. Berikut ini adalah uraian analisanya
a. Penetapan kadar air
Material yang dianalisa pada penetapan kadar air adalah batu kapur, tanah liat,
pasir besi, pasir silica, raw mill, kiln feed, semen. Tujuan penetapan kadar air
yaitu mengetahui kadar air yang terkandung pada semen.
Prosedur kerja :
Menimbang kosong wadah, kemudian catat (a)
Timbang 10 g (misalkan) sampel didalam wadah (b)
Masukkan dalam oven suhu 105oC selama ± 1 jam
Keluarkan dari oven dan dinginkan, lalu timbang (c)
Hitung kadar air dengan rumus :
(𝑎+𝑏)−𝑐
% Kadar air = × 100%
𝑏
b. Penetapan Residu
Material yang dianalisa pada penetapan residu adalah raw mill dan semen. Tujuan
penetapan residu yaitu untuk mengetahui tingkat kekerasan pada sampel.
Prosedur kerja :
Timbang sampel sebanyak 10 g.
𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
% Residu = × 100 %
𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ
𝑏−𝑎
%IM = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ x 100 %
(𝑏−𝑎)
% Abu = 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ x 100%
BAB VIII
PENUTUP
8.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang kami dapatkan selama kegiatan praktek kerja lapangan di
PT. Tonasa Unit V ini adalah sebagai berikut :
1. Semen adalah suatu campuran bahan-bahan kimia yang mempunyai sifat
hidrolis dan apabila dicampur dengan air akan bereaksi dan berubah menjadi
bahan yang mempunyai sifat perekat sehingga bisa mengikat bahan-bahan lain
menjadi satu satuan massa yang padat.
2. Bahan baku pembuatan semen :
Bahan baku utama terdiri dari batu kapur dan tanah liat
Bahan baku koreksi terdiri dari pasir besi dan pasir silika
Bahan baku tambahan terdiri dari gypsum dan trass
3. Komposisi semen terdiri atas senyawa-senyawa utama (mineral-mineral
potensial) sebagai penyusun semen yang terbentuk dari keempat oksida utama,
yaitu : oksida kapur (CaO), oksida silika (SiO2), oksida alumina (Al2O3) dan
okdsida besi (Fe2O3).
4. Proses pembuatan semen di PT. Semen Tonasa secara garis besar dibagi
menjadi 5 tahap yaitu :
Proses penyediaan bahan baku
Proses penggilingan bahan baku (Raw Mill)
Proses pembakaran raw meal menjadi klinker (Kiln)
Penggilingan batubara
Proses di cement mill
Proses pengantongan semen.
5. Di PT Semen Tonasa unit V terdapat satu laboratorium yaitu laboratorium
quality control yang terdiri atas 3 ruangan yaitu :
Ruangan Preparasi
Ruangan Mix
Ruangan X-Ray
Taslim, Citra Metasari. 2013. Laporan Kerja Praktek. Teknik Kimia Universitas
Diponegoro
Suryanto, Soleman May. 2013. Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas
Austin, G.T. 1998. Shreeve Chemical Process Industries Handbook 5th Edition. McGraw
Hill : Singapore.