Buku Pedoman Kredensial 2
Buku Pedoman Kredensial 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan sebagai profesi mempunyai ciri antara lain memiliki tubuh ilmu
pengetahuan (body of knowledge), kode etik profesi dan memberikan pelayanan yang
professional..
Sumber daya manusia perawat di rumah sakit merupakan jenis tenaga kesehatan
terbesar (jumlahnya antara 40 – 45%), memiliki jam kerja 24 jam melalui penugasan
shift serta merupakan tenaga kesehatan yang paling dekat dengan pasien melalui
hubungan profesional pasien – perawat (nurse – client relationship). Perawat memiliki
tanggung jawab dan tanggung gugat sesuai kewenangan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien dan keluarganya.
Jenis pelayanan keperawatan di RSCM terdiri dari pelayanan tersier dan kuartier,serta
merupakan rumah sakit Pendidikan dan Rujukan tingkat Nasional yang telah
terakreditasi baik JCI (Joint Comission International) maupun KARS.
Untuk itu selain Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan lain juga diperlukan perawat
yang memiliki kompetensi diatas standar, mampu berpikir kritis, selalu berkembang
serta memilki etika profesi sehingga pelayanan keperawatan dapat diberikan dengan
baik, berkualitas dan aman bagi pasien dan keluarganya.
Umum:
1
Khusus:
C. Sasaran
1. Staf keperawatan
2. Pimpinan Keperawatan
3. Unit kerja terkait
4. Decision Supporting System Group (DSSG) terkait
5. Pimpinan Rumah Sakit
6. Penyelenggara Akreditasi RS
D. Daftar Istilah :
1. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai
fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan
pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
2
7. Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselengarakan oleh perawat dalam
bentuk asuhan keperawatan.
8. Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan Kewenangan Kilinis.
9. Panitia adhoc berasal dari perawat yang tergolong sebagai mitra bestari, dapat
berasal dari RSCM, rumah sakit lain, organisasi profesi perawat, organisasi profesi
bidan, dan/atau institusi pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan
kebidanan yangmempunyai tugas khusus untuk mrnyelesaikan suatu kegiatan dan
dibubarkan setelah tugas tersebut selesai. Panitia Adhoc ditetapkan dengan SK
Direktur.
BAB II
KREDENSIAL PERAWAT
A. Proses Kredensial
Proses Kredensial diperlukan untuk menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam
memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan kepada pasien sesuai dengan
standar profesi. Proses Kredensial mencakup tahapan review, verifikasi dan
evaluasi terhadap dokumen-dokumen yang berhubungan dengan kinerja tenaga
keperawatan.
B. Tujuan Kredensial
1. Membuat kejelasan Kewenangan Klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
3
C. Kewenanganklinis
Kewenangan melakukan Asuhan Keperawatan
1. Perawat hanya dapat melakukan Asuhan Keperawatan sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki, setelah mendapatkan penugasan klinis
(clinicalprivilege) dari Direktur Utama, yang ditetapkan dengan surat
keputusan.
10. Kewenangan klinis seorang staf keperawatan tidak hanya didasarkan pada
kredensial terhadap kompetensi keilmuan dan ketrampilannya saja, akan tetapi
4
juga didasarkan pada kesehatan fisik, kesehatan mental, dan prilaku (behavior)
staf keperawatan tersebut.
5
F. Mekanisme Kerja Sub Komite Kredensial
Untuk melaksanakan tugas sub komite kredensial, maka ditetapkan mekanisme
sebagai berikut :
1. Mempersiapkan kewenangan klinis mencakup kompetensi sesuai area praktik
yang ditetapkan oleh rumah sakit.
2. Menyusun kewenangan klinis dengan kriteria sesuai dengan persyaratan
kredensial dimaksud;
3. Melakukan asesmen kewenangan klinis dengan berbagai metode yang
disepakati
4. Memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rekomendasi memperoleh
penugasan klinis dari Direktur Utama dengan cara :
a) Tenaga keperawatan mengajukan permohonan untuk memperoleh
kewenangan klinis kepada ketua komite keperawatan.
b) Ketua komite keperawatan menugaskan sub komite kredensial untuk
melakukan proses kredensial (dapat dilakukan secara individu atau
kelompok);
c) Sub komite melakukan review, verifikasi dan evaluasi dengan berbagai
metode : porto folio, asesmen kompetensi;
d) Sub komite memberikan laporan hasil kredensial sebagai bahan rapat
menentukan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan.
5. Melakukan pembinaan dan pemulihan kewenangan klinis secara berkala
6. Melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan.
BAB III
PENUTUP
6
ALUR PROSES KREDENSIAL
7
ALUR PROSES RE-KREDENSIAL
8
ALUR PROSES PENUGASAN KEMBALI
9
NURSING STAFF BY LAWS
1. Pendahuluan
2. BAB I Ketentuan Umum
3. BAB II Tujuan
4. BAB III Kewenangan Klinis
5. BAB IV Penugasan Klinis
6. BAB V Komite Keperawatan
7. BAB VI Rapat
8. BAB VII Subkomite Kredensial, Subkomite Mutu dan Subkomite Etik dan Disiplin
9. BAB VIII Peraturan Pelaksanaan Tata Kelola Klinis
10. BAB IX Tata Cara Review dan Perbaikan Peraturan Internal Staf Keperawatan
11. BAB X Penutup
Eka :
10
11