Anda di halaman 1dari 1

v

RINGKASAN

Jagung merupakan makanan pokok kedua bagi sebagian besar masyarakat


Indonesia. Produksi jagung setiap tahunnya meningkat seperti kenaikan pada tahun
2013-2014 mencapai 496,57 ribu ton atau sebesar 1,1%. Kebutuhan jagung yang
meningkat juga meningkatkan jumlah limbah. Limbah dari jagung yaitu daun, batang
tanaman, serabut jagung dan tongkol jagung. Dalam PKM ini membahas
penggolahan tongkol jagung yang dimanfaatkan sebagai bahan bakar pengganti
bioetanol yaitu berupa biobutanol.

Biobutanol dinilai mampu mengantikan bioetanol, karena karakteristik dari


biobutanol yang mempunyai rantai yang lebih panjang sehingga biobutanol tidak
cepat menguap (unvolatile) dan titik didih dan densitasnya lebih tinggi dibandingkan
dengan bioetanol. Selain itu nilai bilangan oktan dari biobutanol hampir sama dengan
bahan bakar fosil sehingga tidak dibutuhkan modifikasi dari suatu kendaraan.

Dalam proses pembuatan biofuel berupa biobutanol ini, dibagi menjadi empat
tahapan. Pertama, tongkol jagung dikeringkan dan dihaluskan sehingga menjadi kecil.
Kemudian masuk ke tahap dua yaitu penghilangan lignin(delignifikasi). Dalam hal ini
proses menggunaakan metode AFEX. Setelah lignin dapat dihilangkan kemudian
proses hidrolisa selulosa, pada umumnya proses hidrolisa selulosa menggunakan
alkali / acid pretreament atau dengan menggunakan enzim. Namun pada PKM-GT
ini, menggunakan katalis padat arang tersulfonasi. Selulosa terhidrolisa menjadi
Glukosa. Pada tahapan terakhir dimana glukosa yang telah terbentuk di sintesa
menjadi biobutanol dengan proses fermentasi dengan bakteri Clostridium sp

Anda mungkin juga menyukai