Diterjemahkan dari: John Udeani, MD, FAAEM, Assistant Professor, Department
of EmergencyMedicine, Charles Drew University/ UCLA School of
MedicineSinonim dan kata kunci:Syok hemoragik, hipovolemia, exsanguinasi, perdarahan, kehilangan volum darah, pendarahanhebat Latar Belakang: Syok hemoragik adalah suatu kondisi dimana perfusi jaringan menurun dan menyebabkaninadekuatnya hantaran oksigen dan nutrisi yang diperlukan sel. Keadaan apapun yangmenyebabkan kurangnya oksigenasi sel, maka sel dan organ akan berada dalam keadaan syok.Ditingkat multiseluler syok lebih sulit untuk dijelaskan karena tidak semua jaringan dan organsecara klinis terganggu akibat kurangnya oksigen ini. Dekade terakhir ini para klinisi berusahamenjelaskan dan memonitor utilisasi oksigen tingkat intraseluler, yang bermanfaat secarafisiologis dalam menegakkan klinis dan pemeriksaan penunjang apa yang harus dilakukan.Ada 4 kelas syok (dikemukakan oleh Alfred Blalock tahun 1934), sebagai berikut: • Hipovolemik • Vasogenik (septik) • Kardiogenik • Neurogenik Hipovolemik syok sering dijumpai dalam klinis, secara etiologi adalah akibat hilangnya volumsirkulasi, misal: pasien luka tusuk dan trauma tumpul, perdarahan saluran cerna dan perdarahansaat kehamilan. Tubuh sebenarnya punya mekanisme kompensasi terhadap kehilangan ini dalam batas tertentu melalui mekanisme neuronal dan humoral. Dengan pengetahuan tatalaksanatrauma terkini memungkinkan pasien bisa diselamatkan disaat mekanisme kompensasi tubuhtidak memadai. Patofisiologi: Telah diketahui dengan baik respon tubuh saat kehilangan volum sirkulasi. Tubuh secara logisakan segera memindahkan volum sirkulasinya dari organ non vital dan dengan demikian fungsiorgan vital terjaga karena cukup menerima aliran darah. Saat terjadi perdarahan akut, Cardiacoutput dan denyut nadi akan turun akibat rangsang ‘baroreseptor’ di aortik arch dan atrium.Volum sirkulasi turun dan syaraf simpatik ke jantung dan ke organ lain akan teraktivasi.Akibatnya denyut jantung meningkat, terjadi vasokontrisksi dan redistribusi darah dari nonvitalorgan, seperti: di kulit, saluran cerna, dan ginjal. Secara bersamaan sistem hormonal jugateraktivasi akibat perdarahan akut ini. Dimana akan terjadi pelepasan hormon kortikotropin.Yang akan merangsang pelepasan glukokortikoiid dan beta- endorphin. Kelenjar pituitari posterior akan melepas vasopresin, yang akan meretensi air di tubulus distalis ginjal. Kompleks-
Jukstamedulari akan melepas renin, menurunkan ‘mean arterial pressure’,
meningkatkan pelepasan aldosteron dimana air dan natium akan diresorbsi kembali. Hiperglisemia seringterjadi saat perdarahan akut, karena proses glukoneogenesis dan glikogenolisis yang meningkatakibat pelepasan aldosteron dan growth hormon. Katekolamin dilepas kesirkulasi yang akanmenghambat aktifitas dan produksi insulin sehingga gula darah meningkat. Secara keseluruhan bagian tubuh yang lain juga akan melakukan perubahan spesifik mengikuti kondisi tersebut.Terjadi proses autoregulasi yang luar biasa di otak dimana aliran darah akan dipertahankansecara konstan melalui systemic mean- aliran darah arterial arterial dipertahankan dalam rangeyang cukup luas. Ginjal juga mentoleransi penurunan aliran darah sampai 90% dalam waktuyang cepat dan aliran darah pada intestinal akan turun karena mekanisme vasokonstriksi darisplansnik. Pada kondisi tubuh seperti ini pemberian resusitasi awal dan tepat waktu bisamencegah kerusakan organ tubuh tertentu akibat kompensasinya dalam pertahanan tubuh