Anda di halaman 1dari 26

Bisoprolol adalah obat penghambat beta (beta blockers) yang digunakan untuk

mengobati beberapa jenis penyakit, seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, angina
pektoris, aritmia, dan gagal jantung.
Bisoprolol bekerja dengan cara mengurangi frekuensi detak jantung dan tekanan otot
jantung saat berkontraksi. Dengan begitu, beban jantung dalam memompa darah ke
seluruh tubuh dapat berkurang. Dengan turunnya tekanan darah, maka stroke dan
serangan jantung dapat dicegah.
Merek dagang: Beta-One, Bipro, Carbisol, Concor, Hapsen

Tentang Bisoprolol
Golongan Penghambat beta

Kategori Obat resep

Manfaat Mengobati hipertensi, angina, aritmia, dan gagal jantung

Dikonsumsi oleh Dewasa

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan


adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi
terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika
besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko
terhadap janin.Belum diketahui apakah bisoprolol diserap ke dalam
Kategori kehamilan ASI atau tidak. Konsultasikan dengan dokter mengenai risiko dan
dan menyusui manfaatnya.

Bentuk obat Tablet

Peringatan:
 Manfaat dan keamanan bisoprolol untuk anak-anak belum diketahui.

 Harap berhati-hati pada penderita asma atau gangguan pernapasan, bradikardia,


diabetes, tekanan darah rendah, gangguan hati, gangguan ginjal,
pheochromocytoma, myasthenia gravis, psoriasis, dan penyakit arteri perifer
 Hindari penggunaan alkohol karena dapat menambah kinerja obat ini dalam menurunkan tekanan
darah.

 Beri tahu dokter jika sedang mengonsumsi obat-obatan lain untuk menghindari interaksi obat
yang tidak diinginkan.

 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.


Dosis Bisoprolol
Untuk pasien dewasa, dosis bisoprolol awal yang diberikan dapat berkisar antara 1,25-10 mg,
satu kali sehari. Dokter dapat memberikan dosis maksimum hingga 20 mg per hari jika
diperlukan. Dosis akan disesuaikan dengan jenis kondisi yang diobati, tingkat keparahannya,
serta respons tubuh terhadap obat.

Mengonsumsi Bisoprolol dengan Benar


Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan bisoprolol sebelum mulai
mengonsumsinya. Obat ini ini dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan, dan sebaiknya
diminum pada pagi hari.

Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk
mengonsumsi bisoprolol pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.

Bagi pasien yang lupa mengonsumsi bisoprolol, disarankan untuk segera melakukannya begitu
teringat jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat,
abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Agar pengobatan berjalan maksimal, sangat penting untuk menaati nasihat dari dokter mengenai
gaya hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, berolahraga secara teratur, dan tidak
merokok.

Pengobatan dengan bisoprolol biasanya berlangsung untuk waktu yang lama. Jangan
menghentikan penggunaan obat ini tanpa bertanya terlebih dahulu kepada dokter untuk
menghindari timbulnya gejala penyakit kembali.

Simpan obat ini pada suhu ruangan dan jauhkan dari udara lembap.

Interaksi Obat
Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi jika menggunakan bisoprolol bersama
dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:

 Berpotensi mengganggu aliran listrik jantung dan meningkatkan efek obat bisoprolol jika
dikonsumsi dengan obat golongan antiaritmia kelas I, seperti lidocaine dan phenytoin.
 Dapat meningkatkan aktivitas saraf simpatik, seperti jantung berdebar jika dikonsumsi
dengan reserpine.
 Meningkatkan risiko terjadinya bradikardia (denyut jantung lambat) jika dikonsumsi
dengan digoxin.
 Dapat menurunkan efektivitas bisoprolol jika digunakan bersama obat golongan obat
antiinflamasi nonsteroid.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Bisoprolol


Sama seperti obat-obat lain, bisoprolol juga berpotensi menyebabkan efek samping. Beberapa
efek samping yang mungkin bisa terjadi setelah mengonsumsi obat ini adalah:

 Pusing.
 Gangguan tidur.

 Bradikardia.

 Diare.

 Infeksi saluran pernapasan.

 Sesak napas.

 Jari tangan dan kaki terasa dingin.

Spironolactone adalah obat yang digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi. Obat ini bekerja
dengan cara menghambat penyerapan garam (natrium) berlebih dalam tubuh dan menjaga kadar kalium
dalam darah agar tidak terlalu rendah, sehingga tekanan darah dapat ditekan. Dengan menurunkan
tekanan darah, spironolactone bermanfaat untuk mencegah stroke, serangan jantung, dan gagal ginjal,
yang merupakan komplikasi dari hipertensi.

Spironolactone juga bermanfaat untuk mengobati pembengkakan akibat penumpukan cairan di


salah satu bagian tubuh (edema) yang disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti gagal jantung
dan penyakit liver.
Selain itu, obat ini juga digunakan untuk mengobati kondisi ketika tubuh terlalu banyak
memproduksi aldosterone (hiperaldosteronisme), yaitu hormon yang diproduksi oleh kelenjar
adrenal yang berfungsi membantu menjaga keseimbangan air dan garam di dalam tubuh.

Merek dagang: Spironolactone, Letonal, Spirolactone, Carpiaton, Spirola, Aldactone

Tentang Spironolactone
Golongan Diuretik hemat kalium, antagonis aldosterone

Kategori Obat resep

Membantu mengobati:
 Tekanan darah tinggi atau hipertensi

 Edema

 Hiperaldosteronisme
Manfaat

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya


efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada
wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat
yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Spironolactone dapat diserap ke dalam ASI. Oleh karena itu, ibu
menyusui disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengonsumsi obat ini, agar dokter dapat mempertimbangkan antara
Kategori kehamilan dan manfaat dengan risikonya.
menyusui

Bentuk obat Tablet

Peringatan:
 Hindari mengonsumsi spironolactone jika memiliki alergi terhadap obat ini.

 Berhati-hatilah dan konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter jika sedang atau berencana
mengonsumsi obat-obatan lain, termasuk produk herba dan suplemen, terutama suplemen yang
mengandung kalium.

 Hindari mengonsumsi spironolactone jika mengalami gangguan kesehatan yang dapat


menyebabkan kadar kalium dalam darah menjadi tinggi, seperti penyakit Addison atau penyakit
ginjal.
 Berhati-hatilah dan konsultasikan kepada dokter jika menderita penyakit hati.

 Beritahu dokter bahwa Anda sedang mengonsumsi spironolactone jika akan menjalani tindakan
operasi, termasuk operasi gigi.

 Hindari mengonsumsi minuman beralkohol ketika sedang menjalani pengobatan dengan


spironolactone.
 Spironolactone menyebabkan pusing dan kantuk. Jangan mengemudi kendaraan,
mengoperasikan mesin, atau melakukan aktivitas lain yang membutuhkan konsentrasi penuh.

 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi spironolactone, segera temui
dokter.

Dosis Spironolactone
Kondisi Usia Dosis

Dosis awal adalah 100 mg per hari.


Selanjutnya dosis dapat ditingkatkan hingga 400 mg per
hari.
Edema Dewasa

Dosis awal adalah 50-100 mg, sekali sehari atau dibagi


menjadi 2 jadwal konsumsi. Dosis dapat disesuaikan
Hipertensi Dewasa setelah 2 minggu.

100-400 mg per hari, tergantung dari kadar natrium dan


Dewasa kalium dalam urine.

Diawali dengan dosis terendah, kemudian dapat


Lansia ditambah jika diperlukan.

3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam


Sirosis dengan edema beberapa jadwal konsumsi. Dosis akan disesuaikan
dan asites Anak-anak dengan respons pasien.

Dewasa 400 mg per hari.

Diawali dengan dosis terendah, kemudian dapat


Lansia ditambah jika diperlukan.
Hiperaldosteronisme
primer 3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam
beberapa jadwal konsumsi. Dosis akan disesuaikan
Anak-anak dengan respons pasien.

100-400 mg per hari. Perawatan jangka panjang tanpa


Dewasa operasi menerapkan dosis efektif terendah.

Diawali dengan dosis terendah, kemudian dosis dapat


Lansia ditambah jika diperlukan.

Perawatan pra operasi 3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam
pada pasien beberapa jadwal konsumsi. Dosis akan disesuaikan
hiperaldosteronisme Anak-anak dengan respons pasien.
Dosis awal: 25 mg, 1 kali sehari, dengan dosis maksimal
Dewasa 50 mg per hari.

Diawali dengan dosis terendah, kemudian dosis dapat


Lansia ditambah jika diperlukan.

3 mg/kgBB per hari, yang dapat dibagi ke dalam


beberapa jadwal konsumsi. Dosis akan disesuaikan
Gagal jantung Anak-anak dengan respons pasien.

Hipokalemia akibat
diuretik Dewasa 25-100 mg per hari.

Mengonsumsi Spironolactone dengan Benar


Pastikan untuk membaca petunjuk pada label kemasan obat dan ikuti selalu anjuran dokter dalam
mengonsumsi spironolactone. Jangan menambah atau mengurangi dosis tanpa seizin dokter.

Spironolactone dapat dikonsumsi dengan makanan atau setelah makan.

Obat ini biasanya diminum sekali sehari, dan waktu terbaik untuk mengonsumsinya adalah
sebelum tengah hari. Setelah mengonsumsi obat ini, Anda akan lebih sering buang air kecil.
Spironolactone tidak disarankan untuk diminum menjelang malam hari karena dapat
mengganggu waktu tidur Anda. Jika diberi dosis 2 kali sehari, dosis terakhir sebaiknya diminum
sebelum pukul 18.00.

Bagi pasien yang lupa mengonsumsi spironolactone, disarankan untuk segera melakukannya
begitu ingat, jika jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan
jangan menggandakan dosis.

Jangan berhenti menggunakan obat ini secara mendadak tanpa konsultasi dengan dokter terlebih
dahulu.

Simpanlah spironolactone di suhu ruangan dalam wadah tertutup, sehingga tidak terkena paparan
sinar matahari secara langsung, dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Obat
Ada beberapa interaksi yang dapat terjadi ketika spironolactone dikonsumsi bersamaan dengan
obat lain. Interaksi tersebut meliputi:
 Meningkatkan risiko hiperkalemia jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan, seperti:
 ACE inhibitor

 Angiotensin II receptor antagonist

 Heparin

 Suplemen kalium

 Meningkatkan risiko gangguan fungsi ginjal jika dikonsumsi dengan ciclosporin atau OAINS.
 Meningkatkan efek racun dari obat lithium.

 Menyebabkan asidosis metabolik dan hiperkalemia jika dikonsumsi dengan colestyramine.


 Berpotensi menyebabkan hipotensi ortostatik jika dikonsumsi dengan phenobarbital.

 Meningkatkan kadar digoxin dalam darah.

Efek Samping Spironolactone


Beberapa efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi spironolactone adalah:

 Pusing dan sakit kepala ringan.

 Mual dan muntah.

 Diare.

 Pembengkakan di payudara.

 Kram pada kaki.

 Impotensi.
Hentikan mengonsumsi spironolactone dan segera hubungi dokter jika merasakan gejala berikut
ini:

 Pusing dan terasa ingin pingsan.

 Jumlah urine menurun atau sedikit.

 Muncul tanda perdarahan saluran cerna, seperti kotoran disertai darah dan muntah darah.

 Kadar kalium rendah yang ditandai dengan gangguan irama jantung, rasa haus, jumlah urine
meningkat, dan otot terasa lemah.

 Muncul tanda ketidakseimbangan elektrolit, seperti kram otot, sering mengalami mati rasa atau
kesemutan, bradikardia, sakit kepala, disorientasi, bicara cadel, dan keseimbangan tubuh
terganggu.
Jika Anda mengalami gejala alergi terhadap spironolactone berupa gatal, sulit bernapas, dan
pembengkakan pada wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan, segera hubungi dokter.

Lihat lebih lanjut mengenai:


 Hipertensi
 Sirosis

Lisinopril adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi (hipertensi). Hipertensi
merupakan penyakit yang dapat berisiko merusak otak, jantung, pembuluh darah, dan ginjal, sehingga
menyebabkan serangan jantung, gagal jantung, stroke, gagal ginjal, dan gangguan penglihatan. Selain
hipertensi, lisinopril digunakan untuk mengatasi gagal jantung pada orang dewasa dan meningkatkan
kualitas hidup penderita pasca serangan jantung.

Lisinopril bekerja dengan cara memperlebar pembuluh darah, sehingga darah dapat mengalir
lebih lancar dan meringankan beban kerja jantung dalam memompa darah.

Merek obat: Inhitril, Interpril, Lapril, Lisinopril Dihydrate, Noperten, Nopril, Odace, Tensinop,
Tensiphar, Zestril

Tentang Lisinopril
Golongan ACE inhibitor

Kategori Obat resep

Manfaat Mengendalikan tekanan darah tinggi dan mengatasi gagal jantung

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak 6 tahun ke atas

Kategori D: terdapat bukti risiko terhadap janin, tetapi besarnya manfaat


yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk
mengatasi situasi yang mengancam jiwa.Lisinopril belum diketahui dapat
Kategori kehamilan diserap ke dalam ASI atau tidak. Bila Anda sedang menyusui, jangan
dan menyusui menggunakan obat ini tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Bentuk Obat Tablet

Peringatan:
 Lisinopril tidak direkomendasikan untuk anak-anak usia di bawah 6 tahun karena manfaat dan
keamanannya belum terbukti.

 Beri tahu dokter jika memiliki alergi terhadap lisinopril atau obat jenis ACE inhibitor lainnya,
seperti enalapril, captopril, perindopril, atau ramipril.
 Beri tahu dokter jika sedang menjalani pengobatan dengan obat hipertensi golongan ARB,
seperti valsartan, serta obat aliskiren atau sacubitril/valsartan.

 Beri tahu dokter jika pernah menderita atau sedang menderita gangguan kesehatan, seperti:

 Penyakit ginjal

 Skleroderma
 Diabetes

 Angioedema

 Lupus

 Aterosklerosis
 Penyakit arteri perifer

 Kardiomiopati
 Stenosis aorta

 Beri tahu dokter bahwa bila sedang mengonsumsi lisinopril sebelum menjalani prosedur operasi,
termasuk operasi gigi.

 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah mengonsumsi lisinopril, segera temui dokter.

Dosis Lisinopril
Kondisi Usia Dosis

Dosis awal adalah 10 mg per hari.Dosis


perawatan adalah 20 mg per hari, dan dapat
ditingkatkan hingga 80 mg per hari jika
Dewasa diperlukan.

Anak-anak 6 tahun ke Dosis awal adalah 0,07 mg/kgBB. Dosis dapat


Hipertensi atas ditingkatkan hingga 5 mg, sekali sehari.

10 mg, sekali sehari. Dosis dapat ditingkatkan


menjadi 20 mg, sekali sehari, hingga mencapai
Nefropati diabetik Dewasa tekanan diastolik <90 mmHg.
Dosis awal adalah 2,5-5 mg per hari. Dosis dapat
ditingkatkan hingga 40 mg per hari, dengan
peningkatan sebesar ≤10 mg dan interval minimal
Gagal jantung Dewasa 2 minggu.

Dosis awal adalah 5 mg, sekali sehari, selama 2


hari, dimulai 24 jam setelah gejala muncul. Dosis
dapat ditingkatkan menjadi 10 mg, sekali
Pasca serangan sehari.Bagi pasien dengan tekanan darah rendah,
jantung Dewasa dosis awal adalah 2,5 mg, sekali sehari.

Mengonsumsi Lisinopril dengan Benar


Ikuti anjuran dokter dan pastikan untuk membaca informasi dan petunjuk pada label kemasan
obat sebelum mengonsumsi lisinopril.

Untuk menurunkan risiko efek samping, dokter mungkin akan mengawali proses pengobatan
dengan dosis rendah dan meningkatkan dosis secara bertahap. Pemberian dosis biasanya
disesuaikan dengan kondisi medis dan respons tubuh terhadap pengobatan.

Lisinopril dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan. Gunakan segelas air untuk menelan
lisinopril. Konsumsilah lisinopril sesuai dosis yang telah ditentukan. Jangan menambah atau
mengurangi dosis tanpa konsultasi dokter terlebih dahulu.

Usahakan untuk mengonsumsi lisinopril pada jam yang sama setiap harinya untuk
memaksimalkan efek obat. Bagi pasien yang lupa mengonsumsi obat ini, dianjurkan untuk
segera melakukannya begitu teringat, jika jeda dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu
dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan menggandakan dosis.

Jangan berhenti mengonsumsi lisinopril secara mendadak atau ketika kondisi dirasa telah lebih
baik, tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Lakukan pemeriksaan tekanan darah secara rutin selama mengonsumsi lisinopril untuk
memantau perkembangan kondisi tubuh. Lisinopril hanya membantu mengendalikan tekanan
darah tinggi, bukan untuk menyembuhkan hipertensi. Ada kemungkinan bahwa pasien perlu
mengonsumsi obat ini seumur hidup untuk menjaga tekanan darah normal.

Pengobatan dengan lisinopril sebaiknya diiringi dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti
mengonsumsi makanan bergizi, berhenti merokok, menjauhi minuman beralkohol, dan
berolahraga secara rutin.
Simpanlah lisinopril pada suhu ruangan dan di dalam wadah tertutup, sehingga tidak terkena
paparan sinar matahari secara langsung, serta jauhkan dari jangkauan anak-anak.

Interaksi Lisinopril dengan Obat Lain


Berikut ini adalah sejumlah interaksi yang dapat terjadi apabila menggunakan lisinopril bersama
dengan obat-obatan lain:

 Meningkatkan efek penurunan tekanan darah dari lisinopril jika digunakan dengan diuretik.
 Lisinopril dapat meningkatkan kadar lithium dalam darah, sehingga meningkatkan efek racun
dari lithium.
 Meningkatkan risiko hiperkalemia jika digunakan dengan suplemen kalium atau diuretik hemat
kalium.
 Dapat meningkatkan risiko kerusakan fungsi ginjal dan menurunkan efek antihipertensi dari
lisinopril jika digunakan dengan obat antiinflamasi nonsteroid.
 Meningkatkan risiko tekanan darah rendah, hiperkalemia, dan gangguan fungsi ginjal, pada
penderita diabetes atau penyakit ginjal, jika digunakan dengan aliskiren.

Efek Samping Lisinopril


Sejumlah efek samping yang mungkin dapat timbul setelah mengonsumsi lisinopril, antara lain
adalah:

 Pusing
 Sakit kepala

 Tekanan darah rendah

 Batuk
 Kelelahan

 Ruam kulit

 Nyeri dada

 Mual atau muntah

 Diare

 Hiperkalemia
 Penyakit ginjal

 Pembengkakan di bagian wajah, bibir, tenggorokan, atau usus (angioedema)


Lihat lebih lanjut mengenai:
 Gagal Jantung
 Hipertensi

Codeine adalah obat golongan analgesik opioid yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri ringan
hingga berat. Obat ini bekerja secara langsung pada sistem saraf pusat untuk mengurangi rasa sakit yang
dialami. Dalam kasus tertentu, codeine juga dapat digunakan untuk meringankan gejala batuk dan
mengobati kondisi diare akut.

Codeine dapat memicu ketergantungan jika tidak dikonsumsi sesuai dengan anjuran dokter.
Pastikan Anda tidak menambah dosis atau menghentikan pengobatan secara mendadak agar
terhindar dari gejala putus obat atau efek samping berbahaya lainnya, seperti napas pendek,
overdosis, atau kematian.

Merek dagang: Codikaf, Codipront, Coditam

Tentang Codeine
Golongan Analgesik opioid

Kategori Obat resep

 Meredakan rasa nyeri ringan hingga berat

 Meringankan gejala batuk

 Mengobati kondisi diare akut


Manfaat

Digunakan oleh Dewasa dan anak-anak usia di atas 12 tahun

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek


samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita
hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang
diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
Kategori D (untuk penggunaan jangka panjang): Ada bukti positif
mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang
Kategori kehamilan diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi
dan menyusui situasi yang mengancam jiwa.

Bentuk obat Tablet dan suntik


Peringatan:
 Hindari mengonsumsi codeine jika Anda menderita gangguan pada saluran pernapasan, seperti
asma atau hiperventilasi, atau jika menderita penyumbatan pada usus atau lambung.

 Waspada bagi pengguna yang memiliki penyakit ginjal, penyakit hati, penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK), apnea tidur, hipertensi, trauma kepala, memiliki tumor otak, kelainan mental,
kelainan pada pankreas, pembengkakan pada prostat, kesulitan buang air kecil, myasthenia
gravis, kelainan kelenjar adrenal (misalnya penyakit Addison), atau gangguan tiroid.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah mengalami ketergantungan narkoba atau alkohol,
sedang mengonsumsi obat-obatan sedatif seperti diazepam, atau sedang menjalani pengobatan
untuk depresi, penyakit Parkinson, pusing dan migrain, infeksi serius, atau mual dan muntah.
 Bagi anak-anak di bawah usia 18 tahun yang baru menjalani operasi amandel atau kelenjar getah
bening (adeniod), disarankan untuk tidak mengonsumsi codeine, kecuali diinstruksikan dokter.

 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis setelah menggunakan codeine, segera temui dokter.

Dosis Codeine
Dokter akan menyesuaikan dosis codeine dengan kondisi dan respons pasien terhadap
pengobatan ini. Berikut adalah dosis yang umumnya disarankan untuk codeine bentuk oral atau
tablet:

Kondisi Dosis

Dewasa: 15-60 mg tiap 4 jam. Dosis maksimal


per hari adalah 360 mg. Anak-anak di atas 12
tahun: 0.5-1 mg/kgBB yang diberikan tiap 4
atau 6 jam. Maksimal dosis per hari adalah 240
Nyeri ringan hingga berat mg.

Dewasa: 15-30 mg tiap 3-4 jam. Anak-anak: 3


mg untuk anak usia 2-5 tahun, dan 7.5-15 mg
untuk anak usia 6-12 tahun. Dosis umumnya
Gejala batuk diberikan tiap 3-4 jam.

Diare akut Dewasa: 15-60 mg tiap 3-4 jam.

Bagi yang memerlukan pengobatan menggunakan codein suntik, dosis akan disesuaikan oleh
dokter dengan kondisi pasien di rumah sakit.

Menggunakan Codeine dengan Benar


Ikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi codeine. Obat ini bisa diminum sebelum atau sesudah
makan. Telan obat secara langsung dengan menggunakan air putih. Jika Anda merasa mual, obat
dapat dikonsumsi dengan bantuan susu atau pada saat makan.

Pastikan Anda minum 8 gelas air putih setiap hari saat menjalani pengobatan dengan codein
untuk menghindari konstipasi.

Konsumsilah codeine sesuai dengan dosis yang diberikan dokter. Jangan menambah atau
mengurangi dosis tanpa berkonsultasi terlebih dahulu karena berpotensi memicu efek samping
berbahaya, seperti gejala putus obat hingga overdosis.

Disarankan untuk tidak mengonsumsi alkohol saat menjalani pengobatan ini guna menghindari
efek samping.

Codeine dapat menyebabkan efek kantuk dan pusing. Disarankan untuk tidak mengemudi atau
mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi obat ini.

Jika Anda lupa mengonsumsi codeine, disarankan untuk segera melakukannya jika jeda dengan
jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan
menggandakan dosis.

Interaksi Obat
Berikut ini adalah beberapa risiko yang mungkin terjadi jika menggunakan codeine bersamaan
dengan obat-obatan tertentu, di antaranya:

 Dapat menimbulkan efek tambahan yang berpotensi fatal jika dikonsumsi bersama dengan obat
penghambat enzim monoamine oxidase inhibitor (MAOI).

 Meningkatkan efek depresan jika digunakan dengan obat-obatan golongan anestesi, asam
trikloroasetat (TCA), ansiolitik, hipnotik, dan antipsikotik.

 Dapat mengubah efek komposisi senyawa lainnya seperti mexiletine, metoclopramide,


dan domperidone.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Codeine


Berikut adalah beberapa efek samping yang dapat dirasakan setelah mengonsumsi codeine:

 Pusing, limbung.
 Mulut kering.

 Mual dan muntah.

 Kehilangan nafsu makan.

 Mudah merasa lelah.

 Konstipasi.

 Merasa nyeri pada perut.

 Muncul ruam ringan pada kulit.

Segera temui dokter jika Anda mengalami efek samping sebagai berikut setelah menggunakan
codein:

 Demam.

 Meriang atau gemetar.

 Sulit tidur.

 Denyut jantung tidak beraturan.

 Napas pendek atau tidak beraturan.

 Berkeringat secara tidak wajar.

 Kulit atau mata menguning.

 Penglihatan buram atau ganda.

 Perubahan pada perilaku.

 Kejang-kejang.

 Gangguan pada sirklus menstruasi.

 Impotensi atau kemandulan.

 Pingsan.

Lihat lebih lanjut mengenai:


 Batuk-batuk

SARAF
Cetirizine adalah obat golongan antihistamin yang dapat digunakan untuk mengatasi gejala-
gejala alergi, sseperti pilek, hidung tersumbat, mata berair, bersin-bersin, rasa gatal pada mata
atau hidung, serta ruam pada kulit.
Cetirizine bekerja dengan cara menghalangi kerja senyawa histamin yang diproduksi oleh tubuh.
Senyawa inilah yang menyebabkan gejala alergi. Meskipun begitu, cetirizine tidak dapat
digunakan untuk mencegah biduran atau untuk mencegah dan mengatasi reaksi alergi yang parah
seperti syok anafilaktik.
Merek dagang: Alergine, Capritazin, Cerini, Cetinal, Cetrol, Cetymin, Estin, Falergi, Hislorex,
Intrizin, Lerzin, Ozen, Ritez, Ritez FT, Rybest, Ryvel, Ryzen, Simzen, Tiriz, Yarizine, Zenriz,
Zine

Tentang Cetirizine
Golongan Antihistamin (antialergi)

Kategori Obat resep

Manfaat Meredakan gejala alergi

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak di atas usia 2 tahun

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan


Kategori kehamilan dan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada
menyusui wanita hamil

Bentuk obat Tablet, kapsul, tablet kunyah, serbuk larut (puyer), sirop

Peringatan:
 Bagi anak-anak dan wanita yang sedang hamil, menyusui, atau berencana hamil, sesuaikan dosis
dan frekuensi pemakaian cetirizine dengan anjuran dokter.

 Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal, gangguan hati, diabetes, dan porfiria, atau
memiliki alergi terhadap obat-obatan golongan antihistamin.
 Usahakan untuk tidak mengemudi atau mengoperasikan alat berat selama menjalani pengobatan
dengan cetirizine, karena obat ini dapat menimbulkan kantuk.

 Hentikan penggunaan obat ketika gejala telah membaik.

 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera hubungi dokter.

Dosis Cetirizine
Dosis penggunaan cetirizine berbeda-beda untuk tiap pasien. Dokter akan menyesuaikan takaran
sesuai usia, riwayat kesehatan, dan reaksi tubuh pasien terhadap obat. Tabel berikut ini akan
menjelaskan dosis yang umumnya dianjurkan.

Usia (tahun) Takaran (miligram) Frekuensi per hari

>12 10 1 kali

6-12 5 2 kali

2-6 2,5 2 kali

Mengonsumsi Cetirizine dengan Benar


Baca keterangan pada kemasan obat sebelum mulai mengonsumsi cetirizine. Pastikan Anda
mengonsumsi obat ini sesuai dengan petunjuk dokter. Cetirizine dapat dikonsumsi sebelum atau
sesudah makan.

Jika Anda mengonsumsi obat ini dalam bentuk cair, gunakanlah takaran dengan sendok khusus
yang disertakan dalam kemasan. Jangan menggunakan sendok makan biasa karena kemungkinan
takarannya berbeda. Anda juga sebaiknya menghindari konsumsi minuman keras selama
menggunakan obat ini karena dapat memperparah potensi efek samping antihistamin.

Bagi pasien yang lupa mengonsumsi cetirizine, disarankan segera melakukannya jika jeda
dengan jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, jangan menggandakan
dosis.

Interaksi Obat
Hindari penggunaan hydroxyzine dan levocetirizin untuk mencegah overdosis, karena kedua
obat tersebut memiliki fungsi yang hampir sama dengan cetirizine.

Hindari mengonsumsi minuman beralkohol karena dapat menggandakan efek samping cetirizine.

Hindari penggunaan cetirizine bersamaan dengan obat penenang karena dapat meningkatkan
efek sedasi.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Cetirizine


Sama seperti pada obat-obatan lainnya, penggunaan cetirizine juga dapat menimbulkan efek
samping. Sejumlah efek samping yang biasanya terjadi setelah seseorang mengonsumsi obat
antihistamin ini adalah:

 Mengantuk

 Pusing

 Lemas dan lelah

 Mual

 Pusing

 Mulut kering

 Iritasi hidung

 Sakit tenggorokan

 Sakit perut

 Diare

Lihat lebih lanjut mengenai:


 Alergi
 Pilek

Ranitidin adalah obat yang dapat digunakan untuk menangani gejala atau penyakit yang
berkaitan dengan produksi asam berlebih di dalam lambung.

Kelebihan asam lambung dapat membuat dinding sistem pencernaan mengalami iritasi dan
peradangan. Peradangan ini kemudian dapat berujung pada beberapa penyakit, seperti tukak
lambung, tukak duodenum, sakit maag, nyeri ulu hati, serta gangguan pencernaan.
Ranitidin bekerja dengan cara menghambat sekresi asam lambung berlebih, sehingga rasa sakit
dapat reda dan luka pada lambung perlahan-lahan akan sembuh.

Selain mengobati, ranitidin juga dapat digunakan untuk mencegah munculnya gejala-gejala
gangguan pencernaan akibat mengonsumsi makanan tertentu. Ranitidin tidak akan menghambat
sekresi enzim pepsin dan serum gastrin, sehingga tidak mengganggu pencernaan.

Merek dagang: Acran, Conranin, Fordin, Radin, Rancus, Ranivel, Rantin, Ratinal, Renatac,
Tyran, Ulceranin, Wiacid, Zantac, Zantifar
Tentang Ranitidin
Golongan Antasida

Kategori Obat Resep

Manfaat Menurunkan sekresi asam lambung berlebih

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan


Kategori kehamilan dan adanya risiko terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada
menyusui wanita hamil.

Bentuk obat Oral dan suntik (intravena atau parenetral).

Peringatan:
 Bagi wanita hamil dan menyusui, sesuaikan dosis dengan anjuran dokter.

 Konsultasikan dosis ranitidin untuk anak-anak dengan dokter.

 Harap berhati-hati bagi penderita gangguan ginjal.


 Harap waspada bagi yang memiliki riwayat perdarahan, sulit menelan, muntah, dan penurunan
berat badan tanpa alasan jelas.

 Penderita yang memiliki riwayat porfiria akut tidak boleh menggunakan ranitidin.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Ranitidin
Dosis pemberian ranitidin secara oral dapat dilihat pada tabel berikut:

Dewasa: 150 mg diberikan 2 jam sebelum pemberian anestesi


Pencegahan sekresi asam general. Dapat pula diberikan pada malam hari sebelumnya.Pada
selama pasien diberikan wanita yang akan melahirkan, dapat diberikan 150 mg sebagai
anestesi general dosis awal dan kemudian diulangi tiap 6 jam.

Dewasa: 300 mg diminum sebelum tidur. Dapat pula digunakan


150 mg dua kali sehari yang dikombinasikan dengan amoxicillin
750 mg dan metronidazole 50 mg sebanyak tiga kali sehari
Infeksi Helicobacter pylori selama 2 minggu.

Dewasa: Dosis awal adalah 300 mg diminum sebelum tidur atau


150 mg dua kali sehari selama 4-8 minggu. Pada penderita ulkus
duodenum dapat diberikan 300 mg dua kali sehari selama 4
Ulkus gastris dan ulkus minggu untuk mempercepat penyembuhan. Untuk memelihara
duodenum jinak kondisi saluran pencernaan pasca penyembuhan ulkus, diberikan
150 mg setiap hari sebelum tidur dengan dosis maksimum 300
mg dua kali sehari.Anak-anak (1 bulan-16 tahun): 4-8 mg/kg
setiap hari dengan dosis dibagi menjadi 2 kali sehari. Dosis
maksimal per hari adalah 300 mg.Untuk memelihara kondisi
saluran pencernaan pasca penyembuhan, diberikan 2-4 mg/kg
setiap hari dengan dosis maksimum 150 mg.

Dewasa: 150 mg dua kali atau tiga kali sehari dengan dosis
Kelainan Hipersekresi maksimal 6 gram per hari.

Dewasa: 150 mg dua kali sehari atau 300 mg yang dikonsumsi


sebelum tidur selama 8 minggu. Pada kasus GERD berat dapat
diberikan 150 mg sebanyak 4 kali sehari selama 12
minggu.Anak-anak (1 bulan-16 tahun): 5-10 mg/kg setiap hari
Penyakit refluks gastro- dibagi menjadi 2 kali konsumsi. Dosis maksimum 300 mg per
esofagus (GERD) hari.

Dewasa: Pada episode dispepsia kronis dapat diberikan 150 mg


2 kali sehari atau 300 mg sebelum tidur selama 6 minggu.Untuk
mengobati dispepsia jangka pendek, 75 mg maksimum 4 kali
sehari. Pengobatan penyakit dispepsia jangka pendek dilakukan
Dispepsia maksimal selama 2 minggu.

Dewasa: 150 mg 4 kali sehari. Sedangkan untuk perawatan,


dosis dapat diberikan sebanyak 150 mg dua kali sehari.Anak-
anak (1 bulan – 16 tahun): 5-10 mg/kg setiap hari yang dibagi
menjadi 2 jadwal konsumsi. Dosis maksimum adalah 600 mg per
Radang esofagus erosif hari.

Dewasa: 150 mg dua kali sehari atau 300 mg yang dikonsumsi


Ulkus yang berkaitan dengan sebelum tidur selama 8-12 minggu. Untuk pencegahan terjadinya
penggunaan obat antiinflamasi ulkus akibat obat NSAID, dapat dikonsumsi 150 mg dua kali
non-steroid (NSAID) sehari.

Dosis pemberian ranitidin melalui intravena dapat dilihat pada tabel berikut:

Dewasa: 50 mg diberikan melalui injeksi intravena lambat,


kemudian diikuti dengan pemberian 0,125-0,25 mg/kg/jam
secara kontinu dalam bentuk infus. Setelah pasien dapat makan
secara normal (lewat mulut), dosis dapat diganti menjadi 150 mg
dua kali sehari dalam bentuk oral.Anak-anak: 1 mg/kg melalui
injeksi intravena lambat selama 2 menit dengan pemberian 3-4
Tukak pada saluran pencernaan kali sehari. Atau dapat diganti dengan 0,125-0,25 mg/kg/jam
bagian atas akibat stres secara kontinu dalam bentuk infus.

Kelainan hipersekresi Dewasa: 1 mg/kg/jam sebagai dosis awal. Jika diperlukan, dosis
dapat ditambah empat jam kemudian menjadi 0,5 mg/kg/jam.

Dosis Ranitidin parenteral (infus), khususnya untuk pencegahan sekresi asam lambung selama
pembiusan umum adalah 50 mg yang diberikan 45-60 menit sebelum prosedur anestesi umum
dilakukan.

Mengonsumsi Ranitidin dengan Benar


Ranitidin dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Usahakan untuk mengonsumsinya
pada jam yang sama tiap hari.

Selama menggunakan obat ini, hindarilah konsumsi makanan atau minuman yang dapat
memperparah gejala Anda agar keefektifan obat menjadi maksimal. Makanan atau minuman
yang harus dihindari tersebut di antaranya adalah makanan pedas, cokelat, tomat, minuman
keras, atau minuman panas, khususnya kopi. Selain itu, Anda juga dianjurkan untuk berhenti
merokok karena dapat memicu produksi asam lambung, serta dianjurkan untuk mengurangi berat
badan yang berlebihan guna membantu mengurangi gejala.

Jika Anda lupa mengonsumsi ranitidin, disarankan untuk segera melakukannya jika jeda dengan
jadwal konsumsi berikutnya tidak terlalu dekat. Jika sudah dekat, abaikan dan jangan
menggandakan dosis.

Interaksi Obat
Berikut ini adalah interaksi ranitidin dengan obat-obatan lain:

 Meningkatkan konsentrasi serum dan memperlambat absorpsi ranitidin oleh saluran pencernaan
apabila digunakan bersama dengan propantheline bromide.

 Ranitidin dapat menghambat metabolisme antikoagulan coumarin, teofilin, diazepam, dan


propanolol di dalam organ hati.
 Ranitidin dapat mengganggu absorpsi obat-obatan yang tingkat absorpsinya dipengaruhi oleh
pH, seperti ketoconazol, midazolam, dan glipizida.
 Bioavailabilitas ranitidin akan menurun jika digunakan bersama dengan antasida.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Ranitidin


Beberapa efek samping yang mungkin saja dapat terjadi setelah menggunakan ranitidin adalah:

 Diare.
 Muntah-muntah.

 Sakit kepala.

 Insomnia.
 Vertigo.
 Ruam.

 Konstipasi.
 Sakit perut.

 Sulit menelan.

 Urine tampak keruh.

 Bingung.

 Berhalusinasi.

Lihat lebih lanjut mengenai:


 Sakit Maag

Produsen Mersifarma TM
Komposisi Acetylsalicylic acid.
Indikasi Mencegah agregasi platelet pada infark miokard & angina tak stabil; mencegah serangan iskemik otak sepintas.
Dosis 80-160 mg/hari.
Pemberian Obat Sebaiknya diberikan bersama makanan : Berikan pada saat atau segera sesudah makan. Telan utuh, jangan dikunyah/dihancu
Hipersensitivitas, termasuk asma. Tukak peptik, varisela & gejala influenza; perdarahan sub kutan; terapi antikoagulan, hem
KontraIndikasi Anak <12 tahun. Hamil trimester 3.
Gangguan hati; dehidrasi. Hentikan penggunaan segera jika tjd tinitus, gangguan pendengaran, atau pusing. Konsultasikan k
Perhatian gangguan lambung yang persisten. Asupan alkohol dapat meningkatkan perdarahan lambung. Hamil & laktasi.
EfekSamping Iritasi GI, mual, muntah, perdarahan GI, tukak peptik, serangan dispneu, reaksi kulit, trombositopenia.
Interaksi Obat Antikoagulan oral, asetosal, kortikosteroid atau AINS, spironolakton, furosemid, obat yang bersifat urikosurik.
C: Studi pada binatang percobaan telah memperlihatkan adanya efek samping pada janin (teratogenik atau embroisidal atau
studi terkontrol pada wanita, atau studi pada wanita dan binatang percobaan tidak dapat dilakukan. Obat hanya boleh diberik
yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.
(jika digunakan dosis penuh pada trimester 3)
D: Ada bukti positif mengenai risiko pada janin manusia, tetapi manfaat dari penggunaan obat ini pada wanita h
Kategori meskipun berisiko pada janin (misalnya jika obat diperlukan untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa atau
Keamanan Kehamilan dimana obat yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).
Sediaan Kemasan/Harga

10 × 10’s (Rp30,000/boks)
Miniaspi 80 enteric-coated tablet 80 mg
Manfaat Vitamin B bagi Tubuh (B1-B12
Lengkap)

Vitamin B
Vitamin termasuk ke dalam mikronutrien yang diperlukan dalam tubuh. Dengan kata lain vitamin memang
tidak diperlukan dalam jumlah yang banyak sebagaimana zat-zat makronutrien, namun fungsi vitamin
cukup vital untuk mengaktivasi fungsi-fungsi tubuh. Total jumlah vitamin yang diperlukan oleh tubuh ada
13 vitamin, dimana 8 di antaranya masuk ke dalam grup vitamin B—atau B-kompleks.

Kedelapan anggota vitamin B-kompleks tersebut larut dalam air. Meski demikian vitamin B-kompleks juga
sangat rentan rusak dan hancur, terutama oleh alkohol dan sumber makanan yang telah diolah melalui
proses pemasakan. Berikut tersaji data yang lebih rinci tentang masing-masing vitamin B, supaya Anda
lebih mendapat kesadaran untuk memenuhi kebutuhan vitamin B dalam tubuh.

Tiamin (B1)
– Fungsi
Tak hanya membantu mengubah glukosa menjadi energi, manfaat vitamin B1 lainnya ialah berkontribusi
dalam fungsi syaraf.

– Sumber
Vitamin B1 dapat ditemukan pada seluruh jenis biji-biji sereal, gandum, nasi, kacang, polong, makanan
laut seperti kepiting, kerang dan udang.

– Dosis yang dibutuhkan perhari


Pria 1,2 mg; wanita 1,1 mg.

– Dampak kekurangan
Kekurangan tiamin dapat mempengaruhi fungsi kardiovaskular, otot, usus, serta degenerasi fungsi sistem
syaraf yang ditandai dengan munculnya gejala mudah bingung, mudah marah, koordinasi lengan dan
kaki yang buruk, mudah lesu dan lelah.

Riboflavin (B2)

– Fungsi
Manfaat vitamin B2 ialah untuk membantu proses metabolisme energi yang baik untuk membantu
kesehatan penglihatan serta kulit.

– Sumber
Riboflavin dapat ditemukan pada susu, yogurt, keju, roti dan sereal gandum, putih telur, sayur-sayuran
hijau, daging, serta ragi.

– Dosis yang Dibutuhkan per-hari


Pria 16 mg; Wanita 14 mg.

– Dampak Kekurangan
Kekurangan riboflavin atau yang sering disebut pula dengan ariboflavinosis biasanya muncul bersama
dengan kekurangan vitamin B lainnya. Gejala yang dapat dilihat dari kekurangan vitamin B2 ini ialah
peradangan lidah—termasuk pecah-pecah dan kemerahan pada lidah dan sudut bibir, rasa geisah,
peradangan pada kelopak mata sehingga mata sensitif terhadap cahaya dan kornea berwarna merah,
rambut rontok serta kulit kasar.

Niasin (B3)
– Fungsi
Manfaat vitamin B3 sangat baik untuk membantuk mengubah karbohidrat, lemak dan alkohol ke dalam
bentuk energi. Selain itu niasin juga baik untuk menunjang kesehatan kulit serta sistem pencernaan dan
syaraf. Meski manfaat vitamin B satu ini sangat penting, namun apabila dikonsumsi berlebihan niasin
justru akan memberi dampak seperti obat pada sistem syaraf dan gula darah dimana efek samping yang
ditimbulkan ialah gatal, kemerah-merahan, nausea, serta berpotensi menimbulkan kerusakan hati.

– Sumber
Niasin dapat ditemukan pada daging merah, ikan, daging unggas, susu, telur, sereal dan roti gandum,
kacang-kacangan, jamur serta seluruh makanan yang mengandung protein.

– Dosis yang dibutuhkan per-hari


Pria 16 mg; Wanita 14 mg.

– Dampak kekurangan
Dampak dari kekurangan niasin ialah resiko terkenan pellagra yang berkaitan langsung dengan masalah
pencernaan. Dampak-dampak tersebut cukup parah karena dapat menimbulkan dementia, diare dan
dermatitis. Selain itu kekurangan niasin dapat dilihat gejala-gejalanya seperti pembengkakakn lidah,
mudah emosi, hilang nafsu makan, kebingungan, lemah dan mudah pusing. Apabila tidak cepat
didiagnosa dan ditangani, tidak dipungkiri apabila penyakit ini dapat berdampak langsung terhadap
kematian.

Pantothenic acid (B5)


– Fungsi
Manfaat vitamin B% antara lain ialah membantu proses metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan
alkohol. Selain itu vitamin B5 juga memiliki fungsi untuk memproduksi sel darah merah dan hormon
steroid.

– Sumber
Sebenarnya vitamin B5 dapat mudah ditemui di berbagai jenis makanan, meski demikian sumber yang
paling baik mengandung vitamin B5 ialah daging, susu, telur, ragi, kacang, sarden, alpukat dan
semangka.
– Dosis yang dibutuhkan per-hari
Pria 6 mg; wanita 4 mg.

– Dampak Kekurangan
Meski sangat jarang ditemui kasus kekurangan pantothenic acid, namun bukan berarti kekurangan dari
vitamin B jenis ini tidak memiliki dampak buruk bagi tubuh. Hal ini karena kekurangan vitamin B5 dapat
berdampak langsung pada kurangnya nafsu makan, kelelahan dan insomnia, konstipasi serta
menimbulkan stres pada usus yang dapat menyebabkan rasa mual dan ingin muntah.

Biotin (B7)
– Fungsi
Manfaat vitamin B7 ialah untuk membantu metabolisme energi dan asam amino serta sintesa lemak dan
glikogen dalam tubuh. Meski fungsinya sangat esensial bagi tubuh, namun biotin tidak perlu dikonsumsi
berlebihan pula karena dapat berpengaruh pada naiknya kolestorel dalam darah.

– Sumber
Sumber-sumber makanan yang mengandung banyak bioting ialah kembang kol, kuning telur, kacang,
ayam, ikan salmon, pisang, ragi dan jamur.

– Dosis yang dibutuhkan per-hari


Pria 30 mkg; wanita 25 mkg; wanita menyusui 35 mkg; wanita hamil 30 mkg.

– Dampak Kekurangan
Sebagaimana vitamin B5, jarang pula ditemui kasus kekurangan vitamin B7. Namun apabila
mengkonsumsi terlalu banyak putih telur, kemungkinan kekurangan vitamin B7 semakin membesar
karena protein dalam putih telur menghambat penyerapan biotin dalam tubuh. Jika demikian akan muncul
gejala-gejala seperti kulit kusam dan kering, rambut rontok, lidah pecah-pecah, depresi, halusinasi, hilang
nafsu makan, serta lesu dan lemas.

Piridoksin (B6)
– Fungsi
Manfaat vitamin B6 sangat beragam antara lain, untuk proses metabolisme protein dan karbohidrat,
pembentukan sel darah merah dan beberapa zat kimia penting pada otak. Dengan demikian tidak hanya
mempengaruhi kinerja otak, piridoksin juga mempengaruhi fungsi imunitas dan aktivitas hormon steroid.
Meski demikian jangan mengkonsumsi vitamin B6 lebih dari 50 mg per-hari karena dapat menimbulkan
efek mati rasa pada tangan dan kaki, bahkan apabila fatal akan berdampak langsung terhadap
kerusakan syaraf.

– Sumber
Anda dapat memperolah asupan B6 dari biji-biji sereal, sayur-sayuran hijau dan buah-buahan ungu,
daging unggas, daging sapi, dan ikan.

– Dosis yang dibutuhkan per-hari


Pria 1,3 mg; wanita 1,3 mg.

– Dampak Kekurangan
Dampak-dampak yang dapat ditimbulkan dari kekurangan vitamin B6 yang mungkin muncul akibat
menstruasi atau konsumsi alkohol berlebih ialah insomnia, anemia, depredi, lidah halus, pecah-pecah di
sudut bibir, mudah marah, serta linu otot.
Asam Folat (B9)
– Fungsi
Manfaat vitamin B9 ialah untuk membantu pembentukan sel darah merah, mencegah kerusakan pada
syaraf janin serta mengembangkan sistem syaraf, perkembangan sel dan sintesa DNA pada bayi dalam
kandungan.

– Sumber
Asam folat dapat ditemukan pada sayuran berdaun hijau, kacang polong, biji-bijian, daging unggas, telur,
sereal dan buah-buahan sitrus.

– Dosis yang Dibutuhkan


Pria dan wanita 400 mkg; ibu hamil 600 mkg, ibu menyusui 500 mkg.

– Dampak kekurangan
Kekurangan asam folat dapat berdampak langsung pada munculnya gejala anemia, kekurangan berat
badan, kelelahan, serta pada masa kehamilan dapat meningkatkan resiko kerusakan syaraf pada bayi di
kandungan.

Kobalamin (B12)
– Fungsi
Manfaat dari vitamin B12 ialah untuk memproduksi dan menunjang sel mielin yang meyelubungi sel-sel
saraf, kemampuan mental, pembentukan sel darah merah dan pemecah asam lemak dan amino untuk
menghasilkan energi.

– Sumber
Daging sapi, ikan, hati, telur, susu, kedelai dan rumput laut merupakan contoh makanan yang
mengandung kobalamin.

– Dosis yang dibutuhkan


Pria dan wanita 2,4 mkg.

– Dampak kekurangan
Pada dasarnya kekurangan vitamin B12 lebih banyak dialami oleh orang yang sudah uzur, bayi menyusui
serta ibu-ibu yang vegetarian. Gejala yang ditimbulkan antaranya ialah rasa lelah dan lesu, kurang nafsu
makan dan berat badan turun, apatis dan depresi, lidah halus, anemia serta degenerasi pada
perkembangan sel saraf tepi.

Anda mungkin juga menyukai