KARO
STATUS NEUROLOGI
2. Nama Pasien: Sangket br guskinayan umur: 74th Sex: L/P Alamat: beras tepu
4. RPS : Pasien datang ke IGD RSU Kabanjahe pada tanggal 28/11/2017 pada pukul 20.00 wib
dengan keluhan lemah anggota gerak kanan. Keluhan ini dirasakan os sewaktu beristrahat. Os
mengatakan pagi hari sebelum masuk RS anggota badannya masih bisa digerakkan. Pada pukul
17.00 wib ketika os beristirahat anggota badan nya tangan sebelah kanan dan kaki kanan tiba-
tiba tidak bisa digerakkan, di sertai susah untuk berbicara. Os mengatakan lemah anggota gerak
tangan kanan dan kaki kanannya sudah berlangsung sekitar 1 minggu yang lalu.
5. RPD: Hipertensi (+) sejak 6 tahun yang lalu dan control tidak teratur
8. Status Neurologi :
8.1 R. Meningeal :Kaku kuduk (-) , Lasegue (-), Bruzinky I (-), II (-), III (-)
1
8.2.5 Mulut : 1. Uvula : Di tengah
Kekuatan Otot
2 4
2 4
Ingatan : Baik
2
9. Follow Up : Hari/Tanggal Monitoring Pasien
S : Os mengatakan anggota gerak kanan lemah
O : Os tampak lemah, TD :140/90 mmhg,
S :36,5 C, Nadi:80x/i, HR:80x, RR:24x/I
sabtu, 28-11- Suhu:36,5c
2017 A : Stroke non hemoragik
P : - R/ - inj RL + neurobal 1g
+ ketoral 1g 14 gtt
+ diazepam 1g
- Mecobalamin 3x1
- Fostatidil serina 2x1
- Piracetam 3g 2x1
- Amlodipin 5g 1x1
S : Os Mengatakan anggota gerak kanan masih
lemah
O : Os tampak lemah, TD : 130/80 mmhg,
minggu, 29- Nadi:80x/i HR:80x/i, RR:24x/I, Suhu:37 c
11-2017
A : stroke non hemoragik
P : intervensi dilanjutkan
S : Os mengatakan gerak kanan masih lemah
O : Os tampak lemas, TD : 80/70 mmhg, S : 35 c
senin, 30-11- A : hipotermi
2017 P : infus NaCl 0,9%
Keterangan pukul 22:00 WIB pasien meninggal
dunia
10. PemeriksaanTambahan
3
11. PemeriksaanKhusus :
- ASGM
Penurunan kesadaran (-), Sakit Kepala (-), Reflek Babinski (+) stroke non hemoragik
12. Diagnosa
11.1 D.Kerja : stroke satu sisi et causa infark atero trombolitik sistem karotis
dextra faktor resiko hipertensi dan faktor
usia 74 tahun
11.2 D.tambahan : -
11.3 D. Differensial : stroke hemoragik
13. prognosis
Prognosis pada pasien ini adalah dubia ad malam.
14. Terapi
14.1 Farmakologi :
- R/ - inj RL + neurobal 1g
+ ketoral 1g 14 gtt
+ diazepam 1g
- Mecobalamin 3x1
- Fostatidil serina 2x1
- Piracetam 3g 2x1
- Amlodipin 5g 1x1
14.2 Non Farmakologi : - Bedrest
-Fisioterapi
-control hipertensi sebagai faktor resiko
-pola hidup sehat
4
16. Pembahasan Kasus
16.1 Definisi
Stroke adalah suatu keadaan deficit neurologi fokal maupun global penurunan kesadaran
yang terjadi secara mendadak / tiba-tiba dalam waktu 24 jam atau berakhir dengan
kematian, yang semata-mata adalah karena gangguan vaskuler di otak, serta mempunyai
pola gejala yang berhubungan dengan waktu.
5
16.3 Patogenesis
16.5.2 Laboratorium:
- Pada pasien yang diduga mengalami stroke perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Parameter yang diperiksa meliputi kadar glukosa darah, elektrolit, analisa gas darah,
hematologi lengkap, kadar ureum, kreatinin.
Pemeriksaan laboratorium pada kasus ini meliputi :
- GDS: 99 mg/dl (normal)
- Asam urat: 4,9 mg/dl (normal)
7
- Kolesterol total : 148 mg/dl (normal)
2. Refleks Triceps
Kita pegang lengan bawah pasien yang difleksikan setengah (semifleksi). Setelah itu palu
diketok pada tendon insersi m.triseps, yang berda sedikit diatas olekranon. Sebagai jawaban,
ini lengan bawah mengadakan gerakan ekstensi. Lengkung refleks melalui nervus radialis
yang pusatnya terletak di C6-C8.
8
3. Refleks patella
Pada pemeriksaan refleks ini, tungkai difleksikan dan digantungkan, misalnya pad
atepi tempat tidur. Kemudian, diketok pada tendon muskulus kuadriceps femoris,
dibawah atau diatas patella. Kuadriceps femoris akan berkontraksi dan mengakibatkan
gerakan ekstensi tungkai bawah. Lengkung refleks ini melaluli L2,L3,L4.
9
Refleks fisiologi pada kasus ini adalah:
1. Refleks Babinski
2. Refleks Chaddock
10
Pemeriksaan refleks pada kasus ini:
1. kaku kuduk
- Caranya: Tangan pemeriksa ditempatkan di bawah kepala pasien yang sedang baring.
Kepala ditekuk (fleksi), usahakan agar dagu menyentuh dada.
- Interpretasi: kaku kuduk (+) bila terasa ada tahanan dan dagu tidak dapat mencapai
dada.
- Kaku Kuduk (+) dijumpai pada meningitis, miositis otot kuduk, abses retrofaringeal,
arthritis di servikal.
11
2. Tes Lasegue
- Caranya: Pasien yang sedang baring diluruskan (ekstensi) kedua tungkainya.
Kemudian satu tungkai diangkat lurus. Tungkai satunya lagi dalam keadaan lurus (tidak
bergerak)
- Interpretasi: Tanda lasegue (+) bila sakit / tahanan timbul pada sudut < 70° (dewasa)
dan < 60° (lansia)
- Tanda Lasegue (+) dijumpai pada meningitis, isialgia, iritasi pleksus lumbosakral
(ex.HNP lumbosakralis)
– Caranya: Tangan ditempatkan di bawah kepala yang sedang baring. Kita tekuk kepala
(fleksi) sampai dagu mencapai dada. Tangan yang satu lagi sebaiknya ditempatkan di dada
pasien untuk mencegah diangkatnya badan.
– Interpretasi: Tanda brudzinski I (+) bila terdapat fleksi pada kedua tungkai
12
Brudzinski II (Brudzinski’s Contra-Lateral Leg Sign)
– Caranya: Pada pasien yang sedang baring, satu tungkai di fleksikan pada persendian
panggul, sedang tungkai yang satunya lagi berada dalam keadaan ekstensi (lurus)
– Interpretasi: Tanda Brudzinski II (+) bila tungkai yang satunya ikut pula terfleksi.
Brudzinski III
– Interpretasi: Tanda Brudzinski III (+) bila terjadi fleksi involunter ekstremitas superior
(lengan tangan fleksi)
Untuk melakukan tes romberg pasien diminta untuk berdiri dengan kedua tungkai
rapat atau saling menempel. Kemudian pasien disuruh untuk menutup matanya.
Pemeriksa harus berada di dekat pasien untuk mengawasi bila pasien tiba – tiba terjatuh.
Hasil romberg positif bila pasien terjatuh. Pasien dengan gangguan serebelum akan
terjatuh atau hilang keseimbangan pada saat berdiri meskipun dengan mata terbuka.
13
16.8.2 Tes koordinasi
14
finger nose test
Serupa dengan finger to nose test tetapi setelah pasien menyentuh hidungnya, pasien
diminta untuk menyentuh ujung jari pemeriksa dan kemudian kembali menyentuh
hidungnya. Jari pemeriksa dapat diubah baik dalam jarak maupun dalam bidang gerakan.
15
16.9 Therapy
Pengelolaan umum 5B :
B1 (Breathing)
Jalan nafas harus terbuka lebar dan leluasa. O2 sesuai kebutuhan. (1-2L)
B2 (Blood)
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
Hindarai infeksi saluran kemih bila terjadi retensio urine lakukan dengan
B5 (Bowel)
0,9 mg/Kg/BB.
16
Pada stroke hemoragik di bagi dua :
-Mengatasi perdarahan :Vit K 10-40 mg/hari dan plasma beku Protamin Asam traneksamat1-1,5
atau 15-25 mg/kg 2-3 kali sehari
Aktivitas fisik
Teraphy
16.10. Komplikasi
- Edema otak
- Aphasia
- Epilepsi
17
- Hidrosefalus
- Hipertensi
- Kelainan jantung
- Hiperglikemi reaktive
-Emboli paru
- Isk
Komplikasi yang ditemukan pada kasus ini: ditemukan adanya Aphasia pada komplikasi
neurologi dan hipertensi pada komplikasi non neurologi.
16.11. Edukasi
-Mengontrol hipertensi dan faktor resiko lain agar tidak terjadi stroke kedua kalinya
Pada kasus ini: tidak dilakukan edukasi dikarenakan pasien meninggal dunia.
16.12. prognosis
1. Sanam (sembuh)
2. Bonam (baik)
3. Malam (buruk/jelek)
4. Dubia (tidak tentu/ragu-ragu) :
Prognosis pada kasus ini: Dubia ad malam dikarenakan pasien pada kasus ini meninggal
dunia.
18