Anda di halaman 1dari 5

Gambaran Status Gizi Hipertensi Lansia

Gambaran Status Gizi Pasien Hipertensi Lansia di RSUP H. Adam Malik


Medan

The Nutritional Status of Elderly Hypertensive Patient in RSUP H. Adam


Malik
Venny Ria Pratiwi1, Zaimah Z. Tala2
1
Mahasiswa F.Kedokteran USU angkatan 2009
2
Staf Pengajar Departemen Ilmu Gizi, F.Kedokteran USU

Abstrak
Status gizi merupakan salah satu faktor resiko yang dapat mempengaruhi hipertensi. Pada
lansia, hipertensi adalah masalah kesehatan yang sering terjadi selain penyakit sendi dan katarak.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran status gizi pasien hipertensi lansia di Poli Penyakit
Dalam RSUP H. Adam Malik Medan.
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan rancangan penelitian cross sectional study,
dimana populasinya adalah seluruh pasien lansia rawat jalan, periode Juli-Agustus 2012 di Poli Penyakit
Dalam RSUP H. Adam Malik Medan. Sampel penelitian diambil dengan metode consecutive sampling
sebanyak 95 responden. Pengambilan data pribadi serta mengukur tekanan darah, berat badan, dan
tinggi badan dilakukan secara langsung. Kemudian data diolah dan dianalisis dengan program SPSS dan
disajikan dalam bentuk tabel baik frekuensi maupun tabulasi silang.
Berdasarkan hasil penelitian, responden hipertensi lansia sebagian besar berada pada
kelompok umur antara 60-74 tahun (lanjut usia) sebesar 62,1%; berjenis kelamin wanita sebesar 52,6%;
tidak bekerja sebesar 61,1%; berderajat hipertensi PreHipertensi (TDS > 120-139 mmHg atau TDD > 80-
89 mmHg) sebesar 37,9%, dan berstatus gizi obese (IMT ≥ 25) sebesar 57,9% yang mengalami
hipertensi.
Kesimpulan dari penelitian, status gizi pada lansia merupakan salah satu faktor resiko dari
hipertensi yang perlu mendapatkan perhatian dan program promosi kesehatan untuk mencegah
timbulnya komplikasi.
Kata kunci: status gizi, hipertensi, lansia

Abstract
Nutritional status is one of the risk factor that can affected hypertension. In the elderly,
hypertension is a common health problem in addition to joint disease and cataracts. The aims of this
study is to describe the nutritional status of elderly hypertensive patients in Poly Medicine RSUP H.
Adam Malik Medan.
This study is a descriptive cross sectional study research design and the population are all the
ambulatory elderly patients, from the period of July-August 2012 in Poly Medicine RSUP H. Adam Malik
Medan. The research sample was taken with a consecutive sampling method, the total is 95
respondents. Retrieval of personal data as well as blood pressure, weight, and height was taken directly.
And then all data were processed and analyzed using the SPSS program and presented in tabular form
both the frequency and cross tabulation..
Based on the results of the study, respondents were mostly in the age group between 60-74
years (elderly) for 62.1%; a female group for 52.6%; not working group for 61.1%; prehypertension
group (TDS > 120-139 mmHg or TDD> 80-89 mm Hg) for 37.9%, and the nutritional status of obese (BMI
≥ 25) was 57.9% with hypertension.
The conclusion of the study, the nutritional status of the elderly is one of the risk factors of
hypertension that need attention and health promotion programs to prevent the onset of
complications.

Keywords: nutritional status, hypertension, elderly

e-Jurnal FK USU, Vol 1 No 1 (Februari 2013) 1


Gambaran Status Gizi Hipertensi Lansia

Pendahuluan Penelitian yang dilakukan bersifat


Menurut Departemen Kesehatan, secara deskriptif dengan rancangan penelitian cross
alamiah proses penuaan akan mengakibatkan sectional study, dimana populasinya adalah
kemunduran kemampuan fisik dan mental seluruh pasien lansia rawat jalan dalam periode
seseorang. Umumnya lebih banyak gangguan Juli-Agustus 2012 di Poli Penyakit Dalam RSUP
organ tubuh yang sudah dikeluhkan oleh lansia H. Adam Malik Medan. Sampel penelitian
(Departemen Kesehatan, 2008). Dan menurut diambil dengan metode consecutive sampling
hasil studi yang telah dilakukan, salah satu (non probability sampling) dan dari hasil
masalah kesehatan yang sering terjadi pada perhitungan dengan rumus, diperoleh jumlah
lansia adalah hipertensi atau tekanan darah sampel sebanyak 95 responden.
tinggi. Dan beberapa faktor resiko yang dapat Sebelumnya peneliti akan mengajukan
mempengaruhi hipertensi antara lain: umur, permohonan izin penelitian kepada Komisi Etik
jenis kelamin, merokok, stress, konsumsi Penelitian Kesehatan (Ethical Clearance) dan
alkohol, konsumsi garam, pendapatan, status juga kepada Direktur RSUP H. Adam Malik
gizi, dan obesitas (Andriani, 2011). Medan. Setelah adanya persetujuan maka
Menurut Seventh Report of the Joint penelitian dilakukan dengan mengambil data
National Committee on Prevention, Detection, primer sampel. Sebelum data diambil, sampel
Evaluation, and Treatment of High Blood penelitian yang diperiksa harus memenuhi
Pressure, umumnya tekanan darah bertambah semua kriteria yang telah ditetapkan dalam
secara perlahan dengan bertambahnya umur. penelitian ini yaitu pasien yang datang berobat
Risiko untuk menderita hipertensi pada jalan ke Poli Penyakit Dalam berusia > 45 tahun
populasi ≥ 55 tahun yang tadinya tekanan dan hasil pengukuran tekanan darah > 120/80
darahnya normal adalah 90%. Sampai dengan mmHg, mampu berdiri sendiri untuk dapat
umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak menderita dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi
hipertensi dibanding perempuan. Dari umur 55- badan dan bersedia menjadi responden dengan
74 tahun, sedikit lebih banyak perempuan menandatangani informed consent. Adapun
dibandingkan laki-laki yang menderita data primer sampel terdiri dari identitas
hipertensi. Pada populasi lansia (umur ≥ 60 responden, hasil dari pengukuran berat badan,
tahun), prevalensi untuk hipertensi sebesar tinggi badan dan tekanan darah secara
65,4% (Joint National Committee VII, 2003). langsung.
Dari hasil penelitian pada penderita Pengukuran berat badan dilakukan dengan
obesitas atau kelebihan berat badan ,resiko menggunakan alat timbangan berkapasitas 120
menderita hipertensi lebih besar dibandingkan kg merk Smic dengan tingkat ketelitian 0,5 kg
orang yang kurus. Resiko terjadi hipertensi dalam satuan kg dan pengukuran tinggi badan
pada individu yang semula normotensi dengan menggunakan alat ukur tinggi badan
bertambah dengan meningkatnya berat badan. berkapasitas panjang 200 cm dengan tingkat
Status gizi juga mempengaruhi tingkat ketelitian 0,5 cm dalam satuan cm, dimana alat
kekambuhan pada pasien hipertensi yang digunakan telah dikalibrasi terlebih
dikarenakan tanpa diimbangi gizi yang adekuat dahulu. Selanjutnya hasil pengukuran
maka akan terjadi kekurangan energi yang akan diformulasikan ke dalam rumus IMT yaitu hasil
menyebabkan peningkatan aliran darah pembagian antara pengukuran berat badan
(Suarthana, Tarigan, Kaligis, Sandra, Purwanta dalam satuan kg dengan tinggi badan kuadrat
& Hadi, 2001). dalam satuan m2. Sedangkan pengukuran
Berdasarkan uraian di atas peneliti tekanan darah dilakukan dengan menggunakan
tertarik untuk mengetahui dan meneliti lebih alat Sphygmomanometer air raksa merk Reister
jauh mengenai gambaran status gizi pasien dan stetoskop merk Spirit dalam satuan mmHg.
hipertensi lansia di Poli Penyakit Dalam RSUP H. Untuk mendapatkan hasil yang akurat,
Adam Malik Medan. Secara khusus juga untuk dibutuhkan pengolahan dan analisis data
mengetahui karakteristik pasien hipertensi secara tepat. Pada penelitian ini, pengolahan
lansia berdasarkan umur, jenis kelamin, derajat data dilakukan dengan: editing, coding, entry
hipertensi dan status gizi di Poli Penyakit Dalam data ke dalam program computer Statistic
RSUP H. Adam Malik Medan. Package for Social Science (SPSS) untuk
disimpan serta dianalisis.
Metode

e-Jurnal FK USU, Vol 1 No 1 (Februari 2013) 2


Gambaran Status Gizi Hipertensi Lansia

responden terbanyak mengalami PreHipertensi


Hasil dan pembahasan yaitu sebanyak 22,1%. Sedangkan pada
Dari seluruh sampel, responden kelompok responden yang berjenis kelamin
terbanyak berada pada kelompok usia 60-74 pria yaitu sebanyak 47,4% terdapat responden
tahun (lanjut usia) yaitu sebanyak 62,1% dan terbanyak mengalami Hipertensi derajat 1 yaitu
pada kelompok ini responden terbanyak sebanyak 20%. Dari seluruh sampel, responden
mengalami Hipertensi derajat 1 yaitu sebanyak terbanyak berada pada kelompok mengalami
25,3%. Dari seluruh sampel, responden PreHipertensi yaitu sebanyak 37,9% dan pada
terbanyak adalah berjenis kelamin wanita yaitu kelompok ini sebagian besar responden
sebanyak 52,6% dan pada kelompok ini berstatus gizi obese yaitu sebanyak 22,1%.

Tabel 1. Deskripsi karakteristik responden

Karakteristik Responden n (%)


Umur
45-59 27 28,4
60-74 59 62,1
75-90 9 9,5
Jenis Kelamin
Wanita 50 52,6
Pria 45 47,4
Derajat Hipertensi
PreHipertensi 36 37,9
Hipertensi derajat 1 35 36,8
Hipertensi derajat 2 24 25,3
Status Gizi
Underweight 7 7,4
Normal 18 18,9
Overweight 15 15,8
Obese 55 57,9

Dari hasil analisa status gizi responden dibandingkan dengan individu dengan berat
penelitian diketahui bahwa status gizi pasien badan normal (Suarthana, Tarigan, Kaligis,
hipertensi lansia di Poli Penyakit Dalam RSUP H. Sandra, Purwanta & Hadi, 2001).
Adam Malik Medan periode Juli-Agustus tahun Dari hasil analisa berdasarkan jenis
2012 sebagian besar termasuk dalam kategori kelamin responden wanita lebih dominan
obese dengan persentase sebesar 57,9%, dalam mengalami hipertensi daripada responden pria
kategori Normal sebesar 18,9%, sedangkan dengan persentase sebesar 52,6%. Hasil
kategori overweight sebesar 15,8%, dan hanya penelitian Oktora (2007) mengenai gambaran
7,4% responden yang berstatus gizi penderita hipertensi yang dirawat inap di
underweight. Berdasarkan hasil penelitian yang bagian penyakit dalam RSUD Arifin Achmad
telah dilakukan sebelumnya, pada penderita Pekanbaru tahun 2005, juga mendukung hasil
obesitas atau kelebihan berat badan, beresiko penelitian ini yaitu didapatkan penderita
lebih besar menderita hipertensi dibandingkan hipertensi meningkat secara nyata pada
orang yang kurus. Obesitas atau kegemukan kelompok umur 45-54 tahun yaitu sebesar
merupakan faktor resiko yang sering dikaitkan 24,07% dan mencapai puncaknya pada
dengan hipertensi. Resiko terjadi hipertensi kelompok umur ≥ 65 tahun yaitu sebesar
pada individu yang semula normotensi 31,48%. Jika dibandingkan antara pria dan
bertambah dengan meningkatnya berat badan. wanita didapatkan wanita lebih banyak
Individu dengan kelebihan berat badan 20% menderita hipertensi yaitu sebesar 58,02% dan
memiliki risiko 3 – 8 kali lebih tinggi pria sebesar 41,98%.

e-Jurnal FK USU, Vol 1 No 1 (Februari 2013) 3


Gambaran Status Gizi Hipertensi Lansia

Tabel 2. Distribusi umur dan Jenis kelamin berdasarkan derajat hipertensi responden

Derajat Hipertensi Total


PreHipertensi Hipertensi Hipertensi Total (%)
derajat I derajat II
n (%) n (%) n (%)
Umur
45-59 11 11,6 7 7,4 9 9,5 27 28,4
60-74 23 24,2 24 25,3 12 12,6 59 62,1
75-90 2 2,1 4 4,2 3 3,2 9 9,5
Jenis Kelamin
Wanita 21 22,1 16 16,8 13 13,7 50 52,6
Pria 15 15,8 19 20,0 11 11,6 45 47,4
Total 36 37,9 35 36,8 24 25,3 95 100,0

Tabel 3. Distribusi derajat hipertensi berdasarkan status gizi responden

Derajat Hipertensi Status Gizi Total


Underweight Normal Overweight Obese Total (%)
N (%) n (%) n (%) n (%)
PreHipertensi 1 1,1 5 5,3 9 9,5 21 22,1 36 37,9
Hipertensi derajat I 4 4,2 6 6,3 5 5,3 20 21,1 35 36,8

Hipertensi derajat II 2 2,1 7 7,4 1 1,1 14 14,7 24 25,3


Total 7 7,4 18 18,9 15 15,8 55 57,9 95 100,0

Menurut Kumar, Abbas dan Fausto Dalam RSUP H. Adam Malik Medan,
(2005) pada dasarnya prevalensi terjadinya sebagian besar responden lanjut usia
hipertensi pada wanita sama dengan pria. berada pada kelompok umur antara
Namun sebelum mengalami menopause, 60-74 tahun sebesar 62,1%.
wanita terlindungi dari penyakit kardiovaskular 2. Berdasarkan distribusi jenis kelamin
karena aktivitas hormon estrogen yang pasien hipertensi lansia di Poli
berperan dalam meningkatkan kadar High Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik
Density Lipoprotein (HDL). Kadar kolesterol HDL Medan, sebagian besar responden
yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam lanjut usia yang mengalami hipertensi
mencegah terjadinya proses aterosklerosis. berjenis kelamin wanita sebesar
Pada premenopause wanita mulai kehilangan 52,6%.
sedikit demi sedikit hormon estrogen yang 3. Berdasarkan distribusi derajat
selama ini melindungi pembuluh darah dari hipertensi pasien hipertensi lansia di
kerusakan. Proses ini terus berlanjut di mana Poli Penyakit Dalam RSUP H. Adam
jumlah hormon estrogen tersebut makin Malik Medan, sebagian besar
berkurang secara alami seiring dengan responden lanjut usia berderajat
meningkatnya usia, yang umumnya umumnya hipertensi prehipertensi sebesar
mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun. 37,9%.
4. Berdasarkan distribusi status gizi
pasien hipertensi lansia di Poli
Simpulan dan saran Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik
Dari hasil penelitian dan uraian dari Medan, sebagian besar responden
pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai lanjut usia berstatus gizi obese sebesar
berikut: 57,9%.
1. Berdasarkan distribusi umur pasien Dari seluruh proses penelitian yang
hipertensi lansia di Poli Penyakit telah dilakukan oleh peneliti dalam

e-Jurnal FK USU, Vol 1 No 1 (Februari 2013) 4


Gambaran Status Gizi Hipertensi Lansia

menyelesaikan penelitian ini, maka ada and Cotran Pathologic Basis of Disease,
beberapa saran yang ingin diungkapkan dan 7th edition. Philadelpia: Elsevier
berharap agar dapat bermanfaat bagi semua Saunders.p 528-529.
pihak yang berperan dalam penelitian ini, yaitu: Oktora, R, 2007. Gambaran Penderita
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut Hipertensi yang Dirawat Inap di Bagian
tentang status gizi pasien hipertensi Penyakit dalam RSUD Arifin Achmad
lansia berdasarkan data jumlah asupan Pekanbaru Periode Januari Sampai
makan sehari-hari. Desember 2005. FK UNRI.
2. Perlu ditingkatkan peranan tenaga Suarthana E, Tarigan IFA, Kaligis MF, Sandra A,
kesehatan baik di rumah sakit, di Purwanta D, dan Hadi S, 2001.
klinik, Puskesmas dan Dinas Kesehatan Prevalensi Hipertensi pada Ibu Rumah
dalam memberikan program promosi Tangga dan Faktor-faktor Gizi yang
kesehatan dan penyuluhan (peranan Berhubungan di Kelurahan Utan Kayu
pojok gizi dalam memberikan Jakarta Timur. Majalah Kedokteran
konseling mengenai pola diet pada Indonesia.
penderita hipertensi).
3. Bagi pasien hipertensi lansia, perlunya
pemeriksaan tekanan darah, berat
badan dan pengobatan secara rutin,
dan menjalani pola hidup yang sehat.
Perlu juga dilakukan perbaikan gizi,
khususnya pasien dengan berat badan
lebih dan obese untuk menurunkan
berat badan, menghindari asupan
garam yang tinggi juga melakukan
latihan atau aktivitas fisik secara
teratur dan menghentikan konsumsi
alkohol dan rokok demi menurunkan
resiko komplikasi. Sedangkan untuk
pasien dengan status gizi normal,
disarankan untuk tetap
mempertahankan kondisinya sehingga
tidak berubah status gizinya menjadi
berat badan lebih ataupun obese.

Daftar Pustaka
Andriani, M, 2011. Hubungan Status Gizi
dan Kebiasaan Hidup dengan
Kejadian Hipertensi di Puskesmas
Kedurus Surabaya Silvylia Tias Asih.
Universitas Airlangga Surabaya.
Departemen Kesehatan, 2008. Jumlah
Penduduk Lanjut Usia Meningkat. Jakarta:
Kementrian Kesehatan RI. Available from:
http://www.depkes.go.id. [Accessed 10
April 2012]
Joint National Committee,. 2003. Prevention,
detection, evaluation, and treatment
of high blood pressure.7 th report.
Maryland : U.S. Departement of Health
and Human Services.
Kumar V, Abbas AK, Fausto N, 2005.
Hypertensiv Vascular Disease. Robn

e-Jurnal FK USU, Vol 1 No 1 (Februari 2013) 5

Anda mungkin juga menyukai