Anda di halaman 1dari 25

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. U


DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER CHF E.C ACS
DI RUANG AGATE ATAS RSUD dr. SLAMET GARUT

A. PENGKAJIAN
Tanggal : 24 Oktober 2017
Jam : 16.30 WIB
B. ANAMNESA
1. Identitas pasien dan keluarga
a) Identitas Klien
Nama : Ny. U
Umur : 68 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jamban Sari, Ds. Suka karya, Kec. Tarogong kidul
kab.Garut
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Tanggal Masuk RS : 24 Oktober 2017 (R. Agate Atas)
NO CM : 01055931
Diagnosa Medis : CHF

b) Identitas Penanggung Jawab


Nama : ny. I
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : IRT
27
28

Alamat : Jamban Sari, Ds. Suka karya, Kec. Tarogong kidul


kab. Garut
Pendidikan :SMP
Agama : Islam
Hubungan Dengan Klien: Anak

2. Genogram
Keterangan :
= laki-laki
= perempuan
= meninggal
=meninggal
= klien
= Serumah
= menikah
= keturunan

3. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri dada.

b) Riwayat kesehatan sekarang


Pada saat dikaji tanggal 24 oktober 2017 jam 16.30 WIB, pasien mengeluh nyeri
dada sebelah kiri, nyeri yang dirasakan pasien secara tiba-tiba, kualitas nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk, pasien mengatakan nyeri menjalar ke bagian
punggung, skala nyeri yang dirasakan kira-kira 5 dari rentan 0-10. Pasien
29

menyatakan nyeri pada saat berjalan, duduk kekamar mandi, dan melakukan
aktifitas yang lain, serta saat digerakkan.

c) Riwayat kesehatan dahulu


Pasien mengatakan mempunyai riwayat jantung 10 tahun yang lalu dan memiliki
riwayat hipertensi. Serta pernah disarankan dokter untung pemasangan ring

d) Riwayat kesehatan keluarga


Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit turunan dari keluarganya.

e) Riwayat ADL (Pola Kesehatan Fungsional)


1) Pemeliharaan Kesehatan

Pasien mengatakan sehat itu penting maka dari itu selalu menjaga kesehatan,
dan jika ada anggota keluarga yang sakit, langsung dibawa ke puskesmas atau
rumah sakit.

2) Aktifitas Sehari-hari
No Kegitatan Di Rumah Di Rumah Sakit
1 Pola Makan
Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari
Jenis Nasi dan lauk pauk Bubur
Porsi 1 porsi 1 porsi
Nafsu Makan Baik Menurun
Rendah garam, rendah
Diet Khusus Tidak ada
lemak
Kesulitan Menelan Tidak ada Tidak ada
Keluhan Tidak Ada Keluhan Tidak Ada Keluhan
2 Pola Minum
Frekuensi 7-8 gelas/ hari 3-4 gelas /hari
Jenis Air putih Air putih
Jumlah ± 2 liter ± 1 liter
Pantangan Tidak ada Kopi
30

Keluhan Tidak Ada Keluhan Tidak Ada Keluhan


3 Eleminasi
Buang air besar
Frekuensi Tidak BAB Tidak BAB
Konsistensi
Warna
Belum BAB sudah 1 Belum BAB dari 2 hari
Keluhan
minggu yang lalu
Buang air kecil
Frekuensi ± 4-5x/hari ± 4 x/hari
Jumlah Tidak dihitung Tidak di hitung
Warna Kuning khas urin Kuning khas urin
Alat Bantu Tidak ada Tidak ada
4. Pola istirahat tidur
Waktu tidur
Tidur Siang ± 1 jam / hari ± 1 jam / hari
Tidur Malam ± 8 jam / hari ± 6 jam / hari
Masalah tidur
Tidur Siang Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Tidur Malam Tidak ada masalah Tidak ada masalah
Keluhan Tidak Ada Keluhan Tidak ada keluhan

3) Data Psikososial Spiritual


a) Status Emosi
Pasien tampak tenang.
b) Pola Konsep Diri
1. Gambaran Diri : saat dikaji Pasien merasa puas dengan semua
organ tubuh yang ada pada diri pasien.
2. Ideal Diri : pasien mengatakan menerioma dengan
kondisinya sekarang.
3. Identitas Diri : pasien mengatakan bahwa dirinya adalah
seorang ibu dan pada saat pasien dirawat tidak bisa melakukan
tugasnya sebagai seorang ibu.
31

4. Peran Diri : Pasien di rumah sebagai ibu rumah tangga.


5. Harga Diri : Pasien tidak merasa minder dengan apa yang
dialaminya.
6. Pola Pertahanan Diri / Koping
Pasien menerima keadaan sakitnya sebagai ujian dari Allah SWT.
c) Aspek Spiritual
1. Falsafah Hidup
Ny. U mengatakan bahwa hidup didunia ini semata-mata hanya untuk
beribadah kepada Allah SWT.Oleh sebab itu, segala sesuatu yang
diberikan oleh Allah SWT dijadikan sebagai ujian agar tetap bisa
bersyukur.
2. Sense Of Transcendence
Ny.U merasa optimis akan kesembuhan dari penyakit yang
dideritanya.
3. Konsep Ketuhanan
Agama yang dianut pasien adalah islam, pasien selalu berdoa dan
yakin bahwa sakit yang dideritanya akan segera sembuh.
d) Aspek Sosial
1) Hubungan Dengan Keluarga
Hubungan pasien dengan keluarga sangat baik, terbukti dengan adanya
anggota keluarga yaitu anaknya.
2) Hubugan Dengan Orang Lain
Hubungan pasien dengan orang lain baik, terbukti dengan pasien suka
berbincang dengan perawat saat ada perawat maupun keluarga pasien lain.
3) Hubungan Dengan Perawat dan Tenaga Kesehatan Lain
Hubungan pasien dengan perawat dan tenaga kesehatan lainnya terjalin
dengan baik terbukti dengan pasien mau berkomunikasi dan berbicara
dengan perawat yang ada.
32

4) Pemeriksaan fisik
Kesadaran
□ Compos Mentis
GCS : E=3 V=5. M=6. Jumlah : 14

Tanda vital
Tekanan darah : 140/100 mmHg
Suhu : 36,7 ºC
Nadi : 76 X/menit
Pernafasan : RR 28 X/menit,
Pola Pernafasan : Takipneu
Sistem Integumen
Tekstur kulit lembut, warna kulit putih, turgor kulit kembali < 2 detik, akral
teraba hangat, kulit kepala bersih, warna rambut beruban.

Sistem Respirasi
Pasien mengatakan sesak jika banyak bicara atau habis dari kamar mandi.
Respirasi 28x/ menit, lubang hidung simetris, fungsi penciuman normal,
pergerakan dada simetris dan tidak ada nyeri tekan, bunyi nafas vesikuler.

Sistem Pencernaan
Bentuk perut cembung, ada bekas luka operasi, bising usus lemah dengan
frekuensi 5x/menit, ada nyeri tekan, saat diperkusi bunyi timpani, pasien
mengeluh belum BAB 1 minggu SMRS dan 2 hari sesudah MRS.
Sistem kardiovaskuler
Bunyi jantung S1 S2, nadi teraba kuat 76x/ menit, TD : 140/100
33

Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada nyeri tekan dan tiroid dan
paratiroid, bentuk wajah normal.

Sistem perkemihan
Pasien mengatakan tidak ada masalah/ gangguan kencing, tidak terpasang
kateter, frekuensi BAK 4x sehari dengan warna kuning khas urin.

Sistem Muskuloskeletal
Bagian ekstremitas simetris antara kanan dan kiri, tidak adanya edeme pada
bagian ekstremitas.
Kekuatan otot

5) Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
No Lab : 171023405
Tanggal : 23-10-17
No Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan Nilai Normal
1 Darah rutin
Hemoglobin 12,2 12.0-16,0
Hematokrit 38 33-47
Lekosit 6,740 3,800-10,000
Trombosit 193,000 150,000-440,000
Eritrosit 4,55 3,6-5,8
2 AST (SGOT) 19 s/d 31
ALT (SGPT) 15 s/d 31
Ureum 35 15-50
Kreaitin 0,8 0,5-1,3
34

GDS 126 < 140

b. Pemeriksaan penunjang lainnya


EKG
Tanggal : 23-10-2017
HR : 75
Irama : reguler
Gel. P : Normal
Interval PR : Normal
Lebar QRS : Normal
Interpretasi : Sinus Ritm

6) Therapy
Frekuensi pemberian
No Nama obat Cara pemberian Waktu (jam) Dosis obat
08 16 22
1 Asering IV 18 TPM
2 Ranitidin IV v v 2x1 amp
3 Metil predison IV v v 2x62,5 mg
4 Ambroxol ORAL v v v 3x1 tab
5 Miozidin ORAL v v 2x1 tab
6 Nebu Pulmocit Inhalasi v v v 3x1 amp

C. ANALISA DATA
No Tanggal Symptom Etiologi Problem
1 24/10/17 DS: Arterio sclerosis g.g rasa nyaman
Pukul Pasien mengeluh ↓ nyeri
13.30 nyeri dada sebelah Aliran darah menurun
wib kiri. ↓
DO: O2 & nutrisi menurun
 TD : 140/100 ↓
35

mmHg Iskemik jar. miokard


 N : 76x/ mnt ↓
 S : 36o C Metabolisme anaerob
 R : 28x/mnt ↓
 Tampak meringis Peningkatan produksi
 Skala nyeri 5 asam laktat

Nyeri
2 30/11/15 DS: Immobilitas dan Konstipasi
Pukul Pasien mengatakan kurangnya makanan
13.35 susah BAB sejak 1 tinggi serat
wib minggu dirumah ↓
dan 2 hari setelah Obstruksi sal cerna
MRS ↓
DO: Peristaltik usus
 Saat di palpasi menurun
perut teraba ↓
keras. Penumpukan feses
 Bising usus ↓
5x/mnt dengan Feses mengeras
suara lemah ↓
 Bentuk perut Kemampuan sensorik
cembung rektum berkurang

Konstipasi
3 30/11/15 DS: Arterio sclerosis Intoleransi
Pukul Pasien mengatakan ↓ aktifitas
13.45 lelah pada saat Aliran darah menurun
wib melakukan aktifitas ↓
ringan seperti ke O2 & nutrisi menurun
kamar mandi dan ↓
saat berbicara Metabolisme anaerob
terlalu banyak.. ↓
DO: Peningkatan produksi
 TD : 140/100 asam laktat
mmHg ↓
ATP menurun
36

 N : 76x/ mnt ↓
 S : 36o C fatigue
 R : 28x/mnt ↓
 Tampak lelah saat Intoleransi aktifitas
berbicara

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d gejala terkait penyakit.
2. Konstipasi b.d pola defekasi tidak teratasi.
3. Intoleransi aktifitas b.d immobilisasi.

E. NURSING CARE PLANNING


Tanggal/Jam No TUJUAN INTERVENSI
DP
24-10-2017 1 Setelah di lakukan Manajemen nyeri
Jam 17.00 keperawatan selama 3 x 24 1. Lakukan pengkajian
jam di harapkan masalah komprehensif yang
gangguan rasa nyaman nyeri meliputi lokasi,
teratasi dengan kriteria hasil kriteria, durasi dan
: frekuensi
1. Pasien tidak Terapi relaksasi
mengeluh nyeri dada 2. Ajarkan teknik nafas
2. TTV normal dalam
3. Pasien tampak 3. Pemberian analgetik.
tenang Pemberian obat : IV
24-10-2017 2 Setelah di lakukan Manajemen konstipasi
Jam 17.00 perawatan selama 2 x 24 1. Monitoring bising usus
jam di harapkan konstipasi 2. Identifikasi faktor-
dapat teratasi dengan kriteria faktor (diet dan tirah
hasil : baring) yang
1. Pasien bisa BAB 1 x menyebabkan
1 hari konstipasi
2. Bising usus normal Manajemen nutrisi
3. Perut pasien tidak 3. Tentukan jumlah kalori
kembung dan jenis nutrisi yang
37

di butuhkan untuk
memenuhi persyaratan
gizi
24-10-2017 3 Setelah di lakukan 1. Monitoring TTV
Jam 17.00 perawatan selama 3 x 24 di 2. Berikan lingkungan
harapkan aktifitas minimal yang tenang
bisa meningkat dengan 3. Batasi pengunjung dan
kriteria hasil : kurangi suara bising
1. Keadaan umum baik 4. Anjurkan pasien
2. Akral hangat istirahat bila kelelahan
3. TTV normal dan anjurkan pasien
melakukan aktifitas
semampunya.

F. IMPLEMENTASI
Tanggal/Jam No IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
DP
24-10-2017 1 1. melakukan S : pasien mengeluh
Jam 17.15 pengkajian nyeri dada sebelah
komprehensif yang kiri, di rasakan
meliputi lokasi, secara tiba-tiba
kriteria, durasi dan seperti di tusuk-
frekuensi tusuk dengan
2. Melatih teknik penyebaran ke
nafas dalam bagian punggung
3. Kolaborasi dan bahu sebelah
pemberian kiri dengan skala
analgetik. nyeri 5.
O : pasien tampak
meringis
A : gangguan rasa
nyaman nyeri belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi nomer 1,
2, 3
38

2 1. Monitoring bising S : pasien


usus mengatakan belum
2. Mengidentifikasi BAB >1 minggu
faktor-faktor (diet SMRS dan 2 hari
dan tirah baring) sesudah MRS
yang menyebabkan O :Bising usus
konstipasi 5x/menit terdengar
3. Menentukan jumlah lemah, bentuk perut
kalori dan jenis cembung,saat di
nutrisi yang di palpasi ada nyeri
butuhkan untuk tekan dan teraba
memenuhi keras.
persyaratan gizi A : konstipasi belum
teratasi
P :lanjutkan
intervensi nomer 1
dan 3 dengan jumlah
kebutuhan kalori
1.261 kal.

3 1. Monitoring TTV S : pasien


2. Memberikan mengatakan mudah
lingkungan yang lelah saat aktifitas
tenang, membatasi misalnya ke kamar
pengunjung dan mandi.
mengurangi suara O : TD 140/100
bising mmHg, suhu 360 C,
3. Anjurkan pasien nadi 76x/menit,
istirahat bila respirasi 28x/menit
kelelahan dan Pasien tampak
anjurkan pasien kelelahan saat di
melakukan aktifitas ajak berbicara lama.
semampunya. A : intoleransi
aktifitas belum
teratasi
P : lanjutkan
intervensi 1, 2, 3
39

25-10-2017 1 1. melakukan S : pasien


Jam 06.00 pengkajian mengatakan nyeri
komprehensif yang dada sedikit
meliputi lokasi, berkurang
kriteria, durasi dan O : pasien masih
frekuensi tampak sedikit
2. Mengevaluasi dan meringis
melakukan teknik A : gangguan rasa
nafas dalam dengan nyaman nyeri belum
pendampingan teratasi
3. Kolaborasi P : lanjutkan
pemberian intervensi nomer 1,
analgetik. 2, 3

2 1. Monitoring bising S : pasien


usus mengatakan belum
2. Mengidentifikasi BAB
faktor-faktor (diet O : Bising usus
dan tirah baring) 5x/menit terdengar
yang menyebabkan lemah, bentuk perut
konstipasi masih cembung,
3. Menentukan jumlah masih ada nyeri
kalori dan jenis tekan dan teraba
nutrisi yang di keras.
butuhkan untuk A : konstipasi belum
memenuhi teratasi
persyaratan gizi P : lanjutkan
intervensi nomer 1
dan 3
3 1. Monitoring TTV S : pasien
2. Memberikan mengatakan masih
lingkungan yang lelah jika ke kamar
tenang, membatasi mandi
pengunjung dan O : TD 130/90
mengurangi suara mmHg, suhu 35,80
bising
40

3. Anjurkan pasien C, nadi 72x/menit,


istirahat bila respirasi 24x/menit
kelelahan dan A : intoleransi
anjurkan pasien aktifitas belum
melakukan aktifitas teratasi
semampunya. P : lanjutkan
intervensi 1, 2, 3
25-10-2017 1 1. Melakukan S : pasien
Jam 13.30 pengkajian mengatakan nyeri
komprehensif yang dada sedikit
meliputi lokasi, berkurang
kriteria, durasi dan O : pasien masih
frekuensi tampak sedikit
2. Mengevaluasi dan meringis
melakukan teknik A : gangguan rasa
nafas dalam dengan nyaman nyeri belum
pendampingan teratasi
3. Kolaborasi P : lanjutkan
pemberian intervensi nomer 1,
analgetik. 2, 3

2 1. Monitoring bising S : pasien


usus mengatakan belum
2. Mengidentifikasi BAB
faktor-faktor (diet O : Bising usus
dan tirah baring) 6x/menit terdengar
yang menyebabkan lemah, bentuk perut
konstipasi masih cembung,
3. Menentukan jumlah masih ada nyeri
kalori dan jenis tekan dan teraba
nutrisi yang di keras.
butuhkan untuk A : konstipasi belum
memenuhi teratasi
persyaratan gizi P : lanjutkan
4. Menganjurkan intervensi nomer 1, 3
pasien banyak an 4
41

makan serat dan


buah pepaya.
3 1. Monitoring TTV S : pasien
2. Memberikan mengatakan masih
lingkungan yang lelah jika ke kamar
tenang, membatasi mandi
pengunjung dan O : TD 140/90
mengurangi suara mmHg, suhu 36,60
bising C, nadi 80x/menit,
3. Anjurkan pasien respirasi 24x/menit
istirahat bila A : intoleransi
kelelahan dan aktifitas belum
anjurkan pasien teratasi
melakukan aktifitas P : lanjutkan
semampunya. intervensi 1, 2, 3.
25-10-2017 1 1. Melakukan S : pasien
Jam 21.00 pengkajian mengatakan nyeri
komprehensif yang dada berkurang,
meliputi lokasi, skala nyeri 3
kriteria, durasi dan O : pasien masih
frekuensi tampak sedikit
2. Mengevaluasi dan meringis
melakukan teknik A : gangguan rasa
nafas dalam dengan nyaman nyeri belum
pendampingan teratasi
3. Kolaborasi P : lanjutkan
pemberian intervensi nomer 1,
analgetik. 2, 3

2 1. Monitoring bising S : pasien


usus mengatakan belum
2. Mengidentifikasi BAB tetapi mulai
faktor-faktor (diet ada rasa mulas
dan tirah baring) O : Bising usus
yang menyebabkan 6x/menit terdengar
konstipasi lemah, bentuk perut
masih cembung,
42

3. Menentukan jumlah masih ada nyeri


kalori dan jenis tekan dan teraba
nutrisi yang di keras.
butuhkan untuk A : konstipasi belum
memenuhi teratasi
persyaratan gizi P : lanjutkan
4. Menganjurkan intervensi nomer 1, 3
pasien banyak an 4
makan serat dan
buah papaya dan
juga banyak minum
air putih.
3 1. Monitoring TTV S : pasien
2. Memberikan mengatakan masih
lingkungan yang lelah jika ke kamar
tenang, membatasi mandi sudah
pengunjung dan berkurang
mengurangi suara O : TD 140/90
bising mmHg, suhu 36,20
3. Anjurkan pasien C, nadi 82x/menit,
istirahat bila respirasi 24x/menit
kelelahan dan A : intoleransi
anjurkan pasien aktifitas belum
melakukan aktifitas teratasi
semampunya. P : lanjutkan
intervensi 1, 2, 3
26-10-2017 1 1. Melakukan S : pasien
Jam 06.30 pengkajian mengatakan nyeri
komprehensif yang dada berkurang,
meliputi lokasi, skala nyeri masih 3
kriteria, durasi dan O : pasien tampak
frekuensi sedikit tenang
2. Mengevaluasi dan A : gangguan rasa
melakukan teknik nyaman nyeri belum
nafas dalam dengan teratasi
pendampingan
43

3. Kolaborasi P : lanjutkan
pemberian intervensi nomer 1,
analgetik. 2, 3
2 1. Monitoring bising S : pasien
usus mengatakan sudah
2. Mengidentifikasi BAB
faktor-faktor (diet O : Bising usus
dan tirah baring) 8x/menit, bentuk
yang menyebabkan perut masih
konstipasi cembung, nyeri
3. Menentukan jumlah tekan tidak ada.
kalori dan jenis A : konstipasi sudah
nutrisi yang di teratasi
butuhkan untuk P : pertahankan
memenuhi intervensi no 4
persyaratan gizi
4. Menganjurkan
pasien banyak
makan serat dan
buah papaya dan
juga banyak minum
air putih.
3 1. Monitoring TTV S : pasien
2. Memberikan mengatakan rasa
lingkungan yang lelah berkurang
tenang, membatasi O : TD 130/90
pengunjung dan mmHg, suhu 35,70
mengurangi suara C, nadi 68x/menit,
bising respirasi 24x/menit
3. Anjurkan pasien A : intoleransi
istirahat bila aktifitas belum
kelelahan dan teratasi
anjurkan pasien P : lanjutkan
melakukan aktifitas intervensi 1, 2, 3.
semampunya.
26-10-2017 1 1. Melakukan S : pasien
Jam 20.00 pengkajian mengatakan nyeri
44

komprehensif yang dada berkurang,


meliputi lokasi, skala nyeri 2 hanya
kriteria, durasi dan sesekali di rasakan
frekuensi O : pasien tampak
2. Mengevaluasi dan tenang
melakukan teknik A : gangguan rasa
nafas dalam dengan nyaman nyeri belum
pendampingan teratasi
3. Kolaborasi P : lanjutkan
pemberian intervensi nomer 1,
analgetik. 2, 3

3 1. Monitoring TTV S : pasien


2. Memberikan mengatakan rasa
lingkungan yang lelah berkurang
tenang, membatasi O : TD 130/90
pengunjung dan mmHg, suhu 36,80
mengurangi suara C, nadi 76x/menit,
bising respirasi 22x/menit
3. Anjurkan pasien A : intoleransi
istirahat bila aktifitas belum
kelelahan dan teratasi
anjurkan pasien P : lanjutkan
melakukan aktifitas intervensi 1, 2, 3
semampunya.
27-10-2017 1 1. Melakukan S : pasien
Jam 08.00 pengkajian mengatakan rasa
komprehensif yang nyeri sudah hilang
meliputi lokasi, O : pasien tampak
kriteria, durasi dan tenang
frekuensi A : gangguan rasa
2. Mengevaluasi dan nyaman nyeri sudah
melakukan teknik teratasi
nafas dalam dengan P:-
pendampingan
45

3. Kolaborasi
pemberian
analgetik.
3 1. Monitoring TTV S : pasien
2. Memberikan mengatakan rasa
lingkungan yang lelah minimal
tenang, membatasi O : TD 130/80
pengunjung dan mmHg, suhu 36,40
mengurangi suara C, nadi 80x/menit,
bising respirasi 22x/menit
3. Anjurkan pasien A : intoleransi
istirahat bila aktifitas teratasi
kelelahan dan P:-
anjurkan pasien
melakukan aktifitas
semampunya.

G. EVALUASI
Tanggal/Jam EVALUASI PARAF
25-10-2017 S:
Jam 06.00  pasien mengatakan nyeri dada sedikit berkurang
 pasien mengatakan belum BAB
 pasien mengatakan masih lelah jika ke kamar
mandi
O:
 pasien masih tampak sedikit meringis
 Bising usus 5x/menit terdengar lemah, bentuk
perut masih cembung, masih ada nyeri tekan dan
teraba keras.
 TD 130/90 mmHg, suhu 35,80 C, nadi 72x/menit,
respirasi 24x/menit
 Pasien masih tampak kelelahan saat di ajak
berbicara
A:
 gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi
46

 konstipasi belum teratasi


 intoleransi aktifitas belum teratasi
P:
 lanjutkan intervensi gangguan rasa nyaman nyeri
no 1, 2, 3
 lanjutkan intervensi konstipasi nomer 1 dan 3
 lanjutkan intervensi intoleransi aktifitas no 1, 2,
3
I:
 melakukan implementasi gangguan rasa nyaman
nyeri no 1, 2, 3
 melakukan implementasi konstipasi nomer 1 dan
3
 melakukan implementasiintoleransi aktifitas no
1, 2, 3
E : gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi,
konstipasi belum teratasi, intoleransi aktifitas belum
teratasi
26-10-2017 S:
Jam 06.30  pasien mengatakan nyeri dada berkurang, skala
nyeri masih 3
 pasien mengatakan sudah BAB
 pasien mengatakan rasa lelah berkurang
O:
 pasien tampak sedikit tenang
 Bising usus 8x/menit, bentuk perut masih
cembung, nyeri tekan tidak ada.
 TD 130/90 mmHg, suhu 35,70 C, nadi 68x/menit,
respirasi 24x/menit
A:
 gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi
 konstipasi sudah teratasi
 intoleransi aktifitas belum teratasi
P:
 lanjutkan intervensi nomer 1, 2, 3
 pertahankan intervensi no 4
47

 lanjutkan intervensi 1, 2, 3
I:
 melakukan implementasigangguan rasa nyaman
nyeri nomer 1, 2, 3
 pertahankan implementasikonstipasi no 4
 lanjutkan implementasi 1, 2, 3
E : gangguan rasa nyaman nyeri belum teratasi,
intoleransi aktifitas belum teratasi sedangkan konstipasi
sudah teratasi
27-10-2017 S:
Jam 08.00  pasien mengatakan rasa nyeri sudah hilang
 pasien mengatakan rasa lelah minimal
O:
 pasien masih tampak tenang
 TD 130/80 mmHg, suhu 36,40 C, nadi 80x/menit,
respirasi 22x/menit
A:
 gangguan rasa nyaman nyeri sudah teratasi
 intoleransi aktifitas teratasi
P:-
I :-
E : gangguan rasa nyaman nyeri dan intoleransi aktifitas
sudah teratasi
48

BAB IV
PEMBAHASAN

A. Nyeri dada
Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak ditemukan pada
penyakit jantung. Diagnosa yang tepat sangat tergantung dari pemeriksaan fisik yang
cermat, pemeriksaan khusus lainnya serta anamnesa dari sifat nyeri dada mengenai
lokasi, penyebaran, lama nyeri serta faktor pencetus yang dapat menimbulkan nyeri
dada.
Pada kasus ini pasien mengeluh nyeri dada sebelah kiri dengan yang menjalar
ke punggung dan ke bahu serta tangan sebelah kiri, pasien juga memiliki riwayat
penyakit jantung, menurut penuturan pasien sebelum dirawat pasien dianjurkan untuk
pemasangan stent, namun pasien tidak mau. Adanya nyeri dada yang dirasakan pasien
kasus ini karena adanya penyempitan di pembuluh darah koroner. Sehingga aliran
darah ke jantung menurun, maka terjadi iskemik mookard akibat suplai darah dan
oksigen yang berkurang yang mengakibatkan terjadinya metabolisme anaerob yang
menghasilkan peningkatan produksi asam laktat sehingga menimbulkan rasa nyeri.
Intervensi yang dilakukan pada kasus ini yaitu dengan mengajarkan teknik
nafas dalam, dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik sesuai dengan
dosis yang diperlukan. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam nyeri
yang dirasakan pasien berkurang dengan skala nyeri 2, pasien masih dilakukan
observasi dan dilakukan tindakan intervensi keperawatan yang sama dan setelah 3 x 24
jam masa perawatan di RS gangguan rasa nyaman nyeri pada pasien sudah teratasi.
49

B. Konstipasi
Konstipasi adalah kesulitan buang air besar dengan konsistensi feses yang padat
dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 hari sekali yang menyebabkan
ketidaknyamanan pada pasien (Van den Berg dkk., 2007). Proses defekasi normal
memerlukan keadaan anatomi dan inervasi normal dari rektum, otot puborektal dan
sfingter ani. Rektum adalah organ sensitif yang mengawali proses defekasi, tekanan
pada dinding rektum akan merangsang sistam saraf intrinsik rektum dan menyebabkan
relaksasi sfingter ani interna, yang dirasakan sebagai keinginan untuk defekasi.
Sfingter anal eksterna kemudian menjadi relaksasi dan feses dikeluarkan mengikuti
peristaltik kolon melalui anus. Relaksasi sfingter tidak cukup kuat, maka sfingter ani
eksterna dibantu otot puborektal akan berkontraksi secara refleks dan refleks sfingter
interna akan menghilang, sehingga keinginan defekasi juga menghilang (Van Der Plas
dkk., 2000; Degen dkk., 2005; Bu LN dkk., 2007).
Pada kasus ini, selama di RS pasien tidak pernah makan makanan yang
mengandung tinggi serat, selain itu pada pasien jantung adanya immobilitas, sehingga
terjadi obstruksi saluran cerna yang mengakibatkan pergerakan peristaltik usus
menurun yang ditandai dengan bising usus 5x permenit terdengar lemah, yang dapat
mengakibatkan proses defekasi yang tidak lancar sehingga terjadinya penumpukan
feses dan menyebabkan feses mengeras yang kemudian berakibat pada spasme sfingter
ani. Feses yang terkumpul di rektum dapat menyebabkan dilatasi rektum. Peningkatan
volume feses pada rektum menyebabkan kemampuan sensorik rektum berkurang
sehingga retensi feses makin mudah terjadi.
Salah satu faktor risiko yang berhubungan dengan konstipasi yaitu
ketidakcukupan asupan serat dan cairan harian dan riwayat penyakit kronis. Asupan
serat merupakan faktor penting penyebab konstipasi. Pada kasus ini intervensi yang
dilakukan adalah menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan yang tinggi
serat untur memperlancar proses BAB. Jumlah cairan yang dibutuhkan agar feses
bertambah lunak diperkirakan 6-8 gelas per hari. Jumlah cairan yang dikonsumsi
50

mempengaruhi konsistensi tinja. Penambahan cairan pada kolon dan masa tinja
membuat pergerakan usus menjadi lebih lembut dan mudah dilalui. namun pada kasus
ini pemasukan cairan harus seimbang dan perlu perhatian khusus karena pasien
memiliki penyakit jantung, yang apabila asupan cairan kedalam tubuh berlebih maka
bisa terjadi penumpukan cairan di tubuh yang dapat mengekibatkan edema. Pada saat
di lakukan tindakan keperawatan selama 2x 24 jam pasien mengatakan sudah BAB,
dengan bising usus 8x/menit dan tidak ada nyeri tekan, sehingga konstipasi pada pasien
sudah teratasi.

C. Intoleransi Aktivitas
Intoleransi aktivitas merupakan suatu diagnosa yang lebih mentikberatkan
respon tubuh yang tidak mampu untuk bergerak terlalu banyak karena tubuh tidak
mampu memproduksi energi yang cukup. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa,
untuk bergerak, kita membutuhkan sejumlah energi. Pembentukan energi dilakukan di
sel, tepatnya di mitokondria melalui beberapa proses tertantu. Untuk membentuk
energi, tubuh memerlukan nutrisi dan CO2.
Pada kondisi tertentu, dimana suplai nutrisi dan O2 tidak sampai ke sel, tubuh
akhirnya tidak dapat memproduksi energi yang banyak. Jadi, apapun penyakit yang
membuat terhambatnya/terputusnya suplai nutrisi dan O2 ke sel, dapat mengakibatkan
respon tubuh berupa intoleransi aktifitas.
Perbedaan orang sehat dengan yang mengalami intoleransi aktivitas adalah
ketika mereka melakukan suatu gerakan. Bagi orang normal, berjalan dua tiga meter
tidak merasa lelah, akan tetapi bagi pasien yang mengalami intoleransi, bergerak atau
berjalan sedikit saja nafasnya sudah terengah-engah. Sudah kelelahan. Karena
tubuhnya tidak mampu memproduksi energi yang cukup untuk bergerak. Jadi, apapun
penyakit yang membuat terhambatnya/terputusnya suplai nutrisi dan O2 ke sel, dengan
kata lain mengganggu pembentukan energi dalam tubuh, dapat menimbulkan respon
tubuh berupa intoleransi aktifitas.
51

Pada pasien gagal Jantung – Jantung bertugas untuk memompa darah ke


seluruh tubuh, apabila jantung mengalami gangguan, maka darah yang membawa O2
dan nutrisi menjadi berkurang jumlahnya.sehingga produksi energi menjadi berkurang.
Maka intervensi yang dilakukan pada kasus ini adalah dengan membatasi aktifitas yang
membuat pasien terlalu lelah, dan menganjurkan untuk istirahat pada saat merasa lelah
dan melakukan aktifitas semampunya. Pada saat dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam pasien mengatakan tidak terlalu lelah dan sudah merasa membaik,
dan mampu melakukan aktifitas yang ringan seperti memenuhi kebutuhan dasar
manusia dengan mandiri sehingga intoleransi aktifitas sudah teratasi.

Anda mungkin juga menyukai