Anda di halaman 1dari 7

ASKEP DBD

NO. DOKUMEN NO. REVISI HAL


RSU. ST MADYANG
JL.A.KAMBO NO. 87
PALOPO

STANDAR ASUHAN TGL. TERBIT Ditetapkan,


KEPERAWATAN Direktur RSU ST. Madyang Kota
Palopo

dr. H. A. Thamrin Jufri, M.Kes

1. Demam Berdarah Dengue (Dengue Haemorrhagic Fever) ialah


PENGERTIAN suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus)
yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti (Suriadi, 2001 : 57)
2. Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat
yang sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh
permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan pada kasus berat,
sindrom syok kehilangan protein.(Nelson, 2000 : 1134)
Virus dengue serotipe 1, 2, 3, dan 4 yang ditularkan melalui
ETIOLOGI vektor nyamuk Aedes Aegypti. Infeksi dengan salah satu
serotipe akan menimbulkan antibodi seumur hidup terhadap
serotipe bersangkutan tetapi tidak ada perlndungan terhadap
serotipe lain.
- Ciri-ciri nyamuk Aedes Aegypti
Badannya kecil, warnanya hitam dan berbelang-belang,
menggigit pada siang hari, badannya datar saat hinggap,
hidup di tempat-tempat yang gelap (terhindar dari sinar
matahari, jarak terbangnya kurang dari 100 M dan senang
menggigit manusia). Aedes Aegypti betina mempunyai
kebiasaan berulang (multi diters) yaitu menggigit beberapa
orang secara bergantian dalam waktu singkat
ASKEP DBD

NO. DOKUMEN NO. REVISI HAL


RSU. ST MADYANG
JL.A.KAMBO NO. 87
PALOPO

Menurut patokan dari WHO pada tahun 1975, diagnosa


TANDA DAN GEJALA DBD (DHF) harus berdasarkan adanya gejala klinik sebagai
berikut :
1. Demam tinggi mendadak dan terus menerus selama 2-7
hari (tanpa sebab jelas).
2. Manifestasi perdarahan: paling tidak terdapat uji turnikel
positif dari adanya salah satu bentuk perdarahan yang lain
misalnya positif, ekimosis, epistaksis, perdarahan yang
lain misalnya petekel, ekimosis, epistaksis, perdarahan
gusi, melena, atau hematomesis.
3. Pembesaran hati (sudah dapat diraba sifat permulaan
sakit).
4. Syok yang ditandai nadi lemah, cepat, disertai tekanan nadi
yang menurun (menjadi 20 mmHg atau kurang), tekanan
darah menurun (tekanan sistolik menurun sampai 80
mmHg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan
lembab terutama pada ujung hidung, jari dan kaki, pasien
menjadi gelisah, timbul sianosis disekitar mulut.

1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan


ASUHAN proses infeksi virus.
KEPERAWATAN 2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan
demam.
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
4. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
perdarahan.
ASKEP DBD

NO. DOKUMEN NO. REVISI HAL


RSU. ST MADYANG
JL.A.KAMBO NO. 87
PALOPO

5. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan


keletihan, malaise sekunder akibat DHF.
6. Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi pasien
yang memburuk dan perdarahan yang dialammi pasien.

INTERVENSI DX 1 Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) b/d proses infeksi


virus
1. Monitor temperatur tubuh
2. Observasi tanda-tanda vital (suhu, tensi, nadi, pernafasan
tiap 3 jam atau lebih sering).
3. Anjurkan pasien untuk minum banyak 1 ½ -2 liter dalam
24 jam.
4. Berikan kompres dingin
5. kolaborasi pemberian antipiretik sesuai program tim medis

DX 2 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan


peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah
dan demam.
1. Kaji keadaan umum pasien
2. Observasi tanda-tanda syok (nadi lemah dan cepat, tensi
menurun akral dingin, kesadaran menurun, gelisah)
3. Monitor tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-
ubun cekung produksi urin turun).
4. Berikan hidrasi peroral secara adekuat sesuai dengan
kebutuhan tubuh.
5. Kolaborasi pemberian cairan intravena RL, glukosa 5%
dalam half strenght NaCl 0,9%, Dextran L 40.
f.
ASKEP DBD

NO. DOKUMEN NO. REVISI HAL


RSU. ST MADYANG
JL.A.KAMBO NO. 87
PALOPO

DX 3 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
1. Monitor intake makanan
2. Memberikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan.
3. Sajikan makanan yang menarik, merangsang selera dan
dalam suasana yang menyenangkan.
4. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi sering.
5. Timbang BB setiap hari.
6. Konsul ke ahli gizi.

DX 4 Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan


perdarahan.
1. Kaji dan catat tanda-tanda vital (kualitas dan frekuensi
nadi, tensi, capilary reffil)
2. Kaji dan catat sirkulasi pada ekstrimitas (suhu kelembaban,
dan warna).
3. Nilai kemungkinan kematian jaringan pada ekstrimitas
seperti dingin, nyeri, pembengkakan, kaki.

DX 5 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan


keletihan, malaise sekunder akibat DHF.
1. Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan memberi
rentang nyeri (0-10).
2. Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien
terhadap nyeri.
3. Berikan posisi yang nyaman dan ciptakan suasana ruangan
yang tenang.
4. Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian
pasien dari rasa nyeri dengan mainan, membaca buku
ASKEP DBD

NO. DOKUMEN NO. REVISI HAL


RSU. ST MADYANG
JL.A.KAMBO NO. 87
PALOPO

cerita.
5. Kolaborasi pemberian obat-obatan analgesik.

DX 6 Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi pasien


yang memburuk dan perdarahan yang dialami pasien.
1. Kaji rasa cemas yang dialam oleh pasien.
2. Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa
cemasnya.
3. Gunakan komunikasi terapeutik
4. Jaga hubungan saling percaya dari pasien dan keluarga.
5. Jawab pertanyaan daripasien/ keluarga dengan jujur dan
benar
ASKEP DBD

NO. DOKUMEN NO. REVISI HAL


RSU. ST MADYANG
JL.A.KAMBO NO. 87
PALOPO

DX 1 Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) b/d proses infeksi


CATATAN virus
PERKEMBAGAN S:
O:
A:
P:

DX 2 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan


peningkatan permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah
dan demam.
S:
O:
A:
P:

DX 3 Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan


berhubungan dengan mual, muntah, anoreksia.
S:
O:
A:
P:

DX 4 Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan


perdarahan.
S:
O:
A:
P:
ASKEP DBD

NO. DOKUMEN NO. REVISI HAL


RSU. ST MADYANG
JL.A.KAMBO NO. 87
PALOPO

DX 5 Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan


keletihan, malaise sekunder akibat DHF.
S:
O:
A:
P:

DX 6 Kecemasan ringan berhubungan dengan kondisi pasien


yang memburuk dan perdarahan yang dialami pasien.
S:
O:
A:
P:

Anda mungkin juga menyukai