LAPORAN SURVEILANS
PLEBITIS, IDO DAN ISK
PERIODE JANUARI
2018
KATA PENGANTAR
Surveilance Periode April 2017 RSU Hati mulia Kendari |0
Puji syukur patut kita panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yangtelah memberikan karunia-Nya sehingga Laporan Suveilans Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi di RSU Hati mulia Kendari dapat diselesaikan tepat waktu.
RSU Hati mulia Kendari sebagai sebuah organisasi publik menyadari
sepenuhnya bahwa kurangnya kualitas dan kuantitas pengendalian infeksi di rumah
sakit terkait komitmen pimpinan rumah sakit dan memerlukan dukungan seluruh
tenaga kesehatan serta pengguna layanan kesehatan di rumah sakit.
Infeksi nosokomial pada prinsipnya dapat dicegah, walaupun tidak dapat
dihilangkan sama sekali. Untuk itu telah dibentuk Tim Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit (PPI-RS) sebagai pelaksana program pencegahan dan
pengendalian infeksi di RSU Hati mulia Kendari dapat dilaksanakan secara optimal.
Tersusunnya laporan surveilans tidak terlepas dari dukungan dan kerjasama
yang baik dari Tim PPI-RS. Tim PPI-RS mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program PPIdengan harapan kejadian infeksi
nosokomial di RSU Hati mulia Kendari dapat diminimalkan.
IPCN
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
II. TUJUAN
Kegiatan surveilans bertujuan untuk :
1. Memperoleh data infeksi
2. Menurunkan angka infeksi nosokomial.
3. Mengidentifikasi kejadian luar biasa (outbreak).
4. Menilai keberhasilan program PPI
5. Mendorong setiap petugas yang terkait dengan asuhan pasien untuk
melakukan tindakan preventif
6. Salah satu syarat untuk Akreditasi rumah sakit.
III. SASARAN
1. Diperolehnya angka infeksi endemis.
2. Menurunnya angka infeksi nosokomial.
3. Teridentifikasinya kejadian luar biasa (outbreak).
2. Kejadian Plebitis.
Kamus Indikator Plebitis
1 Persfektif : ( Pilih salah satu □Stakeholder □Financial
dengan tanda “V”) √ Proses bisnis internal
□ Pengembangan personil & organisasi
2 Sasaran strategis : Terwujudnya kematangan proses bisnis
dan organisasi Komite PPIRS secara
merata di seluruh unit
kerja/departemen.
3 Nama Key Performance Tercapainya angka Plebitis sesuai
Indicator (KPI) Bencmark
4 Alasan memilih indikator : Patien safety dan mencegah terjadinya
plebitis
5 Definisi Plebitis adalah pada daerah lokal
tusukan infus ditemukan tanda-tanda
merah, seperti terbakar, bengkak, sakit
bila ditekan, ulkus sampai eksudat
purulen atau mengeluarkan cairan bila
ditekan.
a. Kriteria Inklusi
c. WAKTU PELAKSANAAN
Tiap hari dalam 1 bulan ( April2017 )
d. PELAKSANAAN SURVEILANS
1. IPCN melakukan kunjungan ke ruang rawat inap sesuai target surveilans
setiap hari kerja, dan mengumpulkan data pasien yang menggunakan alat
invasif ( Intra Venous Line dan Urine Catheter). Kemudian mengisi formulir
surveilans harian infeksi rumah sakit.
a. Apabila ditemukan tanda-tanda infeksi, maka dicari data sekunder
sebagai pendukung, antara lain:
formulir survei infeksi rumah sakit,
data rekam medis,
catatan hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium dan
radiologi)
wawancara dengan pasien/keluarga pasien.
b. Setelah data pendukung lengkap, selanjutnya dilakukan pengkajian
oleh Tim PPI.
2. Data surveilans harian infeksi rumah sakit kemudian dipindahkan kedalam
formulir surveilans bulanan infeksi rumah sakit.
3. Data surveilans bulanan infeksi rumah sakit kemudian diinput ke computer
untuk dilakukan rekapitulasi dan dibuat laporan.
4. Laporan bulanan di laporkan kepada Kepala Rumah Sakit dan unit terkait.
0.8
0.6
0.4
0.2
0
mawar asoka tulip anggrek HCU
Rumus Perhitungan :
Jumla Angka Kejadian IDO
IDO = x 1000
Jumlah Hari Perawatan
3. ANALISIS
1. Plebitis
Phlebitis adalah infeksi pada daerah lokal tusukan infus di mana ditemukan
tanda-tanda infeksi : merah seperti terbakar, bangkak, sakit bila ditekan, ulkus
sampai eksudat purulen atau mengeluarkan cairan bila ditekan. Dari tabel 1 dapat
dilihat bahwa angka kejadian plebitis Bulan Januari 2018 di ruang
perawatanMawar adalah sebesar 4,3 %, ruang perawatan Asoka adalah sebesar
4,7 % , Tulip sebesar 2,8% dan Anggrek sebesar 3,3% sedangkan ruang HCU (
nihil ). Angka ini melebihi target ruangan dan melebihi angka normal infeksi
plebitis Rumah sakit yaitu 15,1 %. Oleh karena itu perlu mendapat perhatian
khusus dari petugas ruangan maupun komite PPI untuk dilakukan tindakan
sehingga angka kejadian plebitis di rumah sakit dapat berkurang.
Faktor yang menyebabkan kejadian phlebitis Antara lain kondisi pasien
itu sendiri (immune compromise, anemia, hipoalbumin, dll) dan penggunaan
cairan infus dengan konsentrasi tinggi. Selama observasi ditemukan berbagai
ketidak sesuaian Antara lain : petugas yang kurang memperhatikan hand hygiene
dan penggunaan APD, khususnya penggunaan sarung tangan, balutan kateter infus
yang kotor/basah tidak segera diganti, serta kurangnnya persiapan alat untuk
pemasangan infus (tidak lengkap).
Profesi INSTALASI/BAGIAN
No.
Petugas Rawat Rawat Kamar Kamar
HCU LAB IGD
Inap Jalan Operasi Bersalin
1. Dokter - - - - - - -
2. Perawat - - - - - - -
3. Bidan - - - - - - -
4. Petugas - - - - - - -
Kebersihan
5. Pekarya - - - - - - -
6. Lain-lain - - - - - - -
IX. KESIMPULAN
1. Angka kejadian Plebitis di Rumah Sakit Umum Hati mulia Kendari sebesar 15,1
% melebiihi target pelayanan minimal <1,5 %dan Angka kejadian Infeksi Daerah
Operasisebesar 0,5% kurang dari target pelayanan minimal <1,5 %.Sehingga
memerlukan sosialisasi yang lebih kepada petugas ruangan agar angka kejadian
plebitis dapat berkurang.
2. Infeksi saluran Kemih dan Dekubitus masih Nihil. Hal ini harus tetap
dipertahankan terus kedepan.
3. Angka kejadian kecelakaan petugas tertusuk limbah benda tajam nihil, tidak ada
laporan dari ruangan ataupun petugas yang tertusuk jarum.