Anda di halaman 1dari 6

Rancang Bangun Taman Kota Berbasis

Mikrokontroller ATmega8535
Bagas Fajar Lukulo (3.39.15.1.06), Henri Setiaji (3.39.15.1.10), Nugraheni Nur Astuti (3.39.15.1.15)
Dosen Pembimbing : Syahid, S.T, M. Eng
Jurusan Teknik Elektro Polines
Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang INDONESIA

Intisari Photodioda berbasis mikrokontroler Atmega8535. Sensor


Aplikasi ini bertujuan untuk menyalakan lampu led secara diletakkan pada pintu masuk dan keluar, sehingga ketika ada
otomatis tanpa menggunakan sakelar yang diatur dengan orang yang masuk dan keluar, maka sensor tersebut dapat
jumlah pengunjung yang ada di dalam sebuah Taman Kota. mendeteksinya yang kemudian di tampilkan di 7 segmen.
Taman Kota ini dilengkapi dengan sensor Photodioda yang
dapat mendeteksi atau mengetahui ketika pengunjung masuk
Setelah terdeteksi, lampu dan kipas angin akan menyala
atau keluar pada Taman Kota, dan secara otomatis secara otomatis.
menambahkan angka pada display 7 segmen sebagai penampil
jumlah pengunjung yang berada pada Taman Kota tersebut. II. LANDASAN TEORI
Rangkaian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk perancangan
A. Mikrokontroller ATmega8535
hardware, Rangkaian penghitung ini bekerja berdasarkan
program yang telah dimasukkan kedalam rangkaian pengontrol Mikrokontroller merupakan sebuah system computer yang
yang menggunakan IC ATMega8535. seluruh atau sebagian besar elemnnya dikemas dalam suatu
chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer.
Keywords—Alat Penghitung Sensor Photodioda,rangkaian Lebih lanjut, mikrokontroler merupakan system computer
LED dan 7 Segmen, Mikrokontroler ATMega8535. yang mempunyai satu atau beberapa tugas yang sangat
spesifik, berbeda daengan PC (Personal Computer) yang
memiliki beberapa fungsi. Perbedaan antara computer dengan
I. PENDAHULUAN mikrokontroller.
Pada era modern seperti sekarang ini, perkembangan Mikrokontroller adalah sebuah system microprocessor
teknologi telah mempermudah pekerjaan manusia. Dalam dimana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, Ram, I/O,
masa perkembangan teknologi, banyak bermunculan alat-alat Clock dan peralatan internal lainnya yang sudah saling
yang canggih yang dapat bekerja secara otomatis. Dalam terhubung dan terorganisasi dengan baik oleh pabrik
bidang komputasi misalnya, sudah berkembang alat pembuatnya dan dikemas dalam satu chip yang siap pakai,
penghitung jumlah orang yang masuk dan keluar pada suatu sehingga kita tinggal memprogram isi ROM sesuai aturan
ruangan. Awalnya untuk menghitung jumlah orang yang penggunaan oleh pabrik yang membuatnya menurut Winoto
masuk ke dalam suatu ruangan tertentu yang digunakan adalah (2008:3).
dengan menggunakan tulisan tangan dan mengisi daftar tamu, Teknologi yang digunakan pada mikrokontroler AVR
namun sekarang sistem presensi tersebut sudah tidak berbeda dengan mikrokontroller seri MCS-51. AVR
disarankan, hal ini karena berkembangnya alat penghitung berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computer),
jumlah orang yang dilengkapi dengan sensor tertentu yang sedangkan seri MCS-51 berteknologi CISC (Complex
dapat mendeteksi atau mengetahui ketika ada orang yang Instruction Set Computer). Mikrokontroler AVR dapat
masuk ke dalam ruangan, dan secara otomatis menambahkan dikelompokkan menjadi empat kelas, yaitu keluarga ATtiny,
angka pada display 7 segmen. keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega, dan keluarga
Dari penghitung jumlah orang ini dapat mempermudah AT89RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-
untuk menyalakan lampu secara otomatis. Tanpa harus masing kelas adalah memori, kelengkapan periperal dan
menekan saklar, lampu ini dapat diatur dengan jumlah orang fungsi-fungsi tambahan yang dimiliki. Berikut ini penjelasan
yang ada. Untuk dapat mengolah sinyal yang dikirimkan oleh lebih lengkap mengenai Mikrokontroller ATMega8535.
sensor dan manambahkan angka pada display 7 segmen, maka
dibutuhkan pula rangkaian pengolah sinyal dan rangkaian
penghitung, dalam hal ini digunakan sebuah mikrokontroler.
Dari latar belakang diatas maka pada tugas ini dibuat
sebuah alat penghitung jumlah orang untuk menyalakan
lampu secara otomatis dalam taman kota, atau disebut dengan
rancang bangun taman kota. Pada alat ini cara menghitung
orang yang masuk atau keluar secara otomatis dengan Sensor
Gambar 2.1 Mikrokontroller ATMega8535
ATMega8535 adalah mikrokontroller CMOS 8 bit daya cahaya yang dipancarkan ini, dikarenakan jenis bahan yang
rendah berbasis arsitektur RISC. Instruksi dikerjakan pada digunakan berbeda – beda. Bahan – bahannya antara lain
satu siklus clock, ATMega8535 mempunyai throughput gallium, arsen dan fosfor. Penggunaan LED biasanya
mendekati1 MIPS per MHz, hal ini membuat ATMega8535 berhubungan dengan segala hal yang dilihat oleh manusia,
dapat bekerja dengan kecepatan tinggi walaupun dengan seperti untuk mesin hitung, jam digital, dan lain – lain.
penggunaan daya rendah. Mikrokontroller ATmega8535
memiliki beberapa fitur atau spesifikasi yang menjadikannya
sebuah solusi pengendali yang efektif untuk berbagai
keperluan. Fitur-fitur tersebut antara lain: Fitur-fitur yang
dimiliki oleh mikrokontroler ATmega8535 adalah sebagai
berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port
B, port C, dan port D.
2. ADC internal sebanyak 8 saluran. Gambar 2.2 Simbol Dioda Cahaya ( LED )
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan
pembandingan. D. LED Infra merah
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register. LED Infra merah adalah sebuah benda padat penghasil
5. SRAM sebesar 512 byte. cahaya, yang mendekati/menghasilkan spectrum cahaya infra
6. Memori Flash sebesar 8 kb dengan kemampuan merah. LED (diode cahaya)Infra merah menghasilkan panjang
Read While Write. gelombang yang sama dengan yang biasa diterima oleh
7. Port antarmuka SPI photodetektor silikon. Oleh karena itu LED infra merah bisa
8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat dipasangkan dengan foto transistor dan foto diode.
diprogram saat operasi.
9. Antarmuka komparator analog.
10. Port USART untuk komunikasi serial.
11. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC
dengan kecepatan maksimal 16 MHz.
12. Dan lain-lainnya.

B. Bahasa Program Assembly AVR Gambar 2.3 LED Infrared


Pemrograman mikrokontroler ATmega8535 dapat E. Photodioda
menggunakan low level language (assembly) dan high level
language tergantung compiler yang digunakan. Bahasa Photodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya
Assembler mikrokontroler AVR memiliki kesamaan instruksi, berubah-ubah kalau cahaya yang jatuh pada dioda berubah
sehingga jika pemrograman satu jenis mikrokontroler AVR ubah intensitasnya. Dalam gelap nilai tahanannya sangat
sudah dikuasai, maka akan dengan mudah menguasai besar hingga praktis tidak ada arus yang mengalir. Semakin
pemrograman keseluruhan mikrokontroler jenis kuat cahaya yang jatuh pada dioda maka makin kecil nilai
mikrokontroler AVR. Namun bahasa assembler relatif lebih tahanannya, sehingga arus yang mengalir semakin besar.
sulit dipelajari dari pada bahasa C. Photo dioda sering digunakan pada aplikasi penerima cahaya
infra merah ataupun pada aplikasi sensor pembaca garis pada
Untuk pembuatan suatu proyek yang besar akan memakan robot line follower atau line tracert.
waktu yang lama serta penulisan programnya akan panjang.
Sedangkan bahasa C memiliki keunggulan dibanding bahasa
assembler yaitu independent terhadap hardware serta lebih
mudah untuk menangani project yang besar. Bahasa C
memiliki keuntungan-keuntungan yang dimiliki bahasa
assembler (bahasa mesin), hampir semua operasi yang dapat
dilakukan oleh bahasa mesin, dapat dilakukan dengan bahasa
C dengan penyusunan program yang lebih sederhana dan
Gambar 2.4 Photodioda (Receiver)
mudah. Bahasa C terletak diantara bahasa pemrograman
tingkat tinggi dan assembly. F. Seven Segment
C. LED Seven Segment adalah suatu segmen-segmen yang
digunakan menampilkan angka. Seven segment ini tersusun
LED merupakan salah satu jenis dioda yang mengubah atas 7 batang led yang disusun membentuk angka 8 dengan
energi perpindahan electron – electron yang jatuh dari pita menggunakan huruf a s/d g yang disebut dot matrix. Setiap
konduksi ke pita valensi menjadi cahaya. Berwana – warninya segmen ini terdiri dari 1 atau 2 Light Emitting Diode ( LED ).
Seven Segment merupakan gabungan dari 7 buah LED (Light B. Rangkaian Alat
Emitting Diode) yang dirangkaikan membentuk suatu
tampilan angka seperti yang terlihat pada gambar di bawah
ini.

Gambar 2.5 Seven Segment

Gambar 3.2 Bagan Alir Kontrol Taman Kota


III. PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kerja
C. Program
Dalam penggunaan alat ini memiliki cara kerja yang
sangat sederhana, dengan basis pemrograman pada
mikrokontroller. Cara kerjanya Taman Kota ini #include <mega8535.h>
menggunakan Sensor Infrared. Sensor Infrared ini #include <delay.h>
berfungsi sebagai inputan mikrokontroller yang #include <stdio.h>
mengkontrol output lampu LED dan seven segmen pada #include <alcd.h>
Taman Kota tersebut.
typedef unsigned char byte;
typedef signed int s_int;
flash const byte segmentTable[] = {
//pGFEDCBA
0b01000000, //0
0b01111001, //1
0b00100100, //2
0b00110000, //3
0b00011001, //4
0b00010010, //5
0b00000010, //6
0b01111000, //7
0b00000000, //8
0b00010000, //9
Gambar 3.1 Bagan Alir Taman Kota
0b00001000, //A
0b00000011, //b
Penjelasan Diagram: 0b00000010, //c
1. Power Supply ini digunakan untuk menghidupkan 0b00100111, //d
mikrokontroller ATMega8535. 0b00000110, //E
2. Sensor Infrared akan aktif dan dibaca oleh program 0b00001110, //F
pada mikrokontroller ATMega8535. 0b00111111, //-
3. Setelah program diproses dalam mikrokontroller, maka 0b01111111 //sp
LED dan Seven Segmen akan aktif. };
4. LCD akan menampilkan karakter “SELAMAT
DATANG” yang telah dibaca oleh program pada byte c_scan,
mikrokontroller. segment[5],
segmentRAM[2];

#define sp 17
#define st 16

void print7(byte *num){


byte s,a,b,c;
for(s=0; s<2; s++) { // counter init
if(num[s]=='-') segmentRAM[s] = PORTA.0 = 1;
segmentTable[st]; DDRA.0 = 0;
else { PORTA.1 = 1;
a = num[s] - '0'; DDRA.1 = 0;
b = num[s] - 'a';
c = num[s] - 'A'; // LED & segment comm init
if(a<10) segmentRAM[s] = segmentTable[a]; PORTB=0x00;
else if(b<6) segmentRAM[s] = segmentTable[b+10]; DDRB=0xFF;
else if(c<6) segmentRAM[s] = segmentTable[c+10];
else segmentRAM[s] = segmentTable[sp]; // segment data init;
} PORTD=0x7F;
} DDRD=0x7F;
} clear7();

void clear7(){ lcd_init(16);


segmentRAM[0] = segmentTable[sp];
segmentRAM[1] = segmentTable[sp]; #asm("sei")
}
lcd_gotoxy(0,0);
interrupt [TIM0_OVF] void timer0_ovf_isr(void) lcd_putsf(" S E L A M A T ");
{ lcd_gotoxy(0,1);
PORTD = 0x7F; lcd_putsf(" D A T A N G ");
if(c_scan==0) {
PORTB.4 = 1; PORTB.5 = 0; while (1)
PORTD = segmentRAM[0]; {
c_scan = 1; for(i=0;i<4;i++) {
} adc[i] = read_adc(i);
else { }
PORTB.4 = 0; PORTB.5 = 1;
PORTD = segmentRAM[1]; displayVal <<= 1;
c_scan = 0; if(read_adc(2)/read_adc(3)!=0) displayVal |= 1;
}
} lastDisplayState = displayState;
if(displayVal==0) displayState = 0;
#define ADC_VREF_TYPE 0x60 if(displayVal==0xFF) displayState = 1;
#define LDRhist 10
#define UPhist 10 if(displayState) {
#define DOWNhist 10 upVal <<= 1;
upVal |= !PINA.0;
byte counter; downVal <<= 1;
downVal |= !PINA.1;
byte i,
adc[4], lastUpState = upState;
displayVal,upVal,downVal; if(upVal==0) upState = 0;
if(upVal==0xFF) upState = 1;
bit displayState,lastDisplayState;
bit upState,lastUpState; lastDownState = downState;
bit downState,lastDownState; if(downVal==0) downState = 0;
if(downVal==0xFF) downState = 1;
void main(void)
{ if(counter<99) {
if(!lastUpState & upState) counter++;
// VR init }
PORTA.3 = 0; if(counter>0) {
DDRA.3 = 0; if(!lastDownState & downState) counter--;
} E. Hasil Analisa
Tabel 1.1 Masuk Taman Kota:
PORTB.0 = counter;
PORTB.1 = counter / 6;
PORTB.2 = counter / 11;
PORTB.3 = counter / 16;

sprintf(segment,"%2u",counter);
print7(segment);
}
else {
upVal = 0;
downVal = 0;

upState = 0;
lastUpState = upState;

downState = 0;
lastDownState = downState;

counter = 0;

PORTB = 0;

clear7();
}
}
}

D. Flowchart
Tabel 1.1 Keluar Taman Kota:

Pada saat keluar taman :


1. Ketika pengunjung berjumlah 16 sampai 20 maka
seven segmen juga menunjukkan angka 16 sampai
20 dan menyalakan kelompok lampu LED 1, 2, 3,
dan 4.
2. Ketika pengunjung berjumlah 11 sampai 15 maka
seven segmen juga menunjukkan angka 11 sampai
15 dan menyalakan kelompok lampu LED 1, 2, dan
3.
3. Ketika pengunjung berjumlah 6 sampai 10 maka
seven segmen juga menunjukkan angka 6 sampai 10
dan menyalakan kelompok lampu LED 1 dan 2.
4. Ketika pengunjung berjumlah 1 sampai 5 maka
seven segmen juga menunjukkan angka 1 sampai 5
dan menyalakan kelompok lampu LED 1.
5. Ketika semupa pengunjung sudah keluar dari taman
kota maka seven segmen menunjukkan angka 0 dan
semua kelompok lampu LED padam.

IV. KESIMPULAN
Dalam pembuatan tugas akhir semester “RANCANG
BANGUN TAMAN KOTA BERBASIS
MIKROKONTROLER ATmega8535” ini dapat diambil
kesimpulan antara lain:
a. Rancangan system pada taman kota ini menggunakan
mikrokontroller ATMega8535.
b. Menggunakan mikrokontroller ATMega8535 sebagai
pusat pengendali.
c. Menggunakan sensor infrared sebagai pemancar
sinar infra merah.
d. Menggunakan sensor photodioda sebagai penerima
sensor infrared.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat dapat bekerja e. Menggunakan LED sebagai keluaran dari sensor.
dengan baik dan benar pada saat masuk dan keluar taman kota. f. Menggunakan 7 segmen untuk menampilkan jumlah
pengunjung.
Pada saat masuk taman :
1. Ketika belum ada pengunjung yang memasuki REFERENSI
taman kota maka seven segmen menunjukkan angka [1] Marry, (2010), Jenis-Jenis Mikrokontroler, http://m4rry.blogspot.com.
0 dan tidak menyalakan kelompok lampu LED. [2] Next System., (2011), Pelatihan Mikrokontroler dan Robotik,
2. Ketika pengunjung berjumlah 1 sampai 5 maka http://edukasi.nextsys.web.id.
[3] Prasimax Mikron., (2001), Kontrol Peralatan Listrik dgn
seven segmen juga menunjukkan angka 1 sampai 5
Mikrokontroler http://www.mikron123.com.
dan menyalakan kelompok lampu LED 1. [4] Putra, Agfianto Eko, 2005. Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/53
3. Ketika pengunjung berjumlah 6 sampai 10 maka (Teori dan Aplikasi), Yogyakarta : Gava Media.
seven segmen juga menunjukkan angka 6 sampai 10 [5] Artanto (2009), Mikrokontroler adalah sebuah alat pengendali
dan menyalakan kelompok lampu LED 1 dan 2. (kontroler) berukuran mikro. Jakarta: Artanto.
[6] Budiharto, W., (2004), Interfacing Komputer dan Mikrokontroler,
4. Ketika pengunjung berjumlah 11 sampai 15 maka Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
seven segmen juga menunjukkan angka 11 sampai [7] Dr. Agfianto E. Putra., (2012), Mikrokontroler DSP &Embedded
15 dan menyalakan kelompok lampu LED 1, 2, dan Electronics(Lecturer, Consultant, Author) http://agfi.staff.ugm.ac.id).
3. [8] Iswanto, (2008), Design dan Implementasi Sistem Embedded
Mikrokontroler ATMega8535 dengan Bahasa Basic, Bandung:
5. Ketika pengunjung berjumlah 16 sampai 20 maka Informatika
seven segmen juga menunjukkan angka 16 sampai [9] http://elektronika-dasar.web.id/led-light-emitting-dioda/
20 dan menyalakan kelompok lampu LED 1, 2, 3, [10] http://elektronika-dasar.web.id/lcd-liquid-cristal-display/
dan 4.

Anda mungkin juga menyukai