PENDAHULUAN
Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia salah satu nya adalah
banjir. . Dilihat dari tinjauan frekuensinya sudah tercatat 108 kali (33,3%) dari
seluruh peristiwa bencana. Bencana banjir yang terjadi di Indonesia meliputi
faktor alam dan faktor antropogenik. Faktor utama banjir adalah hujan dengan
intensitas tinggi dan berlangsung lama. Adapun faktor lain yang memberikan
kontribusi terhadap bencana banjir yaitu lemahnya pengawasan terhadap
penggunaan lahan (landuse) pada zona-zona yang rentan bencana banjir. Hal
tersebut menunjukkan rendahnya efektivitas instrumen penataan ruang dalam
mengatasi banjir seperti yang terjadi di Kota Bandar Lampung.
Pada penelitian ini dilakukan analisa daerah rawan banjir melalui
pendekatan kajian hidrologi, serta untuk memperluas kajian area bencana
digunakan sistem informasi geografis untuk memperoleh peta rawan banjir di
Kota Bandar Lampung. Adapun perangkat lunak yang digunakan adalah
ArcGIS10.1.
(SIG) sangat umum dikenal di bidang ini. Sistem Informasi Geografis (SIG)
merupakan salah satu kajian bidang dalam disiplin ilmu geografi. Sistem
Informasi Geografis (SIG) juga merupakan suatu komponen yang terdiri dari
perangkat lunak, perangkat keras, data geografis, dan sumber daya manusia yang
dari lima komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
air dengan diameter 0.5 mm atau lebih. Curah hujan merupakan ketinggian air
hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap
merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan kondisi permukaan dalam
yang akan diproses oleh permukaan lahan untuk menghasilkan suatu keluaran
(Raharjo, 2010).
SIG adalah suatu teknologi baru yang pada saat ini menjadi alat
atribut dan spasial. Secara umum, terdapat dua jenis data yang dapat
digunakan untuk merepresentasikan atau memodelkan fenomena-fenomena
yang terdapat di dunia nyata. Data pertama adalah jenis data yang
Jenis data ini sering disebut sebagai data posisi, koordinat, ruang atau spasial,
dimensi waktunya. Jenis data ini sering disebut sebagai data atribut atau data
Menurut Star dan Estes (1990) dalam Barus dan Wiradisastra (2000), SIG
adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bakerja dengan data
yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi. Dengan kata lain, suatu SIG
adalah suatu sistem database dengan kemampuan khusus untuk data yang
SIG dapat diasosiasikan sebagai peta yang berorde tinggi, yang juga
analog, (2) cara terkomputer atau lebih sering disebut cara otomatis, yang
digital. SIG manual biasanya terdiri dari beberapa unsur data termasuk peta-
peta lembar material transparasi untuk tumpang-tindih. Foto udara dan foto
waktu (bersifat dinamis), sejalan dengan perubahan gejala alam dan gejala
dan teruji.
yang terdapat dalam GIS yaitu perangkat keras, perangkat lunak dan
keras.
layar monitor atau dicetak untuk bahan laporan (dalam bentuk peta atau
gambar).
Tingkat
Kepentinga Definisi Keterangan
n
1 Sama Pentingnya Kedua elemen mempunyai pengaruh yang
sama
3 Sedikit lebih Pengalaman dan penilaian sangat memihak
penting satu elemen dibandingkan dengan
pasangannya
5 Lebih penting Satu elemen sangat disukai dan secara praktis
dominasinya sangat nyata,dibandingkan
dengan elemen pasangannya
7 Sangat penting Satu elemen terbukti sangat disukai dan
secara praktis dominasinya sangat nyata,
dibandingkan dengan elemen pasangannya
9 Mutlak lebih Satu elemen terbukti mutlak lebih disukai
penting dibandingkan dengan pasangannya, pada
keyakinan tertinggi
2,4,6,8 Nilai tengah Diberikan bila terdapat keraguan penilaian
diantara dua tingkat kepentingan yang
berdekatan
Penilaian untuk perbandingan antara satu kriteria dengan kriteria yang lain
adalah bebas satu sama lain sehingga hal ini dapat mengarah pada ketidak-
konsistensian. Saaty (1990) telah membuktikan bahwa indeks konsistensi dari
matrik ber-ordo “n” dapat diperoleh dengan rumus:
Ci = (
Keterangan:
CI adalah indeks konsistensi (Consistency Index)
maks adalah nilai eigen terbesar dari matriks ordo “n”
Nilai eigen terbesar diperoleh dengan menjumlahkan hasil dari perkalian
jumlah kolom dengan eigen vector. Batas ketidak-konsistensian diukur dengan
menggunakan rasio konsistensi (CR), yaitu perbandingan antara indeks
konsistensi (CI) dengan nilai pembangkit random (RI). Nilai ini bergantung pada
ordo matriks n. Rasio konsistensi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Catatan:
Bila nilai CR lebih kecil dari 10%, ketidak-konsistensian pendapat masih
dianggap dapat diterima. Tabel 8. Indeks Random Konsistensi (RI)
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57
1,59
III. METODOLOGI
Kota Bandar Lampung terletak pada 50 20’ sampai dengan 50 30’ lintang selatan
dan 1050 28’ sampai dengan 1050 37’ bujur timur. Letak tersebut berada pada
memiliki luas wilayah 197,22 km² yang terbagi ke dalam 13 Kecamatan dan 98
adalah:
Data sekunder didapatkan dari dinas-dinas setempat yang terkait dengan data
yang diperlukan. Adapun data sekunder yang diperlukan untuk mendukung
Analisa Daerah Rawan Banjir di Kota Bandar Lampung meliputi:
c) Data Curah Hujan, yaitu data pengukuran curah hujan di 49 stasiun hujan di
seluruh Pulau Bangka selama 34 tahun dari BMKG5 Provinsi Bangka
Belitung
Alur penelitian merupakan suatu cara atau langkah yang digunakan untuk
memecahkan suatu permasalahan dengan mengumpulkan, mencatat, mempelajari
dan menganalisa data yang diperoleh. Berikut ini adalah alur yang digunakan
dalam penelitian.
START
IDENTIFIKASI MASALAH
BANJIR
PETA RAWAN BANJIR
HIPOTES SIG
A
HIDROLOGI
METODOLOGI
INTERGRASI
HIDROLOGI dan SIG
PENGOLAHAN DATA
MENGGUNAKAN SIG
ANALISA
LAPORAN
TUGAS AKHIR
END
6) Paimin, Sukresno dan Pramono, 2009, Teknik Mitigasi Banjir dan Tanah
Longsor, TROPENBOS INTERNATIONAL INDONESIA PROGRAME,
Balikpapan
11) Watson Donald, FAIA, DESIGN FOR FLOODING & resilience to climate
change
12) Sudaryoko, Pedoman Penanggulangan Banjir, Departemen Pekerjaan
Umum