BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dunia dan semakin lama, permasalahan tersebut semakin meningkat. Menurut data
WHO (World Health Organization) pada tahun 2012 jumlah kasus hipertensi ada 839
juta kasus. Kasus ini diperkirakan akan semakin tinggi pada tahun 2025 dengan jumlah
1,15 milyar kasus atau sekitar 29% dari total penduduk dunia.
Jumlah perokok di dunia kini mencapai 1.2 miliar orang dan 800 juta di antaranya
dan belum dapat ditemukan solusinya di Indonesia sampai saat ini. Menurut data WHO
tahun 2011, dari data Rikesdas perokok di indonesia memperlihatkan bahwa pravalensi
perokok tertinggi saat ini terdapat pada kelompok umur 24 - 64 tahun dengan rentang
terbesar di dunia, setelah China dan India. Jumlah perokok di Indonesia mencapai 35
persen dari total populasi, atau sekitar 75 juta jiwa. Belum lagi pertumbuhan prevalensi
perokok pada anak-anak dan remaja yang tercepat di dunia, 19,4 %. Bahkan menurut
yang berusia dibawah 10 tahun, adalah perokok. Atau sekitar 20 juta anak hal tersebut
2
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain meniru orang lain, agar terlihat dewasa,
respon terhadap keingintahuan, efek adiktif nikotin, merasa hebat, agar terlihat bergaya
Di Amerika Serikat. Perokok lebih banyak pada pria (21,5%) dari pada wanita
(17,3%). Merokok adalah penyebab utama kematian yang dapat dicegah di Amerika
Amerika Serikat setiap tahun. Hasil laporan WHO tahun 2008 dengan statistik jumlah
perokok 1,35 miliar orang, Indonesia menempati peringkat ke-3 dalam daftar 10 negara
perokok terbesar di dunia dengan jumlah 65 juta perokok atau 28% per penduduk, di
bawah Cina (390 juta perokok atau 29% per penduduk) dan India (144 juta perokok
≥18 tahun sebesar 25,8 %, tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan
Selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%). Prevalensi
sebesar 9,4 %, yang didiagnosis tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9,5
%. Jadi ada 0,1 % yang minum obat sendiri. Responden yang mempunyai tekanan
darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi sebesar 0.7 %. Jadi prevalensi
hipertensi di Indonesia sebesar 26,5 % (25,8% + 0,7 %). Prevalensi rangking tertinggi
di Provinsi Bangka Belitung (30,9%), Papua yang terendah (16,8)% dan Sulawasi
Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Tak terkecuali
jumlah perokok usia muda. Berdasarkan data terakhir Riset Kesehatan Dasar 2013,
perokok aktif mulai dari usia 10 tahun ke atas berjumlah 58.750.592 orang. "Ini
jumlahnya lebih dari sepuluh kali lipat seluruh penduduk Singapura," ujar Kepala
tersebut terdiri dari 56.860.457 perokok laki-laki dan 1.890.135 perokok perempuan.
Hasil penelitian pun menunjukkan, setiap hari ada 616.881.205 batang di Indonesia
atau 225.161.640.007 batang rokok dibakar setiap tahunnya. Jika harga 1 batang rokok
Rp 1.000, maka uang yang dikeluarkan lebih dari 225 trilyun Rupiah. ( Kemetrian
kesehatan 2015)
Hasil survei rikesdas 2013 penderita hipertensi di Sulawesi utara mencapai 27.1
%. Prevalensi nasional perilaku merokok saat ini dan rerata jumlah batang rokok yang
dihisap menurut provinsi. Perokok saat ini adalah perokok setiap hari dan perokok
kadang-kadang. Secara nasional prevalensi perokok saat ini 29,2% dengan rerata
jumlah rokok yang dihisap 12 batang per hari. Prevalensi perokok saat ini tertinggi di
Kalimantan Selatan (24,2%), Bali (24,9%), Sulawesi Barat (25,3%), Sulawesi Selatan
(25,5%) dan Maluku (25,8%). Sedangkan prevalensi perokok di Sulawesi Utara cukup
tinggi karena hampir mencapai prevalensi Nasional yaitu 28,47%, dan Sulawesi Utara
Pemasukan keungan untuk negara ini sangatlah tinggi karena pada Tahun 2016,
negara mendapatkan keuntungan dari industri rokok mendekati Rp140 trilyun hanya
dari pemasukan penjualan dari rokok saja. Belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai
(PPN) dan Pajak dan Retribusi Daerah (PDRD).Dari semua pemasukan itu,
sangatlah banyak keuntungan dari penjualan rokok tersebut karena dari tiap bungkus
rokok (berisi 16 batang) Sigaret Kretek Mesin (SKM) seharga Rp18.000, rokok yang
dibebankan tiap batangnya sebesar Rp530 (47% sesuai dengan peraturan negara).
Maka untuk 16 batang rokok dalam tiap bungkusnya, sebesar Rp8.480 langsung
Nilai sebesar 9,1%, Rp102 per batang dan Rp1.632 per bungkus. Yang terakhir,
Pajak dan Retribusi Daerah sebesar 10% dari harga rokok tiap batangnya atau Rp848
per bungkus. Total penerimaan negara dari sebungkus rokok seharga Rp18.000
Data yang diperoleh pada tahun 2016 – 2017 di wilayah kerja Puskemas Touluaan
Selatan tepatnya di Desa Bunag dari jumlah penduduk 171 Keluarga di dapati 113
penderita hipertensi dan sudah termasuk Pria dan wanita dan juga lansia. Hasil
pengukuran Tekanan Darah pada Beberapa Pria perokok di dapat 40 perokok aktif yang
mengalami hipertensi dan mereka juga tidak mengetahui kerugian pada rokok dan
bahaya dari rokok. Hal ini merupakan masalah yang perlu diteliti lebih lanjut.
B. Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan perilaku merokok dengan kejadian hipertensi pada pria di Desa
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tenggara.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoriti
Menambah wawasan bagi para pembaca dan sebagai referensi dalam memahami
2. Manfaat Praktis
a. Tempat Penelitian
b. Institusi Pendidikan
c. Peneliti selanjutnya
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan referensi
Hipertensi.
7
totalitas respon, namun semua respon juga sangat tergantung pada karakteristik
seseorang.
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,
mempunyai arti konkrit dari pada jiwa, karena lebih konkrit, perilaku lebih
mudah dipelajari dibandingkan jiwa dan melalui perilaku dapat dikenal jiwa
seseorang. Karakteristik perilaku ada yang terbuka dan ada yang tertutup.
purwanto, 2012).
a. Perilaku Tertutup
terhubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulasi ini
yag terjadi pada orang yang menerima stimulasi tersebut, dan belum dapat
tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh
orang lain.
baru, maka yang terjadi adalah sebagian orang cepat mengalami perubahan
perilaku dan sebagian lamban. Hal ini disebabkan setiap orang mempunyai
Apabila seseorang itu penting bagi kita, maka apapun yang ia katakan dan
c. Sumber-sumber Daya
d. Kebudayaan
perilaku.
10
Ada beberapa jenis perilaku mansia yang dapat ditinjau dari sudut pandang
a. Perilaku tertutup artinya perilaku itu tidak dapat di tangkap melalui indera,
terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sifat yang
b. Perilaku terbuka adalah perilaku yang langsung bisa dapat diobservasi melalui
stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus
c. Perilaku Refektif merupakan perilaku yang terjadi atas reaksi secara spontan
d. Perilaku Non Reflektif perilaku ini dikendalikan atau diatur oleh pusat
kesadaran atau otak, yang terarah kepada objektif, faktual, dan logis
e. Perilaku Afektif adalah perilaku yang berkaitan dengan perasaan atau emosi
5. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tau, dan ini terjadi setelah seseorang
1. Faktor internal: faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensial, minat,
kondisi fisik.
2. Faktor eksternal: faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana.
3. Faktor pendekatan belajar: faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode
dalam pembelajaran.
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai pengingat kembali (recall) terhadap suatu materi yang
2) Memahami (comprehension)
3) Aplikasi
4) Analisis
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
5) Sintesa
6) Evaluasi
a. Sikap (attitute)
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulasi atau objek. Allport (1954) menjelaskan bahwa sikap
1. Menerima (receiving)
2. Merespon (responding)
3. Menghargai (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) praktik ini mempunyai
beberapa tingkatan:
1. Persepsi (perseption)
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
3. Mekanisme (mecanism)
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai
4. Adopsi (adoption)
Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan
tindakan tersebut.
atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung,
1. Kesadaran (awareness)
2. Tertarik (interest)
3. Evaluasi (evaluation)
dirinya. Hal ini berarti sikap responsen sudah lebih baik lagi.
4. Mencoba (trial)
5. Menerima (adaption)
seseorang terutama bagi yang masih belum dewasa dapat dilakukan dengan :
d. Mempertahankan sikap dan kebiasaan orang tua sesuai dengan norma yang
disepakati.
a. Definisi Merokok
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu
ujungnya dan di biarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lain. Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter
pada rokok terbuat dari bahan busa serabut sintesis yang berfungsi menyaring
nikotin. Rokok biasanya dijual dalam bentuk kotak atau kemasan kertas yang
dapat mengakibatkan infeksi pada paru dan telinga serta kanker paru. (Aditama
2006)
Perokok adalah seseorang yang suka merokok, disebut perokok aktif bila
orang tersebut yang merokok secara aktif, dan disebut perokok pasif bila orang
tersebut hanya menerima asap rokok saja, bukan melakukan aktivitas merokok
1. Kandungan Rokok
Menurut Muhibah (2011) racun rokok yang paling utama adalah sebagai
berikut:
a. Nikotin
lebih cepat dan bekerja lebih keras, frekuensi jantung meningkat dan
b. Tar
2. Klasifikasi Perokok
Bustan (2007), membagi perokok dibagi atas tiga kategori, yaitu ringan
(10 batang perhari), sedang (11-20 batang perhari) dan berat (lebih dari 20
Brinkman (IB) dengan rumus: jumlah rata-rata konsumsi rokok perhari (batang)
x lama merokok (tahun), dengan hasil ringan (0-199), sedang (200-599) dan
berat (>600)
3. Kategori Perokok
a. Perokok Pasif
Perokok pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang yang tidak
merokok (pasif smoker). Asap rokok tersebut biasa menjadi polutan bagi
manusia dan lingkungan sekitar. Asap rokok yang terhirup oleh orang-orang
handsmoke
b. Perokok aktif
Perokok aktif adalah orang yang suka merokok (Hasan alwi, 2003:960)
Kemudian menurut M.N.Burstan (1997:86) rokok aktif adalah asap rokok yang
berasal dari isapan perokok (mainstream). Dari perokok aktif ini dapat
3) Perokok berat adalah orang yang merokok lebih dari dua puluh batang
PPOK sudah terjadi pada 15% perokok. Individu yang merokok mengalami
terjadinya kehilangan gigi pada perokok, tiga kali lebih tinggi dibanding
banyak logam dan bahan kimia lainnya yang terdapat dalam asap rokok
wanita. Pada wanita hamil yang merokok, anak yang dikandung akan
5. Jantung Koroner
faktor lain, seperti hipertensi, kadar lemak, gula darah yang tinggi, terhadap
koroner jantung jauh lebih banyak bagi perokok dibandingkan dengan yang
koroner. Sebagai pendorong factor resiko PJK yang lain tentu perokok akan
PJK.
A. Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan di ukur
paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda. Secara umum, seseorang dapat
mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140/90 mmHg.
Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu keadaan di mana tekanan darah
sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg.
tekanan diastole tanpa disertai peningkatan tekanan sistole lebih sering terdapat
pada dewasa muda. Hipertesi dapat pula digolongkan sebagai esensial atau
idiopatik, tanpa etiologi spesifik, yang paling sering dijumpai. Bila ada
B. Etiologi
1. Hipertensi primer
b. Jenis kelamin dan usia; laki-laki berusia 35-50 tahun dan wanita pasca
d. Berat badan/obesitas (25% lebih berat di atas berat badan ideal) juga
tekanan darah (bila gaya hidup yang tidak sehat tersebut tetep
diterapkan).
secara langsung membawa darah ke ginjal. Sekitar 90% lesi arteri renal
fungsi ginjal.
berolahraga)
sementara waktu. Jika stres telah berlalu maka tekanan darah biasanya
3. Klasifikasi Hipertensi
C. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output dengan
total tekanan perifer. cardiac output (curah jantung) diperoleh dari perkalian
antara stroke volume (volume darah yang dipompa dari ventrikel jantung)
oleh sistem saraf otonom dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang
autoregulasi vaskuler.
dijumpai dengan aorta dan dindiing ventrikel kiri. Baroreseptor ini memonitor
Oleh karena itu, refleks kontrol sirkulasi meningkatkan tekanan arteri sistemik
bila tekanan baroreseptor turun dan menurunkan tekanan arteri sistemik bila
tekanan baroreseptor meningkat. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti
mengapa kontrol ini gagal pada hipertensi. Hal ini ditunjukan untuk menaikan
tubuh mengalami kelebihan garam dan air, tekanan darah dapat meningkat
pada ginjal dalam mengekskresikan garam dan air ini akan meningkatkan
Ginjal memproduksi renin, yaitu suatu enzim yang bertindak pada substrak
II, dan kemudian menjadi angiotensin III. Angiotensin II dan III mempunyai
tekanan darah.
tahanan perifer vascular pada hipertensi esensial. Pada tekanan darah tinggi,
mempertahankan perfusi jaringan dalam tubuh yang relatif konstan. Jika aliran
D. Manifestasi klinis
1. Nyeri kepala saat terjaga, terkadang disertai mual dan muntah akibat
dari hipertensi;
3. Ayunan langkah yang tidak mantap karena terjadi kerusakan susunan saraf
pusat;
Pada kasus hipertensi berat, gejala yang dialami pasien antara lain sakit
kesulitan tidur.
27
E. Komplikasi
1. Stroke
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak. Stroke dapat terjadi
terbentuknya aneurisma.
2. Infark miokardium
3. Gagal Ginjal
E. Hipotesis Penelitian
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat Analitik ialah survey yang mencoba menggali
bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi, dengan rancangan cross
fenomena.
1. Waktu
2. Lokasi
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
D. Definisi Operasional
Operaional
72
3.Ringan
≤ 36
1. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pria Perokok di Desa Bunag Kecamatan
perokok aktif.
2. Sampel/sampling
113
n = 1+113𝑥0,052
113
= 114𝑥0,025
113
= 2.85
= 40
Keterangan :
n = Besarnya sampel yang di inginkan
N = Populasi
e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)
(Nursalam, 2008)
Kriteria Inklusi :
F. Instrumen Penelitian
lembar observasi, dimana pada pengukuran ini peneliti mengumpulkan data secara
No Jawaban Skor
1 Selalu 4
2 Sering 3
3 Kadang-kadang 2
4 Tidak pernah 1
Tabel 3 : Instrumen penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
kuesioner serta lembar observasi. Adapun sumber data di klasifikasikan menjadi dua,
yaitu :
1. Data Primer
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari Hukum Tua Desa Bunag kecamatan Touluaan Selatan
H. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah dilakukan berikutnya adalah pengolahan data
1. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban dari kousioner
yang telah diberikan kepada responden dan kemudian dilakukan koreksi apakah
2. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kousioner terhadap tahap-tahap dari
3. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban kousioner
4. Cleaning
Yaitu pengecekan kembali data yang sudah dientri apakah ada kesalahan atau
tidak.
35
I. Jalannya Penelitian
1. Tahap persiapan
proposal.
2. Tahap Pelaksanaan
calon responden.
Hasil pengumpulan data diolah dan disajikan dalam bentuk hasil distribusi
J. Analisa Data
1. Analisa Bivariat
Penelitian analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan lebih dari dua
variabel. Hal ini biasanya dilakukan untuk melihat apakah satu variabel terkait
36
antara dua variabel yang diteliti (Notoadmodjo, 2005). Penelitian ini analisis
Perilaku Merokok dengan Kejadian hipertensi pada Pria jika α ≥ 0.05 artinya
tidak ada hubungan Perilaku Merokok dengan Kejadian hipertensi Pada Pria.
Dengan rumus :
(𝑓0 − 𝑓𝑒)2
𝑥2 = ∑
𝑓𝑒
Keterangan :
x = Chi-Square
∑ = Jumlah
( Notoadmodjo, 2005)
K. Etika Penelitian
1. Informed consent
Tujuan agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengtahui
persetujuan.
hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan pada hasil
penelitian
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Desa Bunag merupakan salah satu desa yang ada di Kabupaten Minahasa Tenggara
kecamatan Touluaan Selatan antara lain desa Kalait, Ranoako, Bunag, Tambelang,
Banga, Suhuyon, Lowatag dengan Jumlah desa sebanyak 7 desa. Desa Bunag
Merupaan Desa yang mempunyai kepalah Desa atau hukum Tua yaitu Ibu Helena
Kalangi, desa Bunag memiliki 171 KK, terdapat 2 jaga yaitu jaga 1 dan 2, terdapat 2
Gereja yaitu gereja GPdI dan GMIM. Desa Bunag memiliki mayoritas pekerjaan yaitu
Tani dan di desa Bunag juga tidak terdapat pelayanan kesehatan seperti puskesmas jadi
masyarakakat berobat harus pergi ke Desa Tambelang karena di desa tambelang yang
terdapat Puskesmas dan jarak dari desa Bunag Ke desa Tambelang tidak terlalu jauh
sekitaran < 2KM. Desa Bunag Merupakan mayoritas beragama kriten protestan
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan di Desa Bunag pada bulan Juni tahun 2018 dibagi
menjadi dua, yakni hasil penelitian univariat yaitu untuk mendeskripsikan karakteristik
variabel independen dan variabel dependen dan hasil penelitian bivariat yakni
menggunakan chi-square.
39
Karakteristik Responden
a. Umur
c. Pekerjaan
d. Perilaku Merokok
ditemukan sebagian besar responden dengan perilaku merokok yang berat sebanyak 24
responden (60.0 %)
41
e. Kejadian Hipertensi
Kejadian Hipertensi
Perilaku Total ρ
Berat Sedang
Merokok
N % N % n %
Berat 13 32,5 11 27,5 24 60,0
Sedang 14 35,0 2 5.0 16 40,0 .027
Total 27 67,5 13 32,5 40 100
Tabel 6 menunjukkan peran perilaku dari perokok yaitu perokok berat berjumlah
13 responden (32,5 %) dan perilaku sedang yaitu 11 responden (27,5 %). Kejadian
42
hipertensi yang tergolong berat yaitu 14 responden (35,0 %) dan kejadian hipertensi
yang tergolong sedang yaitu 2 responden (5,0 %). Menurut Harmoko (2012) bahwa
peran adalah seperangkat tingkah laku yang di harapkan oleh orang lain terhadap
Melalui uji chi-square diperoleh nilai α ≤ 0,05 yaitu 0,027. Ini menunjukan bahwa
C. Pembahasan
pembahasan hasil penelitian sesuai dengan variabel yang diteliti, dari hasil penelitian
diperoleh :
1. Perilaku Merokok
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 40 pria perokok yang aktif terdapat 24 orang (60
%). Pria perokok berat dan yang mempunyai perilaku sedang 16 orang (40 %) pria
perokok .
Hal tersebut juga disebabkan oleh beberapa faktor antara lain umur. Tabel 1 pria
perokok rata-rata berumur 40-59 Tahun yaitu pria (75 %). Beberapa pria lanjut usia
yang tergolong memiliki perilaku perokok aktif juga berumur (60-84) yaitu Tahun
(25%). Rentang usia ini kemungkinan pengetahuan dan pengalaman terhadap aplikasi
Pendidikan bila di tinjau sesuai dengan tabel 2 sebagian besar pria perokok
berpendidikan SD yaitu 26 pria (65.0 %). Sesuai dengan pendapat Freidman (2010)
bahwa perilaku dapat di pengaruhi oleh pengetahuan, dengan pendidikan yang baik
maka pengetahuan dan penerimaan informasi akan baik pula. Pendidikan merupakan
upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga dengan pria memiliki pendidikan yang
Pekerjaan bila di tinjau sesuai dengan tabel 3 sebagian besar dari pria perokok
mengenai perilaku yang baik kurang di mengerti dari para renponden sehingga perilaku
tersebut sangat tidak baik apalagi perilaku merokok di mana saja dan kapan saja mereka
merokok. Perilaku merokok juga disebabkan beberapa faktor seperti usia yang rata-rata
serta pendidikan yang kurang , dimana dalam penelitian ini perilaku setiap responden
sudah sangat buruk atau tergolong berat dengan faktor usia juga yang rata-rata pria di
atas 40 tahun
2. Kejadian Hipertensi
orang (67,5 %) pria yang tergolong hipertrensi berat sedangkan 13 orang (32,5 %) pria
yang hipertensi yang tergolong hipertensi sedang. Ditinjau dari pendidikan pria yang
Menururt notoatmodjo . S yang dikutip dari zan Pieter. H. 2010. Perilaku adalah
pikiran, daya ingat, fantasi seseorang. Meskipun perilaku adalah totalitas respon,
namun semua respon juga sangat tergantung pada karakteristik seseorang. Masih
terdapat hipertensi sedang dalam penelitian ini sebanyak 13 responden (32,5 %) yang
petani dimana responden sebagian besar menghabiskan waktu berkebun , faktor lain
juga seperti usia responden di atas 40 tahun dan pendidikan responden kebanyakan
aktif yang mempunyai perilaku perokok Berat dan 67,5 % pria yang mengalalmi
kejadian Hipertensi yang tergolong Berat. Dan uji lebih lanjut menggunakan chi-
square dengan tingkat kepercayaan 95 % terbukti ada Hubungan yang bermakna antara
dengan nilai α ≤ 0,05 (0,027). Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa lebih dari
responden (60 %), hal ini dipengaruhi oleh usia responden yang rata-rata di atas 40
program Studi Ners STIKES Widya Husada Semarang dengan besar sampel 50
≤ 0,05 di dapatkan nilai ρ value 0,026 lebih kecil dari α 0,05 dan hipotesis yang
menyatakan bahwa ada hubungan bermakna antara umur Perilaku Merokok dengan
responden berumur 60-74 tahun dengan jumlah 50 orang (100,0%), responden yang
berumur 75-90 tahun dengan jumlah orang (0,0%) dan yang berumur >90 tahun
berjumlah 0 orang (0,0%). Pada kebanyakan lanjut usia biasanya sering menderita
penyakit hipertensi. Hipertensi merupakan kondisi dimana tekanan sistolik sama atau
46
lebih tinggi dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg yang
terjadi karena menurunnya elastisitas arteri pada proses menua apabila penyakit
tersebut tidak ditangani bisa menyebabkan pada gangguan jantung, ginjal dan
saat menghisap rokok dan menghembuskan asap rokok . Dimana tindakan perokok
tersebut dipengaruhi oleh perilaku, bahwasannya perilaku adalah faktor yang sangat
penting untuk terbentuknya pengetahuan, sikap dan tindakan atau tindakan untuk
merubah perilaku seseorang yang di sengaja, kemudian muncul respon dalam bentuk
sikap terhadap objek yang telah di ketahui dan di sadari sepenuhnya. Perilaku merokok
merupakan hal yang saat tidak baik karna di dalam rokok mengandung 4000 bahan
kimia atau racun antara lain Nikotin, CO dan Tar. Kebiasaan merokok juga dapat
menyebabkan berbagai penyakit antara lain Hipertensi infark miokard, stroke, gagal
jantung, dan gagal ginjal. Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu keadaan di
mana tekanan darah sistolik lebih dari 120mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80
mmHg, Hipertensi merupakan penyakit mematikan atau penyakit silint kiler yang
dimana hipertensi merupakan penyakit yang dipengaruhi berbagai faktor antara lain
seperti Gen, Merokok, Obesitas, Jenis Kelamin. Peningkatan tekanan darah secara
menuurun dan mengakibatkan kerusakan organ tubuh. Hal ini menyebabkan infark
47
miokard, stroke, gagal jantung, dan gagal ginjal ( Ardiansya 2012 ) Penelitian ini
sebagian besar dari responden memiliki perilaku merokok yang berat karena ada
berbagai faktor seperti pekerjaan di mana responden mayoritas memiliki pekerjaan tani
dan sudah menjadi kebiasaan untuk tetap merokok beberapa responden masih
Sehingga dapat di simpulkan seorang perokok yang memiliki kebiasaan merokok juga
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
a. Tempat Penelitian
b. Institusi Pendidikan
Minahasa Tenggara.
c. Peneliti selanjutnya
49
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan