Anda di halaman 1dari 14

CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958

E-ISSN 2540-8674

KLASIFIKASI SISTEM PEMERINTAHAN


Perspektif Pemerintahan Modern Kekinian

Muliadi Anangkota

Program Studi Ilmu Pemerintahan


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Cendrawasih Papua

email: anangkota@gmail.com

ABSTRAK
Sistem pemerintahan yang dipraktekkan diberbagai negara saat ini cenderung mengalami
perubahan. Beberapa negara memiliki ciri khas tersendiri dalam penyelenggaraan
eksistensi negera. Ciri khas negara tersebut salah satunya adalah dengan memiliki sistem
pemerintahan. Tulisan ini merupakan hasil kajian konsep teoritis tentang klasifikasi
sistem pemerintahan yang hingga kini masih dipraktekkan di berbagai negara. Metode
kajian menggunakan metode studi literatur dengan pendekatan deskriptif. Hasil
pengkajian menunjukkan bahwa secara klasifikasi, sistem pemerintahan saat ini terdiri
atas sistem pemerintahan parlementer, presidensial, campuran dan referendum. Sistem
pemerintahan menjadi salah satu faktor penentu keberlangsungan kehidupan bernegara.
Disi lain pemerintahan akan berjalan efektif dan normal mana kala sistem yang dipilih
dan digunakan sesuai dengan karakter kondisi sosial politik negara.

Kata Kunci: Klasifikasi, Sistem Pemerintahan, Negara

ABSTRACT
The system of government that practiced in many countries today tend to experience the
changes. Some countries have special characteristics of its own in the event of the
existence of the country. Characteristic of the country one is to have a system of
government. This article is the result of the study the theoretical concept about the
classification system of government that until now still practiced in various countries.
Study method using the methods of the study of literature with descriptive approach.
Study results showed that in the classification of the system of government is currently
consists of the parliamentary system, presidential, mixture and a referendum. The system
of government to be one of the determining factors in the sustainability of the statehood.
On the other the government will run effectively and normal where the old system that is
selected and used in accordance with the social political conditions character state.

Keywords: classification;governance system; state

PENDAHULUAN berjalan efektif dan normal mana


Dalam penyelenggaraan kala sistem yang dipilih dan
pemerintahan, sistem pemerintahan digunakan sesuai dengan karakter
menjadi salah satu faktor penentu kondisi sosial politik negara. Jika
keberlangsungan kehidupan sistem pemerintahan yang digunakan
bernegara. Pemerintahan akan tidak sesuai maka dipastikan akan

Vol.3 No.2 148


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

menimbulkan kegagalan dalam kewenangan negara oleh lembaga


penyelenggaraan pemerintahan. lembaga negara.
Akibatnya para pelaksana tugas Secara teoritis sistem
pemerintahan semakin kerepotan dan pemerintahan mengalami
kesusahan dalam menjalankan perkembangan dari klasik hingga
fungsinya. modern. Beberapa para ahli telah
Jika dikaitkan dengan konsep menguraikan sejarah perkembangan
sistem, maka pemerintahan adalah sistem pemerintahan yang sudah
kesatuan unsur-unsur yang saling dipraktekkan oleh berbagai negara.
berhubungan dan berfungsi dalam Mulai dari presidensial, parlementer,
rangka pencapaian tujuan yang ingin quasi maupun referendum. Dari
dicapai. Tujuan negara tentunya keempat pembagian sistem
adalah menjamin keberlangsungan pemerintahan tersebut, masing –
eksistensi unsur unsur yang ada masing memiliki kelebihan dan
dalam negara tersebut. Pemerintahan kelemahan. Tentunya dalam
dan rakyat menjadi unsur utama berkehidupan bernegara, maka
penyelenggaraan pemerintahan. Oleh konsekuensinya akan memilih salah
karena itu sistem pemerintahan dapat satu dari keempat sistem
dikatakan sebagai keseluruhan unsur pemerintahan tersebut.
– unsur yang terdapat dalam Oleh karena itu pengetahuan
pemerintahan yang berfungsi dan akan konsep dan teori sistem
saling berhubungan untuk pemerintahan menjadi alasan
menjalankan kegiatan pemerintahan mendasar untuk memahami sistem
dalam rangka pencapaian tujuan pemerintahan yang telah berlangsung
pemerintahan. diberbagai negara. Salah satunya
Dalam memahami sistem adalah dengan mempelajari
pemerintahan bisa diartikan dari perkembangan penggunaan sistem
sudut pandang sempit dan luas. pemerintahan diberbagai negara pada
Secara sempit sistem pemerintahan masa –masa tertentu. Berdasarkan
diartikan sebagai penyelenggaraan pemikiran tersebut maka dalam
pemerintahan yang hanya dilakukan makalah ini penulis mengkaji teori
oleh legislatif. Sedangkan dari sudut sistem pemerintahan yang
pandang luas sistem pemerintahan dikemukakan oleh para ahli dari
merupakan penyelenggaraan berbagai sumber yang penulis telah
pemerintahan yang dilaksanakan dapatkan.
tidak hanya eksekutif melainkan juga
melibatkan legislatif dan yudikatif.
Sistem pemerintahan secara
sederhana diartikan sebagai tata cara
penyelenggaraan kekuasaan dan

Vol.3 No.2 149


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

PEMBAHASAN suatu rencana atau pola untuk


1. Hakikat Sistem Pemerintahan mencapai tujuan negara tersebut.
Menurut (Sarundajang, 2012)1, Menurut (Sarundajang, 2012)3,
sistem pemerintahan adalah sebutan di dunia ini terdapat sistem
populer dari bentuk pemerintahan. pemerintahan dimana ada hubungan
Hal didasari dari pemikran bahwa yang erat antara kekuasaan eksekutif
bentuk negara adalah peninjauan dengan parlemen. Kedua lembaga ini
secara sosiologis, sedangkan secara saling tergantung satu dengan yang
yuridis disebut bentuk pemerintahan, lainnya. Eksekutif yang dipimpin
yaitu sistim yang berlaku yang oleh seorang Perdana Menteri
menentukan bagaimana hubungan dibentuk oleh Parlemen dari
antara alat perlengkapan negara Partai/Organisasi yang mayoritas di
diatur oleh konstitusinya. Karena itu Parlemen. Kemudian, sistem
bentuk pemerintahan sering dan lebih pemerintahan dimana ada pemisahan
populer disebut sebagai sistem yang tegas antara lembaga legislatif
pemerintahan. Lebih lanjut (Parlemen dengan lembaga eksekutif
(Sarundajang, 2012)2 dan juga dengan lembaga judikatif).
menghubungkan sistem Selain itu juga sistem pemerintahan
pemerintahan dengan konsep sistem, dengan pengawasan langsung oleh
yaitu sebagai suatu susunan atau rakyat terhadap lembaga legislatif.
tatanan berupa suatu struktur yang Dalam sistem ini parlemen tunduk
terdiri dari bagian-bagian atau kepada kontrol langsung dari rakyat.
komponen – komponen yang Selain ketiga itu terdapat juga sistem
berkaitan satu sama lain secara pemerintahan yang memadukan tiga
teratur dan terencana untuk mencapai sistem tersebut yang disebut dengan
tujuan. Apabila salah satu bagian sistem pemerintahan campuran.
tersebut berfungsi melebihi Untuk lebih jelasnya berbagai sistem
wewenangnya atau kurang berfungsi, pemerintahan tersebut akan di
maka akan mempengaruhi komponen uraikan secara lengkap pada bagian
yang lainnya. Oleh karena itu jenis sistem pemerintahan.
menurut (Sarundajang, 2012) sistem Berdasarkan uraian diatas,
pemerintahan dapat disebut sebagai maka pada hakikatnya kajian tentang
keseluruhan dari susunan atau sistem pemerintahan adalah kajian
tatanan yang teratur dari lembaga – tentang bagaimana lembaga –
lembaga negara yang berkaitan satu lembaga negara bekerja dengan
dengan yang lainnya baik langsung memperhatikan tingkat kewenangan
ataupun tidak langsung menurut dan pertanggungjawaban antar
lembaga negara. Disisi lain juga
sistem pemerintahan lebih berfokus
1 Sarundajang, S. H. (2012). Babak Baru Sistim
Pemerintahan. Jakarta: Kata Hasta Pustaka, h.33
2 Ibid., h.33 3 Ibid., h.33

Vol.3 No.2 150


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

pada kedudukan antara lembaga Dewan Menteri (kabinet)


legislatif (parlemen) dan eksekutif. bertanggungjawab kepada parlemen.
Apakah legislatif yang lebih tinggi Lebih lanjut diuraikan (Syafiie,
dari eksekutif atau sebaliknya 2011)5, sistem menggambarkan
eksekutif lebih tinggi dari pada keadaan dimana lembaga eksekutif
parlemen. Selain itu juga bagaimana bertanggungjawab kepada lembaga
tingkat pengaruh kekuasaan dalam legislatif membutat lembaga
menentukan arah keputusan negara eksekutif dapat dijatuhkan oleh
apakah legislatif atau eksekutif. legislatif melalui mosi tidak percaya.
Sistem pemerintahan juga mengkaji Akan tetapi karena eksekutif
bagaimana pembentukan dan (perdana menteri) memiliki
pertanggungjawaban kabinet / kedudukan yang kuat karena berasal
menteri apakah dibentuk oleh dari suara mayoritas parlemen, maka
legislatif atau ekseutif. Apakah perdana menteri sulit untk
menteri bertanggung jawab kepada dijatuhkan.
legislatif atau yudikatif. Kesemuanya Sistem parlementer mempunyai
itu adalah bagian dari hakikat kajian kriteria adanya hubungan antara
sistem pemerintahan. legislatif dengan eksekutif, dimana
satu dengan yang lain dapat saling
2. Jenis Sistem Pemerintahan mempengaruhi. Pengertian
Seperti yang sudah disebut mempengaruhi di sini adalah bahwa
pada hakikat pemerintahan bahwa salah satu pihak mempunyai
sistem pemerintahan sesungguhnya kemampuan kekuasaan (Power
lebih berfokus pada seberapa besar Capacity) untuk menjatuhkan pihak
peran, kedudukan, dan kewenangan lain dari jabatannya. Alan R. Ball
antara lembaga legislatif dan dalam (Mariana, Paskalina, &
eksekutif serta rakyat. Maka berikut Yuningsih, 2007)6 menamakan
ini penulis menyajikan jenis sistem sistem pemerintahan parlementer ini
pemerintahan yang dikemukakan dengan sebutan the parliamentary
oleh para ahli. types of government dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Sistem Pemerintahan (1) Kepala negara hanya mempunyai
Parlementer kekuasaan nominal. Hal ini
Menurut (Syafiie, 2011)4, berarti bahwa kepala negara
sistem parlementer digunakan untuk hanya merupakan lambang /
mengawasi eksekutif oleh legislatif, simbol yang hanya mempunyai
jadi kekuasaan parlemen lebih besar tugas-tugas yang bersifat formal,
dari pada eksekutif. Dalam sistem ini
5 Ibid., h.88
4 6
Syafiie, I. K. (2011). Pengantar Ilmu Mariana, D., Paskalina, C., & Yuningsih, N. Y.
Pemerintahan. Bandung: PT. Refika Aditama, (2007). Perbandingan Pemerintahan. Jakarta:
h.88 Universitas Terbuka, h.10

Vol.3 No.2 151


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

sehingga pengaruh politiknya between the executive and the


terhadap kehidupan negara cabinet
sangatlah kecil. (7) the executive (prime minister,
(2) Pemegang kekuasaan eksekutif premier or chancellor) is chosen
yang sebenarnya/ nyata adalah by the titular
perdana menteri bersama-sama (8) head of state (Monarch or
kabinetnya yang dibentuk President, according to the
melalui lembaga legislatif/ support of the majority
parlemen; dengan demikian (9) in the legislature.
kabinet sebagai pemegang Agak berlainan dengan C.F.
kekuasaan eksekutif riil harus Strong dalam (Mariana, Paskalina,
bertanggung jawab kepada badan & Yuningsih, 2007)8 yang
legislatif/parlemen dan harus menamakan sistem pemerintahan
meletakkan jabatannya bila parlementer itu dengan istilah the
parlemen tidak mendukungnya. parliamentary executive yang ciri-
(3) Badan legislatif dipilih untuk cirinya sebagai berikut:
bermacam-macam periode yang (1) Anggota kabinet adalah anggota
saat pemilihannya ditetapkan parlemen; ciri ini berlaku antara
oleh kepala negara atas saran dari lain di Inggris dan Malaysia,
perdana menteri. sedang di negara-negara lain ciri
SL Witman dan JJ.Wuest ini sudah mengalami modifikasi.
dalam (Syafiie, 2011)7 (2) Anggota harus mempunyai
mengemukakan empat ciri dan syarat pandangan politik yang sama
sistem pemerintahan parlementer, dengan parlemen; ciri ini antara
yaitu: lain berlaku di Inggris, sedang
(1) it is based upon the diffusion of negara-negara yang yang tidak
powers principle menganut sistem dua partai, hal
(2) there is mutual responsibility itu sering dilakukan melalui
between the executive and the kompromi di antara partai-partai
legislature, hence yang mendukung kabinet.
(3) the executive may dissolve the (3) Adanya politik berencana untuk
legislature or the must resign dapat mewujudkan programnya;
together with the Ciri ini tampak universal.
(4) rest of the cabinet when his (4) Perdana menteri dan kabinetnya
policies are nt longer accepted harus bertanggung jawab kepada
by the majority of badan legislatif/parlemen.
(5) the membership in the legislature (5) Para menteri mempunyai
(6) there is mutual responsibility kedudukan di bawah perdana
menteri;
7 Inu Kencana Syafiie, op. cit., h.90, lihat juga
8
Mariana, D., Paskalina, C., & Yuningsih, N. Y. Mariana, D., Paskalina, C., & Yuningsih, N. Y.,
(2007)., h.13 op. Cit., h.11

Vol.3 No.2 152


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Dari apa yang telah perdana menteri bertanggung


dikemukakakan baik oleh Alan R. jawab kepada parlemen.
Ball maupun oleh C.F. Strong (3) Susunan personalia dan program
tersebut menurut (Mariana, kabinet didasarkan atas suara
Paskalina, & Yuningsih, 2007)9 terbanyak di parlemen.
belum terlihat adanya satu ciri yang (4) Masa jabatan kabinet tidak
sangat penting yaitu adanya ditentukan dengan tetap atau
kewenangan bagi kepala negara pasti berapa lamanya.
untuk membubarkan parlemen. (5) Kabinet dapat dijatuhkan pada
Dikatakan ciri ini penting justru setiap waktu oleh parlemen,
karena ia dapat dijadikan sarana sebaliknya parlemen dapat
untuk menekan sekecil mungkin dijatuhkan oleh pemerintah.
kelemahan sistem pemerintahan Jika digambarkan, maka
parlementer yaitu ketidakstabilan sistem pemerintahan presidensial
pemerintahan. Bahkan tidak dapat digambarkan seperti pada
berlebihan kalau dikatakan bahwa gambar di bawah ini.
kewenangan kepala negara (unsur
eksekutif) untuk membubarkan
parlemen, adalah dalam rangka
menjaga titik keseimbangan (balance
of power) antara eksekutif dengan
legislatif. Sebab, secara psikologis
parlemen akan lebih berhati-hati
menjatuhkan kabinet sehingga
parlemen tidak mengumbar
kewenangannya untuk menjatuhkan
mosi tidak percaya kepada kabinet,
karena pada gilirannya parlemen
akan dapat dijatuhkan juga oleh
eksekutif (kepala negara).
Berhubung dengan hal itu,
mengutip pendapat dari Mr. Achmad
Sanusi dalam (Mariana, Paskalina, &
Yuningsih, 2007)10 tentang ciri-ciri
sistem pemerintahan parlementer
yaitu :
(1) Kedudukan kepala negara tidak
dapat diganggu gugat.
(2) Kabinet yang dipimpin oleh
9 Ibid., h. 12.
10 Ibid.,

Vol.3 No.2 153


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Raja, Ratu, Kaisar, Sultan, Pangeran, Presiden


(Kepala Negara)

Saling Menghormati

Perdana Menteri
Sebagai Kepala Pemerintahan (Eksekutif)

Dibantu oleh Menteri –Menteri (Kabinet

Saling Mosi Dukungan / Laporan Pertanggungjawaban


Tidak Percaya
Anggota Parlemen (Legislatif)
Partai – Partai
Artikulasi Kepentingan

PEMILU

Rakyat

Gambar 1. Sistem Pemerintahan Parlementer


(sumber : Syafiie, 2011)11

11 Inu Kencana Syafiie, op. cit., h.89.

Vol.3 No.2 148


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Dari gambar 1, dapat b. Sistem Pemerintahan


dijelaskan sebagai berikut, sistem Presidensial
pemerintahan parlementer Menurut (Syafiie, 2011)12,
menempatkan kepala negara terpisah sistem ini presiden (eksekutif)
dengan kepala pemerintahan. Dalam memiliki kekuasaan yang kuat,
prakteknya kepala negara dipegang karena selain kepala negara presiden
oleh seorang Raja, Ratu, Kaisar, juga sebagai kepala pemerintahan
Sultan, Pangeran dan Presiden. yang sekaligus mengetuai kabinet
Kepala negara hanya berfungsi (dewan menteri). Oleh karena itu
sebagai simbol persatuan, sehingga agar tidak menjurus kepada
hanya terlihat fungsinya pada saat diktatorisme, maka diperlukan check
acara acara resmi kenegaraan. and balnces, antara lembaga tinggi
Sedangkan yang menjalankan roda negara, inilah yang kemudian disebut
pemerintahan adalah seorang kepala dengan cheking power with power.
pemerintahan yang dipegang oleh Konsep senada juga
Perdana Menteri. Perdana Menteri dikemukakan oleh (Sarundajang,
berasal dari partai mayoritas 2012)13, sistem presidensial
pemenang pemilu dalam Parlemen. menempatkan presiden sebagai
Hanya saja menteri – menteri (dewan kepala negara sekaligus menjadi
Kabinet) dibentuk oleh Parlemen. kepala eksekutif. Presiden bukan
Sehingga para menteri – menteri dipilih oleh Parlemen, tetapi bersama
akan bertanggungjawab kepada Parlemen dipilih secara langsung
parlemen. Situasi ini sering membuat oleh rakyat melalui pemilihan umum.
kedudukan perdana menteri terancam Karena itu Presiden tidak
dijatuhkan oleh parlemen jika ada bertanggungjawab kepada Parlemen,
mosi tidak percaya dari parlemen. sehingga Presiden dan kabinetnya
Namun dalam prakteknya kedudukan tidak dapat dijatuhkan oleh
perdana menteri sangat kuat dan sulit parlemen. Sebaliknya presiden pun
untuk dijatuhkan karena perdana tidak membubarkan parlemen. Kedua
menteri berasal dari partai mayoritas. lembaga ini melaksanakan tugasnya
Para anggota Parlemen sesuai dengan ketentuan konstitusi
berasal dari proses politik yaitu dan berakhir masa jabatannya.
pemilihan umum yang dilaksanakan Lebih lanjut, (Sarundajang,
14
oleh negara dengan melibatkan 2012) mengemukakan bahwa
rakyat sebagai pemilih. Dalam hal ini dalam sistem pemerintahan
maka pilihan rakyat akan presidensial menempatkan eksekutif
menentukan anggota parlemen yang dan legislatif adalah sama. Dalam
diharapkan dapat menjawab aspirasi melaksanakan tugasnya presiden
masyarakat (artikulasi kepentingan).
12 Inu Kencana Syafiie, op. cit., h. 90.
13 Sarundajang, S.H., op. cit., h.35
14 op. cit., h.36-37

Vol.3 No.2 148


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

sebagai kepala eksekutif sistem pemerintahan presidensiil,


(pemerintahan) dan sekaligus sebagai yaitu:
kepala negara memilih dan (1) It is based upon the separation of
mengangkat menteri – menteri power principle
sebagai pembantu presiden. Menteri (2) The executive has no power to
– menteri tersebut tidak dissolvethe legislature nor must
bertanggungjawab kepada badan he resign when he loses the
legislatif seperti yang terdapat dalam support of the majority of its
sistem pemerintahan parlementer, membership
melainkan kepada presiden yang (3) There is no mutual responsibility
telah memilih dan mengangkatnya. between the president and his
Alan R. Ball menamakan cabinet, thelatter is wholly
sistem pemerintahan presidensiil itu responsible to the chief executive
sebagai the presidential type of (4) The executive is chosen by the
government. Sedangkan C.F. Strong electorate
memberi nama the non Dari urain diatas, maka dapat
parliamentary atau the fixed dikemukakan beberapa ciri – ciri
executive. Sementara itu R. sistem pemerintahan presidensial,
Kranenburg dalam bukunya yaitu :
Political Theory menggunakan (1) Presiden sebagai kepala negara
istilah “pemerintahan perwakilan dan sebagai kepala pemerintahan
rakyat dengan pemisahan kekuasaan” (2) Presiden tidak dipilih oleh badan
(Mariana, Paskalina, & Yuningsih, perwakilan tetapi oleh dewan
2007)15. Jadi setidak- tidaknya ada pemilih dan belakangan peranan
tiga istilah yang digunakan untuk dewan pemilih tidak tampak lagi
menyebut sistem pemerintah sehingga dipilih oleh rakyat
presidensiil yaitu : (3) Presiden berkedudukan sama
(1) Presidential type of government dengan legislatif
(pemerintahan dengan tipe (4) Kabinet dibentuk oleh Presiden,
presidensiil). sehingga kabinet
(2) Non parliamentary (non bertanggungjawab kepada
parlementer) atau fixed executive presiden
(jabatan eksekutif yang pasti). (5) Presiden tidak dapat dijatuhkan
(3) Separation of power (sistem oleh badan legislatif, begitupun
pemisahan kekuasaan). sebaliknya Presiden tidak dapat
Menurut S.L Witman dan J.J membubarkan badan legislatif.
Wuest dalam (Syafiie, 2011)16 Menurut (Sarundajang,
17
mengemukakan empat ciri dan syarat 2012) , sistem pemerintahan
presidensial memiliki kelebihan yaitu
15
Mariana, Paskalina, & Yuningsih, op. cit., h.19.
16
Inu Kencana Syafiie, op. cit., h.90, lihat juga
17
Mariana, Paskalina, & Yuningsih, h.21. Sarundajang, S.H., op. cit., h. 36-37

Vol.3 No.2 149


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

pemerintahan yang dijalankan oleh Legislatif dan Yudikatif, sehingga


eksekutif berjalan relatif stabil dan antara yang satu dengan yang lain
sesuai dengan batas waktu yang telah seharusnya tidak dapat saling
diatur dan ditetapkan dalam mempengaruhi. Menteri – menteri
konstitusi. Sedangkan kelemahan tidak bertanggungjawab kepada
dari sistem pemerintahan Legislatif, tetapi bertanggungjawab
presidensial adalah setiap kebijakan kepada Presiden yang memilih dan
pemerintahan yang diambil mengangkatnya, sehingga menteri –
merupakan bargaining position menteri tersebut dapat diberhentikan
antara pihak legislatif dan eksekutif oleh presiden tanpa persetujuan
yang berarti terjadi pengutamaan badan legislatif.
sikap representatif – elitis dan bukan Untuk lebih jelasnya maka
partisipatif – populis. Sistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan dapat digambarkan seperti pada
presidensial memisahkan kekuasaan gambar berikut ini.
yang tegas antara lembaga Eksekutif,

Legislatif (Parlemen) Eksekutif (Presiden)

Pelantikan, pemberhentian dan


Cheking and Balance pertanggungjawaban

Menteri – Menteri (Kabinet)


Artikulasi Pemilu
kepentingan
Pemilu

Rakyat

Gambar 2. Sistem Pemerintahan Presidensial


Sumber : Syafiie, (2011)18

18 Inu Kencana Syafiie, op. cit., h.92.

Vol.3 No.2 150


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Pada gambar 2, dapat diberi posisi dominan dalam sistem


diuraikan sebagai berikut, sistem pemerintahan ini, presiden tidak
pemerintahan presidensial lebih dari sekedar lambang dalam
menempatkan legislatif (parlemen) pemerintahan. Akan tetapi presiden
sejajar dengan Eksekutif (presiden). tidak bisa dijatuhkan oleh parlemen,
Hal ini dikarenakan kedua lembaga bahkan presiden dapat membubarkan
ini baik legislatif maupun eksekutif parlemen.
dipilih oleh rakyat melalui suatu Menurut (Syafiie, 2011)19,
pemilihan umum. Keadaan ini sistem ini diusahakan hal – hal yang
membuat antar lembaga tidak dapat terbaik dari sistem pemerintahan
saling menjatuhkan, namun tetap parlementer dan sistem pemerintahan
terjadi cheking and balance. Untuk presidesial. Sistem ini terbentuk dari
membantu tugas- tugas presiden sejarah perjalanan pemerintahan
sebagai kepala negara dan sekaligus suatu negara.
sebagai kepala pemerintahan maka Seperti halnya presidensial
dibentuklah kabinet yang terdiri dari dan parlementer, menurut (Mariana,
para menteri – menteri yang Paskalina, & Yuningsih, 2007)20
berdasarkan kehendak seorang keuntungan dengan penggunaan
presiden. Artinya, pemilihan, istilah sistem pemerintahan
pelantikan dan pemberhentian campuran yaitu dapat menimbulkan
menteri – menteri adalah kesan bahwa jenis sistem
kewenangan presiden. Sehingga para pemerintahan terakhir ini masih
menteri bertanggung jawab kepada mempunyai hubungan yang erat
seorang presiden. dengan sistem pertama (parlementer)
dan sistem kedua (presidensiil) yang
c. Sistem Pemerintahan kesemuanya itu berada dalam
Campuran (Quasi) kerangka sistem politik demokrasi
Sistem campuran atau quasi liberal atau demokrasi modern.
adalah sistem pemerintahan yang Oleh (Mariana, Paskalina, &
memadukan kelebihan dari sistem Yuningsih, 2007)21 menyebutkan
pemerintahan parlementer dan bahwa berhubung sistem
presidensial. Dalam sistem ini pemerintahan campuran ini sangat
diusahakan hal-hal yang terbaik dari khas maka perlu ditentukan ciri-ciri
kedua sistem pemerintahan tersebut. utamanya, yaitu :
Dalam sistem pemerintahan ini, (1) Menteri-menteri dipilih oleh
selain memiliki Presiden sebagai parlemen.
Kepala Negara, juga memiliki (2) Lamanya masa jabatan eksekutif
Perdana Menteri sebagai kepala ditentukan dengan pasti dalam
Pemerintahan untuk memimpin
kabinet yang bertanggungjawab 19 Inu Kencana Syafiie, op. cit., h.93.
20 Mariana, Paskalina, & Yuningsih, op. cit., h.32.
kepada parlemen. Bila presiden tidak 21 Mariana, Paskalina, & Yuningsih, loc. cit.

Vol.3 No.2 148


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

konstitusi. sebenarnya perwujudan nyata dari


(3) Menteri-menteri tidak sistem pemerintahan dengan
bertanggung jawab baik kepada pengawasan langsung oleh rakyat
parlemen maupun kepada terhadap lembaga legislatif.
presiden. Menurut Budiman Sagala
Lebih lanjut diuraikan oleh dalam (Sarundajang, 2012)25
(Mariana, Paskalina, & Yuningsih, menyebutkan bahwa terminologi
2007)22 bahwa ciri yang pertama referendum adalah
adalah merupakan ciri pokok dari permintaan/persetujuan dan atau
sistem parlementer, sedangkan ciri pendapat rakyat apakah setuju atau
yang kedua adalah merupakan ciri tidak terhadap kebijaksanaan yang
pokok dari sistem pemerintahan telah, sedang dan akan dilaksanakan
presidensiil. Ciri yang ketiga adalah oleh badan eksekutif atau badan
ciri yang tidak terdapat baik dalam legislatif. Dalam sistem ini Parlemen
sistem pemerintahan parlementer tunduk kepada kontrol langsung dari
maupun dalam sistem pemerintahan rakyat. Kontrol dilakukan dengan
presidensiil. Justru ciri ketiga ini dua cara, yaitu referendum dan usul
adalah merupakan konsekuensi dari inisiatif rakyat. Menurut
26
dianutnya ciri pertama dan kedua (Sarundajang, 2012) , Referendum
secara bersama-sama. merupakan kegiatan politik yang
Lain halnya dengan pendapat dilakukan oleh rakyat untuk
sebelumnya, menurut (Sarundajang, memberikan keputusan setuju atau
2012)23, untuk mengulas sistem menolak terhadap kebijaksanaan
pemerintahan campuran dalam yang ditempuh oleh Parlemen atau
literatur tata pemerintahan banyak setuju atau tidak terhadap
berkaitan dengan terminologi semi kebijaksanaan yang dimintakan
presidensial dan semi parlementer. persetujuan rakyat.
Oleh (Sarundajang, 2012)27
d. Sistem Pemerintahan terdapat tiga macam referendum,
Referendum yaitu :
Tidak banyak negara yang (1) Referendum Obligator
menggunakan sistem referendum. Referendum wajib, dimana
Menurut (Sarundajang, 2012)24 berlakunya suatu undang-undang
munculnya sistem referendum selalu yang dibuat Parlemen, dan telah
dikaitkan dengan negara Swiss. Hal disetujui oleh rakyat melalui
ini disebabkan hanya negara Swiss suara terbanyak.
sebagai satu-satunya negara yang (2) Referendum Fakultatif
menerapkan sistem ini. Sistem ini

25
22 Mariana, Paskalina, & Yuningsih, loc. cit. ibid
26
23 Sarunjang, S.H, op. cit., h.40. ibid
27
24 Sarundajang, S.H, op.cit., h.37-39 ibid

Vol.3 No.2 149


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

Suatu undang-undang yang (1) Sistem pemerintahan menjadi


dibuat oleh Parlemen setelah salah satu faktor penentu
diumumkan, beberapa kelompok keberlangsungan kehidupan
masyarakat yang berhak meminta bernegara. Pemerintahan akan
disahkan melalui referendum berjalan efektif dan normal mana
(3) Referendum Consultative kala sistem yang dipilih dan
Referendum untuk soal-soal digunakan sesuai dengan karakter
tertentu yang teknisnya rakyat kondisi sosial politik negara
tidak tahu. (2) Pada hakikatnya kajian tentang
Sistem referendum tunduk sistem pemerintahan adalah
kepada kontrol langsung dari rakyat kajian tentang bagaimana
dimana sebagai pelaksanaannya lembaga – lembaga negara
adalah dengan adanya kehendak bekerja dengan memperhatikan
rakyat melalui inisiatif publik tingkat kewenangan dan
merespon isu publik, yaitu hak pertanggungjawaban antar
publik untuk lembaga negara terdapat sistem
mengajukan/mengusulkan suatu pemerintahan dimana ada
rancangan peraturan perundang – hubungan yang erat antara
undangan kepada legislatif dan kekuasaan eksekutif dengan
eksekutif. Kelemahan sistem ini parlemen.
adalah proses yang dijalankan untuk (3) Terdapat jenis – jenis sistem
menyelenggarakan agenda pemerintahan, yaitu sisem
pemerintahan membutuhkan waktu pemerintahan Parlementer,
yang relatif lama, hal tersebut Presidensial, Campuran dan
disebabkan bahwa dalam setiap Referendum
formulasi produk legislasi yang
signifikan selalu melibatkan rakyat di SARAN
dalamnya. Sedangkan kelebihan Dalam penggunaan sistem
sistem ini adalah bahwa setiap pemerintahan, sebaiknya disarankan
masalah-masalah pemerintahan yang untuk menyesuaikan latar belakang
sangat penting dan mendasar rakyat sejarah dan situasi politik kenegaraan
langsung dilibatkan dalam yang mendukung dalam penggunaan
menentukan arah kebijakan sistem pemerintahan. Hal ini
pemerintahan. maksudkan agar sistem pemerintahan
yang digunakan sesuai dengan
KESIMPULAN kehendak dan kebutuhan politik
Berdasarkan pengkajian negara demi mencapai tujuan yang
dalam bagian pembahasan pada dinginkan oleh negara.
makalah ini maka dapat kemukakan
beberapa kesimpulan, yaitu :

Vol.3 No.2 150


CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674

DAFTAR PUSTAKA UUD 1945. Jakarta: Ghalia


A. Rahman, H. (2007). Sistem Politik Indonesia.
Indonesia. Yogyakarta: Sarundajang, S. H. (2012). Babak
Graha Ilmu. Baru Sistim Pemerintahan.
Mariana, D., Paskalina, C., & Jakarta: Kata Hasta Pustaka.
Yuningsih, N. Y. (2007). Syafiie, I. K. (2011). Pengantar Ilmu
Perbandingan Pemerintahan. Pemerintahan. Bandung: PT.
Jakarta: Universitas Terbuka. Refika Aditama.
Noor, D. (2012). Mohammad Hatta : Syafiie, I. K., & Azikin, A. (2008).
Hati Nurani Bangsa. Jakarta: Perbandingan Pemerintahan.
PT. Kompas Media Bandung: PT. Refika
Nusantara. Aditama.
Pamudji. (1988). Perbandingan
Pemerintahan. Jakarta: Bina
Aksara.
Sagala, B. (1982). Praktek Sistem
Ketatanegaraan menurut

Vol.3 No.2 151

Anda mungkin juga menyukai