NASIONAL PENDIDIKAN
PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS
(SMA)/MADRASAH ALIYAH (MA)
2012
KATA PENGANTAR
Jakarta, 2012
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Tujuan
C. Dasar Hukum
BAB II ACUAN MUTU PENDIDIKAN
A. Definisi Mutu Pendidikan
B. Siklus Mutu Pendidikan
C. Standar Nasional Pendidikan sebagai Acuan Mutu Pendidikan
BAB V PENUTUP
A. Rasional
Penjaminan mutu pendidikan adalah serentetan proses dalam sistem
yang saling berkaitan untuk mengumpulkan, menganalisis dan melaporkan data
tentang program atau kegiatan pendidikan dalam mencapai mutu pendidikan.
Proses penjaminan mutu diawali dari mengidentifikasi aspek pencapaian dan
prioritas peningkatan, penyediaan data sebagai dasar perencanaan dan
pengambilan keputusan serta membantu membangun budaya peningkatan
mutu berkelanjutan. Pencapaian mutu pendidikan untuk pendidikan dasar dan
menengah dikaji berdasarkan delapan standar nasional pendidikan dari Badan
Standar nasional Pendidikan (BSNP). Penjaminan mutu secara langsung tentu
saja memiliki kontribusi terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Penjaminan dan peningkatan mutu pendidikan pada pendidikan dasar
dan menengah di Indonesia berkaitan dengan tiga aspek utama yaitu: (1)
pengkajian mutu pendidikan, (2) analisis dan pelaporan mutu pendidikan, dan
(3) peningkatan mutu dan penumbuhan budaya peningkatan mutu yang
berkelanjutan. Khususnya pada aspek pertama, secara sederhana diartikan
bahwa dalam aspek pengkajian mutu pendidikan di dalamnya perlu ada
pemetaan dan penetapan langkah yang perlu dilakukan untuk pencapaian mutu.
Kegiatan pemetaan salah satunya melalui Evaluasi Diri Sekolah (EDS) dan
instrumen lain yang dapat menambah informasi tentang profil sekolah. Adapun
kegiatan penetapan langkah pencapaian mutu adalah rencana sistematis,
rasional, dan terukur serta dirumuskan oleh satuan pendidikan untuk memenuhi
pencapaian mutu pendidikan.
Untuk mencapai mutu, ternyata tidak setiap satuan pendidikan mampu
melakukannya. Banyak faktor yang menjadi kendala dan penghambat sehingga
B. Tujuan
Tujuan umum penyusunan pedoman pemenuhan SNP pada satuan
pendidikan ini adalah untuk memberikan acuan bagi satuan pendidikan dalam
melaksanakan penjaminan mutu pendidikan secara sinergis dan berkelanjutan
melalui pemenuhan SNP oleh satuan pendidikan.
Secara khusus pedoman ini bertujuan untuk:
1. memberi penjelasan tentang indikator esensial pada delapan Standar
Nasional Pendidikan yang diuraikan berdasarkan argumentasi perlunya
pemenuhan indikator esensial, langkah pemenuhannya, waktu dan durasi
implementasi pemenuhannya, dan hasil yang dapat diukur.
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301),
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496),
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang
Standar Isi (SI),
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan
Pendidikan Dasar Dan Menengah, dan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 12/2007 Tentang Standar
Pengawas Sekolah/Madrasah,
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 13/2007 Tentang Standar
Kepala Sekolah/Madrasah,
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 16/2007 Tentang Standar
Kualifikasi Akademik Dan Kompetensi Guru,
Delapan SNP di atas memiliki keterkaitan satu sama lain dan sebagian
standar menjadi prasyarat bagi pemenuhan standar yang lainnya. Dalam
kerangka sistem, komponen input sistem pemenuhan SNP adalah Standar
Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK), Standar Pengelolaan,
Standar Sarana dan Prasarana (Sarpras), dan Standar Pembiayaan. Bagian yang
termasuk pada komponen proses adalah Standar Isi, Standar Proses, dan
Standar Evaluasi, sedangkan bagian yang termasuk pada komponen output
adalah Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Berikut ini disajikan kaitan antara
SNP.
TABEL 1.
KOMPONEN, SUB-KOMPONEN DAN INDIKATOR
PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN (SNP) PADA JENJANG SD/MI
1. STANDAR ISI
2. STANDAR PROSES
5 Memiliki rasa seni dan 5.1 Mengekspresikan 5.1.1 Siswa memperoleh pengalaman
memahami budaya seni dan budaya mengekspresikan diri melalui kegiatan
seni dan budaya.
6 Sehat jasmani dan rohani 6.1 Bugaran jasmani 6.1.1 Mengembangkan dan memelihara
serta sportif serta hidup sehat kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat
6.2 Menjaga tubuh serta 6.2.2 Siswa memahami perawatan tubuh serta
lingkungan lingkungan, mengenal berbagai penyakit
dan cara pencegahannya serta menjauhi
narkoba
6. STANDAR PENGELOLAAN
7. STANDAR PEMBIAYAAN
8. STANDAR PENILAIAN
1. Pemetaan Mutu
Pemetaan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan, diartikan
sebagai informasi tentang pencapaian delapan standar nasional
pendidikan, dimulai dengan:
a. Menjaring dan mengumpulkan informasi mutu pendidikan pada
tingkatsatuan pendidikan, dengan tahapan sebagai berikut:
1) Membentuk tim untuk penjaringan atau pengumpulan data mutu
pendidikan atau data pencapaian delapan standar nasional
pendidikan.
2) Mengisi instrument untuk menjaring data tentang mutu
pendidikan seperti instrument Evaluasi Diri Sekolah (EDS).
3. Pemantauan
a. Pemantauan dilakukan oleh satuan pendidikan dengan cara
pengecekan keterlaksanaan pemenuhan standar, dan mencatat
penyebab berbagai kendala dalam pemenuhan standar.
b. Melakukan penilain internal terhadap pelaksanaan program
peningkatan mutu pendidikan.
4. Pelaporan
a. Menuliskan pelaksanaan peningkatan mutu atau pemenuhan
stándar pada tahun berjalan, dan menjadi dasar untuk penyusunan
program untuk tahun berikutnya.
b. Menyampaikan laporan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, atau
provinsi/pusat untuk dijadikan bahan menyusun program
peningkatan mutu atau pemenuhan standar pada satuan
pendidikan yang menjadi binaannya.
INDIKATOR
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL HASIL
PEMENUHAN
STANDAR ISI
Sekolah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Melakukan sosialisasi tentang Guru, konselor, kepala Awal tahun Tersedianya Dokumen
melaksanakan (KTSP) merupakan kurikulum yang kebijakan KTSP. sekolah, komite KTSP (buku I)
pengembangan memiliki prinsip otonomi yang menuntut Melakukan rapat koordinasi untuk sekolah, nara sumber,
kurikulum dengan partisipasi warga sekolah dan semua menyusun KTSP dan pihak-pihak lain
melibatkan unsur stakeholder pada tingkat satuan Menyusun draft KTSP oleh 2 – 3 yang terkait.
guru, konselor, pendidikan. Arah dan kebijakan KTSP orang guru yang memiliki wawasan
kepala sekolah, serta keberhasilannya ditentukan oleh tentang KTSP
komite sekolah, dan kerjasama semua pihak yang terkait Melaksanakan musyawarah untuk
nara sumber, dan mengambil keputusan tentang isi dan
pihak-pihak lain yang struktur KTSP.
terkait. Hasil keputususan ditinjau kembali di
setiap awal tahun.
Sekolah, Standar isi merupakan bagaian inti dari Melakukan analisis terhadap standar Guru, Wakasek Setiap awal Tersedianya Dokumen
mengembangkan struktur kurikulum (KTSP) yang isi Kurikulum (atau Tim semester KTSP (buku I)
kurikulum ditampilkan dalam bentuk mata pelajaran Melakukan analisis kebutuhan untuk Pengembang Terjaminnya relevansi
berdasarkan acuan sesuai standar yang berlaku dan muatan pengembangan KTSP yang relevan Kurikulum), dan Kepala antara visi, misi, tujuan,
dan prinsip-prinsip lokal. Pengembangan mata pelajaran dengan visi dan misi sekolah, Sekolah dan struktur mata
pengembangan diuraikan dalam bentuk silabus dan pembiayaan, dan kondisi lingkungan pelajaran yang
kurikulum dalam RPP. Menetapkan kebijakan tentang diberikan.
Standar Isi. struktur kurikulum (susunan mata
pelajaran, jumlah jam pelajaran,
jadwal, dan tenaga pendidik).
Merencanakan pencapaian tujuan
sekolah sesuai visi dan misinya
dipertimbangkan dari formasi atau
struktur mata pelajaran yang akan
disampaikan
Kurikulum sekolah Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun Kajian terhadap Peraturan Pemerintah Kepala Sekolah, Guru, Setiap awal Tersedianya Dokumen
mencakup kelima 2005 tentang Standar Nasional Nomor 19 Tahun 2005 tentang Wakasek Kurikulum semester KTSP (buku I)
2. STANDAR PROSES
INDIKATOR
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL HASIL
PEMENUHAN
STANDAR ISI
Kegiatan untuk Silabus merupakan perencanaan Workshop penyamaan persepsi Guru dan wakil kepala Awal tahun Silabus untuk masing-
merencanakan pembelajaran yang harus disediakan tentang format silabus sesuai sekolah bidang masing mata pelajaran
pembelajaan oleh guru sesuai perundang-undangan ketentuan yang berlaku dan relevansi kurikulum,dan kepala yang telah dilelegalisasi
Kepemilikan yang berlaku. Secara teoritis, silabus muatan silabus dengan visi sekolah sekolah oleh kepala sekolah yang
silabus dapat dijadikan dokumen mutu yang Penyusunan draft silabus oleh sebelumnya telah di
Komponen silabus berfungsi sebagai bagian perencanaan, masing-masing guru periksa oleh tim ahli.
Keterkaitan antar penilaian, dan bahan acuan (base line) Review draft silabus melalui wokshop
komponen dalam untuk mencapai derajat kompetensi sehingga menghasilkan isi silabus
INDIKATOR
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL HASIL
PEMENUHAN
STANDAR ISI
Siswa memperoleh Tujuan pendidikan salah satunya Merancang kegiatan yang membuka Kepala Sekolah, guru, Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
pengalaman belajar menumbuhkan sikap percaya diri dan peluang bagi peserta didik merasakan dan guru BK Dokumen program
untuk menumbuhkan bertanggung jawab. Sikap percaya diri pengalamannya untuk layanan BK untuk satu
dan mengembangkan adalah modal untuk menumbuhkan mengembangkan sikap percaya diri tahun berjalan
sikap percaya diri dan keberanian untuk melakukan sesuatu dan bertanggung jawab. Rancangan Daftar hadir harian
bertanggung jawab yang dianggap benar bagi dirinya, diawali dengan mencantumkannya layanan BK yang memuat
namun untuk memupuk percaya diri perlu pada KTSP yaitu dalam komponen nama siswa, waktu, dan isi
dibarengi dengan rasa tanggung jawab pengembangan diri. layanan BK.
agar percaya diri peserta didik adalah Membina sikap percaya diri dan
yang bertanggung jawab. bertanggung jawab di ruang kelas,
pada kegiatan ektrakurikuler, dan
bimbingan BK secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan
sikap percaya diri dan bertanggung
jawab peserta didik melalui catatan
BK.
Siswa memperoleh Keterampilan peserta didik untuk mencari Merancang kegiatan yang membuka Kepala Sekolah, guru, Mingguan Dokumen KTSP (buku I)
pengalaman belajar informasi/ pengetahuan lebih lanjut dari peluang bagi peserta didik dan guru BK Dokumen program
melalui program berbagai sumber belajar merupakan meningkatkan keterampilan mencari layanan BK untuk satu
pembiasaan untuk kunci dari segala proses pembelajaran. informasi/ pengetahuan lebih lanjut tahun berjalan
mencari informasi/ Jika peserta didik mampu mencari Rancangan diawali dengan Daftar hadir harian
pengetahuan lebih informasi/ pengetahuan sendiri maka ia mencantumkannya pada KTSP yaitu layanan BK yang memuat
lanjut dari berbagai akan berkembang sesuai minat dan dalam komponen pengembangan diri. nama siswa, waktu, dan isi
sumber belajar potensi yang dimilikinya Membina keterampilan mencari layanan BK.
informasi/ pengetahuan lebih lanjut
dapat dilakukan di ruang kelas, pada
kegiatan ektrakurikuler, dan bimbingan
BK secara berkelanjutan
Terus memantau hasil pembinaan
keterampilan mencari informasi/
pengetahuan lebih lanjut peserta didik
melalui catatan BK.
INDIKATOR
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL HASIL
PEMENUHAN
STANDAR
Guru mempunyai Tuntutan sebagai guru profesional harus Kepala sekolah dan pengawas Kepala sekolah, guru, 4,5 tahun Kualifikasi pendidikan guru
kualifikasi minimal memenuhi persyaratan sesuai PP no. 74 mendorong guru yang belum S1/DIV pengawas S1/DIV dibuktikan dengan
th. 2008 tentang Guru dan Dosen dan untuk melanjutkan studi yang sesuai. ijazah
Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Kepala sekolah dan guru mengajukan Guru melanjutkan studi
Standar Kualifikasi Akademik dan beasiswa untuk studi S1/DIV. S1/DIV dengan biaya
Kompetensi Guru beasiswa (Pemda,
Pemprov, Pusat, pihak
lainnya)
Jumlah guru Pemenuhan jumlah guru yang sesuai Kepala sekolah mengajukan Kepala sekolah, komite Menjelang awal Semua kebutuhan guru
memenuhi dengan rombongan belajar/mata pelajaran penambahan jumlah guru kepada sekolah tahun ajaran untuk rombongan belajar
persyaratan memberikan dukungan kebermutuan pemerintahan kab./kota melalui dinas baru yang ada di sekolah dapat
minimal layanan pembelajaran pendidikan kab./kota; terpenuhi
Jika pengajuan ini belum direspon,
padahal sekolah membutuhkan
penambahan guru, kepala sekolah
bersama dengan komite sekolah dan
guru-guru melakukan rapat untuk
mempertimbangkan perekrutan guru
honorer yang dibiayai dari dana
sekolah
Kepala sekolah membuka komunikasi
dengan kepala sekolah lain di sekitar
sekolah, jika ada kelebihan jumlah
guru/guru yang kekurangan jam
mengajar, dapat diberi jadwal pada
sekolah tersebut.
Guru mempunyai Bagian dari tuntutan Permendiknas Kepala sekolah melakukan penilaian Kepala Sekolah, Guru, Sepajang tahun Kompetensi guru yang
kompetensi yang No. 16 Tahun 2007 tentang Standar kompetensi guru (PKG) komite sekolah ajaran kurang (hasil dari PKG)
dipersyaratkan Kualifikasu Akademik dan Kompetensi Kepala sekolah bersama komite dapat ditingkatkan
Guru sekolah menyusun dan mengesahkan Guru memiliki kebiasaan
INDIKATOR
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL HASIL
PEMENUHAN
STANDAR
Luas lahan Untuk kepentingan pelayanan yang Kepala sekolah dan komite sekolah Kepala sekolah. komite Sepanjang Sekolah memiliki desain
sekolah sesuai memadai bagi peserta didik dan proses membandingkan lahan yang dimiliki sekolah tahun ajaran pengembangan sarana
dengan SNP kerja bagi PTK, lahan sekolah harus sekolah dengan SNP sesuai jenjang dan prasana sekolah
distandarkan sekolah Sekolah melakukan
Kepala sekolah menyusun pengajuan pemenuhan
kebutuhan penambahan lahan lahan sekolah kepada
sekolah disertai dengan rencana berbgai pihak terkait
desain pengembangan sarana dan Sekolah memiliki lahan
prasarana sekolah sekolah sesuai dengan
Kepala sekolah dan komite sekolah SNP
mengajukan pemenuhan lahan
sekolah sesuai dengan SNP ke
pemerintah kab./kota atau pihak-
pihak yang berkepentingan
Perabot yang Pemenuhan perabot yang dibutuhkan Kepala sekolah dan komite sekolah Kepala sekolah. komite Sepanjang Sekolah memiliki rincian
dimiliki ruang sesuai SNP akan memberikan mengidentifikasi perabor masing- sekolah tahun ajaran kebutuhan perabot kelas
kelas sesuai kenyamanan bagi peserta didik dalam masing kelas yang dimiliki sekolah yang sudah dimiliki dan
dengan SNP KBM kemudian membandingkannya belum dimiliki
dengan kebutuhan bagi peserta didik Sekolah melakukan
yang ada. pengajuan pemenuhan
Kepala sekolah menyusun perabot kelas yang
kebutuhan penambahan atau belum dimiliki kepada
pemeliharaan perabot kelas sesuai berbgai pihak terkait
kebutuhan Sekolah memiliki
Kepala sekolah dan komite sekolah kelengkapan perabot
mengajukan pemenuhan perabot kelas sesuai dengan
kelas sesuai dengan SNP ke SNP
pemerintah kab./kota atau pihak-
pihak yang berkepentingan
Kelayakan/kenya Kelayakan kelas merupakan pra-syarat Sekolah memprogramkan Kepala sekolah, penjaga Penyusunan Sekolah dapat
man ruang kelas bagi keberhasilan belajar siswa kenyamanan sekolah dalam RKAS sekolah, peserta didik, RKAS dan melakukan program
6. STANDAR PENGELOLAAN
INDIKATOR
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL HASIL
PEMENUHAN
STANDAR
Sosialisasi visi, Visi, misi, dan tujuan sekolah merupakan Visi, misi, dan tujuan sekolah dirumuskan PTK di sekolah, komite Satu bulan Sekolah memiliki visi, misi,
misi dan tujuan rujukan utama dalam penyusunan rencana bersama antara sekolah dengan para sekolah, pemangku dan tujuan sekolah yang
sekolah dilakukan kerja jangka pendek, menengah maupun pemangku kepentingan kepentingan sekolah, dimiliki bersama oleh
kepada semua panjang missal: alumni, DU/DI, sekolahd an para pemangku
warga sekolah. dll. kepentingan
Warga sekolah Visi, misi, dan tujuan sekolah yang tidak Visi, misi, dan tujuan sekolah dirumuskan PTK di sekolah, komite 1 bln Semua/kecenderungan
memahami visi, dipahami tidak akan memberikan energy bersama antara sekolah dengan para sekolah, warga sekolah dapat
misi dan tujuan untuk pencapaian visi dan tujuan dan pemangku kepentingan berkontribusi untuk
sekolah pelaksanaan misi-misi sekolah pencapaian visi dan tujuan
sekolah, dan
mengimplementasikan misi
sekolah karena mereka
memahami visi, misi, dan
tujuan sekolah
Sosialisasi KTSP KTSP merupakan produk bersama KTSP dibuat dalam versi ringkas Kepala sekolah, guru- Menjelang atau Stakeholders sekolah dapat
sekolah dilakukan yang mencerminkan layanan pokok (resume) dan versi lengkap. Versi guru, komite sekolah awal tahun dengan mudah menerima
Guru dilibatkan Keterlibatan guru dalam perumusan Kepala sekolah menampung semua KS, guru Menjelang awal Aspirasi guru-guru dapat
dalam perumusan visi, misi, dan tujuan sekolah perlu aspirasi guru untuk perumusan visi, tahun ajaran diidentifikasi oleh kepala
visi, misi dan karena guru menjadi bagian penting misi, dan tujuan sekolah baru sekolah
tujuan serta dalam pencapaian visi, misi, dan Kepala sekolah menghadirkan guru- (penyusunan Sekolah memiliki
penyusunan tujuan sekolah. guru dalam rapat penyusunan visi, RPS/RKS) rumusan visi, misi, dan
rencana kerja Pelibatan guru akan menguatkan misi, dan tujuan sekolah tujuan sekolah
sekolah komitmen guru dalam proses
pencaaian visi, misi, dan tujuan
sekolah
Pelibatan guru dalam merumuskan
visi, misi, dan tujuan sekolah akan
mengakibatkan iklim sekolah menjadi
Kepemimpinan Kepemimpinan sekolah yang efektif Kepala sekolah secara konsisten KS Sepanjang Warga sekolah dapat
sekolah mampu menjadi kunci untuk kinerja sekolah, menjaga kesesuaian antara apa tahun ajaran mengikuti kepemimpinan
menerapkan ciri- kinerja guru, kinerja tenaga kependidikan yang diucapkan dengan apa yang kepala sekolah
ciri kepemimpinan sekolah dalam mencapai visi, misi, dan dilakukan dalam proses Perilaku kepala sekolah
yang efektif tujuan sekolah kepemimpinannya jadi teladan bagi warga
Kepemimpinan kepala sekolah sekolah
dilakukan sesuai dengan situasi dan
kondisi sekolah
Warga sekolah Kemudahan mengakses informasi dan Kepala sekolah bersama dengan Kepala sekolah Sepanjang Sekolah memiliki
mudah pengaduan terkait dengan warga sekolah membuat mekanisme tahun ajaran mekanisme pengaduan
mengakses pengelolaan sekolah merupakan pengaduan terhadap pengelolaan terkait dengan
informasi dan bagian dari indikasi good governance. sekolah, seperti menggunakan pengelolaan sekolah
pengaduan terkait Kemudahan mengakses informasi dan kotapengaduan, SMS, email, dll. Sekolah menyediakan
dengan pengaduan terkait dengan Kepala sekolah mengumumkan media pengaduan
pengelolaan pengelolaan sekolah akan membuka (lisan/tulisan) mengenai keterbukaan Warga sekolah dapat
sekolah peluang yang lebih besar dalam informasi terkait dengan pengelolaan memberikan masukan,
proses peningkatan mutu secara sekolah kepada para pemangku koreksi, gagasan dengan
berkelanjutan kepentingan sekolah mudah untuk perbaikan
7. STANDAR PEMBIAYAAN
INDIKATOR
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL HASIL
PEMENUHAN
STANDAR
Ada unsur Keterlibatan masyarakat dalam penetapan Penyusunan RKS dan RKAS dilakukan Kepala sekolah, guru, Lokakarya/ Masyarakat memiliki
masyarakat yang biaya sekolah merupakan bagian penting dengan mengundang/menghadirkan komite sekolah, rapat komitmen yang lebih
berpartisipasi dari penguatan komitmen (rasa memiliki) unsur-unsur Kepala sekolah, guru, perwakilan orang tua, penyusunan tinggi untuk kemajuan
dalam rapat masyarakat terhadap sekolah komite sekolah, perwakilan orang tua, tokoh masyarakat, aparat RKAS/RKT sekolah
penetapan tokoh masyarakat, aparat RT, RW, RT, RW, Kelurahan Ada kesepakatan warga
besaran Kelurahan, dan stakeholders lainnya sekolah dan
pembiayaan yang yang memungkinkan stakeholders sekolah
harus ditanggung mengenai besaran biaya
oleh orang tua per bulan yang harus
murid ditanggung orang tua
siswa/wali murid untuk
biaya operasional
sekolah
Besaran biaya Setiap pengeluaran biaya oleh sekolah Sebelum sekolah mengalokasikan Kepala sekolah, Pada saat RKAS disusun dengan
operasi non- harus didasarkan pada pertimbangan biaya operasi non-personalia, bendahara sekolah, penyusunan mengikuti standar biaya
personalia rasional dan dapat dipertanggungjawabkan terlebih dahulu dianalisis standar komite sekolah RKAS yang berlaku
dihitung baik secara internal maupun eksternal biaya per sekolah/program keahlian Sekolah memiliki
berdasarkan sekolah, karenanya biaya yang dikeluarkan Rapat penyusunan RKAS besaran biaya operasi
standar biaya per harus mengikuti standar yang berlaku atau menyetujui besaran biaya operasi non personalia
sekolah/ program yang diberlakukan oleh sekolah sesuai non personalia berdasarkan standar berdasarkan standar
8. STANDAR PENILAIAN
INDIKATOR
WAKTU/DURASI
PEMENUHAN ALASAN PEMILIHAN INDIKATOR LANGKAH PEMENUHAN PERSONIL HASIL
PEMENUHAN
STANDAR
Guru membuat Untuk memperoleh data pengukuran Workshop penyamaan persepsi wakasek bidang Awal tahun Sekolah memiliki buku
rancangan dengan hasil yang tepat dibutuhkan teknik tentang teknik-teknik penilaian yang kurikulum dan guru panduan tentang teknik
penilaian yang penilaian yang valid dan reliabel. Dengan sesuai dengan data hasil belajar yang penilaian sesuai dengan
menggunakan demikian setiap penilaian harus dirancang akan diperoleh. karakter hasil belajar mata
berbagai teknik dengan memperhatikan berbagai teknik Penyusunan buku panduan tentang pelajaran.
penilaian, misal penilaian. teknik penalaian yang berlaku di
tes untuk prestasi sekolah
belajar, Review draft panduan teknik penilaian
pengamatan melalui wokshop sehingga
untuk perilaku, menghasilkan model yang
lembar penilaian mengandung unsur inovatif sesuai
untuk proses standar penilaian.
Satuan Nilai akhir peserta didik merupakan Rapat koordinasi menentukan nilai Kepala Sekolah, Guru Akhir semester Notulensi rapat dewan guru
pendidikan putusan hasil belajar yang perlu diketahui akhir peserta didik BK dan Guru kelas/mata dalam menentukan nilai
melaporkan hasil oleh peserta didik dan orang tuanya Menetapkan kelulusan pelajaran akhir peserta didik
penilaian setiap karena orang tua/wali adalah pihak yang Menyampaikan hasil penilaian kepada Dokumentasi serah terima
akhir semester “menitipkan” pendidikan anak-anaknya orang tua siswa dokumen hasil penilaian
kepada semua kepada pihak sekolah kepada orang tua siswa
orangtua/wali
siswa.
Satuan Hasil Ujian Nasional dari sekolah pada Menetapkan kriteria hasil UN dari Kepala sekolah dan guru Awal tahun Dikumen ketetapan kriteria
pendidikan jenjang dibawahnya perlu menjadi acuan sekolah pada jenjang dibawahnya ajaran hasil UN yang yang dapat
memanfatkan seleksi masuk sebagai bentuk yang dapat diterima. diterima.
hasil UN untuk kepercayaan antar sekolah, lebih selektif, Melaksanakan seleksi administratif
seleksi masuk, dan efisiensi dalam penyelenggaraan berdasarkan hasil UN
pendidikan. Melaksanakan seleksi akademik jika
dianggap perlu sesuai kebijakan
sekolah masing-masing.
Satuan Sekolah Standar Nasional merupakan Mempelajari ketetapan batas kelulusan Guru Awal semester Kisi kisi-kisi soal estimasi
pendidikan sekolah yang telah memenuhi persyaratan UN UN
memiliki rata-rata minimal dala penyelenggaraan pendidikan. Mengembangkan estimasi kisi-kisi soal instrumen (soal) yang
UN setinggi UN Dengan demikian secara rasional akan UN setara UN
SSN mebghasilkan lulusan yang berkualitas Mengembangkan instrumen (soal) jadwal tryout untuk peserta
yang ditunjukkan dengan rata-rata UN yang setara UN didik yang akan menghadpi
sama denga atau lebih tinggi dari standar. Tryout untuk peserta didik yang akan UN
Implementasi
Menyusun peningkatan
rencana mutu
Informasi dari
peningkatan mutu RKS
hasil pemetaan
atau pemenuhan
(profil mutu
standar
sekolah) RKAS
Evaluasi
ketercapaian
Referensi Buku:
Juran, Joseph M. & Godfrey, A. Blanton. (1998). Juran’s Quality Handbook. USA: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Sallis, Edward. (2002). TQM in Education. Third Edition. London: Kogan Page Ltd.