Anda di halaman 1dari 10

METODE PELAKSANAAN

PENINGKATAN JALAN DESA TOIBA


LOKASI : DESA TOIBA KECAMATAN BUALEMO

A. PENDAHULUAN

Jalan memiliki arti penting bagi setiap orang, dengan tingkat kepentingan yang
berbeda-beda tiap orangnya jalan yang berfungsi menghubungkan suatu tempat
ke tempat lain.

Tipe jalan mengalami perkembangan yang sejalan dengan sejarah peradaban


manusia, dari tipe yang sederhana sampai dengan tipe yang kompleks, dengan
material yang sederhana sampai dengan material yang modern. Jenis jalan yang
terus berkembang dan beraneka ragam mengakibatkan seorang perencana harus
tepat memilih jenis jalan yang sesuai dengan tempat tertentu.

Perencanaan jalan menjadi hal yang penting, terutama dalam menentukan jenis
apa yang tepat untuk dibangun ditempat tertentu dan metode pelaksanaan apa
yang akan digunakan. Penggunaan metode yang tepat, praktis, cepat dan aman,
sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan pada suatu proyek konstruksi.
Sehingga, target 3T yaitu tepat mutu/kualitas, tepat biaya/kuantitas dan tepat
waktu sebagaimana ditetapkan, dapat tercapai.

Untuk mengoptimalkan kegiatan Transportasi perlu dilaksanakan kegiatan


peningkatan jalan dan Dampak yang paling dirasakan oleh masyarakat akan dapat
diminimalkan apabila dilakukan pengelolaan dan penanganan yang tepat. Oleh
sebab itu, pihak Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banggai merasa perlu untuk
segera mengadakan perbaikan permasalahan transportasi tersebut.
a. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan pekerjaan ini adalah melanjutkan pekerjaan peningkatan
jalan sehingga jalur tranportasi dapat optimal kembali atau ditentukan lain
sesuai Maksud dan Tujuan pekerjaan ini dilaksanakan oleh pemilik proyek.
b. Pemberi Tugas
Pemberi Tugas (Owner) adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banggai
c. Sumber Dana
Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan APBD Tahun Anggaran 2015
d. Lokasi Pekerjaan
Lokasi Pekerjaan pada Desa Toiba Kecamatan Bualemo Kabupaten Banggai.
e. Waktu Pelaksanaan
Jangka waktu penyelesaian pekerjaan ini selama 150 (seratus lima puluh) hari
kalender.
f. Pengendalian Mutu Pelaksanaan
Untuk menjamin mutu pekerjaan maka dalam pelaksanaannya akan mengacu
pada spesifikasi teknis yang ada didalam dokumen pengadaan, Berita acara
rapat tinjauan lapangan, addendum (jika ada) dan dikendalikan dengan
Quality Control Plan. Persiapan pelaksanaan merupakan bagian yang penting
untuk dilakukan adalah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah
setempat untuk kendaraan/peralatan proyek dan penjaminan keamanan dan
keselamatan oleh team K – 3 proyek.
g. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Peningkatan Jalan Desa Toiba pada SKPD Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Banggai dengan nilai Pekerjaan Rp. 631.444.000,- (Enam
Ratus Tiga Puluh Satu Juta Empat Ratus Empat Puluh Empat Ribu Rupiah)
dapat dilihat pada uraian singkat pekerjaan dibawah ini:
Pekerjaan jalan terdiri dari pekerjaan umum, pekerjaan tanah, pelebaran
perkerasan dan bahu jalan, perkerasan aspal.

Daftar Peralatan Utama Minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan


ini (sesuai dokumen pengadaan)
Nama Alat Kapasitas Jumlah (unit)

Asphalt Sprayer - 1
Excavator 80-140 HP 1
Wheel Loader 1,0 – 1,6 m3 1
Motor Greder 100 HP 1
Vibrator Roller 8 – 12 Ton 1
Tandem Roller 6 – 8 Ton 1
Dump Truck 3 – 4 Ton 4
Water Tanker 3000 – 4500 l 1
Alat Ukur Theodolith/TS 1

h. Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan


Manajemen Pelaksanaan Pekerjaan ini dikelola oleh team manajemen proyek
yang terdiri dari personal inti. Team manajemen proyek membuat rancangan
urutan pekerjaan mengacu pada denah pentahapan yang ada didalam
dokumen kontrak. Untuk selanjutnya berdasar pada urutan pelaksanaan
pekerjaan tersebut dibuat metode kerja sesuai dengan item pembayaran
sesuai bill of quantity (daftar kuantitas) dimaksudkan untuk mendapatkan
suatu cara pelaksanaan yang effektif dan effisien berdasarkan kondisi
lapangan yang ada dengan tetap mengendalikan resiko selama pelaksanaan
hingga selesai pekerjaan.
i. Pemeliharaan Pekerjaan dan Serah Terima (PHO/FHO)
Sesuai dengan dokumen pengadaan dan dokumen kontrak maka pekerjaan
dapat diserah terimakan jika telah selesai dan sesuai dengan persyaratan
teknis.
Tahapan Serah terima pekerjaan yaitu Serah Terima pertama (disebut PHO)
kemudian diikti dengan pemeliharaan dan perbaikan minor pekerjaan untuk
selajutnya sesuai dengan batas waktu pemeliharaan dan jika pekerjaan telah
dapat diterima dengan baik oleh pemilik proyek maka akan dilakukan Serah
Terima Kedua (disebut FHO). Dengan diterbitnya sertifikat FHO maka seluruh
tanggung jawab diserahkan kepada pemilik proyek dan kontraktor pelaksana
dibebaskan dari segala macam tuntutan.
j. Sosialisasi dan Koordinasi
Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor bersama–sama konsultan pengawas
dan pemilik pekerjaan beserta Instansi terkait melakukan sosialisasi kepada
masyarakat setempat agar masyarakat bisa memahami kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga dapat meminimalisir timbulnya konflik atau presepsi –
presepsi negative dari masyarakat.

B. DIVISI 1. UMUM

1. Mobilisasi
Mobilisasi adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan transportasi
peralatan, tenaga dan bahan yang akan dipergunakan dalam melaksanakan paket
Pekerjaan ini. Kontraktor juga menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan kegiatan ini seperti kantor/barak kerja, papan proyek dan rambu-rambu
yang dapat digunakan sebagai penanda/peringatan kepada pengguna jalan akan
adanya kegiatan perbaikan/peningkatan jalan ini. Kontraktor memperhitungkan
semua biaya yang diperlukan dalam rangkaian kegiatan untuk mendatangkan
peralatan dan mengembalikannya nanti bila pekerjaan telah selesai.

C. DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH

1. Timbunan Pilihan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan untuk
penimbunan kembali yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai
dengan garis, kelandaian dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan Timbunan pilihan digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya
dukung tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika diperlukan di
daerah galian. Timbunan Pilihan Berbutir digunakan sebagai lapisan penopang
(capping layer) pada tanah lunak yang mempunyai CBR lapangan kurang 2% yang
tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan atau stabilisasi, dan lokasi-lokasi
serupa dimana bahan Timbunan Biasa tidak dapat dipadatkan dengan
memuaskan.

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan untuk timbunan biasa dan
memiliki sifat-sifat tertentu seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Timbunan ditempatkan ke permukaan yang telah dipersiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal yang
disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan
tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.

Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke


permukaan yang telah dipersiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Elevasi
dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau
lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui. Seluruh permukaan akhir
timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang
cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.

Timbunan badan jalan pada jalan lama dikerjakan dengan menggunakan


pelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk
lalu lintas.
Urutan Kerja :
a. Wheel Loader memuat ke dalam Dump Truck
b. Dump Truck mengangkut material ke lapangan
c. Material dihampar dengan menggunakan Motor Grader
d. Hamparan material disiram air dengan Watertank Truck (sebelum pelaksanaan
pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller
e. Selama pemadatan sekelompok pekerjan akan merapikan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

2. Penyiapan Badan Jalan


Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah
dasar atau permukaan jalan lama untuk penghamparan pondasi agregat. Tanah
dasar dapat dibentuk dari timbunan biasa, timbunan pilihan atau lapis pondasi
agregat atau tanah asli di daerah galian. Bahan yang digunakan harus sesuai
dengan yang diperintahkan Direksi Pekerjaan dan sifat-sifat bahan yang
disyaratkan untuk bahan yang dihampar dan membentuk tanah dasar seperti yang
dipersyaratkan dalam spesifikasi.

Tahapan pekerjaan penyiapan badan jalan yaitu:


a. Pembersihan lokasi pekerjaan dari material yang dapat menggangu pekerjaan
seperti semak-semak, pepohonan, batu besar, dan material lainnya.
b. Pekerjaan galian yang diperlukan baik dengan menggunakan alat berat maupun
dengan cara manual untuk membentuk tanah dasar sesuai Gambar atau sesuai
dengan petunjuk Direksi Pekerjaan
c. Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum. Untuk tanah yang
mengandung lebih dari 10 % bahan yang tertahan pada ayakan 19 mm,
kepadatan kering maksimum yang diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan
yang berukuran lebih (oversize) tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan.
d. Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum.
e. Tanah Dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung minimum
sebagaimana yang diberikan dalam Gambar, atau sekurang-kurannya
mempunyai CBR minimum 6 % jika tidak disebutkan.

D. DIVISI 4. PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN

1. Timbunan Pilihan
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan untuk
penimbunan kembali yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai
dengan garis, kelandaian dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Pekerjaan Timbunan pilihan digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya


dukung tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika diperlukan di
daerah galian. Timbunan Pilihan Berbutir digunakan sebagai lapisan penopang
(capping layer) pada tanah lunak yang mempunyai CBR lapangan kurang 2% yang
tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan atau stabilisasi, dan lokasi-lokasi
serupa dimana bahan Timbunan Biasa tidak dapat dipadatkan dengan
memuaskan.

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan untuk timbunan biasa dan
memiliki sifat-sifat tertentu seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.

Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
Timbunan ditempatkan ke permukaan yang telah dipersiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal yang
disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-lapisan
tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.

Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke


permukaan yang telah dipersiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan. Elevasi
dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau
lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui. Seluruh permukaan akhir
timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki kelandaian yang
cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.

Timbunan badan jalan pada jalan lama dikerjakan dengan menggunakan


pelaksanaan setengah lebar jalan sehingga setiap saat jalan tetap terbuka untuk
lalu lintas.

Urutan Kerja :
f. Wheel Loader memuat ke dalam Dump Truck
g. Dump Truck mengangkut material ke lapangan
h. Material dihampar dengan menggunakan Motor Grader
i. Hamparan material disiram air dengan Watertank Truck (sebelum pelaksanaan
pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro Roller
j. Selama pemadatan sekelompok pekerjan akan merapikan tepi hamparan dan
level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

E. DIVISI 6. PERKERASAN ASPAL

1. Lapis Resap Pengikat


Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat Penetrasi 60/70, diencerkan dengan
minyak tanah (kerosen). Proporsi minyak tanah yang digunakan sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, atau sesuai menurut Spesifikasi
perbandingan pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus dari 80
bagian minyak per 100 bagian aspal.

Penyiapan Permukaan Yang Akan Disemprot Aspal :


a. Pekerjaan Lapis Resap Pengikat dilaksanakan pada permukaan perkerasan jalan
yang ada, semua kerusakan perkerasan maupun harus diperbaiki menurut dari
Spesifikasi ini.
b. Permukaan yang akan dilapisi dibersihkan dari debu dan kotoran dengan air
Compresor Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan dibersihkan
dengan memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi keduanya.
c. Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat diatas Lapis Pondasi Biasa/pilihan,
permukaan akhir yang telah disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar
dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak akan
diterima.
d. Batas permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprotan
harus diukur dan ditandai. Khususnya untuk Lapis Resap Pengikat, batas-batas
lokasi yang disemprot dan ditandai dengan cat atau benang

Tahap Pelaksanaan :
a. Aspal dan Kerosene dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran
aspal cair
b. Permukaan yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan
menggunakan air compressor.
c. Campuran aspal cair disemprotkan dengan asphalt sprayer ke atas permukaan
yang akan dilapisi.
d. Angkutan aspal dan kerosene menggunakan dump truck.

2. Lapisan Penetrasi Macadam (Permukaan)


Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis permukaan atau lapis pondasi terbuat
dari agregat yang distabilisasi oleh aspal. Pekerjaan ini dilaksanakan dimana
biaya untuk menggunakan campuran aspal panas tidak mencukupi dan/atau
penyediaan instalasi campuran aspal sulit dilaksanakan akibat situasi lingkungan.
Agregat yang digunakan haruslah terdiri dari bahan yang bersih, kuat, awet, bebas
dari lumpur dan benda-benda yang tidak dikehendaki. Agregat yang digunakan
terdiri dari agregat kasar (2/3 – 3/5 cm), agregat pengunci (0,5/1 – 1/2 cm) dan
agregat penutup (Pasir). Aspal yang digunakan adalah aspal penetrasi 60/70.

Tahapan Pelaksanaan :
a. Permukaan dasar dibersihkan dan disemprot aspal cair bilamana diperlukan.
b. Agregat kasar dimuat ke dalam Dump Truck menggunakan Wheel Loader (di
Base Camp)
c. Agregat kasar ditebarkan (manual) sesuai tebal yang diperlukan dan dipadatkan
dengan Three Wheel Roller (6 – 8 Ton) minimum 6 lintasan.
d. Aspal disemprotkan di atas agregat kasar yang telah diratakan menggunakan
aspal sprayer hingga merata.
e. Agregat pengunci ditebarkan dan dipadatkan dengan cara yang sama dengan
pemadatan agregat kasar disusul dengan penebaran agregat penutup.

Luwuk, 27 Juli 2015


CV. TIGA ENAM SEMBILAN

MEITY SANGIAN
Direktris

Anda mungkin juga menyukai