PENDAHULUAN
Sungai merupakan salah satu sumber daya alam yang bersifat mengalir,
sehingga perlakuan air di hulu akan member dampak di hilir. Pencemaran di hulu
akan menyebabkan biaya social di hilir (extematily effect) dan pelestarian di hulu
akan bermanfaat di hilir. Sungai sangat bermanfaat bagi manusia dan juga
bermanfaat bagi biota air.
Air merupakan sumber daya alam yang memenuhi hajat hidup orang banyak
sehingga perlu dilindungi agar dapat bermanfaat bagi hidup dan kehidupan
manusia serta makhluk hidup lainnya. Perlu upaya pelestarian dan pengendalian
air, untuk menjaga kualitas air atau mencapai kualitas air sehingga dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang
dikehendaki. Pengelolaan kuaitas air dilakukan dengan upaya pengendalian
pencemaran air, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sehingga kualitas air
memenuhi baku mutu. Air yang relatif bersih sangat didambakan oleh manusia,
baik untuk keperluan hidup sehari-hari, keperluan industri, untuk kebersihan
sanitasi kota, maupun untuk keperluan pertanian dan lain sebagainya.
Saat ini air menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius. Karena
air telah tercemar oleh limbah – limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia,
sehingga untuk memperoleh air yang baik sesuai dengan standar tertentu
diperlukan biaya yang cukup mahal. Secara kualitas, sumber daya air telah
mengalami penurunan. Begitu pula secara kuantitas yang sudah tidak dapat
memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat.
1
1.3. Manfaat dan Tujuan
Manfaat dan tujuan penulisan Laporan Ilmiah ini adalah untuk mengetahui
penyebab pencemaran air serta mengetahui cara penanggulangannya.
2
BAB II
METODE PENELITIAN
3
2.4. Analisis Data
Adapun motode dalam analisa data yang dipakai disini adalah :
a. Metode Deskriptif,
Metode yang mengolah dan menafsirkan data dengan maksud agar bisa
memberikan gambaran yang jelas dan wajar mengenai keadaan yang
akan diteliti.
b. Metode Deduktif
Metode yang menarik beberapa kesimpulan yang bersifat umum
menjadi kesimpulan yang bersifat khusus serta sekaligus memberikan
saran dalam rangka penyempurnaan aktivitas penelitian dimasa yang
akan datang.
Sedangkan teknik Pengolahan Data yaitu, Data yang diperoleh dari hasil
penelitian selanjutnya akan dianalisa secara kualitatif dengan membandingkan
antara teori dengan hasil penemuan lapangan.
4
BAB III
PEMBAHASAN
5
pencemaran air laut, pencemaran air tanah dan pencemaran udara. Dengan
demikian, definisi pencemaran air mengacu pada definisi lingkungan hidup yang
ditetapkan dalam UU tentang lingkungan hidup yaitu UU No. 23/1997.
Menurut UU Republik Indonesia No 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup, yang dimaksud dengan pencemaran lingkungan hidup yaitu;
masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan hidup, oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Demikian pula dengan lingkungan air
yang terdapat di sungai yang dapat tercemar karena masuknya atau dimasukannya
mahluk hidup atau zat yang membahayakan bagi kesehatan. Air sungai dikatakan
tercemar apabila kualitasnya turun sampai ke tingkat yang membahayakan
sehingga air tidak bisa digunakan sesuai peruntukannya.
6
atau penyakit kulit. Bahan pencemar ini berasal dari limbah rumah
tangga, limbah rumah sakit atau dari kotoran hewan/manusia.
c. Bahan pencemar senyawa anorganik/mineral misalnya logam-logam
berat seperti merkuri (Hg), kadmium (Cd), Timah hitam (pb), tembaga
(Cu), garam-garam anorganik. Bahan pencemar berupa logam-logam
berat yang masuk ke dalam tubuh biasanya melalui makanan dan dapat
tertimbun dalam organ-organ tubuh seperti ginjal, hati, limpa saluran
pencernaan lainnya sehingga mengganggu fungsi organ tubuh tersebut.
d. Bahan pencemar organik yang tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme yaitu senyawa organik berasal dari pestisida, herbisida,
polimer seperti plastik, deterjen, serat sintetis, limbah industri dan limbah
minyak. Bahan pencemar ini tidak dapat dimusnahkan oleh
mikroorganisme, sehingga akan menggunung dimana-mana dan dapat
mengganggu kehidupan dan kesejahteraan makhluk hidup.
e. Bahan pencemar berupa makanan tumbuh-tumbuhan seperti senyawa
nitrat, senyawa fosfat dapat menyebabkan tumbuhnya alga (ganggang)
dengan pesat sehingga menutupi permukaan air. Selain itu akan
mengganggu ekosistem air, mematikan ikan dan organisme dalam air,
karena kadar oksigen dan sinar matahari berkurang. Hal ini disebabkan
oksigen dan sinar matahari yang diperlukan organisme dalam air
(kehidupan akuatik) terhalangi dan tidak dapat masuk ke dalam air.
f. Bahan pencemar berupa zat radioaktif, dapat menyebabkan penyakit
kanker, merusak sel dan jaringan tubuh lainnya. Bahan pencemar ini
berasal dari limbah PLTN dan dari percobaan-percobaan nuklir lainnya.
g. Bahan pencemar berupa endapan/sedimen seperti tanah dan lumpur
akibat erosi pada tepi sungai atau partikulat-partikulat padat/lahar yang
disemburkan oleh gunung berapi yang meletus, menyebabkan air menjadi
keruh, masuknya sinar matahari berkurang, dan air kurang mampu
mengasimilasi sampah.
h. Bahan pencemar berupa kondisi (misalnya panas), berasal dari limbah
pembangkit tenaga listrik atau limbah industri yang menggunakan air
7
sebagai pendingin. Bahan pencemar panas ini menyebabkan suhu air
meningkat tidak sesuai untuk kehidupan akuatik (organisme, ikan dan
tanaman dalam air). Tanaman, ikan dan organisme yang mati ini akan
terurai menjadi senyawa-senyawa organik. Untuk proses penguraian
senyawa organik ini memerlukan oksigen, sehingga terjadi penurunan
kadar oksigen dalam air.
Secara garis besar bahan pencemar air dapat dikelompokkan menjadi:
1. Bahan pencemar organik, baik yang dapat mengalami penguraian oleh
mikroorganisme maupun yang tidak dapat mengalami penguraian.
2. Bahan pencemar anorganik, dapat berupa logam-logam berat, mineral
(garam-garam
3. anorganik seperti sulfat, fosfat, halogenida, nitrat)
4. Bahan pencemar berupa sedimen/endapan tanah atau lumpur.
5. Bahan pencemar berupa zat radioaktif
6. Bahan pencemar berupa panas
Pencemaran air sungai dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu pencemaran
sungai yang disebabkan oleh alam dan pencemaran sungai yang disebabkan oleh
ulah manusia. Pencemaran sungai yang disebabkan oleh alam antara lain akibat
desposisi asam, kebakaran hutan, meletusnya gunung berapi, serta endapan hasil
erosi. Sementara pencemaran sungai yang disebabkan oleh ulah manusia terbagi
menjadi beberapa sumber pencemaran, antara lain limbah industri, limbah
pemukiman, limbah pertanian, limbah rumah sakit, dan limbah pertambangan.
8
telah ditemukan jenis
batuan dan tanah yang dapat membantu menetralkan keasaman.
c. Kebakaran Hutan, Kebakaran hutan memang tidak secara signifikan
menyebabkan perubahan kualitas air di sungai, namun kebakaran
hutan bisa menyebabkan terganggunya ekosistem makhkluk hidup
yang ada di sungai yang disebabkan faktor asap. Tebalnya asap
menyebabkan matahari sulit untuk menembus dalamnya lautan.
Pada akhirnya hal ini akan membuat beberapa spesies tumbuhan
yang hidup di sungai menjadi sedikit terhalang untuk melakukan
fotosintesa dan ikan-ikan sulit bernafas karena kandungan CO2
yang berlebih.
d. Letusan Gunung Berapi, letusan gunung berapi menyebabkan
sungai atau danau tercemar karena bebatuan serta materi-materi
yang terbawa dari gunung mengendap di sungai. Jika materi yang
mengendap bervolume besar, maka hal ini menyebabkan ikan-ikan
mati bila tertumpuk oleh bebatuan tersebut. Selain itu, materi-materi
yang bervolume kecil menyebabkan sungai keruh dan
mempengaruhi ekosistem di sungai.
e. Endapan Hasil Erosi, Tebalnya lumpur yang terbawa erosi akan
mengalami pengendapan di bagian hilir sungai. Ancaman yang
muncul adalah meluapnya sungai bersangkutan akibat erosi yang
terus menerus.Ketika air hujan tidak lagi memiliki penghalang
dalam menahan lajunya maka ia akan membawa seluruh butir tanah
yang ada di atasnya untuk masuk kedalam sungai-sungai yang ada.
Akibatnya adalah sungai menjadi sedikit keruh. Hal ini akan terus
berulang apabila ada hujan di atas gunung ataupun di hulu sungai
sana.
9
3.3.2 Pencemaran Sungai yang Disebabkan oleh Ulah Manusia
a. Limbah Industri
b. Limbah Pemukiman
10
oksigen. Tentunya anda pernah melihat permukaan air sungai atau danau yang
ditutupi buih deterjen. Deterjen merupakan limbah pemukiman yang paling
potensial mencemari air. Pada saat ini hampir setiap rumah tangga menggunakan
deterjen, padahal limbah deterjen sangat sukar diuraikan oleh bakteri sehingga
tetap aktif untuk jangka waktu yang lama. Penggunaan deterjen secara besar-
besaran juga meningkatkan senyawa fosfat pada air sungai atau danau. Fosfat ini
merangsang pertumbuhan ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan ganggang
dan eceng gondok yang tidak terkendali menyebabkan permukaan air danau atau
sungai tertutup sehingga menghalangi masuknya cahaya matahari dan
mengakibatkan terhambatnya proses fotosintesis. Jika tumbuhan air ini mati, akan
terjadi proses pembusukan yang menghabiskan persediaan oksigen dan
pengendapan bahan-bahan yang menyebabkan pendangkalan.
c. Limbah Pertanian
Pupuk dan pestisida biasa digunakan para petani untuk merawat tanamannya.
Namun pemakaian pupuk dan pestisida yang berlebihan dapat mencemari air.
Limbah pupuk mengandung fosfat yang dapat merangsang pertumbuhan gulma air
seperti ganggang dan eceng gondok. Pertumbuhan gulma air yang tidak terkendali
ini menimbulkan dampak seperti yang diakibatkan pencemaran oleh deterjen.
Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organik.
Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian
dimakan hewan atau manusia orang yang memakannya akan keracunan. Untuk
mencegahnya, upayakan agar memilih insektisida yang berspektrum sempit
(khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai
oleh mikroba) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan
membuang sisa obet ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air
dapat menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi,
ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian akan
mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan biota air
akan mati karenanya.
11
3.4 Dampak Pencemaran Sungai
12
4. Senyawa organik di dalam proses penguraiannya dapat mengambil zat
asam dari air terlalu banyak, sehingga membahayakan kehidupan di
tempat itu.
5. Air sungai yang mengalir berlebihan ke perairan pantai dapat membentuk
lapisan yang menghalangi pertukaran massa air dengan lapisan air yang
lebih subur dari bawah.
Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah
pencemaran sungai :
13
7. Pendaurulangan sampah anorganik.
14
ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak,
membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya. Kita harus
bertanggung jawab terhadap berbagai sampah seperti makanan dalam kemasan
kaleng, minuman dalam botol dan sebagainya, yang memuat unsur pewarna pada
kemasannya dan kemudian terserap oleh air tanah pada tempat pembuangan akhir.
Bahkan pilihan kita untuk bermobil atau berjalan kaki, turut menyumbangkan
emisi asam atu hidrokarbon ke dalam atmosfir yang akhirnya berdampak pada
siklus air alam.
15
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Air merupakan kebutuhan makhluk hidup, maka dalam hal ini kualitas air
harus tetap terjaga. Pada dasarnya ada tiga hal pokok yang perlu di perhatikan
dalam pencegahan pencemaran air, suatu sumber air dikatakan tercemar tidak
hanya karena tercampur dengan bahan pencemar, akan tetapi apabila air tersebut
tidak sesuai dengan kebutuhan tertentu, sebagai contoh suatu sungai yang
mengandung logam berat atau mengandung bakteri penyakit masih dapat
digunakan untuk kebutuhan industri atau sebagai pembangkit tenaga listrik, akan
tetapi tidak dapat digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
4.2 Saran
Agar pencemaran air tak ada lagi, saran kami adalah:
Sebaiknya kita harus berhati- hati dalam menggunakan air, karena air itu
ada yang tercemar dan ada yang tidak.
Jagalah air di lingkungan rumah dan sekitar agar tetap bersih dan terhindar
dari pencemaran air.
Jangan membuang sampah ke sungai atau kolam, buanglah sampah pada
tempatnya agar tidak terjadi pencemaran air.
Untuk limbah industri, sebelum dibuang sebaiknya diolah terlebih dahulu.
Hindari pemakaian obat pemberantas hama dan serangga secara
berlebihan.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://triharningsih.blogspot.com/2013/09/laporan-hasil-observasi-pencemaran-
air.html
Wardhana, W.A. (2001). Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.
Mulia, R.M. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sastrawijaya, A.T (2000). Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kristanto, Philip. (2002). Ekologi Industri. Jogjakarta: Andi.
17