Pekerjaan :
Lokasi :
Tahun
:
Anggaran
METODE
II
PELAKSANAAN
Pekerjaan awal yang akan dilaksanakan sebelum dimulainya
pekerjaan yakni melaksanakan survey lapangan dan Pengukuran,
pengukuran ini menggunakan alat ukur Meteran. Lokasi yang
telah diukur dipasang patok-patok untuk menentukan elevasi.
Hasil pengukuran tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk
pelaksanaan pekerjaan. Pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai
dengan gambar kerja (Sub Drawing) dan petunjuk dari Direksi
pekerjaan. Pengukuran lapangan kerja ini sebagai pedoman untuk
membuat bowplank dan titik elevasi/ peil bangunan.
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pembersihan lapangan dilakukan pada areal pekerjaan dari
segala kotoran/sampah, akar-akar kayu. Sebelum memulai
pekerjaan pembangunan pagar,penyediaan jasa wajib
membersihkan lokasi dari puing-puing, kayu, batu-batuan
serta benda lain yang dianggap dapat menggangu
pelaksanaan Pembangunan
2. Pembuatan papan nama pekerjaan akan dilaksanakan
dengan secepatnya dan selambat-lambatnya 30 Hari
setelah penerimaan surat perintah kerja./ setelah
penunjukan pekerjaan oleh pengguna jasa. Dan peletakan
papan nama pekerjaan haruslah mendapat persetujuan dari
direksi.
3. Menyiapkan tempat2 air untuk pelaksanaan pekerjaan
nantinya. Dan Memobilisasi alat maupun pekerja harus
sudah siap sebelum pelaksanaan pekerjaan
6. dokumentasi minimal akan diambil pada kondisi sebelum
pekerjaan dimulai (0 %)dan pekerjaan yang sedang
dilaksanakan (50%) serta pekerjaan selesai dilaksanakan
(100%). Pengambilan foto dilakukan pada posisi
pengambilan yang sama sehingga dapat menghasilkan
Dokumentasi yang menggambarkan proses pelaksanaan
pekerjaan dari awal sampai selesai.
BAB URAIAN ISI
II. PEKERJAAN TANAH DAN PASIR
1. Setelah selesai pengukuran dan titik peil yang telah
disetujui, barulah dilakukan dengan Pek. Galian pondasi
.Pekerjaan Galian Tanah pondasi dilaksanakan dengan
menggunakan Tenaga Manusia (manual). Galian Pondasi
harus sesuai dengan ukuran di dalam bestek, dilakukan
oleh para pekerja dengan diawasi oleh mandor, pekerjaan
galian yang digunakan secara manual, maka pelaksana
harus memperhatikan kondisi si pekerja dan juga harus
menyiapkan peralatan yang dibutuhkan misalnya cangkul,
sekop, ember/ karung pembuang tanah
Jika proses penggalian sudah selesai, pengawas harus
melakukan pengecekan kembali ukuran dan elevasi
kedalaman galian apakah sudah sesuai dengan gambar
rencana.
2. Setelah galian tanah telah sesuai yang diinginkan,
pekerjaan selanjutnya pekerjaan pengurukan pasir di
bawah pondasi, Lapisan urugan pasir harus ditimbras atau
disiram dengan air sehingga menjadi padat dan dipadatkan
sampai terbentuk lapisan pasir padat, dan rata
3. Pekerjaan urugan tanah kembali dilakukan setelah pondasi
tapak selesai dilaksanakan dan telah mengeras.Tanah
hasil galian yang tersisa dikembalikan lagi, dan digunakan
untuk menimbun pondasi.Tanah tersebut dipadatkan lapis
demi lapis baik dengan cara manual.Tanah urug yang
dipakai berasal dari hasil galian.
III. PEKERJAAN PONDASI
C. METODE PELAKSANAAN
Uraian metode pelaksanaan ini disusun berdasarkan urutan pada susunan rancana anggaran biaya
seperti yang terdapat pada dokumen lelang, namun urutan semua pekerjaan akan mengikuti Jadwal
Pelaksanaan Pekerjaan seperti pada lampiran dokumen lelang dan tahapan pelaksanaannya akan
disebutkan pada setiap penjelasan tatacara pelaksanaan dalam pembahasan selanjutnya. Setelah
selesai tahapan kegiatan pendahuluan/kegiatan pra-konstruksi, maka akan masuk dalam tahapan
pekerjaan pokok konstruksi.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan Persiapan adalah awal pekerjaan konstruksi. Pekerjaan persiapan harus
kerjakan untuk menunjang pekerjaan pokok. Uraian lingkup pekerjaan persiapan
adalah:
1. Pengukuran dan pembersihan lapangan
2. Pasangan Bouwplank
3. Sewa Gudang dan Barak Kerja
4. Administrasi dan Dokumentasi
5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Secara umum, uraian pelaksanaan pekerjaan
persiapan adalah sebagai berikut:
1. Pengukuran dan pembersihan lapangan Pekerjaan pengukuran dan leveling
lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan
denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah
disediakan :
a. Di dalam pekerjaan membersihkan lokasi kerja dari sampah yang akan
menghambat jalannya pekerjaan selalu dilakukan pada awal pekerjaan.
b. Memindahkan benda yang akan menghambat proses pekerjaan.
c. Mengidentifikasikan acuan/bench mark (BM) sebagai level pembuatan bangunan.
d. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat – alat
water pass / theodolith. Setelah pekerjaan pangukuran (survey) lokasi proyek
selesai, keterangan titik ketinggian peil dan sudut - sudut fisik bangunan sudah
didapatkan maka pekerjaan selanjutnya adalah Pemasangan Bouwplank,
Bouwplank sendiri merupakan patok kayu sementara yang berfungsi untuk
menentukan titik As bangunan yang akan dibangun.
d. Memasang patok pada koordinat-koordinat yang ditentukan.
e. Menentukan level bangunan berdasarkan acuan/patok BM dengan alat bantu yang
disepakati dan menandakan hasil pengukurannya pada patok yang telah terpasang.
2. Pasangan Bouwplank Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan
ketinggian/elevasi lantai. Bouwplank dibuat dari papan dan kayu balok.
Pemasangan bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar denah yang akan dibuat,
tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi. Pemasangan
bowplank dikerjakan setelah pekerjaan pengukuran dengan baik menggunakan
pesawat theodolith maupun metode penyikuan secara manual. Pengukuran ini
sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan proyek, posisi bangunan
pagar baik arah horizontal maupun vertical. Peil bangunan umumnya diambil dari
as jalan atau peil banjir yang telah ada, dan menjadi acuan selanjutnya dalam
melaksanakan pekerjaan. Setelah pekerjaan pengukuran dilanjutkan dengan
pekerjaan pasang bouwplank. Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi
selesai dilaksanakan. Adapun Syarat-syarat memasang bouwplank adalah sebagai
berikut:
a. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyang.
b. Berjarak cukup dari rencana galian, diusahakan bouwplank tidak goyang akibat
pelaksanaan galian tanah.
c. Terdapat titik atau dibuat tanda-tanda.
d. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan
bouwplank lainnya.
e. Letak kedudukan bouwplank harus seragam (menghadap kedalam bangunan
semua).
f. Garis benang bouwplank merupakan as (garis tengah) daripada pondasi dan dinding
batu bata.
3. Sewa Gudang dan Barak Kerja Dalam proyek pembangunan pagar ini disyaratkan
untuk menyewa gudang dan pengadaan barak kerja. Tahapan pekerjaan sewa
gudang adalah pada saat awal dimulainya pekerjaan. Gudang nantinya juga akan
difungsikan sebagai kantor lapangan yang antara lain fungsinya adalah:
a. Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua
administrasi proyek.
b. Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara
pemilik, pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.
c. Menyimpan peralatan kerja khusus yang mudah hilang.
d. Menyimpan bahan bangunan yang khusus. Apabila opsi untuk menyewa
tidak memungkinkan, misalnya tidak tersedia bangunan yang cocok untuk
disewa disekitar lokasi pekerjaan, maka akan dikoordinasikan dengan
direksi untuk mengambil alternatif lain seperti dibuat bangunan dari kayu
dan multipleks dalam lokasi pekerjaan untuk keperluan itu.
Bahan untuk bangunan tersebut di atas menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan seng gelombang,
lantai dengan discreeding. Bangunan tersebut di atas juga mencakup bangunan gudang
untuk menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah
hilang seperti : bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat
sanitair dan lainnya. Bangunan gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan seng gelombang, lantai
dengan discreeding. Bangunan tersebut di atas didirikan pada area yang tidak
mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan. Selain bangunan tersebut
di atas, juga diperlukan fasilitas akomodasi bagi tenaga kerja supaya tercapai efisiensi
dari segi waktu perlu dibuatkan sarana pemondokan atau barak. Perhitungan dengan
kuantitas yang akan berlangsung di lokasi pekerjaan diperlukan barak pekerja dengan
ukuran minimum 4 mx 10 m untuk kapasitas maksimum 15 - 20 personel/tenaga. Barak
kerja akan dibuat berbentuk bangunan kayu dan tripleks 9 mm, lantai perkerasan rabat
beton dan atap seng gelombang. Bangunan akan dibuat kokoh sehingga kuat
menampung beban dan angin serta lantai untuk istirahat para pekerja dibuat lebih tinggi
untuk menghindari genangan air.
4. Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah
kegiatan yang terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan pekerja
yang bekerja di lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja. Kesehatan dan keselamatan kerja cukup penting
bagi moral, legalitas, dan finansial. Konstruksi adalah salah satu pekerjaan yang
paling berbahaya di dunia, menghasilkan tingkat kematian yang paling banyak di
antara sektor lainnya. Praktek K3 (keselamatan kesehatan kerja) meliputi
pencegahan, pemberian sanksi, dan kompensasi, juga penyembuhan luka dan
perawatan untuk pekerja dan menyediakan perawatan kesehatan dan cuti sakit.
Peralatan kerja seperti mesin dan juga bahan-bahan untuk kebutuhan konstruksi
dari logam dan bahan kimia bisa membahayakan pekerja. Banyak permesinan yang
melibatkan pemindahan komponen dengan kecepatan tinggi, memiliki ujung yang
tajam, permukaan yang panas, dan bahaya lainnya yang berpotensi meremukkan,
membakar, memotong, menusuk dan memberikan benturan dan melukai pekerja
jika tidak digunakan dengan aman. Tindakan khusus untuk mewujudkan kesehatan
dan keselamatan kerja dalam proyek ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
1) Pengadaan bahan-bahan medis dan obat-obatan untuk pertolongan pertama
jika terjadi kecelakaan.
2) Pengadaan peralatan safety seperti helm, sarung tangan, sepatu boot,
kacamata dan masker. Jumlahnya akan disesuaikan untuk masingmasing
item pekerjaan
3) Untuk pekerjaan pada ketinggian seperti plesteran dan acian, relief dan
pengecatan akan diadakan scafolding.
4) Penempatan lokasi workshop untuk perakitan besi dan bekisting pada lokasi
yang terlindungi dan tidak membahayakan kagiatan lain. Karena pada
workshop terdapat penggunaan peralatan kerja terutama mesin dapat
menyebabkan Kebisingan yang dapat memberikan bahaya tersendiri yang
mampu mengakibatkan hilangnya pendengaran. Pada proses kerja di
workshop juga akan terjadi temperatur ekstrim, misalnya pada pekerjaan
pengelasan yang yang menimbulkan efek Kejutan listrik memberikan risiko
bahaya seperti tersengat listrik, luka bakar, dan jatuh dari fasilitas instalasi
listrik.
5) Mengatur lokasi penyimpanan/gudang untuk bahan/material yang
berbahaya terpisah dari bahan/material biasa.
6) Mengatur lokasi parkir kendaraan terpisah dari lokasi penyimpanan
material dan workshop.
7) Memberikan pengarahan kepada pekerja untuk menjalankan prosedur
keselamatan kerja pada setiap jenis pekerjaan untuk menghindari terjadinya
kecelakaan kerja.
8) Menyediakan rambu-rambu dan papan-papan peringatan keselamatan kerja
dalam lokasi proyek.
1) Pekerjaan Galian tanah Pekerjaan galian tanah untuk pondasi dan galian
tanah untuk pondasi batu gunung ukurannya berbeda tetapi tahapan dan
tatacara pelaksanaan galiannya sama. Galian tanah dikerjakan tepat setelah
pemasangan bouwplank. • Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing
pekerjaan struktur beton tiap bagian. • Pekerjaan persiapan galian yaitu
mempelajari shop drawing untuk mengetahui posisi dan dimensi galian baik
untuk pondasi tapak maupun pondasi batu gunung. • Jika sebelumnya
bouwplank dipasang untuk keseluruhan bangunan, maka perlu dipasang
bouwplank tambahan untuk galian pondasi tapak agar dimensi galiannya
sesuai dengan tetap mengacu pada bouwplank induk. • Menyiapkan tenaga
penggali dan peralatan gali seperti cangkul, sekop, cangkul burung, pangki
dan lain-lain. • Penggalian tanah untuk pondasi setempat dilakukan secara
hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang, lebar dan kedalaman
pondasi. • Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar
dari ukuran pondasi agar tukang lebih leluasa bekerjanya atau disesuaikan
dengan ukuran lebar pondasi sesuai dengan gambar kerja. Semua galian
tanah harus ditempatkan diluar dan agak jauh dari pekerjaan penggalian
agar tidak mengganggu pekerjaan. Seluruh pekerjaan tanah dan pondasi ini
harus sesuai dengan volume pekerjaan, gambar kerja dan RKS. • Tanah
hasil galian ditempatkan di sekitar galian pada tempat yang tidak akan
mengganggu pekerjaan lain, karena tanah tersebut akan dipakai untuk
timbunan kembali 2) Pekerjaan Beton Bertulang a. Komponen Bertulang
terdiri dari Pondasi Tapak dan Kolom Pedestal, Sloof, kolom pagar, balok
dan angchor stick 8 mm – 500 mm pada kolon sebagai angkur untuk
pemasangan dinding bata. b. Struktur Pondasi tapak dan kolom pedestal
merupakan satukesatuan. Konstruksi tulangan dari kedua struktur ini juga
satu kesatuan. c. Tahapan pelaksanaan: Jenis Pekerjaan
• Pondasi Tapak Kolom Pedestal
• Sloof
• Kolom Balok
• Pekerjaan Sebelumnya Galian Pondasi Pasangan Batu Gunung Sloof
Pasangan Bata
• Pekerjaan Sesudahnya Pondasi Pasangan Batu Gunung Kolom
Pekerjaan Pasangan Plesteran, Acian dan Relief
Pengecoran RAM dengan beton K225 1) Pada area yang telah ditentukan
untuk RAM digelar wiremesh dengan spesifikasi yang telah ditentukan. 2)
Untuk menghindari meresapnya air semen pada campuran beton, di bawah
pasangan wiremesh digelar terpal hitam yang disambung sedemikian rupa
sehingga air semen tidak akan terserap oleh tanah. 3) Wiremesh digelar
saling overlap satu sama lain minimum 50 mm. 4) Wiremesh dipasang tidak
bersentuhan langsung dengan alas, tetapi diberi dacking (“beton tahu”). 5)
Setelah pemasangan wiremesh selesai, selanjutnya dipasang bekisting pada
sisi kiri dan kanan rencana RAM. 6) Adukan beton dibuat dengan molen
(concrete mixer). 7) Adukan dituang ke area pengecoran yang telah
dipersiapkan 8) Selanjutnya diratakan dengan raskan berdasarkan benang
acuan sehingga ketebalannya merata.