Anda di halaman 1dari 11

Maghfiroh Azzahra

Entries (RSS) Comments (RSS)

Beranda
About

Hama Yang Menyerang Pada Beberapa Tanaman


PHT pada Tanaman Teh (Camellia sinensis L)
Laporan Praktikum Teknologi Benih

Posted by: maghfirohazzahra on: Mei 11, 2012

In: Teknologi Benih Tinggalkan sebuah Komentar

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Para petani Indonesia sejak dulu dan semasa pemerintahan hindia belanda telah
memiliki kesadaran bahwa penggunaan benih yang baik dan bermutu akan sangat
menunjang dalam peningkatan produksinya, baik dari segi kualitas maupun segi
kuantitas. Secara tradisional pemilihan benih dilakukan pada waktu pemungutan
hasil atau saat panen, seperti pemilihan hasil untuk benih padi, kacang � kacangan,
sayur-sayuran, dan buah-buahan termasuk benih � benih untuk tanaman pardagangan
seperti kopi, tembakau, cengkeh, cokelat dan beberapa jenis tanaman lainnya.

Benih yang berasal dari tanaman yang baik mereka (petani) simpan dengan sebaik-
baiknya. Dengan cara ini tingkat mutu dan hasil tanaman dapat dipertahankan, dan
cara pengadaan benih semacam ini dilakukan selama berabad � abad lamanya oleh
petani kita zaman dahulu.
Pemerintah hindia belanda yang sangat berkepentingan untuk memeras usaha keringat
para petani Indonesia sejak tahun 1920-an telah mulai menaruh perhatian terhadap
masalah pembenihan ini, seiring dengan meningkatnya perbaikan cara-cara bercocok
tanam. Sesudah tahun 1930-an kegiatan pengadaan benih ini ditingkatkan lagi dengan
pembangunan balai benih.

Setelah Negara Indonesia merdeka, usaha-usaha untuk meningkatkan teknologi


pertanian selalu dilakukan, terutama dalam usaha untuk meningkatkan taraf hidup
petani dan dalam pengadaan benih berbagai jenis tanaman yang bermutu merupakan
sasaran utama.

Pada tahun 1952, Indonesia diterima menjadi anggota FAO atau Food and Agriculture
Organization, dan sejak itu mulai dilaksanakan suatu pola produksi dan penyebaran
benih yang lebih terarah. Dalam hal produksi benih padi misalnya, telah dilakukan
penggolongan seperti benih dasar, benih pokok dan benih sebar. Khusus mengenai
pengadaan benih padi unggul, dengan dibangunnya balai benih Sang Hyang Seri di
sukamandi (Jawa Barat) sangat membantu dinas pertanian dan para petani untuk
mendapatkan benih � benih unggul.

Benih disni adalah biji tanaman yang digunakan untuk tujuan pertanaman. Sehingga
masalah teknologi benih berada dalam ruang lingkup agronomi. Agronomi sendiri
diartikan sebagain suatu gugus ilmu pertanian yang mempelajari pengelolaan lapang
produksi dengan segenap unsur alam (iklim, tanah, air), tanaman, hewan, dan manusia
untuk mencapai produksi tanaman secara maksimal. Berarti benih yang baik disini
merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan produksi yang setinggi-tingginya.

Benih adalah simbol dari suatu permulaan, ia merupakan inti dari kehidupan di alam
semesta dan yang paling penting adalah kegunaannya sebagai penyambung dari
kehidupan tanaman. Untuk itu sangat dibutuhkan benih-benih yang berkualitas.
Berbicara mengenai kualitas benih, istilah ini dapat ditafsirkan secara umum bahwa
kualitas benih harus mewakili penampilan kemampuan pada faktor-faktor seperti
kebenaran varietas, presentase perkecambahan, presentase biji rerumputan, kekuatan
tumbuh, bebas dari hama dan penyakit serta kontaminan-kontaminan lainnya.

1.2 Tujan Praktikum


a. Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa untuk mengetahui lebih mendalam
mengenai perkembangan biji, struktur biji, tipe perkecambahan biji.
b. Melatih mahasiswa dalam melakukan uji viabilitas menggunakan Uji FCT, SGT,
Metode Seed Bad, Uji Tetrazolium.
c. Melatih mahasiswa dalam malakukan uji vigor dengan menggunakan IVT dan RSGT.
d. Melatih mahasiswa dalam melakukan sertifikasi benih, dengan cara menghitung
kadar air benih dan kemurnian benih.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 STRUKTUR BIJI

Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat pembuahan, tabung
sari sari memasuki kantung embrio melalui mikropil dan menempatkan dua buah inti
gamet jantan padanya. Satu diantaranya bersatu dengan inti sel telur dan yang lain
bersatu dengan dua inti polar atau hasilnya penyatuan, yaitu inti sekunder.
Penyatuan gamet jantan dengan sel telur menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi
embrio. Penyatuan gamet jantan yang lain dengan kedua inti polar menghasilkan inti
sel endosperm pertama yang akan membelah-belah menghasilkan jaringan endosperm.
Proses yang melibatkan kedua macam pembuahan (penyatuan) tersebut dinamakan
pembuahan ganda.

Biji masak terdiri dari tiga bagian yaitu: embrio dan endosperm yang dihasilkan
dari pembuahan ganda serta kulit biji yang dibentuk oleh dinding bakal biji,
termsuk kedua integumentnya. Biji adalah ovule yang dewasa (mature ovule). Biji
bisa terbentuk satu atau lebih di dalam satu ovary pada legume, tetapi tidak pernah
lebih dari satu biji terbentuk dalam ovary pada monocot. Setiap biji matang (mature
seed) selalu terdiri paling kurang bagian embryo dan kulit biji.

Dinyatakan bahwa embryo terbentuk dari telur yang dibuahi (zygot) dengan mengalami
pembelahan sel didalam embryosac. Pada serealia dan rerumputan monocot embryo
terdiri atas cotyledon dan embryonic axsis. Setiap biji yang sangat muda dan sedang
tumbuh seperti pada tanaman serealia seperti jagung, padi, gandum selalu terdiri
dari tiga bagian yaitu embryo, kulit biji dan endosperm. Namun pada jenis legumes
hanya terdiri dari embryo dan kulit biji sedangkan endosperm ada namun sangat
sedikit sekali. (Kamil, 1982).

2.2 TIPE PERKECAMBAHAN


Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang
merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat
berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan
radikula menjadi akar. Menurut Kamil., (1982) perkecambahan merupakan pengaktifan
kembali aktivitas pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang terhenti untuk
kemudian membentuk bibit. Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan
dikenal dua tipe perkecambahan yaitu hypogeal dan epigeal.

2.2.1 Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)


Ialah ketika perkecambahan tersebit terjadi plumula terangkat kebagian permukaan
tanah sehingga kotiledon pun ikut terangkat kepermukaan tanah.

2.2.2 Tipe perkecambahan dibawah tanah (hypogeal)


Ialah tipe perkecambahan dimana terjadinya pertumbuhan memanjang dari hipokotil
yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah
kotiledon tetap berada di dalam tanah.

Secara visual dan morfologis suatu buju yang berkecambah umumnya ditandai dengan
terlihatnya akar (radicle) atau daun (plumule) yyang menonjol keluar biji.
Sebetulnya proses perkecambahan sudah mulai berlangsung sebelum ini.
Dalam keadaan normal, semua jaringan yang kompleks dan organ yang membentuk bibit
(seeding) dan kemudian menjadi tumbuhan dewasa adalah berasal dari sel telur yang
telah dibuahi. Tetapi haris diketahui bahwa tidak seluruh bagian biji berasal dari
sel telur yang dibuahi. Kulit biji berasaldari tumbuhan induk dan endosperm (jika
masih ada) berasal dari persatuan antara sperma dengan polar nuclei didalam
embryosac

Syarat luar utama yang dibutuhkan untuk dapat mengaktifkan kembali pertumbuhan
embryonic axis adalah:

a. Adanya air yang cukup untuk melembabkan biji.


Air yang dibutuhkan atau yang diserao oleh biji untuk rehydration adalah alir yang
berupa cairan. Masuknya air kedalam biji adalah dengan peristiwa difusi, osmose dan
imbibisi. Difusi dapat didefinisikan sebagai perindahan spontan dan pada cairan
atau gas dari yang berkonsentrasi lebih tinggi kepada yang berkonsentrasi lebih
rendah.

Apabila konsentrasi air yang diluar biji direndahkan (konsentrasi larutan diluar
biji dinaikkan) misalnya dengan menambahkan NH4NO3 kedalam air tersebut, maka air
akan berkurang atau sama sekali tidak akan masuk kedalam biji, jadi bertambah kesil
konsentrasi air (bertambah tinggi konsentrasi larutan) diluar biji, bertambah
sedikit pula air yang masik kedalam biji yang direndamkan dalam cairan tersebut.

b. Suhu yang pantas.


Salah satu syarat perkacambahan biji ialah suhu yang pantas. Tetapi ini tidak
berarti bersifat mutlak sama seperti kebutuhan terhadap air air untuk perkecambahan
dimana biji membutuhkan suatu level minimum hydration yang bersifat khusus untuk
perkecambahan. Jenis biji mempeunyai tiga titik kritis yang berbeda-beda yang
disebut suhu kardinal yaitu, suhu minimum ialah suhu dibawah mana proses
perkecambahan biji tidak terjadi selama periode waktu perkecambahan.

Suhu maksimum ialah suhu diatas mana proses perkecambahan biji tidak akan terjadi
selama periode waktu pendek atau panjang. Sedangkan suhu optimum yaitu suhu pada
mana kecepatan perkecambahan dan presentase biji yang berkecambah tertinggi pada
periode waktu minimum.

c. Cukup oksigen. Kekurangan salah satu diantara tiga diatas umumnya biji tidak
akan berkecambah.
Perkecambahan biji adalah suatu proses yang berkaitan dengan sel hidup yang
membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan oleh suatu proses didalam sel hidup
biasanya diperoleh dari proses oksidasi, baik adanya molekul O2 atau tidak. Proses
ini secara berurutan disebut pernapasan dan fermentasi secara dimana terjadi
pertukaran gas yaitu CO2 yang dikeluarkan pada kedua proses diatas dan O2 diambil
pada proses pernapasan disebut pernapasn anaerob dimana oksigen diperoleh dari
proses kimia.

Umumnya biji akan berkecambah dalam udara yang mengandung 20% O2 dan 0,03% CO2.
Tetapi diketahui ada biji tertentu yang perkecambahannya dinaikkan dengan
meningkatkan kadar O2 diatas 20%. Kebanyakan biji tidak membutuhkan O2 dengan
tekanan penuh 20%. Diketahui bahwa O2 yang sampai ke embryo kurang dari 3%.
Sebagaimana dikethui embryonic axsis adalah sebagai pusat sistem metabolisme.

d. Adanya cahaya, terutama ini adalah esensial untuk kebnayakan biji rumputan
dan beberapa biji tanaman.

2.3 DAYA KECAMBAH (VIABILITAS) BENIH


berdasarkan ruang lingkup kegiatan berdasar pedoman yang berlaku secara
internasional (mengacu ISTA: international seed testing assosiation), sebagai
berikut:
1. Menentukan metode uji perkecambahan
2. Menyiapkan media perkecambahan
3. Menyiapkan benih
4. Menyemai/ mengecambahkan benih
5. Mengevaluasi kecambah
6. Melaporkan dan menyimpan hasil uji

Tujuan dari melakukan uji daya kecambah benih adalah untuk mengkaji dan menetapkan
nilai setipa contoh benih yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih
(Kartasapoetra ,2003).

Parameter yang digunakan dapat berupa presentase keccambah normal berdasarkan


penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang diminati secara langsung. Atau
secara tidak langsung dengan hanya melihat gejala metabolisme benih yang berkalitan
dengan khidupan benih. Presentase perkecambahan adalah presentase kecambah normal
yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka
waktu yang sudah ditetapkan.

� Uji perkecambahan baku


Uji Perkecambahan Baku atau SGT (Standard Germinator Test) merupakan pengujian yang
paling banyak digunakan oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan pengujian benih,
dengan metode yang yang sangat sederhana namun dapat memberikan hasil yang yang
optimal. Oleh karena itu Uji Perkecambahan Baku ini merupakan salah satu pengujian
benih yang dilakukan kegiatan pembenihan di seluruh dunia.

Metode palksanaan Uji Perkecambahan Baku ialah sebagai berikut:


? Kertas stensil dibasahi sebanyak 2 lembar untuk 50 buah benih yang akan diuji.
? Penyusunan benih dalam 5 baris masing-masing 10 biji.
? Kemudian basahkan lagi 1 lembar kertas stensil, gunakan sebagai penutup.
? Lipat kedua sisi kertas kira-kira 1,5 cm kearah dalam, kemudian gulung kertas
menjadi 4 bagian.
? Dilakukan masing-masing 2 atau 4 ulangan.
? Letakkan digerminator secara mendatar. Lakukan pengamatan pada hari ke 3, 5,
7.

2.4 KEKUATAN KECAMBAH (VIGOR) BENIH.


Vigor benih adalah sifat benih yang merupakan kemampuan benih tersebut untuk
berkecambah dengan seragam, cepat dan menghasilkan bibi normal dari berbagai
kondisi lingkungan dilapangan. Sebagai hasil penelitian yang dilakukan dengan
seksama, dapat diketahui bahwa terddapat hubungan yang demikian erat antara
kecepatan perkecambahannya benih yang vigor. Ternyata dari adanya kenyataan bahwa
benih yang kecepatan berkecambahnya tinggi, tanaman yang dihasilkannya akan lebih
tahan terhadap keadaan atau lingkungan yang kurang menguntungkan (Kartasapoetra,
2003).

Dengan demikian jelas bahwa keccepatan berkecambahnya benih merupakan aspekk


penting dari vigor tanamannya, serta memberi indeks vigor dari setiap kelompok
benih. Karena itu perlu pula melakukan pengujian tentang kakuatan kecambah benih
tersebut. Pada hakikatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi yang
berarti bahwa dari benih yang memiliki vigor tinggi akan dapat dicapai tingkat
produksi yang tinggi.

Pada pengujian, untuk memudahkan penilaian, maka kelompok benih yang dinilai
terlebih dahulu digolongkan atas kecambah normal, abnormal dan mati. Kemudian dari
kecambah normal digolongkan lagi atas kecambah normal yang kuat tumbuhnya (vigor)
dan kecambah normal yang kurang kuat tumbuhnya (less vigor). Penilaian dilakukan
dengan membandingkan kecambah satu dengan kecambah lainya dari satu substrat (S.
Sadjad Dkk Dalam Soetopo)

� Index Value Test


Index value test merupakan suuatu cara pengujian untuk mengetahui kekuatan suatu
benih, jika benih semakin banyak berkecambah pada waktu yang lebih singkat maka
semakin besar vigor benih tersebut.
Metode pelaksanaan pengujian dengan IVT sama dengan pengujian SGT hanya saja
pengamatan dilakukan setiap hari sampai hari ke 7 dengan perhitungan pada hari
ketiga atau hari ke empat sebagain penilaian atau perhitungan pertama. Dan apabila
menurut penilaian atau perhitungan pertama tersebut ternyata benih yang berkecambah
normal adalah sejumlah lebih dari 75% dari keseluruhan benih yang disemikan dalam
rangka pengujian, kecepatan berkecambahnya benih tersebut adalah tinggi
(Kartasapoetra, 2003).

? Uji Laju Pertumbuhan Kecambah


Uji laju pertumbuhan benih ini mengacu pada pertumbuhan radicle dan plumule, jika
kecambah dengan pertumbuhan radicle dan plumule lebih panjang serta berat kering
kecambah tinggi, maka benih dianggap mempunyai kekuatan kecambah yang tinggi.

Metode uji laju petumbuhan kecambah:


? 2 lembar kertas stensil dilipat 2 bagian namun tidak sama.
? Setelah dilipat kemudian kertas tersebut dibasahi, dan tempatkan 15 buah benih
yang akan di uji. Susun biji dengan posisi radicle mengarah ke 2/3 lebar.
? Kemudin biji di tutup dengan kertas stensil yang telah dibasahi pula.
? Lipat pinggir kertas sekitar 1,5 cm kearah dalam kemudian gulung kertas
tersebut.
? Letakkan kertas tersebut kedalam kaleng kemudian masukkan kedalam germinator.
Amati pada hari ke 7, hitung kecambah normal dan abnormal.
? Ukur panjang radicle dan plumule pada benih normal. Setelah itu potong bagian
radicle dan plumule menggunakan cutter atau silet.
? Masukan kedalam amplop radicle dan plumule tadi, kemudian letakkan kedalam
oven dengan suhu 700C selama 24 jam.
? Timbang berat keringhnya.

2.5 SERTIFIKASI BENIH

Sertifikasi benih adalah suatu cara pemberian sertifikat atas cara perbanyakan,
produksi dan penyluran benih yang sesuai dengan peraturan yang ttelah ditetapkan
oleh Depertemen Pertanian Republik Indonesia. Suatu verietas hanya dapat
disertifikasi bila telah dianjurkan oleh team penilai dan pelepas varietas oleh
badan benih nasional dan disetujui oleh menteri pertanian. Selanjutnya pelaksanaan
sertifikasi benih dilaksanakan oleh dinas pengawasan dan sertifikasi benih dengan
tugas pokok yaitu sertifikasi benih, pengeturan dan peningkatan mutu perbenihan
tanaman pertanian.

Tujuan sertifikasi benih adalah memelihara kemurnian mutu benih dari varietas
unggul serta menyediakan secara kontinu kepada petani. kemurnian mutu penih dinilai
melalui kemurnian penanaman yang dicerminkan dilapangan maupun kemurnian benih
hasil pengujian di laboratorium. Benih berkualitas tinggi adalah benih bermutu
baik, baik dalam mutu genetis, fisologis maupun fisik (Sutopo, 1998).

? Pengujian Kadar Air Benih


Pada metode praktek yang akan diperhatikan adalah moisture teaster dengan desiccant
(zat pengendap air). Berat contoh dalam pengujian ini harus memenuhi ketentuan ISTA
yaitu 100 gram bagi benih yang akan di uji dan 50 gram bagi bbenih lain-lain
spesies, bila berat contoh kerjanya kurang dari ketentuan ini, pada sertifikasi
harus dicantumkan keterangan hal tersebut.

? Metode Tungku
Contoh benih dipanaskan pada temperatur dan waktu tertentu, atau dipanaskan sampai
mencapai berat tetap. Kehilangan berat sebagai akibat pemanasan ini ditentukan dan
dianggap kadar air benih asal.

? Elektric Moistrue Tester


Ditentukkan kadar air benih berdasarkan sifat konduktivitas dan dielektrik benih.
Yang keduanya tergantung dari kadar air dan temperatur benih.

? Dengan Desiccant
Dengan menggunakan zat penyerap air, air dalam benih dapat dikeluarkan. Siapkan
sebuah botol isikan zat pengendap air kedalamnya kemudian masukkan sejumlah benih
berat contoh tertentu.

? Kemurnian Benih
Kemurniah benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen
benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung
presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah
untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih
yang mewakili lot benih.kemurnian benih sangat berpengaruh dilapangan. Karena benih
yang tidak murni dapat merugikan kita pada saat pembelian maupun pada budidaya.

Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan.


Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai
pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih
mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan
kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di
dalam petunjuk ini.

Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian


benih. Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih. Petunjuk ini
menjelaskan bagaimana mempersiapkan contoh yang mewakili lot benih untuk keperluan
pengujian, dan bagaimana melakukan pengujian benih, salah satunya yaitu analisis
kemurnian

Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen
sebagai berikut :

? Benih murni.
Adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedang diuji.
Yang termasuk benih murni diantaranya adalah benih masak utuh, benih yang berukuran
kecil, mengkerut, tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji, pecahan/
potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan
dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang
dimaksud, biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.

? Benih tanaman lain


Adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan
untuk diuji.

? Kotoran benih
Adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk
kedalam kotoran benih adalah benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan
benih sejati, biji hampa tanpa lembaga pecahan benih = 0,5 ukuran normal, cangkang
benih, kulit benih, kemudian terdapat bahan lain seperti sekam, pasir, partikel
tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll.
� Uji Tetrazolium
Tertrazolium test merupakan suatu cara pengujian terhadap viebilitas benih secara
cepat dan bersifat tidak langsung. Yang dimaksud dengan tetrazolium adalah sejennis
bahan kimia. Colpeland (1977) menyatakan bahwa untuk membedakan benih yang masih
memiliki kemampuan hidup dari yang mati dapat digunakan berbagai zat kimia
diantaranya zat tetrazolium.
Dalam test dengan zat-zat kimia ini, proses reduksi yang terjadi dapat dilihat
dengan indikator 2,3,5 Tryphenyl Tetrazolium Kloride yang dapat diserap oleh benih
dalam jaringan benih yang masih hidup, garam tetrazolium yang mengalami reduksi
secara enzimatik (melalui dehidrogenase) sehingga timbul senyawa Formazan yang
berwarna merah.

BAB III BAHAN DAN PROSEDUR PARKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih dan Pemuliaan Tanaman
Fakultas Pertanain Universitas Riau, Jalan Bina Widya Kelurahan Simapng Baru,
Kecamatan Tampan Kotamadya Pekanbaru.

3.2 Bahan dan Alat


Bahan yang akan digunakan selama praktikum ini adalah Aquadesrilane, Larutan
Tetrazolium. Sedangkan alat yang digunakan adalah Germinator gelap, seed bad,
timbangan analitik, oven, amplop kecil, Excikator, gelas beaker, kertas stensil,
cawan timbang, kertas tissue, pisau silet, buku gambar, pensil, dan alat tulis
lainnya.

3.3 Prosedur Kerja


Praktikum dilaksanakan satu kali seminggu, pada hari kamis, pukul 13.00. Dalam
praktikum ini terdapat beberapa kelompok dan masing-masing kelompok terdiri atas 6-
7 orang. Sebelum praktikum dimulai dilakukan respon untuk menguji apakah praktikan
telah membaca bahan tentang yang akan di praktikumkan pada hari tersebut.
Dalam melakukan praktikum, bahan dan alat yang akan di gunakan dan di parktikumkan
dibagikan kepada praktikan, setelah itu para praktikan bekerja sesuai dengan
kelompok masing-masing.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Praktikum 1 (Struktur Biji)


� Hasil terlampir dalam buku gambar
� pembahasan
Pada praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan bahwa
? Komponen yang terdapat pada buah tomat, kedondong, timun, ialah kulit buah,
daging buah kemudian biji.
? Sedangkan komponen yang terdapat pada Struktur biji jagung terdiri dari kulit
buah / biji, endisperm, embrio, embrionic axis, scutellum, coleoptil, plumule,
radikel dan coleorhiza. Tipe biji jagung adalah cereal.
? Komponen yang terdapat pada struktur biji padi terdiri dari lemma, palea,
glume, aleuron layer, endosperm, embrio, embrionic axis. Tipe biji padi adalah
cereal.
? Komponen yang terdapat pada struktur biji kedelai terdiri dari hilum, kulit
biji, embrio, cotiledon, plumule, radikel, embrionic axis. Tipe biji kedelai adalah
Legume.

4.2 Praktikum 2 (Tipe Perkecambahan)


� Hasil
Biji jagung bertipe biji hipokotil dan komponen bijinya adalah seminal root, biji,
coleoptil, radikel, leaf, dan adventif root. Sedangkan biji kedelai bertipe biji
epikotil dan komponen biji kedelai terdiri dari cotyledon, plimule, radikel,
epokotil, hipokotil, primary root, secondary root serta leaf.
� Pembahasan :
Terdapat 2 tipe perkecambahan yaitu hypogeal dan epygeal
? Hypogeal
Pada perkecambahan ini terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan
plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah kotiledon tetap berada
di dalam tanah, contohnya jagung.
? Epigeal
Pada perkecambahan ini hipokotil tumbuh memanjang akibatnya kotiledon dan plumula
terdorong ke permukaan tanah, sehingga kotiledon berada diatas tanah, contohnya
kacang hijau.

4.3 Praktikum 3 ( Daya Kecambah Benih)


� Uji perkecambahan baku
? Hasil
Hasil yang didapat pada praktikum ialah:
SGT = Jumlah kecambah normal hari ke 3s/d hari ke 7 x 100 %
Jumlah biji yang di kecambahkan
Sampel 1 = 40/50�100%= 80%
Sampel 2 =47/50�100%= 94%
? Pembahasan
Pada praktikum yang telah dilakukan, didapat hasil yang cukup optimal dari biji
kedelai yaang telah dipraktikkan.

� Frist Count Test


? Hasil
FCT = Jumlah kecambah normal x 100 %
Jumlah biji yang di kecambahkan
Sampel 1 = 43/50�100%= 86%
Sampel 2 = 49/50�100%= 98%
? Pembahasan
Hasil yang didapat lebih baik dari perhitungan dengan SGT.

4.4 Praktikum Ke 4 (Kekuatan Kecambah Benih)


� Index value test
? Hasil
Rumus IVT = Jumlah Benih Berkecambah pada hari ke-t
Jumlah hari pengamata ke-n
Sampel 1= 50+50+49+45+43
3+4+5+6+7
=237/25= 9,48
Sampel 2= 50+49+49+47+46
3+4+5+6+7
=241/25= 9,64

? Pembahasan
Dilihat dari hasil yang di dapatkan bahwa, ulangan 1 dan 2 hasilnya tidak berbada
nyata, sebab hasil dari perhitungan relatif sama.

� Uji RSGT
? Hasil
RSGT.2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 13 14 15
Plmul 14 10 9 11 10 8,5 8 12,5 10,9 4,5 10 1,6
3,5 4,5 5
Radicle 11,5 15 13 13,5 7,8 7,5 6,5 12.9 11 8,7
9,4 7,8 7,8 7,9 7,8

RSGT.1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Plumule 8 19,5 9 8,5 10,5 7,5 12,3 11 9 7,5 11,5
13 12,5 4,5
Radicle 10 10,5 6 8 10,5 8 13,7 9 13 8 11 12
11 6,5

? Pembahasan
Dari data yang terdapat pada tabel SGT terlihat bahwa setiap benih memiliki
kemapuan yang berbeda-beda dalam mengexpresikan viabilitas perkecambahannya.
Terlihat perbedaan panjang plumule dan radikel antar kecambah. Hal ini selain
disebabkan oleh faktor genetik juga disebabkan oleh faktor lingkungan atau
interaksi antara faktor genetik dengan faktor lingkungan. Lingkungan yang terdapat
pada germinator dilaboratorium menghasilkan suhu dan klelembaban yang tinggi serta
dapat menekan pertumbuhan benih yang akan dikecambahkan.

4.5 Praktikum Ke 5 (Sertifikasi Benih)


� Uji Kadar Air Benih
Kadar air yang terdapat pada masing-masing biji dimanfaatkan untuk pertumbuhannya
saat kegiatan usaha tani

� Uji Kemurnian Benih


? Hasil
No Komponen Berat (gram) Persen Komponen
1 Benih murni 49,59 97,38%
2. Benih tanaman lain 1,23 2,41%
3. Benih rerumputan 0,05 0,09%
4. Kotoran Benih 0,05 0,09%
TOTAL 50,92 99,97%

% Benih Murni = berat benih murni / Berat total x 100%


= 49,59/ 50,92 x 100 %
= 97,38 %

% Benih tanaman lain = berat benih tanaman lain / Berat total x 100 %
= 1,23 / 50,92x 100 %
= 2,41 %

% Benih rerumputan = berat benih rerumputan / Berat total x 100%


= 0,05/ 50,92 x 100 %
= 0,09 %

% Kotoran Banih = berat kotoran benih / Berat total x 100%


= 0,05 / 50,92 x 100 %
= 0,09 %
? Pembahasan
Kemurnian benih merupakan gambaran komposisi dari suatu kelompok benih berdasarkan
persentase berat komponen-komponen fisik yang terdapat didalamnya. Dari table
kemurnian benih tersebut terlihat bahwa benih murni memiliki persentase tertinggi
dari pada komponen lainnya seperti benih tanaman lain, rerumputan dan batuan atau
kotoran benih.

� Uji Tetrazolium
? Hasil
bj yg dkcmbhkn embryo mrh pekt embryo mrh mda tk brwrna
59 0
46 13
Viabilitas= 77,96%

Viabilitas= jumlah biji yang berwarna merah x 100%


jumlah biji yang diperlakukan
= 46/59�100%= 77,96%
? Pembahasan
Dari data yang didapat dapat disimpulkan bahwa viabilitas biji yang dipraktikumkan
adalah baik.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
� Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat pembuahan,
tabung sari sari memasuki kantung embrio melalui mikropil dan menempatkan dua buah
inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya bersatu dengan inti sel telur dan yang
lain bersatu dengan dua inti polar atau hasilnya penyatuan, yaitu inti sekunder.
Penyatuan gamet jantan dengan sel telur menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi
embrio. Penyatuan gamet jantan yang lain dengan kedua inti polar menghasilkan inti
sel endosperm pertama yang akan membelah-belah menghasilkan jaringan endosperm.
� Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang
merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat
berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan
radikula menjadi akar.
� Tujuan dari melakukan uji daya kecambah benih adalah untuk mengkaji dan
menetapkan nilai setipa contoh benih yang perlu diuji selaras dengan faktor
kualitas benih
� Vigor benih adalah sifat benih yang merupakan kemampuan benih tersebut untuk
berkecambah dengan seragam, cepat dan menghasilkan bibi normal dari berbagai
kondisi lingkungan dilapangan. Sebagai hasil penelitian yang dilakukan dengan
seksama, dapat diketahui bahwa terddapat hubungan yang demikian erat antara
kecepatan perkecambahannya benih yang vigor.
� Tujuan sertifikasi benih adalah memelihara kemurnian mutu benih dari varietas
unggul serta menyediakan secara kontinu kepada petani. kemurnian mutu penih dinilai
melalui kemurnian penanaman yang dicerminkan dilapangan maupun kemurnian benih
hasil pengujian di laboratorium. Benih berkualitas tinggi adalah benih bermutu
baik, baik dalam mutu genetis, fisologis maupun fisik.

5.2 Saran
Sebaiknya dalam usaha produksi benih dilakukan secara jujur agar pertanian dan
produksi pertanian diindonesia dapat berkembang dnegan baik, dantidak merugikan
para petani diindonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Kamil, Jurnalis. 1982. Teknologi Benih 1. Penerbit Angkasa. Bandung.
Kartasapoetra, Ance G. 2003. Teknologi Benih. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
Sutopo, Lita. 1998. Teknologi Benih. Rajawali Pers. Jakarta.
Anonimus. Struktur Biji. 20de.wordpress.com. 9 Mei 12
Anonimus. Pengujian Kemurnian Benih. daunmudha.blogspot.com. 9 mei 12
Anonimus. Kemurnian Benih. erikjhorusitanggang.blogspot.com. 9 mei 12
Anonimus. Uji Perkecambahan. http://isroi.com. 9 mei 12
Anonimus. Uji Daya Kecambah Benih. khairultamimi.student.umm.ac.id. 9 Mei 12
As wulandari. Uji Perkecambahan. repository.ipb.ac.id. 9 mei 12
Anonimus. Uji Perkecambahan Baku. http://www.scribd.com. 9 mei 12
Iklan
Share this:

TwitterFacebook

Tinggalkan Balasan
Cari untuk:
Tulisan Terakhir

Pengertian dan Ruang Lingkup serta Proses Pelapukan Bahan Organik


Hama Yang Menyerang Pada Beberapa Tanaman
Laporan Praktikum Teknologi Benih
PHT pada Tanaman Teh (Camellia sinensis L)
Entomologi Pertanian

Arsip

Mei 2012
April 2012
Maret 2012

Kategori

Entomologi Pertanian
Pengendalian Hama Terpadu
Pengolahan Bahan Organik
Teknologi Benih
Uncategorized

Meta

Daftar
Masuk
RSS Entri
RSS Komentar
WordPress.com

Blog di WordPress.com.

Ikuti

:)

Anda mungkin juga menyukai